Tuan Wu memalingkan wajah pada penjaga rumahnya. Ia merasa muak dengan polah penjaganya kali ini.
“Cih! Berani sekali kau berkata begitu,” runtuk Tuan Wu membuat penjaga rumahnya tertunduk penuh sesal.
“Apa yang kau lakukan telah membuatku malu di hadapan tamuku. Untuk itu, mulai besok kau akan kupindah menjadi penjaga gudang milikku yang ada di timur!” perintah Tuan Wu yang masih menahan kesal akibat tindakan penjaga rumah yang dinilai telah mencoreng mukanya.
Mendengar kata gudang yang berada di timur memang membuat penjaga rumah yang biasa dipanggil Walter itu merasa ngeri. Ia pun membelalakkan kedua matanya, dan mengangkat bahu menunjukkan suatu ekspresi ketakutan.
Gudang di arah timur adalah salah satu properti yang sudah lama tidak dipakai oleh Tuan Wu. Sebelumnya gudang itu adalah tempat untuk menyimpan aneka kulit domba yang akan dikirim ke luar negri. Namun beberapa t
Jo melangkah setengah berlari menuju koridor rumah sakit. Di sana sudah ada Nyonya besar Windsor, Daisy, Catherine, Damian dan juga ayahnya. Mereka semua berkumpul karena hari ini adalah hari penting bagi mereka semua.Seperti sudah dijadwalkan sebelumnya, kalau hari ini akan ada tindakan untuk Edmund. Semua tampak memberi dukungan bagi Daisy agar tidak tegang, dan yakin kalau operasi Edmund tentu akan berhasil.Nenek Elizabeth menoleh ke arah Jo yang datang seorang diri dengan tergopoh-gopoh. Lagi-lagi wanita yang berkuasa di keluarga Windsor itu pun memandang ke arah cucu perempuannya sinis.“Maaf aku terlambat,” kata Jo sambil sedikit membungkukkan tubuhnya dengan hormat.“Huh!” cibir Elizebeth kemudian membuang muka.Josephine tahu kalau kali ini neneknya sungguh marah padanya. Ia pun hanya menunduk dan membiarkan neneknya mengomel. Jo sudah siap untuk
Kedua mata Jo terbuka lebar begitu mendengar ucapan Ibunya yang menyalahkan suaminya. Ia ingat betul kalau tadi Ibunya yang mendorong Nicko untuk tetap menemui Tuan Wu, meskipun suaminya sudah mengatakan akan menjadwal ulang pertemuan itu. Namun sang Ibu tetap bersikeras agar tak menolak undangan itu.“Ini tak bisa dibiarkan, aku harus mengatakan yang sebenarnya pada mereka. Setidaknya aku harus memperbaiki nama baik suamiku,” batin Jo sambil meremas samping rok nya.“Ibu, kenapa Ibu bicara demikian? Bukankah tadi Nicko sudah mengatakan akan menjadwal ulang pertemuan dengan Tuan Wu,” Jo berusaha mengingatkan.Bibir Daisy yang sedikit kering tampak bergetar. Wanita lima puluh tahunan ini terlihat bingung mendengar jawaban dari putrinya. Tentu saja ia tak suka dengan pernyataan ini, walau itu benar adanya.Namun Daisy tak mungkin mengakui kebenarannya karena ia takut akan Nyonya
Jo cuma terdiam melihat tingkah Ibunya, wanita paruh baya ini benar-benar lupa akan apa yang telah diperbuat sang suami pada keluarganya. Tak hanya itu, semua mata tampak mengarah padanya dengan pandangan menyalahkan.Sepertinya bagi keluarga Windsor ketidak hadiran Nicko di hari penting ini dianggap sebagai hinaan sekaligus kegagalannya sebagai seorang istri. Semuanya sudah terpengaruh oleh ucapan Daisy yang telah memutar balikkan fakta. Keadaan semakin dirasa buruk oleh Josephine karena kakaknya Cathy tengah berbicara dengan perawat yang mengurus ayahnya.“Suamimu sungguh memalukan Jospehine. Dia hidup dari hasil keringatmu, tapi untuk hal sepele seperti ini saja tidak bisa datang,” omel Nenek Elizabeth dengan bibir yang terus bersungut-sungut.Damian yang tak pernah akur dengan saudara sepupunya ini pun mulai berinisiatif untuk menyudutkan Josephine dan semakin menyulut kemarahan Neneknya.
Ekspresi bahagia terlukis jelas pada wajah Tuan Wu. Ini kali pertama dirinya melihat putrinya menunjukkan sikap ramah dalam menemui tamu istimewa. Lelaki yang ingin ia jadikan sebagai menantu.Meskipun sebelumnya ada drama dan penolakan yang diciptakan oleh putrinya, tapi tuan Wu tidak lagi memperhatikan hal itu. Baginya penolakan yang dilakukan Sara adalah wajar, anak perempuannya belum mengenal tamu istimewanya.Sebelum terkesan dengan sikap Nicko, pria paruh baya ini juga menolak kehadiran pemuda itu. Penampilan yang tidak mengesankan dan juga keadaan emosi yang sedang memanas membuat ia merasa risih dengan kehadiran pemuda yang kini menjadi tamu istimewanya.Ia tak peduli akan siapa nama belakang Nicko, darimana pemuda itu berasal. Yang ada di matanya pemuda itu adalah seorang penyelamat bagi perusahaannya. Menyelamatkan dirinya dari rasa malu di hadapan publik dan juga kerugian yang akan ia terima.
Tersadar Sara pun meninggalkan Nicko yang tengah berbicara dengan putri kecilnya. Ia tak berkata apa-apa pada lelaki yang baru saja ia kenal. Namun tak bisa dipungkiri kalau ia begitu terkesan akan tindakan yang dilakukan oleh pemuda itu.Menjadi seorang Ibu tunggal bukanlah hal yang mudah memang. Angeline kerap menanyakan keadaan siapa ayahnya, kemana dia dan apa yang tengah dilakukannya. Tak jarang gadis kecil itu juga meminta Sara untuk mengajaknya bertemu dengan sosok ayahnya.Sara memang tak pernah mengajak Angeline untuk bertemu dengan ayah kandungnya, bukan karena rasa sakit hati yang bersemayam pada dirinya. Ia melakukannya karena lelaki itu tak pernah menginginkan keberadaan Angeline. Ia tak ingin Angeline terluka oleh lelakiyang seharusnya dipanggil ayah olehnya.Angeline melirik ke arah Nicko, kemudian berpamitan untuk membersihkan diri. Anak kecil itu tak lagi memiliki ketakutan, ia justru melangkah gembira m
Usapan lembut pada rambut pirang Jo membuatnya tersadar dan mendongakkan kepala. Ia tahu betul siapa pemilik tangan itu. Sentuhan yang lembut dari telpak tangan yang kokoh, siapa lagi jika buka suaminya, Nicko.Perempuan berambut pirang itu perlahan bangkit dan menyandarkan tubuhnya pada dada bidang sang suami. Tempat yang selalu membuatnya merasa nyaman dan terlindungi.“Kenapa kau bersedih Jo, mereka merundungmu kembali?” tanya Nicko dengan lembut, kemudian membimbing istrinya untuk kembali duduk.Jo pun duduk kembali dan menceritakan semuanya kepada sang suami. Ia bercerita tentang apa yang dilakukan oleh sang Ibu serta kebingungannya menghadapi keluarganya saat ini. Termasuk Nenek yang memintanya untuk mengambil kembali villa yang saat ini dimiliki oleh keluarga Lloyd.Nicko menghela napas panjang mendengar ucapan istrinya. Hal ini tidak aneh untuknya, sejak dulu Jo memang selalu dian
“Nenek, kenapa kau bicara seperti itu. Nicko baru saja datang dan bermaksud untuk menunggu ayah operasi,” kata Josephine berusaha membela suaminya.Namun wanita tua itu sama sekali tak mempedulikan perkataan Josephine. Ia justru berdiri dengan bantuan tongkat lengkungnya dan berjalan sedikit lamban. Tubuh Elizabeth tergolong tambun, dan usianya yang tak lagi muda membuat kakinya semakin lemah dalam menopang berat tubuhnya.Saat dirinya sudah berdiri di hadapan Nicko, ia pun menunjuk-nujuk pemuda itu dengan tongkatnya. Meluapkan kemarahan dan kebencian yang semenjak tadi ditahan olehnya.“Kau sungguh kurang ajar Nicko berani benar kau menjual villa yang kuberikan padamu. Kau ini sungguh tak tahu malu, sudah menumpang di keluarga kami, kini kau malah menyia-nyiakan apa yang telah kami berikan untukmu!” bentak Nenek.Damian yang memang gemar mencari muka pada wanit tua itu pun ik
Sara menempelkan ponsel pada dagunya setelah menerima laporan dari orang suruhannya. Kemudian ia mengangguk setelah mencerna seluruh laporan tentang Nicko.Apa yang ia dengar membuatnya cukup terkaget, tak mengira seorang yang jenius seperti Nicko memiliki nasib yang begitu buruk. Menjadi seorang pembantu berstatus menantu di rumah mertuanya. Bukan hanya menjadi pembantu, tapi ia selalu disalahkan setiap ada kemalangan yang terjadi pada keluarga Windsor.“Aku tak mengerti bagaimana Nicko bisa hidup di tengah-tengah keluarga berbisa seperti mereka,” pikir Sara.Ibu tunggal itu kemudian kembali ke ruang tengah, di situ ia melihat putri kecilnya Angeline tengah bercanda dengan adik laki-lakinya Karl. Sedangkan ayahnya menutup buku yang barusan dibaca dan melirik ke arah Sara.“Duduklah Sara!” perintahnya.“Baik Ayah, apa ada yang ingin dibicarakan denga
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt