Share

Wait and See

Author: Mak_Gabut
last update Last Updated: 2022-09-14 18:53:09

Arya berjalan dengan penuh percaya diri, seperti tak pernah ada konflik besar di antara mereka semua, Arya bahkan melemparkan senyuman hangatnya pada semua orang yang berada di ruangan itu, dimana hampir semua orang disana hanya bisa fiam terpaku, tiba-tiba mereka merasa kaku bahkan hanya untuk membalas senyuman pria yang pernah di sakiti sedemikian rupa oleh anak dan menantu keluarga besar Suseno itu.

"Selamat malam semuanya," sapa Arya dengan begitu ramah, tak tampak sama sekali guratan benci atau marah di wajah pria tampan itu, semua berjalan normal seperti dulu saat dirinya sering main ke rumah itu untuk menemui Dimas.

Bagas mengangguk tanpa bersuara, ingin sekali membalas sapaan pria itu, namun suaranya seakan tertahan di tenggorokannya, dia hanya mampu memberikan senyum tipis namun kaku dan terkesan dingin saat menyambut pria yang konon katanya ingin melamar putri kesayangannya itu.

Seakan terhipnotis, semua orang yang berada di sana mengikuti apa yang dilakukan Bagas, tersenyum kaku tanpa membalas sapaan Arya, seolah mereka semua adalah robot yang di setel seperti itu oleh pemiliknya.

"Maaf jika kedatangan saya mengganggu kenyamanan Anda semua, kedatangan saya kesini adalah untuk mela---"

"Tunggu, sejak kapan kalian berhubungan, kenapa diantara kami tak ada yang tahu akan hal itu?" Bagas memotong kalimat Arya yangbbelum sempat di selesaikannya.

"Ayah, tak penting berapa lama kami berhubungan, yang paling penting adalah bagaimana keseriusan kami dalam menjalani ini semua, iya kan kak?" Jasmin seperti mengerti kalau kekasihnya akan di intimidasi oleh ayahnya, dan itu tidak akan dia biarkan..

"Tentu saja, sayang. Kedatangan ku kali ini juga ingin menyampaikan maksud kepada ayah dan ibu mu, kalau aku ingin menikahi mu sesegera mungkin." Pandangan mata Arya menatap mesra Jasmin yang pipinya langsung merona dan langsung menyembunyikan wajahnya di balik lengan kekar Arya tempatnya bergelayutan.

"Jasmin, apa kamu hamil?" pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Rika sang ibu yang sejak tadi belum mengeluarkan suaranya sama sekali akibat masih merasa syok dengan sosok pria yang di kenalkan putrinya sebagai calon suami itu.

"Bu, kenapa menuduh kami senista itu, kami tak pernah melakukan hubungannyang di luar batas norma." bantah Jasmin kesal.

Tentu saja mereka tak pernah melakukan hal-hal semacam itu, berpacaran saja baru kemarin, ada pun Arya yang bersikeras mengajak Jasmin menikah itu karena ada tujuan lain yang ingin dia capai melalui pernikahannya dengan Jasmin.

Perbincangan di sela makan malam antara Arya dan keluarga besar Jasmin terasa panjang dan alot, rata-rata semua merasa aneh dan janggal dengan hubungan Arya dan Jasmin, kecuali Dimas dan Maya, orang tua Jasmin terus mencecar Arya dengan berbagai pertanyaan, tentang apa alasannya ingin mempersunting putrinya, hal apa yang di sukai Arya dari putrinya, dan percaya atau tidak, Arya dapat menjawab semua itu dengan lugas dan percaya diri, bahkan semua jawabannya membuat Bagas dan Rika menaruh rasa percaya yang begitu besar jika sang putri akan bahagia di tangan Arya.

"Maaf, tapi ini harus kami tanyakan, kau akan sering bertemu dengan Dimas dan Maya jika kau sudah menikah dengan Jasmin, apa itu tidak menjadi suatu masalah?" meskipun agak ragu, Bagas harus mempertanyakan hal itu pada calon suami putrinya itu.

Sebenarnya ingin sekali Bagas mengatakan untuk menunda dulu pernikahan putri mereka itu karena terus terang saja masih ada beberapa kejanggalan di hatinya yang tak bisa di ungkapkan, namun sepertinya Jasmin putri kesayangannya itu terlihat sangat bahagia bersama Arya, wajahnya terus berseri dengan mata yang berbinar saat bersama Arya, membuat dirinya tak tega jika harus merusak kebahagiaan putrinya itu.

"Saya rasa itu sudah lama berlalu, Pak. Itu tidak menjadi suatu masalah buat saya, karena saya hidup untuk masa depan, hal-hal buruk di masa lalu tak perlu di ingat-ingat lagi, saat ini Jasmin adalah masa depan saya, yang harus saya perjuangkan kebahagiannya. Bukan begitu Dim, May?" Tanya Arya, membuat sepasang suami istri yang sejak tadi tak berani mengeluarkan suaranya pun menjawab dengan tergagap.

"I-iya!" jawab mereka hampir serentak, membuat Arya terrawa lebar dalam hatinya.

'Ini baru pemanasan, belum masuk ke permainan inti, kalian akan tergagap lebih dari sekarang ini, wait and see,' gumam Arya dalam hatinya menertawakan dua sejoli di hadapannya yang tak berani berkutik sedikit pun karena merasa malu atas kesalahan yang pernah mereka perbuat padanya tiga tahun yang lalu.

Related chapters

  • Terbelenggu Dendam   Kau tak mengenalku,

    "Arya, tunggu!" panggil Dimas mengejar langkah Arya yang mulai meninggalkan halaman rumahnya, menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari pintu utama kediaman Suseno.Arya menghentikan langkahnya saat suara seorang pria yang tiga tahun lalu sangat familiar dan sering sekali berbagi cerita dengannya itu, tapi Arya tak buru-buru memutar tubuhnya untuk menghadap ke arah Dimas yang berdiri di belakang tubuhnya.Entahlah apa yang ingin di sampaikan pria yang mengaku sahabatnya itu pada Arya, jujur saja sebenarnya Arya malas dan belum siap untuk berinteraksi lagi secara langsung dengan pria yang memporak porandakan rumah tangganya, meskipun itu bukan sepenuhnya salah Dimas, karena Maya juga punya andil besar dalam kehancuran rumah tangga mereka, intinya mereka berdua sama saja, penghianat!Perlahan Arya menghela nafas sangat dalam, mempersiapkan dirinya untuk pura-pura baik-baik saja di hadapan Dimas yang sebentar lagi akan menjadi kakak iparnya itu, Arya memutar kakinya membawa seluruh tub

    Last Updated : 2022-09-16
  • Terbelenggu Dendam   Andai,

    Sebulan berlalu dari pertemuan makan malam sekaligus lamaran yang di ajukan Arya kepada keluarga besar Suseno perihal keinginannya untuk mempersunting putri bungsu kesayangan keluarga itu, kini saat yang tunggu-tunggu pun akhirnya datang juga. Ya, pernikahan antara Arya dan Jasmin di gelar secara mewah, meriah dan besar-besaran.Tentu saja itu harus dilakukan, mengingat yang Arya nikahi bukan putri orang sembarangan, meskipun Jasmin bersikeras meminta pernikahan mereka agar dilaksanakan secara sederhana saja karena tak ingin membebani calon suaminya itu, Arya yang kini sudah menjabat sebagai direktur di perusahaannya itu tak ingin dirinya di remehkan dan di rendahkan oleh keluarga Suseno, kini saatnya dia menunjukkan taringnya, bahwa dirinya pun mampu mengikuti gaya hidup keluarga calon istrinya yang merupakan crazy rich di kota kembang itu.Pernikahan di adakan di sebuah ballroom hotel berbintang, dengan makanan serba mewah dan hiburan dari artis-artis ternam

    Last Updated : 2022-09-17
  • Terbelenggu Dendam   Apakah ini bulan madu?

    "Ini sudah menadi tradisi keluarga besar Suseno, jadi mau tidak mau kalian tetap harus mematuhinya." terang Bagas yang menolak permintaan izin Jasmin untuk langsung ikut pindah ke rumah pribadi milik Arya, namun Bagas mengatakan kalau mereka harus tinggal dulu di rumah induk paling tidak tiga bulan, setelah itu baru boleh pindah dan hidup mandiri."Tapi ayah,,," rengek Jasmin yang mengharapkan kalau dia bisa menikmati awal masa pernikahannya dengan Arya tanpa ada gangguan dari siapapun."Sudahlah sayang, ikuti saja perintah ayah mu, setelah itu aku janji akan membawa mu keliling Eropa sebagai bulan madu kita," timpal Arya yang langsung di sambut dengan suara batuk Maya karena dirinya langsung tersedak saat mendengar ucapan mantan suaminya itu.Bagaimana tidak tersedak, sementara berbulan madu keliling Eropa adalah impiannya yang oernah dia sampaikan dulu pada Arya di awal pernikahannya, namun sayangnya karena keterbatasan biaya mereka hanya bisa berbulan m

    Last Updated : 2022-09-18
  • Terbelenggu Dendam   Dua pribadi yang lain

    "Pagi semua, maaf saya terlambat," Arya melangkah menuju meja makan dengan wajah yang segar dan ceria, tak nampak sedikitpun sisa-sisa kekesalan dan kemarahan tadi malam yang dia muntahkan pada Jasmin, dihadapan semua keluarga istrinya, semua seolah baik-baik saja, bahkan Arya dengan mesranya mengecup kening istrinya dengan lembut di hadapan ayah, ibu dan kakaknya yang saat itu tengah menikmati sarapan mereka."Ah sudahlah, kami juga pernah muda, dan tau bagaimana rasanya menjadi pengantin baru, bahkan dulu kami baru keluar kamar setelah tengah hari," Goda Rika sang ibu mertua, yang lantas hanya di jawab dengan senyuman renyah dari menantu barunya itu."Rapi sekali pagi-pagi, mau kemana, nak?" tanya Bagas sedikit heran dengan pakaian rapi yang dikenakan Arya di pagi ini."Ada sedikit yang harus aku kerjakan di kantor, untunglah putri mu ini sangat pengertian, jadi dia bisa memahami bagaimana pekerjaan suaminya, iya kan, sayang?" Senyuman manis di pagi itu seolah menghipnotis Jasmin un

    Last Updated : 2022-09-19
  • Terbelenggu Dendam   Ciuman pertama

    Nyeri rasanya hati Jasmin saat mendengar semua apa yang di ungkapakan Arya padanya, entah apa yang suaminya rencanakan dalam pernikahan penuh dendam ini, dan mengapa dirinya yang harus menanggung semua kesalahan yang dilakukan oleh kakak laki-lakinya, yang sebenarnya tak bisa hanya menyalahkan satu pihak saja, karena dalam hal ini Maya pun ikut andil atas semua yang terjadi, tapi mengapa dia, apa salah Jasmin dalam hal ini? Hanya karena dia ada hubungan darah dengan Dimas? Lantas apa perlu dia menguras seluruh darahnya dan menggantinya dengan yang baru agar dirinya tak ada hubungan keterikatan apa-apa lagi dengan abangnya itu?Jasmin memang tak pernah setuju dan tak pernah sekalipun mendukung atas kelakuan Dimas yang merebut Maya dari Arya, meski begitu besar rasa cintanya untuk Arya, namun sebagai abang, Dimas adalah sosok kakak panutan, kasih sayangnya pada Jasmin tak bisa diragukan lagi, tulus dan sangat besar, bahkan Dimas lebih menyayangi adik perempuannya itu dar

    Last Updated : 2022-09-19
  • Terbelenggu Dendam   Bolehkah aku cemburu?

    Lama bibir Jasmin dan Arya bertaut, bahkan tangan Arya kini bergerilya di punggung istrinya itu, hingga Jasmin menepuk-nepuk dada Arya dengan kedua tangannya, oksigen di dadanya terasa habis akibat ciuman panas mereka.Tak banyak yang Arya ucapkan saat pagutan bibir mereka terurai, hanya senyum samarnya tersungging, lalu sepersekian detik kemudian tatapannya mengarah ke balkon kamar yang menghadap ke kolam renang, tepatnya ke arah dimana kinibmereka berdiri dan saling merapatkan tubuh.Pandangan Jasmin mengikuti kemana arah mata Arya menuju, seketika dia langsung mengerti, mengapa Arya melakukan ciuman itu secara tiba-tiba padanya, ternyata Maya sedang memperhatikan mereka dari lantai atas, tepatnya dari balkon kamarnya yang menghadap kolam renang langsung.'Oh karena dia!' gerutu Jasmin dalam hatinya, hampir saja dia merasa geer dengan perlakuan Arya, mengira suaminy itu mulai tertarik padanya, tapi ternyata ada penampakan di balkon yang membuat suam

    Last Updated : 2022-09-20
  • Terbelenggu Dendam   Tak berasa

    Dada Arya berdesir hebat, saat bibir Maya yang sudah tiga tahun ini tak di rasainya itu menari di atas bibirnya, menuntut perlawanan dari dirinya yang seakan mendiamkannya dan tak melakukan perlawanan apapun hanya menikmati cumbuan yang dilakukan Maya padanya.Sampai beberapa menit kemudian ada sesuatu hal yang Arya sadari, jantungnya tak berdetak kencang seperti saat dirinya melumat bibir Jasmin beberapa saat lalu di tepi kolam, bahkan dia merasakan reaksi pada juniornya saat mencium bibir manis Jasmin, meski gadisitu hanya terdiam tak melawan pagutannya.Namun kali ini, saat Maya mencium dan mencumbunya, bahkan dia tak merasakan reaksi apapun dibalik celananya, semua tak berasa, hanya dadanya saja yang berdesir hebat entah karena apa, karena rindu kah, karena rasa marah kah, atau rasa yang lain yang tak dapat Arya deskripsikan dengan kata-kata, yang jelas tubuhnya sudah tak bereaksi apa-apa atas godaan Maya saat ini.Maya melepaskan tautan bibirnya, dia

    Last Updated : 2022-09-20
  • Terbelenggu Dendam   Teman wanita

    Disinilah Jasmin kini berada, di rumah baru milik Arya sang suami yang baru sekitar setengah tahun ini di belinya saat dia masih berada di luar negeri, rumah itu bahkan belum sempat di isi perabot yang lengkap karena setelah menikah dia diharuskan tinggal di rumah mertuanya.Rumah yang lumayan besar dengan gaya modern itu dibeli Arya dari hasil dia bekerja keras selama ini, sementara rumah lamanya yang dulu dia tempati bersama Maya sudah lama dia biarkan kosong karena tak ingin teringat kenangan pahit yang pernah terjadi disana."Kamarmu disana, tapi tinggalkan beberapa bajumu di kamarku, jika sewaktu-waktu keluarga mu datang menginap, kau harus tidur di kamarku," Telunjuk Arya mengacung dan menunjuk sebuah pintu kamar yang letaknya agak tersembunyi karena terhalang oleh tembok penyekat ruang makan, sehingga jika dilihat sepintas, pintu kamar itu tak akan terlihat dengan jelas.Jasmin hanya mengangguk sangat pelan, bukankah tak ada pilihan lain baginy

    Last Updated : 2022-09-21

Latest chapter

  • Terbelenggu Dendam   Selamat tinggal

    Tiiiiit,,,,,,,Suara panjang terdengar dari alat monitor jantung yang terpasang di dada Arya, garis horizontal panjang juga tampak di layar monitor, menandakan jika tidak ada lagi pergerakan pada jantung pasien.Dokter di temani beberapa perawat datang ke ruangan itu untuk memeriksa keadaan Arya, setelah mereka susah payah menyaret keluar Maya yang tidak mau beranjak dari sisi ranjang suaminya sambil terus meraung-raung, namun Jasmin sepertinya tidak sekejam itu, dia merasa tidak tega melihat Maya yang sepertinya begitu terluka, dia meraih pundak Maya dan mencoba menenangkannya."Aku tau ini tidak mudah untuk mu, tapi kita harus percaya,,, apapun yang menjadi takdir Tuhan, itu pasti yang terbaik," ujar Jasmin mencoba menenangkan meski nyatanya Maya tidak menghiraukan kata-katanya dan masih tetap meraung-raung di depan pintu yang kini tertutup.Tidak sampai lima menit kemudian, para petugas medis itu keluar dari ruangan Arya, mereka menyampaikan be

  • Terbelenggu Dendam   Maaf

    Langkah Jasmin terasa berat, perasaannya gamang saat kakinya menyusuri lorong rumah sakit menuju ruangan dimana Arya dirawat."Tenangkan diri mu, aku hanya tidak mau kamu menyesal jika ternyata Arya tidak dapat bertahan dan belum medapatkan maaf dari mu. Sudah waktunya kamu melepaskan dan mengikhlaskan semuanya." ujar Niko.Tidak ada sepatah kata pun keluar dari bibir merah Jasmin yang kini hanya berjalan dengan pandangan matanya yang terus saja tertuju pada ubin rumah sakit, pikirannya terasa tidak menentu, memikirkan apa yang akan di katakannya saat berada di hadapan Arya nantinya."Ini ruangannya, kamu mau masuk sendiri atau aku temani?" tanya Niko menghentikan langkahnya tepat di depan pintu salah satu ruang rumah sakit yang bertuliskan ICU.Terlihat juga Maya berdiri di samping kanan pintu, matanya sembab dan lingkaran hitam di bawah matanya tampak sangat jelas, bisa dipastikan jika wanita itu pasti tidak tidur dalam beberapa hari terakhir in

  • Terbelenggu Dendam   Pengorbanan

    "Anak mu memang tidak bersalah, namun kau yang bersalah! Seharusnya kau tidak menikah dengan Arya, seharusnya kau tidak usah lagi muncul di kehidupan kami, lihatlah,,, kehadiran mu membuat rumah tangga kami menjadi hancur, dia ingin kembali mengejar mu, dan ingin meninggalkan ku! Kau sialan!" maki Maya pada Jasmin sambil mendorong Nirel dengan penuh emosi ke arah luar pagar pembatas, membuat Jasmin akhirnya tidak kuasa menyaksikan semua itu dan dia menjerit histeris dibuatnya. "Nirel,,, tidak,,,!!" jerit Jasmin terdengar pilu.Namun tanpa di duga Arya justru berlari secepat kilat menangkap tubuh mungli Nirel yang hampir saja terlempar dari pagar pembatas balkon, membuat Maya semakin di kuasai emosi karena merasa suaminya lebih membela Jasmin, bahkan rela mengorbankan apapun demi anak mantan istrinya itu."Sialan kau Arya, masih saja kau membela dia, kenapa selalu dia,,, dia,,,dan dia, aku memang bersalah, tapi tidak seharusnya aku di perlakukan tidak adil

  • Terbelenggu Dendam   Penculikan penuh drama

    Bugh,,,,Pukulan telak yang mengenai wajah Arya itu membuat pandangan Arya sedikit kabur akibat kecangnya tinju yang di layangkan Niko, beruntung dia hanya terhenyak ke sandaran jok mobil yang empuk, jika itu terjadi di luar mobil, ceritanya akan lain, mungkin dia akan tersungkur di tanah."Apa-apaan ini?" teriak Arya kesal, sambil memegangi hidungnya yang kini mengeluarkan darah segar akibat pukulan Niko.Rupanya tinju Niko tepat mengenai tulang hidung Arya sehingga seketika cairan merah kental itu mengalir dari kedua lubang hidungnya."Dimana Nirel? Kembalikan dia pada kami!" geram Niko dengan tangannya yang mencengkeram kasar bagian kerah baju Arya."Nirel? Apa maksud mu? Kenapa kau menanyakannya pada ku? aku bahkan baru saja sampai ke tempat ini!" Arya menyingkirkan tangan Niko dari hadpannya."Ini--- kau yang mengirimkan pesan ini pada kami bukan? Jika bukan kau, siapa lagi? Mengapa kau tidak pernah puas menyakiti ku? Bukank

  • Terbelenggu Dendam   Pesan misterius

    Jasmin dan Niko di buat kalang kabut mencari-cari keberadaan Nirel yang tiba-tiba menghilang dalam sekejapan mata saja, ada sedikit rasa sesal dalam hati keduanya karena mereka tadi mereka malah bermesraan sampai tidak sadar jika Nirel yang mereka kira aman-aman saja bermain di area halaman rumah, nyatanya kini menghilang begitu saja."Sebaiknya kita lapor polisi." ujar Jasmin pada Niko yang sebenarnya tidak kalah paniknya dari Jasmin, namun pria itu berpura-pura terlihat tegar agar tidak semakin membuat Jasmin panik."Tapi laporan kehilangan orang baru bisa di terima jika tang bersangkutan sudah menghilang 1X24 jam." jawab Niko dengan lemas. Selain tubuhnya yang terasa lelah karena sudah mengemudi selama berjam jam lamanya, pikirannya juga tidak kalah lelahnya karena harus di peras memikirkan dimana keberadaan Nirel yang tiba-tiba menghilang."24 jam? Bagaimana jika ternyata dia tersesat di hutan, lantas bertemu dengan hewan buas? Mana bisa kita menungg

  • Terbelenggu Dendam   Memulainya dari awal

    "Tidak perlu memaksakan diri untuk berusaha mencintaiku, percayalah,,, aku tidak akan kemana-mana. Aku akan tetap menunggu hingga kamu benar-benar mencintai ku." Goda Niko pagi itu saat mendapati jasmin yang sudah berada di dapur dengan wajah yang terlihat berkeringat karena menyiapkan bebrapa menu masakan.Hari ini, karena weekend Niko ingin mengajak Jasmin dan Nirel untuk pergi ke salah satu villa milik keluarganya yang berada di pegunungan, Niko ingin membuat jasmin melupakan kesdihan dan ketegangannya akibat pertengkarannya dengan Arya tempo hari, jadilah hari ini Jasmin memasak lebih banyak dari hari biasanya karena sebagian makanannya akan dia bekal untuk pejalanan yang mungkin akan di tempuh selama tiga sampai empat jam itu.Mendengar ucapan Niko, Jasmin menoleh ke arah sumber suara sambil tersenyum lebar. "Orang bilang memikat pria itu harus di mulai dari perutnya, setelah itu maka dia akan menaklukan hatinya." celoteh Jasmin, membuat kini Giliran Ni

  • Terbelenggu Dendam   Ayo menikah!

    Tok,,,tok,,,tok!Dengan penuh hati-hati Niko mengetuk pintu kamar Jasmin yang tertutup rapat.Beberpa menit berdiri di depan pintu kayu bercat coklat tua itu, namun tidak ada jawaban dari dalam kamar, padahal Niko sudah mengulangi ketukan pintunya sebanyak tiga kali."Jas,,, jasmin. Ini aku, apaaku boleh masuk?" tanya Niko memanggil-manggil Jasmin yang masih memilih untuk diam tidak bersuara di dalam kamarnya."Jasmin,,, izinkan aku berbicara dengan mu," sambung Niko lagi masih tetap berusaha.Ternyata usahanya tidak sia-sia, karena suara anak kunci yang di putar dari dalam kini terdengar jelas di telinga Niko, membuat pria itu akhirnya bsa bernafas dengan lega.Jasmin membuka sedikit pintu kamarnya, dia menutupi mata sembabnya dengan rambutnya yang sengaja dia gerai menutupi sebagian wajahnya, namun semua itu sia-sia, karena Niko masih tetap bisa melihat dengan jelas sisa-sisa air mata yang tergenang di di kedua netra coklat indah it

  • Terbelenggu Dendam   Menuai karma

    "K-kamu mengikuti ku?" gugup Arya."Kenapa? Bukankah dengan begitu akhirnya aku jadi tahu, jika selama ini kamu di hantui rasa bersalah dan menyesal telah meninggalkan mantan istri mu, apa kamu masih mencintainya?" sinis Maya yang sontak saja membuat Arya gelagapan di buatnya. "Kau keterlaluan, bisa-bisanya kau mengikuti ku secara diam-diam seperti ini, kau anggap aku ini apa, huh?" emosi Arya tiba-tiba saja meledak, entah itu hanya untuk menutupi kegugupan dan mengaburkan kesalahannya, sehingga seolah-olah dalam hal ini Maya lah yang bersalah karena telah menguntitnya. Namun satu yang pasti, Arya kali ini sedang merasa marah dan juga kecewa dengan sikap Jasmin yang tidak memberinya kesempatan bahkan hanya untuk berbicara lebih lama lagi, sehingga Maya menjadi pelampiasan kemarahannya saat ini."Aku menganggap mu pria yang paling mengerti dan mencintai ku, namun ternyata aku salah, karena teryata kau mencintai orang lain, bukankah aku yang seharusnya bert

  • Terbelenggu Dendam   Anak siapa?

    "Jasmin, apa dia putri ku?" tanya Arya yang menjegal langkah Jasmin dan Nirel dan berdiri mengghalangi langkah ibu dan anak itu."Apa kau mabuk? Beraninya mengatakan hal itu di depan anak ku, tentu saja ini anak ku, bukan anak mu. Dasar pria gila!" Jasmin menyingkirkan tubuh Arya yang menghalanginya dengan mendorongnya kasar.Sungguh Jasmin tidak menyangka jika Arya akan seberani itu mempertanyakan mengenai status Nirel, bahkan di hadapan putrinya secara langsung, apa Arya tidak memikirkan bagaimana psikologi Nirel nantinya setelah mendengar pertanyaannya itu. Nirel mungkin masih kecil, tapi bocah itu pasti mengerti, karena entah mengapa bocah itu selalu lebih pintar di banding bocah-bocah seusianya."Jasmin, tunggu aku! Ada hal yang harus kita bicarakan." Arya masih berusaha mengejar Jasmin yang terus menghindar dari Arya dan melangkah dengan langkah yang tergesa agar bisa lebih cepat meninggalkan pria yang pernah menyakiti dirinya di masa lalu itu, Jasmi

DMCA.com Protection Status