Ian melirik ayah dan Ibunya yang duduk mengapitnya di dalam helikopter. Ini adalah pengalaman pertama untuknya menggunakan moda transportasi heli. Sebagai anak-anak seharusnya ia senang dengan pengalaman pertamanya ini.Saat melihat ke bawah, Ian mendapati pemandangan yang sangat indah. Pulau zambrud yang menjadi destinasi liburan mereka semakin lama semakin terlihat mengecil. Makin lama pulau makin tertutup oleh awan dan menyisakan bongkahan hijau yang seperti permata.Seharusnya Ian begitu menikmati pemandangan indah di bawahnya, tapi ia sama sekali tak bisa menikmatinya. Semenjak berada di pesawat, anak kecil itu tak bicara sama sekali. Ia lebih berkonsentrasi pada perasaannya yang tak nyaman saat ini.Sampai saat ini jantung Ian berdetak lebih kencang. Sesekali anak kecil ini merubah posisi duduknya, kadang miring ke kanan, kadang meluruskan kaki lalu kembali lagi miring ke kiri. Keadaan Ian yang seperti ini tentu saja membuat Josephine dan Nicko khawatir. Pasangan suami istri itu
Sylvia yang berada dalam gendongan Enrique pun menyandarkan kepalanya pada dada bidang lelaki yang bersamanya. Ia tampak semakin bermanja dengan kekasih mudanya itu.Pemandangan seperti ini memang begitu menarik untuk diabadikan oleh pengunjung bandara. Namun pasangan yang sedang kasmaran ini sama sekali tidak mempedulikan apa yang terjadi pada mereka. Mereka tetap saja menunjukkan kemesraan mereka di depan umum dan membuat beberapa orang tampak muak.“Sayang, sudah turunkan aku. Aku sangat malu,” pinta Sylvia tapi belum juga melepaskan kedua tangannya yang dikalungkan pada leher Enrique.Enrique tak mengubris permintaan wanitanya. Ia justru memerintah porter untuk terus jalan dan membawanya ke mobil. Porter yang ia sewa merangkap sebagai supir yang bertugas mengantar mereka ke hotel dan berkeliling.“Hei cepat jalan kau lihat apa? Memangnya kenapa kalau aku menggendong kekasihku. Dia capek selama perjalanan untuk menemuiku di sini!” bentak Enrique pada porter yang sempat memperhatika
Enrique meletakkan ponselnya pada sofa, dan berdiri mengikuti Sylvia. Ia mencoba untuk bersikap lembut pada wanita yang ada di sampingnya itu. Sentuhan lembut pada lengan Sylvia bisa menaklukkan wanita itu seperti biasanya.“Sylvia, kenapa kau mengatakan hal itu? Apa maksud ucapanmu barusan?” tanya Enrique berpura-pura tidak mengerti.Namun dalam hati ia tahu kalau sebenarnya Sylvia sudah mengetahui skandal tentang dirinya. Enrique seorang tokoh publik, bukan tak mungkin setiap gerak-geriknya menjadi sorotan publik.Namun Enrique tidak lelah dengan hal ini, ia justru menikmati setiap pemburu berita mencari tahu tentangnya, juga saat para penggemar datang mengerubunginya. Hanya saja untuk kali ini skandal yang melibatnya bukan hal yang baik dan layak untuk dipertontonkan. Apa yang terjadi padanya kali ini benar-benar mencoreng dirinya, dan karirnya bisa tamat. Lebih tepatnya karir Enrique sudah tamat untuk saat ini.Sylvia pun berbalik lalu melayangkan tamparan pada pipi lelaki bertubu
Enrique menghembuskan napas panjang dan merangkul wanita di sampingnya, dan kembali Sylvia menepiskan tangan kekasihnya itu. Wanita itu membuang muka, enggan untuk melihat ke arah lelaki yang selalu berbagi rasa dan keringat dengannya.“Sudahlah Enrique, aku tak ingin mendengar alasan apapun. Aku sudah tak sudi untuk bersama denganmu lagi!” seru Sylvia yang menjauh dari lelaki yang selalu menemaninya itu.“Sylvia, kau harus mendengarku sayang! Apa yang kulakukan tadi adalah untuk Denise, aku berusaha untuk menjaga dan melindungi anak itu dari seseorang yang berbahaya.”Mendengar nama Denise disebut, Sylvia pun perlahan menoleh ke arah Enrique. Ia tak mengatakan apapun, tapi alisnya menyambung dan memperhatikan Enrique kembali.Enrique yang melihat reaksi Sylvia pun langsung tersenyum, dalam hati ia berkata, “Sudah kuduga kau pasti akan memperhatikan ucapanku tentang putramu.”Pria hispanic ini pun menghembuskan napas panjang, kemudian meraih kedua telapak tangan Sylvia dan menggenggam
Sylvia pun memukul pintu setelah kepergian Enrique. Ia terus saja mengamuk menyesali apa yang pernah terjadi padanya. Memang benar, ia tak pernah mencintai sosok Enriquq, begitu juga dengan Dominique. Yang benar-benar dicintai olehnya hanyalah uang, kemewahan dan anak kandungnya.Masih dalam posisi berdiri dan kedua tangan memegang pintu, Sylvia pun tak hentinya mengumpat tentang Enrique. Laki-laki itu sudah tak ada gunanya lagi bagi Sylvia. Lelaki itu sudah tak bisa membawanya ke lingkungan selebritas yang selama ini disukainya.Sylvia kemudian kembali ke sofa dan memikirkan langkah apa yang akan dilakukan olehnya. Apakah ia akan menurunkan standar hidupnya?“Tidak … tidak aku tak bisa jadi miskin, tapi aku harus menghemat sebelum mendapatkan lelaki baru,” pikir Sylvia sambil menggoyang-goyangkan kakinya.ia terus saja berpikir sampai akhirnya teringat akan seorang teman lamanya yang mencari rumah untuk disewa oleh rekan bisnisnya. Wanita itu pun langsung menghubungi teman lamanya da
Pelan-pelan mata Ian pun mulai berair, semakin lama ia semakin tidak tahan melihat pemandangan yang ada di depannya. Anak kecil itu jelas tahu apa yang terjadi, dalam peti mati itu pasti ayahnya, Rodgie. Yang tak dimengerti olehnya adalah kenapa hal ini bisa terjadi pada ayahnya.Ian terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri. ApakahRodgie melakukan perbuatan yang lain hingga membuatnya harus menjalani hukuman mati. Namun Ian tidak percaya kalau hal ini benar-benar dilakukan oleh ayahnya, karena selama ini Rodgie dinilai sebagai sosok yang ayah yang baik di matanya. Apapun yang dilakukan oleh Rodgie adalah untuk kepentingan keluarga, bukan kesenangannya sendiri.Nicko yang melihat keadaan Ian pun langsung berjongkok menjajarinya, merangkul pundak anak itu dengan lembut.“Ian, Ayah dan Ibu ikut bersedih atas apa yang menimpamu. Kami berdua juga ikut kehilangan Rodgie,” ucapnya sambil mengelus kepala anak itu.Sama halnya dengan Josephine, perempuan berambut pirang ini pun juga merasa k
Peti mati yang membawa Rodgie telah ditutup, kelompok jubah hitam pun bersiap untuk membawa jenazah Rodgie menuju pemakaman. Beruntung keluarga Lloyd memiliki tanah pemakaman pribadi, sehingga tak ada kendala dalam menguburkan jenazahnya.Bukan rahasia lagi, jika seorang kriminal seperti Rodgie susah mendapatkan lahan untuk pemakaman. Biasanya keluarga para tahanan harus mengeluarkan biaya ekstra untuk bisa mendapatkan lahan. Namun dengan tanah pemakaman pribadi keluarga Lloyd maka tak akan ada yang berani mengusik atau menolak.“Ian, kau ingin ikut ke pemakaman atau menunggu di sini? Jika kau memilih berada di sin, maka Ibu akan menemanimu,” Josephine merangkul putra angkatnya.Ian yang masih menunduk pun mengusap kedua matanya dengan punggung tangan. Anak itu menghembuskan napas panjang dan perlahan mengangkat wajahnya.“Aku akan ikut, aku ingin memberikan penghormatan terakhir bagi ayahku,” kata Ian.“Ayahmu pasti akan bangga terhadapmu, Ian,” ucap Nicko sambil menepuk pundak putra
Wanita dengan rambut pendek nan ikal itu pun kembali memperhatikan siaran pad ponselnya. Ia ingin memastikan apa yang dilihatnya benar-benar nyata.Fokus utamanya ada pada anak lelaki yang sedang dirangkul oleh perempuan muda. Sesekali anak lelaki itu wajahnya ditutupi oleh perempuan yang merangkulnya seakan menghindari bidikan camera yang mengarah padanya.“Benar … dia benar-benar Ian,” gumamnya kemudian.Wanita ini pun terus bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada Ian, dan bagaimana mungkin Ian bisa berada bersama mereka, keluarga Lloyd. Apalagi peristiwa itu diambil saat Ian keluar dari pemakaman pribadi keluarga Lloyd, dan ia berada diantara kerumunan itu. Ini benar-benar hal yang tak biasa.Wanita itu adalah Tori, ibu kandung Ian yang meninggalkannya saat Rodgie berada dalam penjara.“Huh kenapa Ian bisa bersama dengan mereka ya? Aku benar-benar penasaran,” pikir Tori.Jelas yang dipikirkan wanita ini adalah hubungan Ian dengan keluarga Lloyd. Mungkin saja ia berpikir kal
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt