Share

Yes, i do

Penulis: Mak_Gabut
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-12 18:06:05

Jasmin masih menunduk di hadapan Arya, dia tak tau harus menyikapi pernyataan cinta dan lamaran pria itu yang terkesan tiba-tiba.

"Jasmin, seperti yang kamu tau, usia ku sudah tak muda lagi, aku seusia dengan abang mu, tahun ini aku menginjak 30 tahun, jadi bagi ku sudah bukan saatnya lagi untuk bermain-main atau pacaran, apalagi kamu juga tau kalau aku pernah gagal dalam berumah tangga, aku ingin membangun rumah tangga lagi dengan orang yang benar-benar dapat mengerti aku, setia dan tulus menyayangi ku, dan aku rasa semua kriteria itu ada pada mu, terserah kamu mau mau menerima lamaran ku atau tidak, aku ingin jawabannya sekarang juga, aku tak suka menunggu, jika pun jawabannya tidak aku tak apa-apa." bebernya panjang lebar.

"Tapi kak, kenapa aku, aku ini adik dari orang yang telah merebut istri kakak, menghancurkanrumah tangga kakak?" lagi-lagi pertanyaan itu yang keluar dari mulut Jasmin, dirinya seakan tak percaya jika saat ini dia sedang di lamar oleh pria yang merupakan cinta pertamanya, cinta monyetnya, yang sampai saat ini rasa itu terus berlanjut tak pernah benar-benar hilang dari hatinya, apa iya Arya serius melamarnya setelah apa yang dilakukan Dimas sang kakak terhadap pria yang kini terus saja menatapnya dalam, seolah menunggu jawaban dirinya atas lamaran dadakan yang di ajukan padanya tadi.

"Mungkin ini jalan Tuhan yang tiba-tiba mempertemukan kita di saat yang tidak di sangka-sangka seperti ini, dan aku tak ingin mensia-siakan waktu ku, saat aku bertemu dengan orang yang tepat, aku ingin langsung membawanya ke dalam bahtera rumah tangga bersamaku, dan untuk masalah Dimas--- Arya menjeda ucapannya karena menarik nafasnya bebberapa kali dengan sangat dalam--- kamu dan Dimas berbeda, terlalu picik jika aku membawa mu dalam masalah ku dengan Dimas, sementara aku sudah berusaha melupakan dan memaafkan abang mu, semua sudah berlalu, dan lagi-lagi ini sudah menjadi takdir Tuhan, aku hanya perlu ikhlas dalam mengahdapi semuanya," kata Arya sok bijaksana, padahal hampir semua yang di ucapkannya hanyalah sebuah dusta belaka.

"Aku ingin mendengar kakak melamarku sekali lagi, agar aku bisa yakin dalam menjawabnya," pinta Jasmin luluh setelah mendengar semua ucapan dusta Arya yang berhasil membuat hati Jasmin terenyuh.

"Jasmin Suseno, maukah kamu menjadi istri ku?" tanya Arya dengan tatapan yang sangat dalam menembus jantung Jasmin.

"Yes, i do!" jawab Jasmin dengan penuh percaya diri.

Entah dari mana datangnya keyakinan Jasmin untuk mengatakan kebersediaannya menerima lamaran Arya yang terkesan 'aneh' jika menurut pandangan orang awam.

Terlalu mustahil dan mengada-ada jika seorang pria tiba-tiba melamar dirinya yang notabene adalah adik dari orang yang membuat hidup Arya bagai di neraka selama tiga tahun ini karena di kungkung rasa dendam yang tak berkesudahan pada mantan istri dan sahabat penghianatnya, lantas tiba-tiba Arya berniat menikahi adik dari penghianat itu?

Sepertinya keputusan Jasmin menerima lamaran Arya terlalu terburu-buru, namun di samping Arya yang pintar bermain kata saat membujuk dan mengintimidasi Jasmin yang dia tahu masih menyimpan perasaan padanya itu, Jasmin juga sepertinya terlena dengan kebahagiaan mendadak karena kisah cinta masa lalunya yang dia pikir sudah tak mungkin di raihnya kembali itu, ternyata dengan sukarela menghampiri dengan sendirinya.

Apa lagi kalau bukan campur tangan dan jawaban Tuhan atas panjatan doanya selama ini, pikir Jasmin. Sehingga dia tak ingin melewatkan kesempatan yang tentunya tak akan pernah datang untuk ke dua kalinya.

Seringai kemenangan terlihat sangat samar di salah satu sudut bibir Arya yang terangkat, sampai Jasmin saja sepertinya tak menyadari kalau saat ini Arya tengah menyunggingkan senyum kemenangan, dan andai Jasmin bisa mendengar riuhnya sorak sorai suara dalam hati Arya yang tengah melakukan selebrasi atas keberhasilan dirinya menjerat adik sang sahabat terkutuknya itu.

Terkesan jahat memang, seharusnya Arya tak melibatkan Jamin dalam hal ini, gadis yang tulus mencintainya semenjak dia masih kecil itu bahkan tak pernah mendukung atau membenarkan sikap kakak laki-lakinya itu, namun sayangnya hati Arya seolah sudah di butakan oleh dendam kesumat yang membatu di hatinya sehingga dia menyingkirkan belas kasih dan rasa kemanusiaan dalam dirinya.

Saat ini keinginannya hanya satu, kehancuran rumah rangga Maya dan Dimas harus segera terjadi, sebagaimana hancurnya kehidupan Arya kini yang belum bisa mengiklaskan semua yang terjafi dalam hidupnya.

Arya akan memelakukan segala cara demi membalaskan dendamnya, termasuk menggunakan Jasmin si gadis polos tak berdosa itu sebagai alatnya, biarlah dia di cap kejam, biarlah dia di katakan jahat, dia hanya ingin keadilan untuk dirinya, meski mungkin itu tak adil untuk Jasmin.

"Ah, benarkah? Apa kamu serius menerima lamaran ku?"

Arya meraih kedua tangan Jasmin yang mengepal di atas pahanya, menahan rasa gemetar yang sedari tadi di rasakannya. Arya mengecup dua punggung tangan putuh mulus dan lembut itu secara bergantian, dengan pandangan mata yang terus terkunci menatap kedua netra coklat Jasmin yang harus dia akui sangat indah.

"Hemmm," angguk Jasmin hanya bisa mengeluarkan suara dehaman tanpa mampu mengeluarkan kata lebih banyak lagi saat Arya memperlakukannya dengan begitu lembutnya, sungguh semua ini terasa bagai mimpi bagi Jasmin, bisa merasakan kecupan lembut dari pria yang selama ini selalu mengganggu pikirannya meski sekuat tenaga dia selalu menyangkalnya.

"Jasmin, aku akan segera melamar mu secara resmi pada orang tua mu, dan sesegera mungkin kita akan melangsungkan pernikahan," Arya masih menggenggam kedua jemari Jasmin yang rasanya sangat lembut dan nyaman saat bersentuhan dengan kulitnya, membuat Arya rasanya tidak rela melepaskan tautannya.

"Secepat itu?" kaget Jasmin tak menyangka jika Arya menginginkan pernikahan mereka secepat itu.

"Aku tak ingin membuang waktu ku, saat aku sudah mendapatkan orang yang tepat, aku ingin segera memilikinya, dan orang yang tepat itu adalah kamu, Jasmin." Sekali lagi Arya mengecupi punggung tangan Jasmin yang seperti punya daya magnet tersendiri sehingga membuat Arya ingin lagi dan lagi mengecupi kulit lembut nan wangi itu.

Tubuh Jasmin bergetar hebat bak terkena listrik ribuan volt saat Tangan kiri Arya menyentuh pipinya dan mengusapkan ibu jarinya di sana, meski Jasmin hidup lama dan bergaul di luar negeri, namun untuk masalah berpacaran, dia tak punya pengalaman sama sekali, semenjak parah hati akibat pernikahan Arya dengan Maya, hatinya seakan tertutup daan tak pernah mau mencoba untuk menerima lawan jenis untuk masuk atau bahkan sekedar mengenal dirinya lebih jauh.

Maka perlakuan Arya padanya yang hanya memberinya kecupan di punggung tangan dan usapan di pipinya saja sudah membuatnya belingsatan kalang kabut berusaha menenangkan jantungnya yang seakan berdisko di dalam sana.

Bab terkait

  • Terbelenggu Dendam   Tamu yang dinantikan

    Menjelang malam Jasmin baru sampai di rumahnya, setelah tadi dia puas berjalan-jalan dan wisata kuliner dengan 'kekasih barunya' yang mungkin sebentar lagi akan menjadi calon suaminya, jika kedua orang tuanya memberi ijin padanya untuk menikah muda.Kalaupun kedua orang tuanya tak setuju, dia akan akan memaksanya, dia akan menggunakan kekuatan tahtanya di rumah itu sebagai anak bungsu kesayangan yang setiap permintaannya harus selalu di turuti dan tak boleh di bantah."Welcome home princess,,,,!" teriak semua orang dari dalam rumah saat Jasmin baru saja membuka pintu utama rumah mewah milik orang tuanya yang bagaikan istana itu.Ayah, ibu, dan semua para pelayan rumahnya berkumpul di ruang tamu menyambut kedatangan putri kesayangan dari seluruh keluarga Bagas Suseno itu, tak ketinggalan sang kakak tercinta Dimas beserta sang istri Maya, juga ikut berkumpul meramaikan acara penyambutan sang princess yang terdiam mematung di ambang pintu."Aku sudah

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-12
  • Terbelenggu Dendam   Wait and See

    Arya berjalan dengan penuh percaya diri, seperti tak pernah ada konflik besar di antara mereka semua, Arya bahkan melemparkan senyuman hangatnya pada semua orang yang berada di ruangan itu, dimana hampir semua orang disana hanya bisa fiam terpaku, tiba-tiba mereka merasa kaku bahkan hanya untuk membalas senyuman pria yang pernah di sakiti sedemikian rupa oleh anak dan menantu keluarga besar Suseno itu."Selamat malam semuanya," sapa Arya dengan begitu ramah, tak tampak sama sekali guratan benci atau marah di wajah pria tampan itu, semua berjalan normal seperti dulu saat dirinya sering main ke rumah itu untuk menemui Dimas.Bagas mengangguk tanpa bersuara, ingin sekali membalas sapaan pria itu, namun suaranya seakan tertahan di tenggorokannya, dia hanya mampu memberikan senyum tipis namun kaku dan terkesan dingin saat menyambut pria yang konon katanya ingin melamar putri kesayangannya itu.Seakan terhipnotis, semua orang yang berada di sana mengikuti a

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • Terbelenggu Dendam   Kau tak mengenalku,

    "Arya, tunggu!" panggil Dimas mengejar langkah Arya yang mulai meninggalkan halaman rumahnya, menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari pintu utama kediaman Suseno.Arya menghentikan langkahnya saat suara seorang pria yang tiga tahun lalu sangat familiar dan sering sekali berbagi cerita dengannya itu, tapi Arya tak buru-buru memutar tubuhnya untuk menghadap ke arah Dimas yang berdiri di belakang tubuhnya.Entahlah apa yang ingin di sampaikan pria yang mengaku sahabatnya itu pada Arya, jujur saja sebenarnya Arya malas dan belum siap untuk berinteraksi lagi secara langsung dengan pria yang memporak porandakan rumah tangganya, meskipun itu bukan sepenuhnya salah Dimas, karena Maya juga punya andil besar dalam kehancuran rumah tangga mereka, intinya mereka berdua sama saja, penghianat!Perlahan Arya menghela nafas sangat dalam, mempersiapkan dirinya untuk pura-pura baik-baik saja di hadapan Dimas yang sebentar lagi akan menjadi kakak iparnya itu, Arya memutar kakinya membawa seluruh tub

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-16
  • Terbelenggu Dendam   Andai,

    Sebulan berlalu dari pertemuan makan malam sekaligus lamaran yang di ajukan Arya kepada keluarga besar Suseno perihal keinginannya untuk mempersunting putri bungsu kesayangan keluarga itu, kini saat yang tunggu-tunggu pun akhirnya datang juga. Ya, pernikahan antara Arya dan Jasmin di gelar secara mewah, meriah dan besar-besaran.Tentu saja itu harus dilakukan, mengingat yang Arya nikahi bukan putri orang sembarangan, meskipun Jasmin bersikeras meminta pernikahan mereka agar dilaksanakan secara sederhana saja karena tak ingin membebani calon suaminya itu, Arya yang kini sudah menjabat sebagai direktur di perusahaannya itu tak ingin dirinya di remehkan dan di rendahkan oleh keluarga Suseno, kini saatnya dia menunjukkan taringnya, bahwa dirinya pun mampu mengikuti gaya hidup keluarga calon istrinya yang merupakan crazy rich di kota kembang itu.Pernikahan di adakan di sebuah ballroom hotel berbintang, dengan makanan serba mewah dan hiburan dari artis-artis ternam

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-17
  • Terbelenggu Dendam   Apakah ini bulan madu?

    "Ini sudah menadi tradisi keluarga besar Suseno, jadi mau tidak mau kalian tetap harus mematuhinya." terang Bagas yang menolak permintaan izin Jasmin untuk langsung ikut pindah ke rumah pribadi milik Arya, namun Bagas mengatakan kalau mereka harus tinggal dulu di rumah induk paling tidak tiga bulan, setelah itu baru boleh pindah dan hidup mandiri."Tapi ayah,,," rengek Jasmin yang mengharapkan kalau dia bisa menikmati awal masa pernikahannya dengan Arya tanpa ada gangguan dari siapapun."Sudahlah sayang, ikuti saja perintah ayah mu, setelah itu aku janji akan membawa mu keliling Eropa sebagai bulan madu kita," timpal Arya yang langsung di sambut dengan suara batuk Maya karena dirinya langsung tersedak saat mendengar ucapan mantan suaminya itu.Bagaimana tidak tersedak, sementara berbulan madu keliling Eropa adalah impiannya yang oernah dia sampaikan dulu pada Arya di awal pernikahannya, namun sayangnya karena keterbatasan biaya mereka hanya bisa berbulan m

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-18
  • Terbelenggu Dendam   Dua pribadi yang lain

    "Pagi semua, maaf saya terlambat," Arya melangkah menuju meja makan dengan wajah yang segar dan ceria, tak nampak sedikitpun sisa-sisa kekesalan dan kemarahan tadi malam yang dia muntahkan pada Jasmin, dihadapan semua keluarga istrinya, semua seolah baik-baik saja, bahkan Arya dengan mesranya mengecup kening istrinya dengan lembut di hadapan ayah, ibu dan kakaknya yang saat itu tengah menikmati sarapan mereka."Ah sudahlah, kami juga pernah muda, dan tau bagaimana rasanya menjadi pengantin baru, bahkan dulu kami baru keluar kamar setelah tengah hari," Goda Rika sang ibu mertua, yang lantas hanya di jawab dengan senyuman renyah dari menantu barunya itu."Rapi sekali pagi-pagi, mau kemana, nak?" tanya Bagas sedikit heran dengan pakaian rapi yang dikenakan Arya di pagi ini."Ada sedikit yang harus aku kerjakan di kantor, untunglah putri mu ini sangat pengertian, jadi dia bisa memahami bagaimana pekerjaan suaminya, iya kan, sayang?" Senyuman manis di pagi itu seolah menghipnotis Jasmin un

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-19
  • Terbelenggu Dendam   Ciuman pertama

    Nyeri rasanya hati Jasmin saat mendengar semua apa yang di ungkapakan Arya padanya, entah apa yang suaminya rencanakan dalam pernikahan penuh dendam ini, dan mengapa dirinya yang harus menanggung semua kesalahan yang dilakukan oleh kakak laki-lakinya, yang sebenarnya tak bisa hanya menyalahkan satu pihak saja, karena dalam hal ini Maya pun ikut andil atas semua yang terjadi, tapi mengapa dia, apa salah Jasmin dalam hal ini? Hanya karena dia ada hubungan darah dengan Dimas? Lantas apa perlu dia menguras seluruh darahnya dan menggantinya dengan yang baru agar dirinya tak ada hubungan keterikatan apa-apa lagi dengan abangnya itu?Jasmin memang tak pernah setuju dan tak pernah sekalipun mendukung atas kelakuan Dimas yang merebut Maya dari Arya, meski begitu besar rasa cintanya untuk Arya, namun sebagai abang, Dimas adalah sosok kakak panutan, kasih sayangnya pada Jasmin tak bisa diragukan lagi, tulus dan sangat besar, bahkan Dimas lebih menyayangi adik perempuannya itu dar

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-19
  • Terbelenggu Dendam   Bolehkah aku cemburu?

    Lama bibir Jasmin dan Arya bertaut, bahkan tangan Arya kini bergerilya di punggung istrinya itu, hingga Jasmin menepuk-nepuk dada Arya dengan kedua tangannya, oksigen di dadanya terasa habis akibat ciuman panas mereka.Tak banyak yang Arya ucapkan saat pagutan bibir mereka terurai, hanya senyum samarnya tersungging, lalu sepersekian detik kemudian tatapannya mengarah ke balkon kamar yang menghadap ke kolam renang, tepatnya ke arah dimana kinibmereka berdiri dan saling merapatkan tubuh.Pandangan Jasmin mengikuti kemana arah mata Arya menuju, seketika dia langsung mengerti, mengapa Arya melakukan ciuman itu secara tiba-tiba padanya, ternyata Maya sedang memperhatikan mereka dari lantai atas, tepatnya dari balkon kamarnya yang menghadap kolam renang langsung.'Oh karena dia!' gerutu Jasmin dalam hatinya, hampir saja dia merasa geer dengan perlakuan Arya, mengira suaminy itu mulai tertarik padanya, tapi ternyata ada penampakan di balkon yang membuat suam

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-20

Bab terbaru

  • Terbelenggu Dendam   Selamat tinggal

    Tiiiiit,,,,,,,Suara panjang terdengar dari alat monitor jantung yang terpasang di dada Arya, garis horizontal panjang juga tampak di layar monitor, menandakan jika tidak ada lagi pergerakan pada jantung pasien.Dokter di temani beberapa perawat datang ke ruangan itu untuk memeriksa keadaan Arya, setelah mereka susah payah menyaret keluar Maya yang tidak mau beranjak dari sisi ranjang suaminya sambil terus meraung-raung, namun Jasmin sepertinya tidak sekejam itu, dia merasa tidak tega melihat Maya yang sepertinya begitu terluka, dia meraih pundak Maya dan mencoba menenangkannya."Aku tau ini tidak mudah untuk mu, tapi kita harus percaya,,, apapun yang menjadi takdir Tuhan, itu pasti yang terbaik," ujar Jasmin mencoba menenangkan meski nyatanya Maya tidak menghiraukan kata-katanya dan masih tetap meraung-raung di depan pintu yang kini tertutup.Tidak sampai lima menit kemudian, para petugas medis itu keluar dari ruangan Arya, mereka menyampaikan be

  • Terbelenggu Dendam   Maaf

    Langkah Jasmin terasa berat, perasaannya gamang saat kakinya menyusuri lorong rumah sakit menuju ruangan dimana Arya dirawat."Tenangkan diri mu, aku hanya tidak mau kamu menyesal jika ternyata Arya tidak dapat bertahan dan belum medapatkan maaf dari mu. Sudah waktunya kamu melepaskan dan mengikhlaskan semuanya." ujar Niko.Tidak ada sepatah kata pun keluar dari bibir merah Jasmin yang kini hanya berjalan dengan pandangan matanya yang terus saja tertuju pada ubin rumah sakit, pikirannya terasa tidak menentu, memikirkan apa yang akan di katakannya saat berada di hadapan Arya nantinya."Ini ruangannya, kamu mau masuk sendiri atau aku temani?" tanya Niko menghentikan langkahnya tepat di depan pintu salah satu ruang rumah sakit yang bertuliskan ICU.Terlihat juga Maya berdiri di samping kanan pintu, matanya sembab dan lingkaran hitam di bawah matanya tampak sangat jelas, bisa dipastikan jika wanita itu pasti tidak tidur dalam beberapa hari terakhir in

  • Terbelenggu Dendam   Pengorbanan

    "Anak mu memang tidak bersalah, namun kau yang bersalah! Seharusnya kau tidak menikah dengan Arya, seharusnya kau tidak usah lagi muncul di kehidupan kami, lihatlah,,, kehadiran mu membuat rumah tangga kami menjadi hancur, dia ingin kembali mengejar mu, dan ingin meninggalkan ku! Kau sialan!" maki Maya pada Jasmin sambil mendorong Nirel dengan penuh emosi ke arah luar pagar pembatas, membuat Jasmin akhirnya tidak kuasa menyaksikan semua itu dan dia menjerit histeris dibuatnya. "Nirel,,, tidak,,,!!" jerit Jasmin terdengar pilu.Namun tanpa di duga Arya justru berlari secepat kilat menangkap tubuh mungli Nirel yang hampir saja terlempar dari pagar pembatas balkon, membuat Maya semakin di kuasai emosi karena merasa suaminya lebih membela Jasmin, bahkan rela mengorbankan apapun demi anak mantan istrinya itu."Sialan kau Arya, masih saja kau membela dia, kenapa selalu dia,,, dia,,,dan dia, aku memang bersalah, tapi tidak seharusnya aku di perlakukan tidak adil

  • Terbelenggu Dendam   Penculikan penuh drama

    Bugh,,,,Pukulan telak yang mengenai wajah Arya itu membuat pandangan Arya sedikit kabur akibat kecangnya tinju yang di layangkan Niko, beruntung dia hanya terhenyak ke sandaran jok mobil yang empuk, jika itu terjadi di luar mobil, ceritanya akan lain, mungkin dia akan tersungkur di tanah."Apa-apaan ini?" teriak Arya kesal, sambil memegangi hidungnya yang kini mengeluarkan darah segar akibat pukulan Niko.Rupanya tinju Niko tepat mengenai tulang hidung Arya sehingga seketika cairan merah kental itu mengalir dari kedua lubang hidungnya."Dimana Nirel? Kembalikan dia pada kami!" geram Niko dengan tangannya yang mencengkeram kasar bagian kerah baju Arya."Nirel? Apa maksud mu? Kenapa kau menanyakannya pada ku? aku bahkan baru saja sampai ke tempat ini!" Arya menyingkirkan tangan Niko dari hadpannya."Ini--- kau yang mengirimkan pesan ini pada kami bukan? Jika bukan kau, siapa lagi? Mengapa kau tidak pernah puas menyakiti ku? Bukank

  • Terbelenggu Dendam   Pesan misterius

    Jasmin dan Niko di buat kalang kabut mencari-cari keberadaan Nirel yang tiba-tiba menghilang dalam sekejapan mata saja, ada sedikit rasa sesal dalam hati keduanya karena mereka tadi mereka malah bermesraan sampai tidak sadar jika Nirel yang mereka kira aman-aman saja bermain di area halaman rumah, nyatanya kini menghilang begitu saja."Sebaiknya kita lapor polisi." ujar Jasmin pada Niko yang sebenarnya tidak kalah paniknya dari Jasmin, namun pria itu berpura-pura terlihat tegar agar tidak semakin membuat Jasmin panik."Tapi laporan kehilangan orang baru bisa di terima jika tang bersangkutan sudah menghilang 1X24 jam." jawab Niko dengan lemas. Selain tubuhnya yang terasa lelah karena sudah mengemudi selama berjam jam lamanya, pikirannya juga tidak kalah lelahnya karena harus di peras memikirkan dimana keberadaan Nirel yang tiba-tiba menghilang."24 jam? Bagaimana jika ternyata dia tersesat di hutan, lantas bertemu dengan hewan buas? Mana bisa kita menungg

  • Terbelenggu Dendam   Memulainya dari awal

    "Tidak perlu memaksakan diri untuk berusaha mencintaiku, percayalah,,, aku tidak akan kemana-mana. Aku akan tetap menunggu hingga kamu benar-benar mencintai ku." Goda Niko pagi itu saat mendapati jasmin yang sudah berada di dapur dengan wajah yang terlihat berkeringat karena menyiapkan bebrapa menu masakan.Hari ini, karena weekend Niko ingin mengajak Jasmin dan Nirel untuk pergi ke salah satu villa milik keluarganya yang berada di pegunungan, Niko ingin membuat jasmin melupakan kesdihan dan ketegangannya akibat pertengkarannya dengan Arya tempo hari, jadilah hari ini Jasmin memasak lebih banyak dari hari biasanya karena sebagian makanannya akan dia bekal untuk pejalanan yang mungkin akan di tempuh selama tiga sampai empat jam itu.Mendengar ucapan Niko, Jasmin menoleh ke arah sumber suara sambil tersenyum lebar. "Orang bilang memikat pria itu harus di mulai dari perutnya, setelah itu maka dia akan menaklukan hatinya." celoteh Jasmin, membuat kini Giliran Ni

  • Terbelenggu Dendam   Ayo menikah!

    Tok,,,tok,,,tok!Dengan penuh hati-hati Niko mengetuk pintu kamar Jasmin yang tertutup rapat.Beberpa menit berdiri di depan pintu kayu bercat coklat tua itu, namun tidak ada jawaban dari dalam kamar, padahal Niko sudah mengulangi ketukan pintunya sebanyak tiga kali."Jas,,, jasmin. Ini aku, apaaku boleh masuk?" tanya Niko memanggil-manggil Jasmin yang masih memilih untuk diam tidak bersuara di dalam kamarnya."Jasmin,,, izinkan aku berbicara dengan mu," sambung Niko lagi masih tetap berusaha.Ternyata usahanya tidak sia-sia, karena suara anak kunci yang di putar dari dalam kini terdengar jelas di telinga Niko, membuat pria itu akhirnya bsa bernafas dengan lega.Jasmin membuka sedikit pintu kamarnya, dia menutupi mata sembabnya dengan rambutnya yang sengaja dia gerai menutupi sebagian wajahnya, namun semua itu sia-sia, karena Niko masih tetap bisa melihat dengan jelas sisa-sisa air mata yang tergenang di di kedua netra coklat indah it

  • Terbelenggu Dendam   Menuai karma

    "K-kamu mengikuti ku?" gugup Arya."Kenapa? Bukankah dengan begitu akhirnya aku jadi tahu, jika selama ini kamu di hantui rasa bersalah dan menyesal telah meninggalkan mantan istri mu, apa kamu masih mencintainya?" sinis Maya yang sontak saja membuat Arya gelagapan di buatnya. "Kau keterlaluan, bisa-bisanya kau mengikuti ku secara diam-diam seperti ini, kau anggap aku ini apa, huh?" emosi Arya tiba-tiba saja meledak, entah itu hanya untuk menutupi kegugupan dan mengaburkan kesalahannya, sehingga seolah-olah dalam hal ini Maya lah yang bersalah karena telah menguntitnya. Namun satu yang pasti, Arya kali ini sedang merasa marah dan juga kecewa dengan sikap Jasmin yang tidak memberinya kesempatan bahkan hanya untuk berbicara lebih lama lagi, sehingga Maya menjadi pelampiasan kemarahannya saat ini."Aku menganggap mu pria yang paling mengerti dan mencintai ku, namun ternyata aku salah, karena teryata kau mencintai orang lain, bukankah aku yang seharusnya bert

  • Terbelenggu Dendam   Anak siapa?

    "Jasmin, apa dia putri ku?" tanya Arya yang menjegal langkah Jasmin dan Nirel dan berdiri mengghalangi langkah ibu dan anak itu."Apa kau mabuk? Beraninya mengatakan hal itu di depan anak ku, tentu saja ini anak ku, bukan anak mu. Dasar pria gila!" Jasmin menyingkirkan tubuh Arya yang menghalanginya dengan mendorongnya kasar.Sungguh Jasmin tidak menyangka jika Arya akan seberani itu mempertanyakan mengenai status Nirel, bahkan di hadapan putrinya secara langsung, apa Arya tidak memikirkan bagaimana psikologi Nirel nantinya setelah mendengar pertanyaannya itu. Nirel mungkin masih kecil, tapi bocah itu pasti mengerti, karena entah mengapa bocah itu selalu lebih pintar di banding bocah-bocah seusianya."Jasmin, tunggu aku! Ada hal yang harus kita bicarakan." Arya masih berusaha mengejar Jasmin yang terus menghindar dari Arya dan melangkah dengan langkah yang tergesa agar bisa lebih cepat meninggalkan pria yang pernah menyakiti dirinya di masa lalu itu, Jasmi

DMCA.com Protection Status