Nicko melirik ke arah istrinya yang masih tertidur lelap. Ia mengusap rambut pirang sang istri yang sebagian menutupi wajahnya yang seperti Barbie.Istrinya masih terlihat cantik walaupun tampak kelelahan setelah melewati malam panjang nan panas bersama suaminya. Kekhawatiran Jo yang berlebihan semalam akibat menonton film dan suaminya yang mengemudi sendirian dibayar dengan dimanjakan oleh Nicko.Nicko yang saat itu telah berpakaian rapi karena harus kembali bekerja pun kembali mendekat pada istrinya dan mencium keningnya. Jo mulai membuka matanya perlahan dan mendapati suaminya tengah menatap dirinya.“Eh sayang, kau sudah rapi?” tanyanya sambil bangun dari tidur perlahan-lahan.Jo menggelengkan kepala ke kanan dan kiri lalu merengganggkan kedua tangannya untuk melemaskan otot-ototny yang kaku semalam.“Tidurlah lagi Jo, kau terlihat sangat lelah,” kata Nicko.“Ah kau ingin berangkat kerja?” tanya Jo yang sudah sepenuhnya sadar dari tidurnya.“Ya sayang, ini masih belum weekend dan
Sedan mewah milik Tuan Davis tiba di kawasan pabrik miliknya. Di hadapan mereka masih ada beberapa mobil pemadam kebakaran yang memenuhi sekitar pabrik miliknya.Asap hitam masih mengepul, sepertinya kobaran api ini sudah mulai menghilang sedikit demi sedikit. Samar-samar ia melihat puing-puing penyangga pabrik yang tersisa, dan pria itu pun mengggeleng tak percaya.“Tidak … ini tidak mungkin semuanya telah habis,” batinnya.Henry Davis menjatuhkan tubuhnya dalam posisi berlutut, tak mempedulikan kalau lututnya yang mulai renta termakan usia membetur permukaan yang keras. Ia memegang kepala dengan kedua tangannya sambil terus berteriak meratapi nasib pabriknya kini.“Tidak mungkin! Aku tidak mungkin kehilangan semuanya!” teriaknya.Lalu ia memikirkan dan mengingat-ingat kembali apa yang dilakukan olehnya belakangan ini. Saat itu seorang petugas asuransi kerugian datang menemuinya untuk menyarankan agar Tuan Davis melanjutkan pembayaran premi yang sudah menunggak. Dengan pongahnya ia m
Russell harus melepaskan pelukannya pada Raina yang masih terbaring tanpa busana di sisinya. Raina yang baru saja kembali dari perjalanan bisnisnya di timur tengah pun memilih untuk bermalam di apartemen Russell dan melepas rindu dan saling berbagi kehangatan. Sudah menjadi kebiasaan mereka berdua untuk berpelukan setelah berbagi keringat.“Ada, apa?” tanya Raina yang tampak tidak senang dengan sikap kekasihnya yang tiba-tiba terbangun.Russell mengangkat tangan ke arah Raina dan mengambil ponselnya, dan bibirnya membentuk kata Tuan Muda. Raina pun mendengkus kesal tapi ia harus maklum karena ini adalah pekerjaan Russell.“Huh, Kau ini mengganggu saja Nick,” gumamnya tampak tak suka sambil menyandarkan tubuh pada dinding dan mengambil ponsel yang ada dalam tas tangannya di atas nakas.“Tuan Muda,” sapa Russell mengawali.“Russell, aku ingin tahu bangaimana perkembangan dari eksekusi Henry Davis?” tanya Nicko.“Anda tak perlu khawatir Tuan Muda, sampai saat ini api belum juga berhasil
Tentu saja ucapan Christopher dipercaya oleh para karyawan Tuan Davis yang sekarang tengah berdemo. Christopher yang selama ini menduduki jabatan asisten pribadi Tuan Davis dianggap memiliki akses untuk mengetahui banyak hal dari pria yang tengah ditimpa musibah ini.Sementara Tuan Davis hanya menggelengkan kepala tak percaya akan apa yang ia lihat barusan.“Tidak … tidak, ini tidak mungkin.”Kalimat itu berulang kali keluar dari mulutnya. Christopher, asisten yang selama ini ia hina tampak berdiri dengan gagah memimpin kawanan pendemo itu. Henry Davis yang melihatnya hanya bisa menghembuskan napas secara memburu dan matanya memerah penuh amarah.“Sial! Ternyata dia yang ada di balik semua ini?” gumamnya sambil terus melirik sinis ke arah Christopher.Tampaknya mantan asisten pribadinya itu mengerti kalau dirinya tengah diperhatikan oleh Henry Davis dengan penuh kebencian. Dengan tenang lelaki itu pun melangkah mendekat pada Henry Davis dan melipat tangan di depan dada.“Tuan Davis, a
