Beranda / Rumah Tangga / Terbelenggu Cinta CEO Kaya / BAB 74 Hingga Maut Memisahkan

Share

BAB 74 Hingga Maut Memisahkan

Penulis: Prisma
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-07 22:54:24

Dengan langkah yang anggun, Varisha melangkah menuju altar dalam balutan gaun putih yang begitu sederhana namun memancarkan keanggunan. Gaun itu memeluk tubuhnya dengan pas, mengalir ke bawah dan menyapu lantai gereja. Sebuah senyuman tersemat di wajahnya, meskipun terasa sedikit tegang. Di sampingnya, Cakra membimbingnya dengan penuh kebanggaan.

Cakra tampak gagah dengan setelan jas hitamnya. Ia memandang putrinya dengan penuh kebanggaan dan kasih sayang. Beberapa anggota keluarga yang hadir juga tersenyum bahagia, menyaksikan momen sakral pernikahan Varisha.

Sampai di depan altar, Varisha memandang mata calon suaminya dengan senyuman hangat. Raut wajah pria itu penuh dengan cinta dan kebahagiaan.

Pendeta, yang berdiri di depan altar, memandang mereka dengan penuh kehangatan. Varisha melepaskan tangan ayahnya setelah sampai di depan pendeta, dan tatapannya beralih ke arah calon suaminya. Pria itu berdiri di samping pendeta dengan wajah yang penuh cinta dan matanya yang berkaca-kaca
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terbelenggu Cinta CEO Kaya   BAB 75 Berharap Dia Kembali

    Delapan tahun berlalu, mengukir cerita kebahagiaan dalam hidup Varisha dan Sebastian. Kini, dalam pelukan pernikahan yang kokoh, mereka menikmati kebahagiaan bersama dua anak mereka, Marissa dan Stefan Richter. Rumah mereka menjadi saksi bisu dari tawa riang dan kehangatan keluarga yang dibangun bersama.Marissa, dengan mata yang mewarisi kecantikan Varisha, cerdas dan penuh semangat. Sedangkan Stefan begitu tampan dan menggemaskan, menjadi sumber keceriaan di setiap sudut rumah. Kini, dalam kebahagiaan itu, Varisha dikaruniai anugerah yang ditunggu-tunggu: kehadiran anak ketiga.Namun, bahagia yang menyelimuti kehidupan keluarga Richter ini tak lepas dari sentuhan masa lalu yang terkadang menyisakan bayang-bayang suram. Kabar sakit yang menimpa Cakra menjadi belenggu yang merangkul hati Varisha dengan kencang. Pucat dan rapuh, Cakra berjuang melawan penyakit yang menggerogotinya di usianya yang hampir tujuh puluh tahun.Varisha duduk di samping ranjang ayahnya, menggenggam tangan Cak

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11
  • Terbelenggu Cinta CEO Kaya   BAB 76 Kehadiranmu adalah Kesalahan

    Varisha memasuki hotel dengan langkah ragu. Setiap lorong, setiap sudut, menyimpan kenangan manis dan pahit. Kembali ke tempat yang penuh cerita dengan Arshaka memang membawa campuran perasaan yang sulit dijelaskan.Langkah Varisha terhenti di depan pintu kamar yang dulu mereka tempati. Sesak napasnya sejenak. Ia menelan ludah, mencoba mengatasi kecemasan dalam dirinya. Dengan keberanian yang baru ditemukannya, Varisha mengetuk pintu.Suara langkah kaki di dalam terdengar mendekat, dan detik berikutnya pintu terbuka. Namun, apa yang ditemui Varisha melebihi segala ekspektasinya. Seorang wanita berambut pirang, mengenakan gaun tidur transparan, berdiri di ambang pintu. Tatapannya seolah mengukir pertanyaan di wajah Varisha.Varisha hampir saja berbalik, menyerah pada rasa malu dan kecewa yang menyergapnya. Namun, wanita itu menghentikannya."Come in," kata wanita berambut pirang itu dalam bahasa Inggris yang fasih, mempersilakan Varisha masuk.Dengan hati-hati, Varisha melangkah masuk,

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terbelenggu Cinta CEO Kaya   BAB 77 Hanya Tubuhmu

    Arshaka menoleh lalu mengangkat kedua alisnya. “Adakah sesuatu yang masih harus kita bicarakan?” “Saya tahu kamu membenci saya, Mas. Tapi, ada hal yang harus saya bicarakan,” kata Varisha dengan lebih tegas. Arshaka memandang Varisha tanpa ekspresi lalu pria itu tampak berbicara dengan wanita di sebelahnya agar meninggalkan mereka. Wanita itu mengangguk tanpa ekspresi yang berarti, ia mencium bibir Arshaka sekilas sebelum pergi melewati Varisha dengan sinis.“Masuklah! Waktumu tidak banyak!” Arshaka membuka pintu kamarnya dan mempersilakan Varisha masuk lebih dulu.Varisha melangkah dengan penuh keragu-raguan. Untuk pertama kali akhirnya ia mampu menatap mata Arshaka cukup lama. Pria itu tampak semakin tampan dan matang di usianya yang sudah empat puluh tahunan. Arshaka melangkah menuju mini bar lalu mengambil sebotol wine dan menuangkannya di dalam gelas. Ia sempat mengangkat gelas itu sambil memandang ke arah Varisha.“Saya tidak minum, Mas,” jawab Varisha, dengan refleks mengus

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Terbelenggu Cinta CEO Kaya   BAB 78 Bawa Dia Kembali

    Varisha kembali ke kamarnya setelah menenangkan diri. Ia melangkah dengan perlahan agar tidak mengganggu Sebastian. Namun, saat baru saja membuka cardigannya, Varisha merasakan sebuah tangan melingkar di perutnya.“Kamu pergi ke mana?” tanya Sebastian dengan suara serak.“Maaf, Tian. Aku tidak bisa tidur. Jadi, aku berjalan-jalan sebentar,” sahut Varisha dengan suara setenang mungkin.“Kenapa kamu tidak membangunkan aku? Aku bisa menemani kamu.”“Aku tidak mau mengganggu kamu, Tian. Kamu tidur seperti bayi,” balas Varisha sambil mengusap tangan Sebastian di atas perutnya.Sebastian membalik tubuh Varisha. Ia tersentak ketika melihat sisa air mata di wajah istrinya. “Kenapa kamu menangis? Apa yang terjadi, Sayang?” tanya Sebastian dengan cemas.Varisha panik, ia belum sempat menyegarkan wajahnya. Jantungnya berdetak kencang saat melihat tatapan cemas di mata suaminya. Varisha benci ketika dirinya harus membohongi pria sebaik Sebastian. Namun, tidak ada cara lain yang dapat ia lakukan.

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Terbelenggu Cinta CEO Kaya   BAB 79 Kuserahkan Segalanya

    Beberapa hari kemudian, ketika melihat kondisi Cakra yang semakin menurun Varisha merasakan berbagai perasaan yang menerjangnya. Sakit sekali rasanya melihat ayahnya tampak tak berdaya, namun yang lebih menyakitkan adalah saat dirinya tidak bisa memenuhi keinginan Cakra untuk bertemu dengan Arshaka. Varisha merasa telah gagal menjadi seorang anak di saat-saat terakhir Cakra.Sejak tadi, Anindya terus berdoa di samping Cakra sambil terus memegang tangannya. Sementara Sebastian terus mendampingi Varisha. Arini dan Arseno pun berada di sana menemani Anindya.Varisha mengusap air matanya. “Aku mau istirahat, Tian,” bisik Varisha.“Aku antar ke apartemen, ya?” kata Sebastian dengan penuh perhatian.Varisha hanya mengangguk lalu mereka pamit. Sepanjang jalan Varisha hanya merenung memikirkan Cakra. Sebastian terus menguatkan Varisha dengan mendekap tubuh istrinya. Sesampainya di apartemen, Varisha segera merebahkan tubuhnya di atas ranjang. “Apa kamu perlu sesuatu?” tanya Sebastian.Vari

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14
  • Terbelenggu Cinta CEO Kaya   BAB 80 Hilang Kembali

    Varisha membuka matanya perlahan. Tubuhnya terasa begitu lemah dan hatinya terasa sakit. Ia menoleh ke arah suaminya yang berada di sampingnya sambil terus menggenggam tangannya.“Akhirnya kamu sudah sadar, Sayang.” Sebastian mencium kening istrinya dengan lembut. “Maafkan aku, Tian,” bisik Varisha dengan lemah. Ada rasa sakit di matanya ketika melihat Sebastian yang menatapnya dengan penuh cinta dan kekhawatiran.“Maaf aku tidak bisa menjaga bayi kita,” lanjut Varisha dengan lirih dan air mata yang tak hentinya mengalir. Varisha masih mengingat apa yang terjadi. Ketika darah mengalir di bawah kakinya tepat saat dirinya baru saja sampai di kamar apartemennya setelah menemui Arshaka. Masih sangat jelas dalam ingatannya bagaimana rasa sakit yang menghujam perutnya. Rintihan kesakitan dan air mata mengalir bersamaan, sampai samar-samar ia merasakan tangan Sebastian yang menopang tubuhnya. “Sst… jangan katakan apa pun lagi.” Sebastian meraih tubuh Varisha dengan lembut dan mendekapnya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-15
  • Terbelenggu Cinta CEO Kaya   BAB 81 Penuh Penyesalan

    Cakra hanya termenung di ranjang. Sejak Arshaka pergi dari kamar perawatannya. Cakra terus diam dan tidak mau diajak bicara, bahkan kepada dokter dan perawat yang memeriksa kondisinya. Anindya merasa sedih melihat keadaan suaminya. Tatapan mata Cakra begitu kosong dan hampa seolah sesuatu telah merenggut cahaya dan sinar matanya. “Apa yang sudah Arshaka katakan, Mas. Kenapa kamu jadi seperti ini?” tuntut Anindya dengan kesal saat suaminya itu hanya diam saja.“Saya akan menemuinya. Anak itu sudah keterlaluan, saya akan menyeretnya dan menyuruhnya meminta maaf,” lanjut Anindya dengan geram. Arshaka sudah sangat keterlaluan, pikir Anindya. Cakra hanya menggeleng sambil meletakkan tangannya di atas punggung tangan istrinya.Anindya menjadi semakin frustrasi, entah apa yang sudah Arshaka katakan pada Cakra. Kali ini, Anindya tidak akan memaafkannya dengan begitu mudah. “Kalau begitu katakan, Mas. Apa yang sudah Arshaka lakukan?”Cakra tidak meresponnya, membuat Anindya semakin putus a

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-16
  • Terbelenggu Cinta CEO Kaya   BAB 82 Pesan Terakhir

    Kondisi Cakra semakin menurun beberapa hari kemudian. Semua orang sudah berkumpul di dalam kamarnya. “Maafkan Papa ya, Rin. Maaf kalau selama ini Papa belum bisa menjadi ayah yang baik untuk kamu,” kata Cakra sambil mengusap kepala Arini.“Arini juga minta maaf, Pa. Maafkan semua kesalahan Rini,” bala Arini dengan air mata berlinang. “Tolong jaga putri Papa ya, No.” Cakra menyatukan tangan Arini dan juga Arseno yang kini menganggukan kepalanya seolah mengatakan jika Cakra tidak perlu khawatir.Setelah berbicara dengan Arini dan Arseno. Cakra menatap ke arah Varisha dan Sebastian. “Terima kasih, Pa. Terima kasih sudah hadir dalam hidup Varisha dan memberikan kasih sayang yang tidak pernah Varisha bayangkan. Varisha sayang Papa,” ucap Varisha sebelum Cakra sempat berbicara. Ia mendekat beberapa langkah lalu mencium kening ayahnya. Cakra tersenyum sambil mengusap sisa-sisa air mata di wajah putrinya. “Jangan menangis lagi, Varisha. Nikmatilah hidupmu. Mulai sekarang, apa pun pilihan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-18

Bab terbaru

  • Terbelenggu Cinta CEO Kaya   BAB 108 Kembali Ke tempat Semula (Tamat)

    Matahari pagi bersinar lembut memasuki ruangan, memberikan sentuhan hangat pada wajah Arshaka yang baru saja terbangun. Saat matanya terbuka perlahan, ia mencoba mengumpulkan ingatan tentang malam sebelumnya. Ruangan masih terasa hangat dan akrab, sementara aroma malam yang terakhir kali ia rasakan masih melayang di udara.Arshaka merasakan sesuatu yang tidak biasa di sekelilingnya. Pandangannya melesat ke lantai, di mana pakaiannya tergeletak dengan keadaan asal-asalan. Ia menyadari bahwa ia masih berada di sofa, terbalut selimut. Serpihan ingatan mulai menyusun diri dalam benaknya, dan tiba-tiba, semuanya menjadi jelas. Malam yang penuh gairah bersama Sophia, ciuman yang membara, dan sentuhan-sentuhan yang melibatkan jiwa dan raga mereka.Arshaka segera mengenakan pakaiannya dengan cepat, seolah-olah ingin melepaskan diri dari kenangan yang begitu intens. Tatapan matanya mengedarkan pandangannya di sekitar ruangan, mencari keberadaan Sophia. Namun, yang ditemukannya hanyalah selemba

  • Terbelenggu Cinta CEO Kaya   BAB 107 Malam Perpisahan

    Arshaka merasa begitu lelah, hampir seperti semua energinya telah dihisap oleh rutinitas harian yang tak kunjung berakhir. Dengan langkah berat, ia melangkah menuju ruang tamu, melempar tubuhnya di atas sofa dengan begitu lepas. Langit Spanyol sudah menggelap, menciptakan suasana kesunyian sejenak sebelum malam tiba.Dia menutup mata, mencoba untuk melepaskan diri dari segala beban pikiran yang menyertainya sepanjang hari. Namun, ketika ketukan pintu mulai mengejutkan kedamaiannya, Arshaka menggeram kesal. Dia paling tidak suka diganggu ketika sedang lelah seperti ini. Beberapa detik berlalu, dan ketukan itu masih berlanjut tanpa henti, mengganggu istirahatnya yang begitu dia nantikan.Dengan perlahan, Arshaka membuka mata dan menarik napas panjang. Dia berusaha mengabaikan ketukan pintu itu, mengharapkan bahwa orang di luar akan menyadari bahwa dia membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri. Namun, semakin lama dia mencoba untuk mengesampingkan suara ketukan, semakin tak tertahankan men

  • Terbelenggu Cinta CEO Kaya   BAB 106 Akhir dari Segalanya?

    Sudah satu bulan sejak Marissa menghilang bersama Sophia. Arshaka masih belum bisa menemukan mereka. Entah di mana Sophia membawa putrinya itu pergi. Rasanya sudah tidak ada lagi ketenangan dalam keluarga mereka. Setiap kali ia melihat Varisha menangis saat masuk ke kamar Marissa, perasaannya pun ikut tersiksa. Apa lagi ketika menemukan secarik kertas yang berisi tulisan tangan Marissa, rasa penyesalan dan bersalah selalu berkecamuk di hati mereka.“Rissa akan baik-baik saja, Ma. Rissa yang meminta Tante Sophia membawa Rissa. Mama dan Daddy harus bahagia. Oh ya, tolong jaga Mama dan adik-adik Rissa ya, Dad. Dan Mama jangan menangis terus. Rissa sayang kalian.”Varisha membaca tulisan itu setiap hari sambil berdoa dalam hatinya agar Tuhan mengembalikan Marissa padanya. “Kenapa akhirnya jadi seperti ini, Mas?” tanya Varisha dengan lirih sambil menyandarkan kepalanya di bahu suaminya. “Ini akan menjadi urusan saya, Sha. Saya akan mencari Rissa sampai ketemu. Sampai ke ujung dunia pun

  • Terbelenggu Cinta CEO Kaya   BAB 105 Kembali Hilang

    Langkah Sophia tercekat di depan pintu ruang perawatan Varisha. Wanita itu menggigit bibir bawahnya dengan kuat agar air mampu menahan air matanya yang sudah berada di pelupuk mata. Pemandangan di hadapannya terasa sangat menyesakkan hatinya. Sophia memang tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Tetapi dirinya bisa tahu jika cinta mereka lah yang sedang berbicara. Ia melihat sendiri bagaimana sorot mata penuh cinta yang Varisha berikan pada Arshaka. Meskipun dirinya tidak bisa melihat sosok Arshaka dengan jelas, namun dirinya juga tahu jika pria itu merasakan yang sama.Air mata Sophia sudah tidak mampu terbendung lagi. Ia menutup mulutnya dengan kedua tangan, mencoba menahan isak tangisnya agar tidak terdengar. Rasanya begitu sakit ketika melihat pria yang dicintainya mendekap tubuh perempuan lain yang sebenarnya lebih berhak atas pria itu. Sophia berbalik dan melangkah dengan berat, ia hanya ingin menjauh dari tempat itu. Namun, melarikan diri dari sana tidak semudah itu keti

  • Terbelenggu Cinta CEO Kaya   BAB 104 Tak Sanggup Berpisah

    Bulir-bulir bening di mata Arshaka kembali menetes ketika masuk ke dalam ruang perawatan Varisha. Wanita itu terbaring lemah di ranjangnya, wajahnya sedikit pucat, namun senyumnya yang hangat masih terukir setia di bibir indahnya. “Hey,” sapa Varisha dengan lemah. Binar-binar kerinduan terlihat jelas di matanya ketika melihat wajah pria yang dicintainya mendekat ke arahnya.“Saya ingin memeluk dan menciummu,” ujar Arshaka secara jujur. Tetapi yang dilakukannya hanyalah memegang tangan Varisha dan meremasnya lembut.Varisha tersenyum lembut, dibelainya wajah suaminya dengan segala kerinduannya. Diusapnya sisa-sisa air mata di pipinya. “Bagaimana keadaanmu, Mas?” “Tidak lebih baik tanpa kamu, Sayang. Setiap hari saya selalu menunggu hari ini, hari di mana kita bisa bertemu lagi. Hari dimana saya bisa melihat wajahmu lagi,” lirih Arshaka lalu mencium tangan Varisha dengan penuh kasih sayang.Sebisa mungkin Varisha menahan air matanya agar tidak jatuh. Rasanya tidak ada hukuman yang leb

  • Terbelenggu Cinta CEO Kaya   BAB 103 Pertanyaan Rissa

    Varisha menoleh ke arah pintu kamarnya saat Marissa masuk dengan raut wajah murung. Raut wajah yang seringkali Varisha lihat ketika Marissa baru saja bertemu dengan Arshaka dan Sophia. Sakit sekali rasanya melihat kesedihan yang terpancar dalam wajah putrinya itu. Namun, tidak ada yang bisa Varisha lakukan selain menabahkan hatinya dan terus memberi perhatian. Meskipun awalnya sulit karena Marissa tidak bisa menerima begitu saja penjelasan Varisha saat itu. Ketika sebulan setelah Marissa sembuh, Arshaka sudah tidak tinggal bersama mereka dan beberapa hari kemudian datang bersama wanita lain.“Kenapa Daddy tidak tinggal lagi bersama kita, Ma? Kenapa Daddy pergi?” tanya Marissa dengan lirih dan kecewa. “Daddy tidak pergi, Rissa. Daddy hanya tidak tinggal lagi bersama kita.” “Tapi kenapa, Ma? Kenapa Daddy tidak mau tinggal di sini?” tuntut Marissa dengan suara meninggi. “Daddy mau tinggal di sini, Rissa. Tapi dia tidak bisa,” teriak Varisha dalam hatinya. “Daddy tidak tinggal di sin

  • Terbelenggu Cinta CEO Kaya   BAB 102 Tak Dapat Diingkari

    Operasi pencangkokan ginjal itu berlangsung dengan sukses dan lancar. Satu ginjal Sophia sudah berada di dalam tubuh Marissa.Sementara itu keadaan Sophia sudah berangsur membaik pascabedah. Kondisi tubuhnya cepat pulih. Begitu Sophia memperoleh kembali kesadarannya, Arshaka sudah berada di samping wanita itu. Varisha sendiri lah yang memintanya menemani Sophia kalau wanita itu sudah sadar. “Terima kasih, Soph. Terima kasih karena kau telah membantu anakku. Satu ginjalmu sudah berada di tubuhnya.”Sophia tersenyum dengan lemah. Ia sangat senang karena Arshaka lah orang yang pertama kali ia lihat setelah bangun. “Bagaimana keadaannya sekarang?”“Dia belum sadar. Tapi dokter mengatakan kalau dia akan segera pulih.”“Semoga ginjalku diterima baik oleh tubuhnya,” ujar Sophia dengan lemah.“Pengorbananmu tidak akan sia-sia, Soph,” balas Arshaka dengan tenang. Namun tetap saja pria itu tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Pilihan sulit yang Sophia berikan membuatnya tersiksa. Tetapi i

  • Terbelenggu Cinta CEO Kaya   BAB 101 Pelukan Terakhir?

    Varisha kembali ke rumah setelah seharian menemani Marissa di rumah sakit. Besok adalah hari yang sangat-sangat ditunggu olehnya. Hari tercerah di mana Marissa akan menjalani tahapan baru dalam kehidupannya. Jadi, dirinya memutuskan untuk istirahat karena mertuanya dan Arini yang memaksanya. Awalnya Varisha menolak, tetapi sejak tahu dirinya hamil, Varisha berusaha untuk tidak memaksakan diri dan menjaga kondisinya. Tetapi entah mengapa, hari itu rasanya ia begitu gelisah. Apa lagi saat Arshaka masih juga belum pulang. Pria itu belum memberi kabar, ponselnya tidak aktif, dan Arshaka sama sekali tidak muncul di rumah sakit. Alhasil, Varisha kembali ke rumah dengan taxi. Varisha mencoba memejamkan matanya. Namun, semuanya terasa sia-sia. Pikirannya terlalu berisik, perasaannya tak karuan. Semuanya menjadi serba salah. Pandangannya beralih ke sampingnya, kosong dan dingin. Arshaka sama sekali belum pulang dan tidak dapat dihubungi. Rasa cemas mulai menghampirinya. Varisha langsung me

  • Terbelenggu Cinta CEO Kaya   BAB 100 Di Antara Pilihan Sulit

    Varisha terus memikirkan kata-kata Sophia yang sangat mengusik benaknya. Tidurnya menjadi tak nyenyak dan gelisah. “Ada apa, Sayang? Susah tidur?” tanya Arshaka yang langsung berbalik ke arahnya. Varisha tidak menjawab dan hanya mengangguk. Arshaka mendekatkan tubuhnya dan membawa tubuh istrinya ke dalam pelukan hangatnya. Kalau biasanya Varisha merasa nyaman dan mungkin langsung tertidur. Kali ini, pelukan itu seakan tidak mempan untuknya. “Kenapa? Masih mikir tentang pendonor Marissa?” tuntut Arshaka seolah menyadari kegelisahan istrinya.Pertanyaan Arshaka membuat Varisha semakin gelisah. “Kamu… kamu sudah tahu siapa yang mendonorkan ginjalnya untuk Marissa?” tanya Varisha sambil menahan suaranya yang gemetar.Arshaka menggeleng pelan. “Masih belum. Rey masih belum kasih kabar.” “Mas…” panggil Varisha lembut. “Iya, Sayang,” balas Arshaka.“Kalau misal suatu saat aku ninggalin kamu… apa yang akan kamu lakukan?” “Jujur dulu saya marah sekali saat kamu meninggalkan saya begitu s

DMCA.com Protection Status