“Ibu,” Josephine mengulang kembali panggilannya pada Daisy.
Wanita itu masih diam mematung. Diamnya sang ibu tentu membuat kecurigaan Jo semakin besar. Apalagi saat wanita yang melahirkannya ini mencoba untuk bicara sesuatu, tapi tak keluar ucapan apapun dari mulutnya. Seolah ia takut untuk salah bicara dan membuat Jo kembali marah.
“Ibu, katakan padaku yang sebenarnya, dari mana Ibu mendapatkan uang untuk membeli semua ini? Apa jangan-jangan Ibu menciba untuk mengumpankanku pada keluarga Law lagi. Jika itu alasannya, Ibu pasti sudah tahu jawabanku, aku tak akan sudi untuk menjadi menantu keluarga Law dan menikah dengan Adrian. Aku seorang perempuan bersuami,” kata Jo dengan tegas.
“Tidak … tidak bukan itu Jo, aku sudah tak ada sangkut pautnya dengan keluarga Law,” jawab Daisy cepat.
Tentu saja ibu dua anak ini tidak mau berurusan dengan keluarga Law kembali
Gerald mengetuk pintu begitu tiba di lantai 26 sebuah apartemen, tepatnya lantai khusus griya tawang. Ia ingin melepas penat setelah bertemu dengan Daisy si wanita mata duitan.Wanita itu tak pernah berubah sejak dulu, inilah mengapa Gerald mudah membujuknya. Beberapa saat lalu ia menelepon ibu mantan kekasihnya, sempat ia mendengar makian yang dilontarkan oleh wanita itu.Jika dipikir-pikir sudah sewajarnya jika seorang Ibu marah dan mengungkapkan kekecewaannya ketika tahu bahwa putrinya batal menikah secara tiba-tiba, terlebih setelah semua persiapan sudah dilakukan. Aneka sumpah serapah keluar dari mulut Daisy saat wanita itu mendengar namanya.Seorang perempuan bertubuh kurus membuka pintu, ia mengenakan pakaian yang minim dan riasan yang sempurna. Perempuan itu menyambut Gerald dan menggandeng tangannya.“Aku senang kau datang kali ini sayang,” kata perempuan bertubuh tinggi yang men
“Ibu, apa yang kau pikirkan sekarang?” tanya Josephine begitu melihat perubahan raut wajah ibunya yang tiba-tiba berubah.Sebagai seorang anak yang sudah hapal tabiat buruk sang ibu tentu saja semakin menaruh curiga. Apalagi sang ibu masih saja tidak berbicara untuk menjelaskan pada Jo darimana ia mendapatkan uang banyak untuk membeli koleksi fashion yang harganya sangat tinggi.“Baiklah jika Ibu enggan mengatakannya, maka aku akan mencari tahu sendiri, dan sekarang juga akan kukembalikan semua yang ibu belanjakan, sementara uangnya akan kuusut di kantor polisi untuk kukembalikan pada pemiliknya!” ancam Jo kemudian berbalik dan melangkah Daisy kerepotan untuk menyusulnya.Bagai menggunakan pengendali jarak jauh, perempuan paruh baya itu pun langsung melangkah lebar-lebar dan menyusul putrinya. Tak mungkin ia merelakan barang belanjaannya dibawa pergi begitu saja.“Jo tun
Sepeninggal Josephine, Daisy pun langsung mengumpulkan anggota keluarga Windsor di kamar Edmund, kecuali Josephine dan si menantu tak dianggap tentunya. Berita ini harus segera disebar dan ia akan dianggap pahlawan.Daisy yakin kalau keluarga besar Windsor akan mendukung idenya kali ini. Mereka tak mungkin menolak jika membahas perpisahan antara Josephine dan Nicko.Satu per satu dari mereka pun datang. Meskipun sedikit malas, tapi semua tetap penasaran. Untung saja Edmund dirawat di ruangan VIP, sehingga semuanya dapat berkumpul tanpa harus merasa sesak.“Daisy, apa yang ingin kau katakan hingga mengumpulkan kami semua di sini? Apakah ini berita penting?” tanya Paman Howard begitu semuanya sudah mengambil tempat di kamar Ayah Josephhine.Sisi sofa panjang yang memiliki sandaran kaki diduduki oleh Nenek, sementara Daisy duduk di kursi yang biasanya ada di samping pasien.
Nenek Elizabeth dan Paman Howard terus saja mengomel mendengar pernyataan Daisy barusan. Ini benar-benar sesuatu yang di luar dugaan. Bisa-bisanya Daisy bekerja sama dengan Gerald yang dulu pernah membuat keluarga ini nyaris menanggung malu.Masih membekas di kepala Edmund bagaimana frustrasinya Josephine kala itu. Putri keduanya tak hentinya mencari Gerald, medatangi kediaman dan tak seorangpun mau mengatakan kemana kekasihnya berada. Yang paling tidak bisa diterima oleh Edmund, sekembalinya dari rumah keluarga Jones, Josephine nyaris bunuh diri. Perempuan itu nekad mencuri pil tidur milik kakeknya dan mencoba untuk menegak satu botol penuh.Untung saja di saat itu ayahnya secara tak sengaja memergoki dirinya. Dengan cepat Edmund merebut obat tidur dari tangan Jo. Menepiskan tangan Josephine dan melemparkannya hingga melambung jauh.“Apa kau sudah lupa dengan apa yang dilakukan oleh Josephine, ia hampir saja kehil
Semua mata tak ada yang berkedip kala melihat nominal yang ada di mutasi rekening yang tertera di ponsel Daisy. Nominal itu sangat besar sekali, dan tak mungkin rasanya untuk Daisy mampu memilikinya.“Kenapa? Kalian semua tahu kan ini dari Gerald, sudah terlihat jelas kan siapa yang mengirimkan uang itu padaku? Kira-kira apa mungkin seorang yang bangkrut mengirimkan uang sebesar itu padaku?”Untuk meminta Daisy menemuinya, Gerald memang memberikan lima puluh ribu dolar, dan ketika Daisy menyanggupi permintaan pemuda itu, maka seratus ribu ditambahkan ke rekening.“Catherine, kau kan sangat paham dengan dunia fashion, coba kau lihat barang-barang ini, kau pasti bisa menaksir berapa harganya!” perintah Daisy menyuruh anak pertamanya memeriksa deretan paper bag yang ada di sekitarnya.“Memeriksa paper bag itu? Untuk apa Bu?” tanya Catherine yang tak mengerti maksud Ib
Janet melangkah menjauh dan membiarkan Gerald untuk duduk sendirian di sofa. Perempuan bertubuh seperti supermodel Runaway itu melangkah mendekat ke arah jendela, menatap lalu lintas di luaran yang menjadi pemandangan dari griya tawangnya. Ia berdiri sambil melipat tangan di depan dada.Gerald mengacak rambutnya yang pirang dengan posisi sedikit membungkuk. Ia berusah mencerna ucapan dari teman kencannya beberapa saat lalu.“Lelaki yang menikah dengan Josephine ku adalah seorang keturunan keluarga Lloyd? Jika itu benar maka akan sulit untuk memisahkan mereka dan membuang lelaki itu di jalanan. Uang yang kumiliki tak mungkin bisa untuk mengalahkannya,” gumam Gerald.Mantan tunangan Josephine ini pun berdiri dan mendekat ke arah Janet yang masih emmandang ke luar jendela. Perlahan ia menyentuh dan mengusap pundak Janet yang kurus.“Jika dia putra keluarga Lloyd, kenapa justru ia menye
“Ya, kau harus memikirkan hal itu Gerald. Bukankah engkau pernah mendengar pepatah yang mengatakan bahwa untuk menangkap ikan yang besar, diperlukan umpan yang besar pula. Lawan kita kali ini bukan sembarang orang, dia adalah keturunan orang paling berpengaruh di sini. Dia memiliki apa saja,” Janet mengingatkan.Yang dikatakan perempuan bertubuh ramping ini memang bukan isapan jempol belaka. Keluarga Lloyd mampu menambah pundi-pundi kekayaan dan menghancurkan seseorang dalam waktu yang bersamaan. Siapapun tak ada yang berani menyentuh keluarga Lloyd.Gerald terdiam cukup lama, mencoba memikirkan untung rugi dari saran yang disampaikan oleh Janet. Kemudian lelaki itu mengulurkan tangan pada perempuan yang berada di sampingnya.“Kita akan melakukannya!” kata Gerald dengan percaya diri.“Jadi kau sudah memutuskan untuk melakukannya?” tanya Janet sedikit meragukan.
Devon Watts menghempaskan tubuhnya di atas kasur ukuran single yang sudah menipis. Saking tipisnya, ia bisa merasakan pegas yang ada di dalam kasurnya.Baru saja lelaki ini hendak beristirahat melepas penat, ayahnya Jamie Watts membuka pintu tanpa mengetuk, sama seperti hari-hari sebelumnya.“Huh, ada apa lagi Ayah?” tanyanya segera bangkit dari tempat tidurnya.“Apa kau sudah mendapatkan gaji bulan ini? Sebentar lagi obat milik ibumu habis?”Devon menggeleng, “Mana mungkin sudah mendapatkan gaji, bukankah minggu lalu aku sudah memberikannya padamu, coba kau tanya pada Jessica saja, bukannya dia suka mendapatkan uang tip dari pelanggannya?”Jamie duduk di samping putra sulungnya, kemudian mengusap rambutnya yang sudah mulai botak.“Bagaimana ini, bisa-bisanya kita bernasib sesial ini. Seandainya saat itu tidak ketahua
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt