Beranda / CEO / Tergoda Suami Sewaan / Bab 29 - Firasat

Share

Bab 29 - Firasat

Penulis: Olivia Yoyet
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Matahari baru naik sepenggalah, ketika seunit mobil MPV putih melesat di jalan bebas hambatan menuju Bogor.

Fajrin yang menyopiri mobil bosnya, terlihat berbincang dengan Kirman yang berada di sebelah kiri. Sedangkan Hadrian dan Zaara yang berada di kursi tengah, tampak sibuk dengan ponsel masing-masing.

Tiba-tiba Hadrian terkekeh dan mengejutkan yang lainnya. Tawa pria bermata besar mengencang, karena membaca perdebatan para sahabatnya di grup DIAMOND, yang baru dibuat Alvaro beberapa hari lalu.

***

DIAMOND GRUP

Alvaro : Gaes, kapan bisa ketemuan?

Haikal : Ane bisanya lusa, karena sekarang masih di Padang.

Hamid : Aku juga bisanya lusa. Ini masih ngawal Pak Tio.

Yanuar : @Bang Hamid, hebat, euy. Masih semangat ngawal juga.

Hamid : Harus, @Yanuar. Selagi badan masih kuat, aku akan terus jadi pengawal.

Marley : Bang Hamid always keren!

Prabu : Mantaplah, @Bang Hamid.

Endaru : Aku juga mau dikawal senior lapis satu.

Wirya : Boleh, @Mas Daru. Tapi, bayarannya beda.

Endaru :
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Al-rayan Sandi Syahreza
semoga saja nggak terjadi apa2 sama zaara
goodnovel comment avatar
Mispri Yani
hadeuuuh si lemot cari perkara pisan iye mah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Tergoda Suami Sewaan    Bab 30 - Sahabat dan Pelindung Yang Diutus Langsung Oleh Dewa

    "Bang, ada 3 mobil yang mepet dari tadi!" seru Indriani melalui sambungan telepon. "Kalian, di mana?" tanya Wirya. "Perempatan Kemang, yang menuju Duren Tiga." "Sebelum lampu merah, belok kanan. masuk parkiran kantor Vong. Ada Myron di sana." "Oke." "Langsung bawa Zaara masuk ke kantor, dan jangan keluar dari sana. Apa pun yang terjadi." "Siap!" Wirya memutus sambungan telepon dan beralih menghubungi Adik iparnya. Kemudian dia menghubungi ketua sekuriti gedung perkantoran itu, dan meminta sang chief untuk mengarahkan mobil-mobil yang mengikuti Zaara, menuju parkir bawah tanah. "Ngebut, Ga," pinta Wirya. "Mobil depan jiga kuya. Lemot pisan!" desis Yoga. "Terpaksa pakai tot-tot," sela Zulfi. Yoga mengangguk, lalu dia menekan klakson khusus yang mengejutkan pengguna jalan lainnya. Zulfi membuka kaca dan mengacungkan tongkat berlampu ke atas, sebagai tanda sedang dalam keadaan darurat. Mobil-mobil di depan segera bergeser ke kiri untuk memberikan jalan pada dua kendaraan yang s

  • Tergoda Suami Sewaan    Bab 31 - Racun

    31"Kamu banyak bicara!" bentak Jaager. "Ish! Orang ini. Dia yang ngajak ngobrol duluan, malah ngomelin aku," keluh Myron. "Lanjut, Bang. Aku mau ngaso bentar," kelakarnya sembari berbalik, lalu meninju kedua pria yang tengah berkelahi dengan Syuja. Jaager hendak mengejar Myron, tetapi Yoga menghalangi dan mengajaknya kembali melanjutkan duel. Pekikan terdengar dari sisi kiri. Semua orang terkejut menyaksikan leher Leroy telah dicengkeram Wirya, dan diangkat ke atas. Zulfi langsung lari dan menepis tangan kiri Wirya yang memegangi pisau lipat. "Tahan, W!" desis Zulfi. "Dia nusuk pahaku!" geram Wirya. Zulfi melirik celana kanan Wirya yang robek. Dia nendengkus kuat, lalu berjongkok untuk mengecek luka rekannya. Myron turut mendekat, kemudian dia menggerutu dalam bahasa Kanton yang membuat Zulfi terkejut."Racun?" tanya Zulfi menggunakan bahasa Mandarin yang dibalas Myron dengan anggukan. "Bang, turunin dulu. Nanti dia mati," bujuk Jauhari yang turut mendekat. "Mukanya sudah puc

  • Tergoda Suami Sewaan    Bab 32 - Campur Adat

    Kamis pagi menjelang siang, keluarga Hadrian tiba dengan menggunakan dua bus pariwisata, dan beberapa mobil pribadi. Hadrian menyambut mereka di teras kediamannya. Kemudian dia mengajak semua orang memasuki rumah yang lantai satunya terlihat lega. Mimi, asisten rumah tangga, bergegas menyiapkan minuman untuk para tamu. Dia dibantu beberapa kerabat Hadrian. Hilda dan ketiga sepupu perempuannya, mengeluarkan semua makanan dari empat container box. Mereka menatanya di piring dan mangkuk saji, kemudian membuat dua meja prasmanan di sisi kanan serta kiri ruang makan. Semua orang mengambil ransum, lalu menempati kursi sesuai kelompok masing-masing. Tidak berselang lama, Endaru dan beberapa anggota PG tiba. Mereka langsung diminta Ana untuk turut bersantap. "Yang nginap di sini, Ibu, Paman Panji dan istri, Aki dan Nini, Paman Rasyid, Paman Abdul dan Paman Didi. Tentu saja dengan istri masing-masing," ujar Hadrian. "Para Paman dan Bibi lainnya, nginap di rumah Endaru. Sebelah kanan," tu

  • Tergoda Suami Sewaan    Bab 33 - Basah

    33Jumat pagi, ratusan orang memenuhi kediaman Ahmad Yafiq. Acara pengajian yang dilanjutkan dengan siraman, dilaksanakan secara khidmat dan tertib.Zaara nyaris tidak bisa berhenti menangis kala dimandikan kedua orang tuanya. Hal serupa juga dirasakan Emilia, yang kembali terkenang masa kecil putri bungsunya. Ahmad Yafiq menyeka sudut matanya yang berair dengan saputangan merah. Pria tua berkumis sangat terharu, akhirnya bisa menikahkan putri bungsunya dengan lelaki pilihan Zaara. Selain pasangan tua tersebut, Ivan, Shurafa dan Virendra, yang turut menyirami Zaara, ikut mengeluarkan air mata. Ivan terbayang saat dirinya mengasuh Zaara kecil yang terpaut usia 10 tahun dengannya. Ivan mengecup dahi dan kedua pipi adiknya, kemudian mendekap Zaara yang sesenggukan. Shurafa ikut memeluk kedua saudaranya sembari terus menangis. Virendra merangkul ketiganya dari sisi kiri, sambil mengecup puncak kepala Zaara dengan penuh kasih. Kendatipun hanya ipar, tetapi Virendra sangat menyayangi Z

  • Tergoda Suami Sewaan    Bab 34 - Gemblong, Gehu, Gandasturi dan Hoheng Hisang

    34 Malam itu, Hadrian diajak berbincang berdua dengan Panji. Sang paman yang merupakan satu-satunya Adik almarhum Hasan, Ayah Hadrian, memberikan wejangan pada keponakan tertua keluarga Danadyaksha. Hadrian mendengarkan nasihat Panji dengan serius. Sekali-sekali dia manggut-manggut sebagai tanda memahami petuah laki-laki bermata besar, yang memiliki kemiripan wajah dengannya. Panji berhenti mengoceh, lalu mengerjap-ngerjapkan matanya. Pria tua berkaus merah mengingat sosok sang akang yang telah tiada, semenjak Hadrian masih SMU. Hadrian tertegun saat Panji mengusap sudut matanya yang berair. Hadrian maju untuk mendekap lelaki yang turut merawatnya sejak kecil. Bahkan, Panji-lah yang membiayai sekolah Hadrian dan Hilda hingga jadi sarjana."Kang Hasan pasti sangat senang dengan pernikahanmu, Ian," cakap Panji seusai mengurai pelukan. "Beliau pernah bilang, sangat ingin melihatmu menikah. Begitu pula dengan Hilda," lanjutnya sambil mengusap wajah dengan saputangan. "Sayangnya, Kang

  • Tergoda Suami Sewaan    Bab 35 - Sulap

    35Acara walimahan yang awalnya berlangsung lancar, berubah ricuh saat penyematan cincin akan dimulai. Hadrian dan hampir semua anggota panitia sibuk mencari cincin yang menggelinding entah ke mana, setelah terlepas dari penyangga kala kotak perhiasan dibuka Hadrian. Sultan Pramudya yang menjadi saksi nikah dari pihak laki-laki, dan Ishak, yang menjadi saksi dari pihak Zaara, turut merunduk untuk mencari benda bermata berlian asli. Wajah semringah Zaara telah berubah pucat, setelah semua orang menyerah mencari cincin yang dipilihnya tempo hari. Zaara memandangi Hadrian yang tengah merogoh saku jas pengantin putih yang dikenakannya. "Maaf, Ra. Cincinnya nggak ketemu," tutur Hadrian sembari menatap perempuan yang baru beberapa menit lalu dinikahinya. "Terus, gimana?" tanya Zaara dengan suara bergetar. "Aku punya cadangannya." Hadrian mengulurkan tangan kiri ke dekat telinga istrinya dan berpura-pura mengambil sesuatu dari hiasan sanggul pengantinnya. "Ini," lanjutnya sembari menun

  • Tergoda Suami Sewaan    Bab 36 - No Way!

    36 Walimahan usai menjelang zuhur. Hampir semua orang berhamburan menuju ke dua rumah seberang yang juga dimiliki Ahmad Yafiq, untuk beristirahat dan menunaikan ibadah. Para panitia telah lebih dahulu berangkat menuju tempat perhelatan akbar yang akan dilangsungkan jam 2 siang. Hadrian memasuki kamar Zaara sambil menyeret koper. Dia terdiam sesaat di depan pintu, sebelum memasuki ruangan sambil menutup pintu kembali. Hadrian memerhatikan sekeliling, lalu menempatkan koper di dekat sofa berbentuk huruf L di dekat jendela. Dia mengintip luar kaca yang menghadap depan rumah, lalu berbalik dan duduk. "Akang mau salat?" tanya Indriani yang tengah membantu merapikan gaun pengantin buat resepsi, di manekin. "Ya, tapi aku mau mandi dulu," sahut Hadrian sambil membuka jas putih dan meletakkannya di sandaran sofa. "Tadi dirias sama siapa, Kang?" tanya Roni, sang penata rias terkenal dan langganan para istri bos PG, PC dan PBK. "Hilda. Cuma pakai bedak, pelembap bibir sama rapiin alis," j

  • Tergoda Suami Sewaan    Bab 37 - Tamu Tidak Diundang

    37Ballroom hotel bintang lima di kawasan Jakarta Selatan, siang itu terlihat ramai. Barisan panjang antrean menuju pelaminan, nyaris tidak berkurang akibat banyaknya orang yang hendak menyalami pengantin.Tepat jam 4 sore, semua tamu dipersilakan duduk di ratusan kursi yang telah dipersiapkan panitia. Staf katering bekerja keras dan secepat mungkin untuk menyajikan makanan terbaik di setiap meja. Lampu-lampu besar diredupkan, dan lampu sorot semuanya mengarah ke panggung besar di sisi kanan ruangan. Kala tirai hitam bergerak membuka, hadirin sangat penasaran dengan pertunjukan pertama yang akan segera ditampilkan. Musik berirama cepat terdengar dari band pengiring yang sudah cukup terkenal di Indonesia. Mereka merupakan rekan-rekan salah satu penyanyi muda yang tengah naik daun. Kenzo Darka muncul dari sisi kiri, sedangkan Nandira hadir dari sebelah kanan. Keduanya melangkah maju sembari mendendangkan lagu romantis kesukaan Hadrian, hingga tiba di tengah-tengah panggung. Para pen

Bab terbaru

  • Tergoda Suami Sewaan    Bab 60 - Stay With Me, Honey

    60Jalinan masa terus bergulir. Kehidupan rumah tangga Hadrian dan Zaara kian harmonis. Setiap minggu pertama dan kedua, mereka akan menetap di Bandung.Bila Hadrian bekerja di restorannya ataupun melakukan rapat dengan teman-teman PG dan PC yang bermukim di Kota Bandung, maka Zaara juga menyibukkan diri dengan belajar memasak pada Ana.Seperti pagi itu, seusai sarapan, Zaara berpamitan pada asisten rumah tangga. Dia mengajak Indriani untuk bergegas ke kediaman sang mertua.Setibanya di tempat tujuan, ternyata di sana sedang ramai ibu-ibu sekitar yang dikaryakan Ana, bila kebetulan tengah mendapatkan orderan katering besar."Bu, siapa yang mesan katering?" tanya Zaara, seusai menyalami mertuanya dengan takzim."Mamanya Reinar. Nanti sore, ada pengajian di rumahnya," jelas Ana sembari melanjutkan memotong bolu ketan hitam.Zaara tertegun sesaat, kemudian dia menggeleng pelan. "Aku lupa acara itu. Padahal Karen sudah ngundang di grup.""Kita berangkat sama-sama. Ibu sekalian mau ketemu m

  • Tergoda Suami Sewaan    Bab 59 ' Sunnah dan Wajib

    59Mobil-mobil lainnya muncul dari belakang. Wirya meneriaki Kirman agar menambah kecepatan mobil. Hal serupa juga dilakukan keempat sopir lainnya. Gibson dan Cedric yang berada di mobil paling belakang, menarik senapan laras panjang dari bawah. Mereka mengintip dari pintu kanan dan kiri, yang kacanya telah terbuka sepenuhnya. Rentetan tembakan diarahkan Gibson dan Cedric ke deretan mobil-mobil di belakang. Fabian yang menjadi sopir, melakukan manuver zig-zag yang sering dilstihnya bersama teman-teman pengawal lainnya. Banim yang berada di samping kiri sopir, mendengarkan penjelasan Wirya melalui sambungan telepon jarak jauh. Banim manggut-manggut, sebelum memutuskan panggilan. "Bang, dirut minta kita maju," tukas Banim. "Ke mana?" tanya Fabian. "Paling depan. Bang Kirman mundur, karena Pak Tio mau jadi koboi." Fabian mengulum senyuman. Sebagai salah satu pengawal lama, dia mengetahui jika Tio sangat ingin bisa mempraktikkan ilmu menembaknya secara maksimal. Fabian menambah ke

  • Tergoda Suami Sewaan    Bab 58 - Lari!

    58Pagi menjelang siang, kelompok pimpinan Kirman tiba di rumah sakit swasta terkenal di Singapura. Syuja, Gibson dan Dimas tetap berada di mobil. Sementara Loko, Michael dan Cedric menunggu di lobi, bersama lima anak buah Jeremy Cheng. Di ruang perawatan VVIP, Hadrian berbincang dengan Stefan dan Gerald Cheng. Sebab Leroy masih kesulitan untuk berbicara panjang, dia meminta kedua saudaranya untuk menyampaikan maksudnya pada sang tamu. Hadrian membaca surat permohonan izin yang telah dibuat tim kuasa hukum keluarga Cheng. Hadrian mendiskusikan hal itu dengan Tio, Dante dan Baskara, sebelum menandatangi surat itu. "Terima kasih atas bantuannya," tutur Stefan, sesaat setelah Hadrian memberikan lembaran asli surat itu padanya. Sementara salinannya dititipkan pada Tio. "Kembali kasih," jawab Hadrian. Dia memandangi pria bermata sipit yang sedang duduk menyandar di ranjang. "Cepat pulih, Leroy. Tuntaskan hukumanmu. Baru lanjutkan bisnis dengan cara yang lebih baik," ungkapnya. Leroy m

  • Tergoda Suami Sewaan    Bab 57 - Dia ditembak?

    57*Grup Pasukan Penjaga Wirya*Zulfi : Astagfirullah. Grup naon deui, iyeuh?Haryono : Aku ada di mana?Yoga : Kaget aku. Logonya foto Wirya.Andri : Kayak masih muda di foto itu.Yanuar : Memang masih culun dia. Baru lulus diklat satpam.Alvaro : @Kang Ian, nemu di mana itu foto?Hadrian : Aku nyomot dari IG-nya Wirya, @Varo.Wirya : Loh, kok, ada fotoku di situ?Hadrian : Sesuai nama grup, @Wirya.Tio : Aku sampai bolak-balik ngecek. Kirain salah grup.Dante : Aku ngakak baca nama grupnya.Baskara : Tapi, memang benar, sih. Wirya harus punya pasukan bodyguard khusus.Linggha : Saya sampai bingung. Tiba-tiba ada di grup ini.Bryan : Orang Indonesia. Bisa nggak, grup chatnya off dulu? Di sini sudah jam 1 malam.Hadrian : Belum tidur, @Mas Bryan?Bryan : Aku baru nyampe rumah. Capek banget.Benigno : Habis dari mana, @Mas Bryan?Bryan : Chairns. Bareng Jourell.Alvaro : Jourell dan Mas Keven invited juga ke sini. Mereka bodyguardnya Wirya kalau lagi dinas di Australia sama New Zealan

  • Tergoda Suami Sewaan    Bab 56 - Diusir

    56Alunan musik instrumental terdengar di dalam kamar bernuansa putih dan abu-abu. Dari keremangan cahaya lampu sudut, terlihat sepasang insan yang sedang dimabuk kepayang. Lenguhan terdengar bergantian dari mulut mereka, mengiringi gerakan konstan yang dilakukan bersama. Tanpa memedulikan keringat yang keluar dari pori-pori kulit, keduanya melanjutkan percintaan dengan semangat. Berbagai gaya mereka lakukan untuk mendapatkan sensasi berbeda. Sekali-sekali bibir mereka menyatu dan saling mengisap. Pagutan kian dalam saat sudah hampir tiba di ujung pendakian. Pekikan perempuan berambut panjang menjadikan lelakinya menambah kecepatan. Kemudian mereka saling mendekap dan mengeluarkan seluruh cinta, sembari menjerit tertahan. Selama beberapa saat keduanya masih berada dalam posisi yang sama. Kala Hadrian menarik diri, Zaara mengusap dahi suaminya yang berpeluh tanpa rasa jijik sedikit pun. Hadrian menunduk untuk mengecup bibir sang istri. Namun, Zaara justru menarik leher lelakinya

  • Tergoda Suami Sewaan    Bab 55 - Sekarang Jadi Kawan, Besok Jadi Lawan

    55Langit biru Kota Jakarta, siang itu terlihat cerah. Udara kian menghangat seiring dengan bertambahnya waktu. Menjadikan banyak orang memutuskan untuk tetap berada di dalam ruangan, daripada beraktivitas di luar. Hadrian masih terdiam di kursinya. Tatapan lurus diarahkan lelaki berkemeja biru muda, pada pigura besar di dinding yang menampilkan foto pernikahannya dengan Zaara. Pria berhidung bangir baru saja usai dihubungi Margus melalui sambungan telepon jarak jauh. Sang pengacara menerangkan keinginan keluarga Cheng, agar Hadrian dan Zaara bersedia datang mengunjungi Leroy. Kondisi musuhnya itu menimbulkan keprihatinan Hadrian. Namun dia masih meragukan niat baik Leroy untuk berdamai. Bisa saja itu hanya akal-akalan pihak lawan, demi memuluskan jalan Leroy berangkat ke Amerika untuk berobat. Hadrian akhirnya menelepon sahabatnya dan menerangkan semua cerita Margus. Hadrian meminta pendapat pria tersebut, yang langsung mengajaknya bertemu. Puluhan menit terlewati, Hadrian yang

  • Tergoda Suami Sewaan    Bab 54 - Kamu Yang Menjodohkan Mereka

    54Jalinan waktu terus bergulir. Liburan telah usai. Awal malam itu rombongan Hadrian sudah berada di pesawat yang akan membawa mereka pulang ke Jakarta. Jourell, Harry, Hideyoshi dan Raid beserta pasangan, tetap bertahan di Maldives, karena masih ingin berlibur. Mereka baru akan pulang tiga hari mendatang bersama ajudan masing-masing. Sepanjang perjalanan, Zaara terlelap. Sementara Hadrian sibuk berbincang dengan Endaru yang berada di samping kirinya. Sekali-sekali Hadrian akan berdiri dan jalan ke kelas eksekutif untuk mengecek kondisi Ana, Emilia dan Ahmad Yafiq. Sementara Ivan, sibuk membantu mengasuh Ardibani yang mulai bosan harus duduk lama. Sedangkan Shurafa, Fiona dan Virendra sudah terlelap."Sini, Dek. Sama Om," ajak Hadrian sembari mengambil alih sang bayi dari gendongan Ivan. "Mas istirahat aja. Ardi mau kubawa ke belakang," lanjutnya sembari mengayun bayi berjaket jin biru. "Aku tidur dulu bentar, Ian. Nanti kalau kamu mau istirahat, Ardi kasih ke mbaknya," cakap Iva

  • Tergoda Suami Sewaan    Bab 53 - Membalas Dengan Cara Yang Lebih Sadis

    53Matahari bergerak cepat. Sinarnya yang menyengat tepat di atas kepala, menjadikan semua orang memutuskan untuk menghentikan pertandingan, yang akan dilanjutkan sore nanti. Kendatipun badan berkeringat dan kelelahan, tetapi semua orang tampak senang telah menghabiskan waktu bersama. Mereka berduyun-duyun mendatangi restoran, lalu menempati beberapa meja besar sesuai dengan kelompok masing-masing. "Gaes, perang di San Sebastian sudah selesai," ujar Heru, sesaat setelah membaca pesan dari Tio. "Tim kita, ada yang terluka parah, Mas?" tanya Endaru. "Banyak. Bahkan Carlos dan beberapa ajudan keluarga Baltissen terpaksa menginap di rumah sakit," jelas Heru. "Pengawal PBK, gimana?" desak Adelard. "Enggak ada yang luka berat. Tapi banyak yang menderita luka yang harus dijahit," beber Prabu yang sedang berbalas pesan dengan Alvaro. "Wirya nyaris bunuh orang lagi," sela Heru. "Untungnya sempat dicegah Koko Dante, Mas Tio dan Mas Ben," tambah Prabu yang menyebabkan semua orang di meja

  • Tergoda Suami Sewaan    Bab 52 - Penerus Kekocakan

    52Malam itu, semua pengawal keluarga Latief dan Kirman, pindah ke vila dekat pantai. Sementara Ana, Hilda dan Raid tinggal di vila besar. Ahmad Yafiq yang meminta hal itu, supaya bisa lebih akrab dengan keluarga Hadrian. Pria tua tersebut memerhatikan interaksi Emilia dan Ana, yang langsung sibuk membicarakan tentang resep-resep favorit keluarga. Tatapan Ahmad Yafiq beralih pada kelompok lelaki muda. Dia turut mendengarkan percakapan antara Ivan, Virendra, Hadrian, Endaru, Raid dan yang lainnya. Pria tua berbaju biru merasa kagum dengan cara berpikir kelompok muda, yang jauh lebih maju dibandingkan dirinya. Lamunan Ahmad Yafiq terputus kala ponselnya berdering. Dia meraih benda itu dari meja, lalu segera menjawab panggilan dari sahabatnya. "Mereka lagi ngumpul di sini, Sul," cakap Ahmad Yafiq. "Tolong speakernya dinyalakan, Mas. Saya mau ngomong langsung dengan mereka," pinta Sultan Pramudya. "Sebentar." Ahmad Yafiq menekan tombol speaker, lalu meletakkan ponsel ke meja. "Silak

DMCA.com Protection Status