Share

Pembagian Kamar

Penulis: Sugianti Bisri
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-04 21:27:31

Bu Nur dan ibunya Tiara itu berteman baik. Rekan satu profesi dan punya nasib yang sama dalam membina rumah tangga. Sama seperti Bu Nur, Papanya Tiara juga meninggalkan ibunya demi wanita lain. Entah dimana dia sekarang, Tiara juga tidak tahu keberadaan ayah kadungnya itu.

Bu Nur juga yang punya ide menjodohkan Fahmi dan Tiara. Saat Mamanya Tiara pensiun dan memilih kembali ke kampung, mereka menikahkan anak-anaknya. Jadi Tiara tinggal di rumah Bu Nur bersama suaminya.

“Ma, aku tidak akan menceraikan Tiara. Aku  akan tetap memenuhi kebutuhan dia dan juga anak-anak. Makanya aku ijinkan Melly membuaka usaha. Ada  lima kepala yang harus aku hidupi dan sebentar lagi anak Melly lahir. Itu semua tidak akan cukup jika hanya mengandalkan gaji aku sebagai PNS, Ma!”

“Iya, Mama tahu,”

Bu Nur mengangguk.

“Tapi penghasilan PNS daerah dengan di sini kan beda. Selain gaji pokok dan tunjangan anak istri, kau juga akan mendapat tunjangan kerja dari pemda, bisa dua kali lipat dari gajimu. Belum lagi uang serifikasi. Jadi jangan terburu-buru begini, nak. Kalau kau bongkar kamar depan…,”

Bu Nur masih belum tega kalau minta Tiara lagi yang harus mengalah. Harus pindah kamar karena Melly memilih yang di depan.

“Ma, kita sudah sepakat,kan?”

Fahmi langsung menyela karena sudah membahas masalah ini tadi dan tidak ada yang keberatan.

“Aku bisa pindah ke sini karena Mamanya Melly. Dia habis puluhan juta, Ma. Jadi kalau dia buka usaha dan modalnya juga dari mereka, kenapa tidak kita dukung. Melly itu seperti ibunya. Dia tidak bisa hidup dengan mengandalkan uang dari suami,”

Bu Nur terdiam. Dia tidak bisa menolak keinginan anaknya secara terang-terangan ketika di depan Melly dan ibunya karen posisinya yang sulit. Kemana dia harus berpihak, itu akan menyakiti salah satu menantunya.

“Aku belum bisa beli rumah, Ma. Jadi aku minta maaf jika merepotkan mama lagi. Fahmi harus membongkar rumah ini menjadi tempat usaha sekaligus tempat tinggal istri-istriku,”

“Bukan masalah kau mau membongkar rumah ini, Fahmi,”

“Iya, Fahmi faham,”

Fahmi tahu apa yang menjadi pikiran Mamanya. Tidak hanya bagaimana Mama akan menjelaskan semua ini pada Mamanya Tiara tapi ini menyakut mental Mamanya ketika para tetangga mereka akan bertanya, siapa Melly, kenapa Fahmi kawin lagi, dan lain-lain.

Fahmi merasa, apa yang sudah dia perbuat ini mebuat beban hidup Mamanya makin berat.

“Kamu anak mama satu-satunya. Kelak, rumah ini juga akan menjadi milikmu sepenuhnya. Tapi begini, Nak. Kalau Kamar depan di bongkar, kamar kita tinggal tiga. Anak-anak sudah pada besar dan pastinya, Fattan dan Fadlan butuh kamar sendiri. Lalu Tiara dan Melly akan tidur di mana?”

Fahmi tidak lekas menjawab. Sepertinya dia memikirkan baik-baik apa yang dikatakan oleh Mamanya. Lama keduanya diam dan hanya suara TV yang terdengar di ruangan itu,

Meskipun begitu, Tiara yang sejak tadi berdiri di balik pintu kamar mendengar semua pembicaraan Fahmi dan Mamanya. Dia menahan diri untuk tidak keluar dan mencerna semua kata-kata yang masuk ke telinganya.

Apa yang dikatakan Bu Nur benar. Sekarang ini bukan hanya kesedihannya saja yang dipikirkan. Bagaimana sakit hatinya ketika mendapati tiba-tiba suaminya datang dengan wanita yang sudah dinikahi secara diam-diam. Wanita yang sudah empat tahun menjadi madunya dan kini akan melahirkan darah daging suaminya.

Tapi kesehatan Mamanya lebih penting dari semua ini. Fahmi itu menantu kesayangan mamanya. Tiara yang anak semata wayang, anak yang dibesarkan penuh kasih sayang oleh Dahlia,  teman kerjanya Bu Nur menerima perjodohan orang tuanya karena dia tahu bagaimana hubungan Mamanya dan Bu Nur,

Keduanya sudah seperti saudara sendiri. Tiara juga sudah mengenal Fahmi sejak kecil. Jadi ketika tahu kalau pria itu akan menjadi suaminya, dia tidak menolak.

Fahmi anak yang baik, anak yang patuh pada orang tua. Meskipun pada waktu itu Fahmi belum mapan secara ekonomi tapi Tiara bisa terima. Dia tahu kalau Fahmi pria yang  cerdas dan pekerja keras.

Tiara juga berpikir. Karena Fahmi dibesarkan ditengah keluarga broken home seperti dirinya, Fahmi pasti akan menghargai keluarga yang akan mereka bina. Akan menjunjung tinggi arti sebuah pernikahan karena dia tahu bagaimana kesedihan ibunya ketika ditinggal begiu saja oleh ayahnya.

Lebih tepatnya, Tiara berpikir kalau Fahmi itu pria yang dewasa karena masalah keluarganya yang pelik. Tak ubah seperti dirinya. Mungkin dari pelajaran hidup yang mereka alami, ke depannya rumah tangga yang mereka bina akan baik-baik saja.

“Ma…jangan ijinkan Melly membuat warung nasi di sini!’

Tiara berdoa dalam hati. Dia berharap ibu mertuanya itu tetap bersikap bijak padanya meskipun tanpa diminta.

“Kalau sampai itu terjadi, bagaimana jika Mama datang ke sini dan tahu semuanya?”

Tidak ada yang tahu kalau diam-diam Tiara sudah mengambil keputusan. Dia tidak akan menceritakan kalau dirinya sudah dimadu oleh Fahmi pada Mamanya. Dia  akan menutupi kebejatan suaminya demi kesehatan mental mamanya.

Sekarang ini Bu Dahlia kena struk ringan yang menyebabkan dia tidak mungkin bepergian jauh. Sejak Fahmi merantau, Tiara memang tidak pernah pulang. Dia hanya mengobati kerinduannya dengan mamanya dengan ngobrol di telpon.

Bu Dahlia juga tidak tahu kalau selama itu anaknya tidak mendapat kabar atau dikirim uang bulanan oleh Fahmi. Selain Tiara menutup rapat-rapat aib suaminya, Bu Nur juga tidak mau kelakuan anak yang sempat dia bangga-banggakan akan bertanggung jawab pada anak kesayangan sahabatnya itu akan menjadi tidak tahu diri seperti ini.

Tiara merapatkan kembali telinganya ke daun pintu ketika sudah mendengar suara Bu Nur.

“Mamanya Tiara kena struk. Tak lama setelah kau pergi, dia jatuh di kamar mandi dan sempat pingsan ketika mau di bawa ke rumah sakit. Sampai sekarang  ga bisa jalan dan dia juga ga bisa bepergian jauh. Tante Lia tidak tahu kalau selama kau pergi, Tiara tidak menerima kabar atau uang darimu. Setiap bulan dia kirim uang untuk bantu-bantu beli susu Fattan dan adik-adiknya. Coba kau pikir, Mama harus bilang apa kalau Tante Lia tahu semua ini,”

“Kau tidak hidup sendiri, Nak. Selain kau, Tiara dan Melly, kita juga hidup ditengah-tengah keluarga dan masyarakat yang tidak mungkin kita tutup matanya satu persatu. Yang tidak mungkin kita larang untuk tidak membicarakan hubungan kalian. Tentang hubungan kalian yang sangat tidak umum ini, Nak!”

“Ma, aku minta maaf,”

“Kau sangat ingin jadi PNS, kan. Sekarang impian itu sudah kau capai. Bahkan kau juga sudah mendapatkan apa yang kau inginkan. Kau juga bisa pindah ke sini karena bantuan keluarga istri mudamu. Tapi satu yang kau lupakan, Nak!”

Fahmi belum sempat berkomentar tapi Bu Nur Sudah melanjutkan kembali kata-katanya

“Bagaimana jika Tiara melaporkan kamu ke atasan dan kau dipecat?”

“Apa yang sudah kau dapat dengan bersusah payah dan membuat semua jadi seperti ini, akan lepas dalam sekejap mata saja, Fahmi!”

“Tiara itu istri sahmu, sangat mungkin sekali laporan dia akan diproses kalau kau nikah lagi tanpa sepengetahuan dia. Itu sangat bernahaya Fahmi!”

Bab terkait

  • Tergusur Dari Rumah Mertua   Tiara Tidak Sejahat itu

    “Tiara tidak akan melakukannya, Ma!” kata Fahmi dengan begitu yakinnya setelah keduanya diam cukup lama.Bu Nur benar-benar takut akan hal ini. Apa yang sudah dicapai Fammi dengan bersusah payah akan lepas begitu saja jika apa yang dia pikirkan itu terjadi. Dan Bu Nur rasa, perkara ini belum disadari oleh Fahmi, Melly dan keluarganya.“Kenapa tidak? Dia memang pendiam dan sangat patuh pada kau dan Mama. Tapi kalau dia sakit hati, apa kau bisa jamin dia tidak melakukan itu untuk menghancurkan kau dan Melly?”“Jika kau pengangguran dan tanggunaganmu juga banyak, apa kau pikir Melly masih mau denganmu? Kau tidak hanya akan kehilangan pekerjaanmu tapi kau akan kehilangan istri-istrimu,”“Ma, itu tidak akan terjadi. Percayalah!”“Tiara tidak sejahat itu!”Meskipun hatinya gentar mendengar apa yang dikatakan Mamanya, dia tetap berusaha agar Mamanya tidak panik. Jujur, dia tidak berpikir sampai ke sana karena yang dia tahu, Tiara itu anak yang patuh dan dia juga tidak faham dengan urusan ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-05
  • Tergusur Dari Rumah Mertua   Pagi Yang Cukup Tegang

    Tiara sudah bangun sejak jam lima pagi tapi dia masih diam di tempat tidur karena tidak tahu apa yang harus dia lakukan pagi ini.Dia ingin keluar untuk menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya tapi dia tahu kalau Fahmi masih ada di rumah. Karena dia tidak mau melihat suaminya lah, dia enggan beranjak dari kamar.Pun ketika si bungsu bangun dan minta ke kamar mandi untuk pipis, Tiara malah menyuruh anak yang masih berumur tiga tahun itu keluar dari kamar.“Ada Nenek di belakang. Pipis sendiri, ya!”Tayana yang belum tahu ada apa dengan orang tuanya itu dengan patuh turun dari tempat tidur dan dengan langkahnya yang menggemaskan langsung berlari ke luar.Pintu kamar terbuka. Fahmi yang masih duduk di ruang tengah usai sholat subuh langsung menangkap sesosok anak kecil yang lucu dan menggemaskan berlari menuju ke dapur.Tanaya sempat menahan langkahnya karena melihat Fahmi. Ketika Fahmi mengulurkan kedua tangannya dan ingin menangkapnya, secara refleks anak itu menghindar.“Nenek!” dia lan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08
  • Tergusur Dari Rumah Mertua   Kurang Satu

    Melly terus membereskan barang bawaannya sambil menjelaskan, apa-apa saja yang dia beli untuk sarapan hari ini. Dia seakan tidak peduli dengan tatapan heran Bu Bur. “Aku lihat daftar menu di hotel dan harganya juga cukup terjangkau. Jadi setelah aku pikir-pikir, daripada sarapan berdua saja di sana, aku pesan sekalian untuk semua keluarga,” “Ma, rendang yang sekilo tadi mana?” Dia bertanya sambil memandang plastik yang di tenteng Mamanya. Karena sudah diingatkan oleh anaknya, Bu Nung meletakkan platik itu ke atas meja dan mengeluarkan isinya. Masing-masing kantong berisi dua kotak berukuran besar. “Ini rendang asli, Ma. Kayaknya enak, jadi aku pesen sekalian buat kita semua,” katanya saat membuka kotak yang pertama. “Ini ayam goreng serundeng. Mungkin anak-anak ga suka rendang, jadi aku pesen khusus paha dan dada untuk mereka,” “Ada empal juga, masih fresh nih. Kata kokinya baru dimasak tadi sore. Mas Fahmi suka banget empal yang model begini. Aku suka buatkan buat bekal mak

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08
  • Tergusur Dari Rumah Mertua   Panggil Mommy

    “Fattan, makan yang banyak biar sehat!” seru Melly ketika melihat anak sulung suaminya itu makan dengan lahapnya. Satu porsi bubur ayam lengkap ditambah satu potong paha ayam goreng, habis dilahapnya dalam beberapa detik saja. Melly terlihat sangat senang. Meskipun anak-anaknya Fahmi masih cangcung dengannya tapi mereka tidak malu-malu makan bersama dirinya. “Mau nambah?” Fattan menggeleng dengan ragu. Dia menolak tawaran itu bukan karena sudah kenyang tapi karena tidak biasa makan dalam porsi yang banyak. Setiap makan, baik Nenek maupun Mamanya selalu membagi-bagi lauk untuknya dan kedua adiknya. Selama ini mereka berlima hidup hanya mengandalkan uang pensiun Bu Nur saja. Uang yang tidak seberapa jumlahnya itu harus dibagi-bagi untuk uang susu dan kebutuhan lainnya. Sudah bisa ditebak, bagaimana menu yang terhidang di meja ini setiap harinya. Yang Fattan ingat, seumur-umur dia belum pernah makan semewah ini. Tiara tidak punya uang sendiri, dia juga tidak pernah mengajak anaknya

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-12
  • Tergusur Dari Rumah Mertua   Menelpon Ibu

    “Tia, Kau mau ke mana?” tanya Bu nur sekali lagi. Dia khawatir kalau anak menantunya itu tidak mendengar pertanyaannya, jadi dia mengulanginya sekali lagi. “Aku mau ke wartel, Ma!” “Ke wartel?” Bu Nur makin kaget. Seumur-umur Tiara belum pernah pergi ke tempat seperti itu. Kalau dia mau gobrol sama Mamanya, kalau tidak menggunakan telpon rumah, pasti menggunakan HP jadulnya. “Ada seseorang yang mau aku telpon,” sahut Tiara. Dia menyebut seseorang dan Bu Nur tahu kalau Tiara tidak mau menyebut identitasnya. Karena situasinya tidak mungkin untuk bertanya lebih banyak, Bu Nur akhirnya membiarkan Tiara yang pergi seorang diri saja. Anak-anak sedang berbagi makanan yang dibawa oleh Melly,jadi tidak ada yang sadar kalau Tiara pergi. Termasuk Tanaya yang biasanya tidak bisa tinggal dari Tiara, kini sibuk dengan coklat batangan yang dibagi untuknya. Meskipun sedih, Tiara merasa diuntungkan juga. Jadi dia bisa pergi sebentar tanpa anak-anak untuk melepaskan kepenatan yang membuat kepalany

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-12
  • Tergusur Dari Rumah Mertua   Kejutan Untuk Fahmi

    “Apa itu?” selidik ibunay tidak sabar. “Kau bukin ibu deg-degan aja, sayang!” “Mas Fahmi tidak hanya pulang, Bu. Tapi dia sudah mengurus mutasinya ke Jakarta,” “Oh….cepet sekali!” tidak bisa dipungkiri, Bu Dahlia sangat terkejut mendengan berita ini. “Dia baru empat tahun jadi PNS, bulan depan pas tapi sudah mengurus pindah. Fahmi benar-benar hebat, kau tidak salah memilih suami, sayang,” Tiara terdiam. Dia bingung harus menanggapi apa. “PAdahal Ibu baru saja kepikiran soal itu. Ibu ga tega melihat kau jauh dari Fahmi. Mungkin karena niatnya yang begitu kuat untuk kumpul kembali keluarga, agar ga sering- sering meninggalkan kalian, dia bekerja dengan giat mengumpulkan uang untuk mengurus kepindahan ini. Tia, Ibu benar-benar terharu. Fahmi itu sama seperti ayahnya, pria yang ulet mencari nafkah untuk keluarga. Kau harus menghargai pengorbanan dia. Jangan ungkit kenapa dia tidak pernah memberi kaba r karena kita sudah tahu jawabannya,” “Iya, Ma,” sahutnya lesu. Tadinya Tiara ing

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-12
  • Tergusur Dari Rumah Mertua   Kejutan dari Suami

    Sejak membaca SMS Mas Fahmi di HP ibu mertuanya, hati Tiara langsung berbunga-bunga. Dia mendapat kabar yang sangat mebahagiakan hatinya. Hari ini suaminya akan pulang, dia memberi kabar kalau sedang dala perjalanan menuju Jakarta.Tiara langsung mempersiapkan penampilannya. Mendadani dirinya sebaik mungkin untuk menyenangkan suami. Luar dalam dia rapikan dan dibuat wangi agar memesona.Dia juga anak-anaknya. Maklum, waktu ini yang sudah ditunggunya. Yang selalu dia panjatkan dalam setiap doanya karena sudah empat tahun lamanya Mas Fahmi tidak pulang. Tepatnya ketika dia diangkat menjadi PNS dan ditugaskan ke pulau terluar dan terpencil.Sore itu, Tiara mengenakan mini dres berwarna putih tulang dengan barisan kancing dengan warna senada di bagian depannya. Baju terbaik yang dimilikinya ini adalah baju pemberian Mas Fahmi saat lamaran, tujuh tahun yang lalu.“Tia, anak-anak sudah makan dan mereka lagi mandi,” Bu Nur datang ke kamarnya, mengagetkan Tiara yang tengah merapikan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-18
  • Tergusur Dari Rumah Mertua   Pelakor Yang Sombong

    Dihujani pertanyaan seperti itu, Fahmi masih tidak bergeming dari tempat duduknya. Dia juga tidak membuka suara meskipun Melly sudah menatapnya. Memberi kode pada suaminya untuk menjelaskan semuanya pada Tiara."Kenapa diam?" Tiara makin emosi karena sikap diamnya Fahmi dan gayanya Melly yang begitu tenang.Wanita itu seolah tanpa dosa, memandang Taira dan suaminya secara bergantian."Mas!"Pekik Tiara."Apa salahnya aku sampai kau juga membawa pelakor ini ke rumah?""Tiara!" Tegur Bu Nur.Dia terpaksa angkat suara karena Tiara sudah teriak di depan anak-anak untuk mengungkapkan kekesalannya. Mana bisa Bu Nur melihat situasi itu. Ketiga cucunya nangis sambil memeluk Taira.Bu Nur tidak mau anak-anak yang masih polos itu melihat pertengkaran orang tuanya.Bu Nur tahu. Tiara semakin dikuasai amarah, suaranya membuat resah Bu Nur. Tak ingin keributan anak dan mantunya itu didengar tetangga, dia langsung menengahi."Jangan teriak-teriak begitu. Kita bisa bicarakan ini baik-baik,""Mas

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-18

Bab terbaru

  • Tergusur Dari Rumah Mertua   Kejutan Untuk Fahmi

    “Apa itu?” selidik ibunay tidak sabar. “Kau bukin ibu deg-degan aja, sayang!” “Mas Fahmi tidak hanya pulang, Bu. Tapi dia sudah mengurus mutasinya ke Jakarta,” “Oh….cepet sekali!” tidak bisa dipungkiri, Bu Dahlia sangat terkejut mendengan berita ini. “Dia baru empat tahun jadi PNS, bulan depan pas tapi sudah mengurus pindah. Fahmi benar-benar hebat, kau tidak salah memilih suami, sayang,” Tiara terdiam. Dia bingung harus menanggapi apa. “PAdahal Ibu baru saja kepikiran soal itu. Ibu ga tega melihat kau jauh dari Fahmi. Mungkin karena niatnya yang begitu kuat untuk kumpul kembali keluarga, agar ga sering- sering meninggalkan kalian, dia bekerja dengan giat mengumpulkan uang untuk mengurus kepindahan ini. Tia, Ibu benar-benar terharu. Fahmi itu sama seperti ayahnya, pria yang ulet mencari nafkah untuk keluarga. Kau harus menghargai pengorbanan dia. Jangan ungkit kenapa dia tidak pernah memberi kaba r karena kita sudah tahu jawabannya,” “Iya, Ma,” sahutnya lesu. Tadinya Tiara ing

  • Tergusur Dari Rumah Mertua   Menelpon Ibu

    “Tia, Kau mau ke mana?” tanya Bu nur sekali lagi. Dia khawatir kalau anak menantunya itu tidak mendengar pertanyaannya, jadi dia mengulanginya sekali lagi. “Aku mau ke wartel, Ma!” “Ke wartel?” Bu Nur makin kaget. Seumur-umur Tiara belum pernah pergi ke tempat seperti itu. Kalau dia mau gobrol sama Mamanya, kalau tidak menggunakan telpon rumah, pasti menggunakan HP jadulnya. “Ada seseorang yang mau aku telpon,” sahut Tiara. Dia menyebut seseorang dan Bu Nur tahu kalau Tiara tidak mau menyebut identitasnya. Karena situasinya tidak mungkin untuk bertanya lebih banyak, Bu Nur akhirnya membiarkan Tiara yang pergi seorang diri saja. Anak-anak sedang berbagi makanan yang dibawa oleh Melly,jadi tidak ada yang sadar kalau Tiara pergi. Termasuk Tanaya yang biasanya tidak bisa tinggal dari Tiara, kini sibuk dengan coklat batangan yang dibagi untuknya. Meskipun sedih, Tiara merasa diuntungkan juga. Jadi dia bisa pergi sebentar tanpa anak-anak untuk melepaskan kepenatan yang membuat kepalany

  • Tergusur Dari Rumah Mertua   Panggil Mommy

    “Fattan, makan yang banyak biar sehat!” seru Melly ketika melihat anak sulung suaminya itu makan dengan lahapnya. Satu porsi bubur ayam lengkap ditambah satu potong paha ayam goreng, habis dilahapnya dalam beberapa detik saja. Melly terlihat sangat senang. Meskipun anak-anaknya Fahmi masih cangcung dengannya tapi mereka tidak malu-malu makan bersama dirinya. “Mau nambah?” Fattan menggeleng dengan ragu. Dia menolak tawaran itu bukan karena sudah kenyang tapi karena tidak biasa makan dalam porsi yang banyak. Setiap makan, baik Nenek maupun Mamanya selalu membagi-bagi lauk untuknya dan kedua adiknya. Selama ini mereka berlima hidup hanya mengandalkan uang pensiun Bu Nur saja. Uang yang tidak seberapa jumlahnya itu harus dibagi-bagi untuk uang susu dan kebutuhan lainnya. Sudah bisa ditebak, bagaimana menu yang terhidang di meja ini setiap harinya. Yang Fattan ingat, seumur-umur dia belum pernah makan semewah ini. Tiara tidak punya uang sendiri, dia juga tidak pernah mengajak anaknya

  • Tergusur Dari Rumah Mertua   Kurang Satu

    Melly terus membereskan barang bawaannya sambil menjelaskan, apa-apa saja yang dia beli untuk sarapan hari ini. Dia seakan tidak peduli dengan tatapan heran Bu Bur. “Aku lihat daftar menu di hotel dan harganya juga cukup terjangkau. Jadi setelah aku pikir-pikir, daripada sarapan berdua saja di sana, aku pesan sekalian untuk semua keluarga,” “Ma, rendang yang sekilo tadi mana?” Dia bertanya sambil memandang plastik yang di tenteng Mamanya. Karena sudah diingatkan oleh anaknya, Bu Nung meletakkan platik itu ke atas meja dan mengeluarkan isinya. Masing-masing kantong berisi dua kotak berukuran besar. “Ini rendang asli, Ma. Kayaknya enak, jadi aku pesen sekalian buat kita semua,” katanya saat membuka kotak yang pertama. “Ini ayam goreng serundeng. Mungkin anak-anak ga suka rendang, jadi aku pesen khusus paha dan dada untuk mereka,” “Ada empal juga, masih fresh nih. Kata kokinya baru dimasak tadi sore. Mas Fahmi suka banget empal yang model begini. Aku suka buatkan buat bekal mak

  • Tergusur Dari Rumah Mertua   Pagi Yang Cukup Tegang

    Tiara sudah bangun sejak jam lima pagi tapi dia masih diam di tempat tidur karena tidak tahu apa yang harus dia lakukan pagi ini.Dia ingin keluar untuk menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya tapi dia tahu kalau Fahmi masih ada di rumah. Karena dia tidak mau melihat suaminya lah, dia enggan beranjak dari kamar.Pun ketika si bungsu bangun dan minta ke kamar mandi untuk pipis, Tiara malah menyuruh anak yang masih berumur tiga tahun itu keluar dari kamar.“Ada Nenek di belakang. Pipis sendiri, ya!”Tayana yang belum tahu ada apa dengan orang tuanya itu dengan patuh turun dari tempat tidur dan dengan langkahnya yang menggemaskan langsung berlari ke luar.Pintu kamar terbuka. Fahmi yang masih duduk di ruang tengah usai sholat subuh langsung menangkap sesosok anak kecil yang lucu dan menggemaskan berlari menuju ke dapur.Tanaya sempat menahan langkahnya karena melihat Fahmi. Ketika Fahmi mengulurkan kedua tangannya dan ingin menangkapnya, secara refleks anak itu menghindar.“Nenek!” dia lan

  • Tergusur Dari Rumah Mertua   Tiara Tidak Sejahat itu

    “Tiara tidak akan melakukannya, Ma!” kata Fahmi dengan begitu yakinnya setelah keduanya diam cukup lama.Bu Nur benar-benar takut akan hal ini. Apa yang sudah dicapai Fammi dengan bersusah payah akan lepas begitu saja jika apa yang dia pikirkan itu terjadi. Dan Bu Nur rasa, perkara ini belum disadari oleh Fahmi, Melly dan keluarganya.“Kenapa tidak? Dia memang pendiam dan sangat patuh pada kau dan Mama. Tapi kalau dia sakit hati, apa kau bisa jamin dia tidak melakukan itu untuk menghancurkan kau dan Melly?”“Jika kau pengangguran dan tanggunaganmu juga banyak, apa kau pikir Melly masih mau denganmu? Kau tidak hanya akan kehilangan pekerjaanmu tapi kau akan kehilangan istri-istrimu,”“Ma, itu tidak akan terjadi. Percayalah!”“Tiara tidak sejahat itu!”Meskipun hatinya gentar mendengar apa yang dikatakan Mamanya, dia tetap berusaha agar Mamanya tidak panik. Jujur, dia tidak berpikir sampai ke sana karena yang dia tahu, Tiara itu anak yang patuh dan dia juga tidak faham dengan urusan ya

  • Tergusur Dari Rumah Mertua   Pembagian Kamar

    Bu Nur dan ibunya Tiara itu berteman baik. Rekan satu profesi dan punya nasib yang sama dalam membina rumah tangga. Sama seperti Bu Nur, Papanya Tiara juga meninggalkan ibunya demi wanita lain. Entah dimana dia sekarang, Tiara juga tidak tahu keberadaan ayah kadungnya itu.Bu Nur juga yang punya ide menjodohkan Fahmi dan Tiara. Saat Mamanya Tiara pensiun dan memilih kembali ke kampung, mereka menikahkan anak-anaknya. Jadi Tiara tinggal di rumah Bu Nur bersama suaminya.“Ma, aku tidak akan menceraikan Tiara. Aku akan tetap memenuhi kebutuhan dia dan juga anak-anak. Makanya aku ijinkan Melly membuaka usaha. Ada lima kepala yang harus aku hidupi dan sebentar lagi anak Melly lahir. Itu semua tidak akan cukup jika hanya mengandalkan gaji aku sebagai PNS, Ma!”“Iya, Mama tahu,”Bu Nur mengangguk.“Tapi penghasilan PNS daerah dengan di sini kan beda. Selain gaji pokok dan tunjangan anak istri, kau juga akan mendapat tunjangan kerja dari pemda, bisa dua kali lipat dari gajimu. Belum lagi ua

  • Tergusur Dari Rumah Mertua   Bagaimana Dengan Tiara?

    "Fahmi, apa yang dikatakan Tiara benar. Kau belum nemuin anak-anakmu, kan? Malam ini, tidurlah di rumah!" Bu Nur ikut memintanya karena dia rasa, Fahmi seperti tidak peduli dengan ketiga anaknya. Entah apa yang ada dipikirannya, padahal mereka tidak bertemu selama empat tahun, apa dia tidak kangen dengan Fattan,Fadlan, dan Tanaya ?Bu Nur jadi khawatir sendiri dengan kondisi anaknya. Tapi bagaimana pun juga, Fahmi itu anak kandungnya. Dia tidak berani berpikir yang macam-macam.Bu Nung sudah duduk di bangku belakang segera menurunkan kaca di sampingnya. Melly yang ada di sebelahnya juga ikut memanjangkan lehernya ke Bu Nur."Fahmi harus menemani Mama Nung dan Melly, Ma. Meskipun tinggal di hotel tapi tidak ada yang mereka kenal di kota ini selain aku,""Mama tahu, tapi kau juga harus adil dengan anakmu. Ingat, mereka tidak salah apa-apa. Jangan hukum mereka dengan sikap tidak pedulimu,"Melihat perdebatan ibu dan anak itu, membuat Bu Nung merasa tidak enak hati.Dia langsung menengahi

  • Tergusur Dari Rumah Mertua   Aku Yang Salah.

    "Terserah apa yang kau pikirkan tentang anakku dan Fahmi. Saya ke sini hanya menjalankan kewajiban saya sebagai orang tua. Ketika anaknya akan ikut suaminya, saya sebagai orang tua tunggal dari Melly harus memastikan di mana dia akan tinggal. Itu saja,""Tiara, jangan bersikap kasar pada mertuaku. Apa yang dikatakan Bu Ning, semuanya benar. Kodisi aku memang seperti yang beliau ceritakan. Apa yang terjadi di sana, tidak seperti yang aku pikirkan. Kampung tempat aku mengajar benar-benar terpencil. Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain bisa satu kilo. Jalan masih tanah, kalau hujan jadi kubangan. Anak yang sekolah di tempat itu juga cuma beberapa orang saja, kalau hujan malah tidak ada yang datang. Aku yakin, jika kau jadi aku, kau juga tidak akan betah di sana. Aku sudah terlanjur mengambil keputusan dan demi tanggung jawab aku sebagai pria yang akan menafkahi keluarganya, aku harus menjalani itu semua. Aku salah, awalnya aku hanya ingin memanfaatkan kebaikan Bu Ning tapi sia

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status