Bruk!Lututnya benar-benar lemas sampai tak kuat untuk menyanggah tubuhnya yang cukup berisi. Perasaannya sekarang campur aduk antara marah dan juga kecewa.Kini pria yang selalu angkuh dan merendahkan semua karyawannya tengah menjadi tontonan bagi mereka. Kini giliran karyawan yang berdemo itu mentertawakan dirinya seolah menjadi pria yang tak memiliki harga dan kebanggaan.“Ka … kalian!” ungkapnya, tapi sangat lirih dan tak mampu membuat mereka mendengar keluhannya.Dalam posisi masih jatuh berlutut, tangan Henry Davis pun mengepal kuat. Napasnya mulai memburu mengumpulkan kekuatan.“Tidak … aku tidak bisa tinggal diam. Aku harus menghadapi serangan dari Christopher. Kurasa aku akan membalikkan keadaan, dia sudah berhasil menguasai para karyawan untuk menjauhiku, aku harus merebutnya kembali,” batinnya menjerit.Perlahan Hnery Davis pun bangkit berdiri dan mulai mendekati Christopher. Pengeras suara yang tadi dipegang mantan asistennya itu pun direbut olehnya.“Kalian semua dengar y
Henry Davis masih berdiri di depan rumahnya dengan tidak bersemangat. Ia memegang pagar hitam yang melindungi bangunan kokoh di hadapannya.“Huh apa aku bisa bertahan di rumah ini?” tanyanya sambil bergumam sendirian.Beberapa waktu lalu pekerjanya yang dipimpin oleh Christopher mendatangi tempat tinggalnya untuk mendapatkan surat-surat aset miliknya. Bagai seorang terpidana Henry Davis harus merelakan dirinya digiring oleh karyawannya menuju bank dan mengajukan untuk pinjaman dana.Di dalam bank ia didampingi oleh dua orang saat mengajukan pinjaman. Untung saja apa yang dijaminkan olehnya berupa barang mewah hingga prosesnya mudah dan bisa mendapat pinjaman maksimal.“Huh, sudah maksimal tapi tak juga menutup kerugianku,” pikir Tuan Davis.“Bagaiaman Tuan, apa Anda akan membayar pesangon atau gaji kami?” tanya para karyawan nyaris bersamaan.Henry Davis hanya diam. Ia masih mengatur napasnya setelah melihat semua surat-surat asetnya disita oleh bank.“Sebenarnya uang ini cukup untuk
Tuan Davis perlahan-lahan mengangkat wajahnya, kini pria berambut kelabu itu kembali percaya diri sambil melihat ke arah Christopher yang tampil sok pahlawan terhadap karyawan wanitanya.“Huh, apa maksudnya?Apa dia ingin mencoba untuk tampil sempurna di hadapan semuanya. Huh dasar penjilat. Dia kira dia sudah bisa tampil sebagai pahlawan?” tanya Tuan Davis dalam hati.Kini kepercayaan diri Henry Davis mulai tumbuh, ia menyisir rambutnya ke belakang dengan tangan kemudian menantang Christopher yang berdiri dengan gagah di depannya.“Huh, kau kira kau bisa mencari nama baik di depan semua karyawan. Apa perlu bukti kalau kalian tidak melakukan persekongkolan? Ha ha dengar ya kalian semua! Dia mentransfer semuanya dalam satu waktu dan saat itu juga kalian semua secara bergantian memeriksa ponsel kalian seolah-olah telah mendapatkan uang gaji. Apa kalian pikir aku bodoh? Kalian semua pasti berakting saat melihat ponsel. Pasti perempuan ini memindahkan semua uangku pada rekening pribadinya
“Kyle, bagaimana dengan asistenku? Apa kau sudah memberi tahu apa yang harus dikerjakan olehnya?” tanya Nicko begitu tiba di ruang kerjanya.“Tentu Tuan Muda, kami sudah memberikan pengarahan pada Sandra Matthews mengenai hal ini,” jawab Kyle Brenan.Kemarin jadwalnya cukup padat hingga ia belum sempat memberi arahan pada asisten barunya itu. Raymond Evans yang dulunya dikira setia ternyata malah membahayakan dirinya demi keluarganya sendiri. Nicko yang sudah terlanjur dikhianati tak menerima alasan apapun darinya, dan ia juga sama sekali tak peduli dengan keluarga kecil Raymond Evans.Sejak kemarin ia tampak sibuk mengurus masalah ibu mertuanya dan tentunya perusahaan Tuan Davis yang terbakar. Tentu saja kebakaran ini memang ulah Russell. Wajar jika Russell melakukannya, ini adalah balasan atas apa yang dilakukan Tuan Davis padanya dan juga keluarga istrinya.Kemarin ia mempelajari tentang bisnis Henry Davis berikut hutang piutang dan profitnya. Nicko juga mengumpulkan para pengusaha
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt