Share

Baju Haram

Flora baru saja sampai di depan rumahnya. Dirinya masih duduk di dalam mobil tanpa ada keinginan untuk turun. Matanya menatap tiap sudut rumah.

Dulunya rumah ini sangat ramai dan damai. Setiap hari terdengar candaan riang dari anak-anak. Sekarang jauh berbeda.

Flora menarik napas dalam. Ucapan Revan terngiang-ngiang di telinganya. Dia pantas bahagia.

Dia sadar kalau selama ini dirinyalah yang salah. Flora akui itu. Rasa cueknya pada Demian membawanya dalam kehancuran.

Namun penyesalan yang berlarut-larut juga tak ada gunanya lagi. Saat ini nasi sudah menjadi bubur. Demian sudah memutuskan pergi dan melanjutkan kehidupan barunya.

Flora menarik napas panjang. Dia turun dari mobil dan melangkah masuk. Tiap kenangan terputar bagai vidio rusak di hadapannya.

Di halaman rumah ini Demian sering bermain bola bersama Key dan Rey tiap sore saat pulang kerja, sedangkan dirinya selalu sibuk di depan layar laptop untuk memeriksa hasil kerja Demian.

Flora mencoba mengabaikan bayangan semu yang meny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status