Beranda / Urban / Tentang Harga Diri / 397. Jangan Dibantah!

Share

397. Jangan Dibantah!

Penulis: Rindu Rinjani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Duduklah Nicko!” kata Daisy mempersilakan menantunya yang baru saja mandi.

Pemuda itu sudah terlihat lebih segar, rambut pendeknya tampak basah akibat keramas. Kali ini ia berpenampilan sedikit rapi, celana berbahan polyester cokelat batang dipadu dengan kemeja abu-abu muda yang pas dengan potongan tubuhnya. Bukan celana jeans balel yang sobek dan kaos berlogo brand olahraga yang sudah usang.

Penampilan Nicko kali ini tak hanya membuat Josephine terkesan, tapi juga Catherine dan Ibunya. Kali ini menantu keluarga Windsor terlihat seperti seorang pemuda kaya. Mata mereka semua tampak memperhatikan sosoknya kali ini, dan membuat Nicko merasa kurang nyaman.

“Ada apa?” tanya Nicko yang batal meminum kopinya.

“Tak apa sayang, kau hanya terlihat lebih tampan kali ini,” kata Josephine sambil menyandarkan kepalanya pada lengan sang suami.

Dengan lembut

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tentang Harga Diri   398. Niat Tuan Wu

    Mobil Van putih milik Nicko berhenti di sebuah rumah megah dengan pagar yang tinggi. Rumah itu dipenuhi aneka tanaman hias di depannya, dan sebuah air mancur yang terlihat begitu segar di siang yang terik ini.Pemuda berambut cokelat itu melihat kartu nama yang ada dalam genggaman tangannya. Ia mencoba untuk mencocokkan bangunan di depannya dengan alamat yang tertera di kartu nama.“Hmm sama, tak salah lagi ini pasti rumahanya,” gumam Nicko.Ia pun melihat ke kanan dan kiri mencoba mencari sisi yang paling tepat untuk memarkir mobilnya. Kediaman Tuan Wu berada di tengah kota, dengan lalu lintas yang cukup ramai. Nicko pun harus berhati-hati dalam memarkir mobilnya agar tak mengganggu aktivitas pemilik rumah dan juga pengguna jalan yang lain. Namun ternyata saat ia mencari tempat parkir yang paling pas justru menimbulkan kecurigaan pada penjaga rumah megah di hadapannya.Saat itu petugas b

  • Tentang Harga Diri   399. Apa Seperti Yang Sudah-Sudah?

    Sara kembali memasang wajah kusut saat mendengar ucapan ayahnya. Wanita yang usianya mendekati tiga puluh tahun ini mencoba memutar otak agar laki-laki yang akan dipertemukan dengannya ini tidak betah untuk bertemu dengan dirinya.“Huh, baiklah Ayah, jika memang itu kemauanmu. Aku akan menemuinya dan kupastikan ia tak akan mau bertemu lagi denganku,” batinnya.“Hmm kemana dia ya? Kenapa sampai jam segini belum juga datang,” gumam Tuan Wu yang memang sangat menghargai waktu.Bagi pengusaha kelas atas ini setiap detik adalah sangat berharga. Mendengar berita-berita tentang seseorang yang akhirnya menghembuskan napas terakhir karena terlambat mendapatkan penanganan, atau seseorang yang kehilangan kebahagiaan inilah yang membuatnya disiplin. Ia tak ingin pengalaman pahit itu terjadi pada hidupnya.Beberapa kali pria ini harus marah dan bicara dengan nada tinggi pada orang yang tel

  • Tentang Harga Diri   400. Dikira Minta Sumbangan

    Tanpa mempedulikan putrinya yang masih terpaku, Tuan Wu pun melangkah mendekati pemuda yang dianggap berjasa pada perusahaannya. Yang lebih mengherankan lagi, pria ini justru membungkuk pada lelaki yang usianya lebih muda darinya.“Ayah berlebihan sekali, kenapa harus membungkuk pada laki-laki itu. Bagaimana mungkin menjodohkanku dengan seseorang yang kelasnya sangat jauh berbeda denganku?” gumam Sara mengomel.Putri sulung Tuan Wu pun kembali mengerucutkan bibirnya, tak mengerti dengan jalan pikiran ayahnya. Ingin sekali ia beranjak dari tempatnya berdiri sekarang, tapi hal itu sama sekali tidak dilakukan olehnya. Sara justru terpaku di situ dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.Ibu tunggal ini semakin terlihat muak melihat keakraban yang tercipta antara pemuda itu dengan ayahnya. Bagaimana mereka berdua bercakap-cakap dengan akrabnya.“Huh menjijikkan sekali. Lihat saja,

  • Tentang Harga Diri   401. Sara Wu

    Tuan Wu langsung memandang sinis ke arah putrinya. Ia tak setuju dengan ucapan putri sulungnya yang dianggap tidak menghormati tamu istimewanya.“Sara!” seru Tuan Wu memerintahkan agar wanita yang menolak berjabatan tangan dengan Nicko ini merubah sikapnya.“Apa salahku Ayah? Ini benar kan? Jika dia tamu istimewamu, seharusnya ia memarkir mobilnya di sini,” balas Sara sambil menunjuk ke arah dimana mobil miliknya terparkir.Rupanya ucapan Sara ini mengingatkannya kembali untuk bertanya kenapa tamunya harus memarkir mobilnya di tempat pelayan. Raut wajah Tuan Wu pun menunjukkan ekspresi penuh keheranan dan mencoba menerka-nerka.“Coba ayah lihat! Lelaki ini tidak bisa mengatakan apa-apa kan?” tambah Sara menantang.Namun Tuan Wu sepertinya tak mengindahkan perkataan putrinya itu. Ia justru semakin membuat sang putri merasa kesal dan muak dengan

  • Tentang Harga Diri   402. Lelaki Yang Tak Tertarik Padanya

    Tuan Wu memalingkan wajah pada penjaga rumahnya. Ia merasa muak dengan polah penjaganya kali ini.“Cih! Berani sekali kau berkata begitu,” runtuk Tuan Wu membuat penjaga rumahnya tertunduk penuh sesal.“Apa yang kau lakukan telah membuatku malu di hadapan tamuku. Untuk itu, mulai besok kau akan kupindah menjadi penjaga gudang milikku yang ada di timur!” perintah Tuan Wu yang masih menahan kesal akibat tindakan penjaga rumah yang dinilai telah mencoreng mukanya.Mendengar kata gudang yang berada di timur memang membuat penjaga rumah yang biasa dipanggil Walter itu merasa ngeri. Ia pun membelalakkan kedua matanya, dan mengangkat bahu menunjukkan suatu ekspresi ketakutan.Gudang di arah timur adalah salah satu properti yang sudah lama tidak dipakai oleh Tuan Wu. Sebelumnya gudang itu adalah tempat untuk menyimpan aneka kulit domba yang akan dikirim ke luar negri. Namun beberapa t

  • Tentang Harga Diri   403. Memancing Kemarahan Elizabeth

    Jo melangkah setengah berlari menuju koridor rumah sakit. Di sana sudah ada Nyonya besar Windsor, Daisy, Catherine, Damian dan juga ayahnya. Mereka semua berkumpul karena hari ini adalah hari penting bagi mereka semua.Seperti sudah dijadwalkan sebelumnya, kalau hari ini akan ada tindakan untuk Edmund. Semua tampak memberi dukungan bagi Daisy agar tidak tegang, dan yakin kalau operasi Edmund tentu akan berhasil.Nenek Elizabeth menoleh ke arah Jo yang datang seorang diri dengan tergopoh-gopoh. Lagi-lagi wanita yang berkuasa di keluarga Windsor itu pun memandang ke arah cucu perempuannya sinis.“Maaf aku terlambat,” kata Jo sambil sedikit membungkukkan tubuhnya dengan hormat.“Huh!” cibir Elizebeth kemudian membuang muka.Josephine tahu kalau kali ini neneknya sungguh marah padanya. Ia pun hanya menunduk dan membiarkan neneknya mengomel. Jo sudah siap untuk

  • Tentang Harga Diri   404. Dikhianati

    Kedua mata Jo terbuka lebar begitu mendengar ucapan Ibunya yang menyalahkan suaminya. Ia ingat betul kalau tadi Ibunya yang mendorong Nicko untuk tetap menemui Tuan Wu, meskipun suaminya sudah mengatakan akan menjadwal ulang pertemuan itu. Namun sang Ibu tetap bersikeras agar tak menolak undangan itu.“Ini tak bisa dibiarkan, aku harus mengatakan yang sebenarnya pada mereka. Setidaknya aku harus memperbaiki nama baik suamiku,” batin Jo sambil meremas samping rok nya.“Ibu, kenapa Ibu bicara demikian? Bukankah tadi Nicko sudah mengatakan akan menjadwal ulang pertemuan dengan Tuan Wu,” Jo berusaha mengingatkan.Bibir Daisy yang sedikit kering tampak bergetar. Wanita lima puluh tahunan ini terlihat bingung mendengar jawaban dari putrinya. Tentu saja ia tak suka dengan pernyataan ini, walau itu benar adanya.Namun Daisy tak mungkin mengakui kebenarannya karena ia takut akan Nyonya

  • Tentang Harga Diri   405. Semua Menyudutkan

    Jo cuma terdiam melihat tingkah Ibunya, wanita paruh baya ini benar-benar lupa akan apa yang telah diperbuat sang suami pada keluarganya. Tak hanya itu, semua mata tampak mengarah padanya dengan pandangan menyalahkan.Sepertinya bagi keluarga Windsor ketidak hadiran Nicko di hari penting ini dianggap sebagai hinaan sekaligus kegagalannya sebagai seorang istri. Semuanya sudah terpengaruh oleh ucapan Daisy yang telah memutar balikkan fakta. Keadaan semakin dirasa buruk oleh Josephine karena kakaknya Cathy tengah berbicara dengan perawat yang mengurus ayahnya.“Suamimu sungguh memalukan Jospehine. Dia hidup dari hasil keringatmu, tapi untuk hal sepele seperti ini saja tidak bisa datang,” omel Nenek Elizabeth dengan bibir yang terus bersungut-sungut.Damian yang tak pernah akur dengan saudara sepupunya ini pun mulai berinisiatif untuk menyudutkan Josephine dan semakin menyulut kemarahan Neneknya.

Bab terbaru

  • Tentang Harga Diri   S2. 469 Final

    Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.

  • Tentang Harga Diri   S2. 468 PEnyelamat

    “Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja

  • Tentang Harga Diri   S2.467 Penghianat

    Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit

  • Tentang Harga Diri   2. 466 Diculik

    Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah

  • Tentang Harga Diri   S2. 465 Karma Masih Ada

    Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa

  • Tentang Harga Diri   S2. 464 Hari Yang Buruk

    Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik

  • Tentang Harga Diri   S2. 463 Karma Untuknya

    Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di

  • Tentang Harga Diri   S2. 462 Kau Harus Bertanggung Jawab

    Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip

  • Tentang Harga Diri   S2. 461 Dia Membohongi Kita!

    Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt

DMCA.com Protection Status