Anne buru-buru melepaskan kedua tangannya dari leher Steve begitu melihat kedatangan dua lelaki di kamar utama villa. Wanita itu tampak gugup, kepalanya digelengkan ke kanan dan kiri saking gugupnya.
“Eh mmm sayang kenapa kau bisa berada di sini?” tanya Anne yang kelihatan serba salah.
Steven sendiri hanya menunduk, ia tak berani mengatakan apa-apa.
Tentu saja Anne maupun Steve tak bisa melakukan apa-apa dan terlihat serba salah kali ini. Karena laki-laki yang baru saja datang adalah Tuan Lynch yang didampingi oleh Nicko.
Mereka berdua memang sengaja menjebak pasangan kotor ini. Dengan keahliannya, Nicko mensabotase layanan pesan instan milik Anne maupun Steve. Pemuda ini mengirimkan pesan pada pasangan mesum ini dan mengundang untuk datang ke villa ini.
Nicko tak hanya mensabotase pesan, tapi ia juga menyiapkan semuanya. Helikopter, pelayan, semuanya adalah orang-ora
Steve yang merasa dirinya mengenal Tuan Lynch cukup baik pun semakin mendramatisir keadaan. Tentunya ia sangat takut jika harus dilaporkan pada pihak kepolisian. Ia tak mau dirinya membusuk di penjara.Memang apa yang dituduhkan oleh Tuan Lynch benar semuanya, tapi tidak mungkin bagi Steve untuk mengakui, ini sama saja dengan bunuh diri. Namun hal yang berbeda ditunjukkan oleh Anne. Wajah wanita ini memerah seperti gaunnya, matanya memandang sinis ke arah Steve, dan bibirnya bergetar seolah ingin mengatakan sesuatu.“Tuan Lynch yang Anda katakan itu tidak benar, pasti ada orang yang mencoba merusak nama baik saya. Saya tidak mungkin memiliki niat untuk mengambil uang dan aset perusahaan. Pasti ada yang iri dengan posisi saya sehingga menciptakan citra buruk untuk saya,” kata Steve mencoba membela diri.Pemuda ini kemudian melirik ke arah Nicko dan memicingkan mata.Semakin lama ia semakin
Derap langkah terdengar dari arah tangga, semakin lama suara itu semakin jelas terdengar di ruang tidur utama. Terlebih saat ini suasana kamar tidur utama tampak hening, tak satupun berani bersuara, terlebih dua orang yang telah melakukan kesalahan terbesar dalam hidup mereka setelah pernyataan dari Tuan Lynch.“Siapa itu? Apa benar kalau pria tua bodoh ini serius untuk memanggil polisi?” batin Steve yang sudah tak mampu mengelak pernyataan bos nya.Tentu saja ia tak berani menyangkal pemalsuan kuitansi oleh perusahaan lain. Kini yang bisa dilakukan olehnya hanyalah menunggu keajaiban berupa pengampunan, tapi sepertinya hal itu tak akan terjadi.Benar dugaan Steve, kalau mereka yang datang adalah petugas dari kepolisian yang memang dipanggil oleh Tuan Lynch untuk menangkap Steve.Pria paruh baya ini memang hanya ingin memeperkarakan Steve secara hukum, sementara untuk masalah dengan istri
Daisy segera menyimpan ponselnya ke dalam tas. Perempuan ini langsung berdiri dan bersiap untuk meninggalkan ruangan.Semalam baru saja terjadi sebuah keajaiban pada suaminya. Pria paruh baya itu meminta untuk duduk di kursi roda. Sepertinya kalung pemberian Tuan Law yang berasal dari pegunungan ChowChow berfungsi dengan baik pada Edmund.Operasinya memang berjalan lancar, secara medis setelah operasi, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa bangkit dari tidurnya. Kalung dari pegunungan ChowChow itu mampu memelancarkan peredaran darah, maupun merangsang kembali otot-otot yang dulunya lemah dan mati rasa.Edmund merasa terlahir kembali ketika mengenakan kalung itu. Bahkan perawat yang bertugas merawatnya pun takjub atas perubahan yang terjadi pada pasien paruh baya ini.“Hei Edmund, kau sekarang kan sudah membaik, jadi tak masalah kan jika aku pergi meninggalkanmu?” tanya Daisy sambil
Lelaki yang bersama Daisy hanya tertawa kecil melihat tingkah laku wanita di hadapannya. Saat ini Daisy hanya bisa duduk sambil kedua tangan dipangku pada pahanya. Kedua mata aquanya tak mampu untuk menatap lelaki itu.“Huh, rupanya Anda sama sekali tak berubah Nyonya,” kata lelaki itu.Lagi-lagi Daisy tak menjawab, ia hanya memainkan tangannya pada rok yang membungkus bagian bawah tubuhnya. Membiarkan lelaki yang menemuinya terus saja berbicara, tak peduli kalau apa yang diucapkan olehnya adalah sebuah hinaan yang dilontarkan untuk Daisy.Namun Daisy tak peduli, ia baru saja mendapatkan 50.000 dolar di rekeningnya, dan sebentar lagi ia akan mendapatkan lebih asal mau meladeni lelaki ini.“Apa yang kau inginkan?” tanya Daisy tanpa berani menatap lelaki yang ada di depannya.“Huh, Anda ingin tahu apa yang kuinginkan?” tanya lelaki muda itu sambi
Daisy tersenyum penuh kemenangan saat kembali dari rumah sakit. Kedua tangannya menenteng paper bag berlogo butik dan merk ternama. Tentu saja kehadirannya kali ini mengejutkan Josephine yang tengah menjaga sang ayah.Saat itu Jo dan Edmund tengah berbicara, menurut dokter dukungan morallah yang saat ini sangat dibutuhkan oleh ayahnya. Keberadaan orang terdekat yang selalu memberikan support tentu saja membuat Edmund bahagia dan mempercepat penyembuhannya.Kejadian-kejadian buruk yang menimpa keluarga Windsor tak pernah diceritakan oleh Jo pada ayahnya. Perempuan muda ini tak ingin membebani pikiran sang ayah. Jo justru menceritakan pencapaian-pencapaian yang didapat olehnya dalam berkarir.Namun kecerian mereka berubah menjadi kecurigaan, bahkan kebencian saat melihat sang ibu yang tanpa perasaan bersalam memasuki ruangan sambil membawa paper bag. Jelas ada kekecewaan di wajah Edmund melihat perlakukan istrinya, sementa
Jo yang cekatan langsung menghubungi dokter untuk memeriksa keadaan sang ayah. Perempuan itu terlihat begitu khawatir akan keadaan ayahnya. Meskipun mereka seringkali berselisih paham satu sama lain, tapi Jo memiliki hati yang lembut, dan tentunya tak mau melihat ayahnya kesakitan.Perempuan muda itu mengajak ibunya untuk menunggu di luar kamar. Membiarkan sang dokter melakukan tindakan pada ayahnya.Jo bersandar di dinding luar kamar ayahnya, sambil sesekali mengintip ke arah jendela berharap ada kabar baik mengenai kondisi Edmund. Sesekali dirinya memainkan jemari untuk menutupi kekhawatiran yang terus saja mengganggunya saat ini.Apa yang dilakukan oleh Jo tampak berbeda dengan ibunya. Wanita itu justru duduk di tempat duduk yang disediakan di luar ruangan sambil membawa beberapa paper bag. Sesekali ia melirik ke dalam paper bag yang tadi ia belanjankan.Kelakuan wanita yang telah melahirkannya me
“Ibu,” Josephine mengulang kembali panggilannya pada Daisy.Wanita itu masih diam mematung. Diamnya sang ibu tentu membuat kecurigaan Jo semakin besar. Apalagi saat wanita yang melahirkannya ini mencoba untuk bicara sesuatu, tapi tak keluar ucapan apapun dari mulutnya. Seolah ia takut untuk salah bicara dan membuat Jo kembali marah.“Ibu, katakan padaku yang sebenarnya, dari mana Ibu mendapatkan uang untuk membeli semua ini? Apa jangan-jangan Ibu menciba untuk mengumpankanku pada keluarga Law lagi. Jika itu alasannya, Ibu pasti sudah tahu jawabanku, aku tak akan sudi untuk menjadi menantu keluarga Law dan menikah dengan Adrian. Aku seorang perempuan bersuami,” kata Jo dengan tegas.“Tidak … tidak bukan itu Jo, aku sudah tak ada sangkut pautnya dengan keluarga Law,” jawab Daisy cepat.Tentu saja ibu dua anak ini tidak mau berurusan dengan keluarga Law kembali
Gerald mengetuk pintu begitu tiba di lantai 26 sebuah apartemen, tepatnya lantai khusus griya tawang. Ia ingin melepas penat setelah bertemu dengan Daisy si wanita mata duitan.Wanita itu tak pernah berubah sejak dulu, inilah mengapa Gerald mudah membujuknya. Beberapa saat lalu ia menelepon ibu mantan kekasihnya, sempat ia mendengar makian yang dilontarkan oleh wanita itu.Jika dipikir-pikir sudah sewajarnya jika seorang Ibu marah dan mengungkapkan kekecewaannya ketika tahu bahwa putrinya batal menikah secara tiba-tiba, terlebih setelah semua persiapan sudah dilakukan. Aneka sumpah serapah keluar dari mulut Daisy saat wanita itu mendengar namanya.Seorang perempuan bertubuh kurus membuka pintu, ia mengenakan pakaian yang minim dan riasan yang sempurna. Perempuan itu menyambut Gerald dan menggandeng tangannya.“Aku senang kau datang kali ini sayang,” kata perempuan bertubuh tinggi yang men
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt