Beranda / Romansa / Tempatmu di Sisiku / Chapter 5 Diterima atau Tidak?

Share

Chapter 5 Diterima atau Tidak?

Penulis: valenciadewi23
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-09 12:28:00

“Astaga, jam berapa ini?”Teriakan terdengar setelah sepersekian detik seorang gadis mungil kembali dari alam mimpinnya. Rambut hitamnya yang tidak tertata ditambah mata hitamnya yang masih menampilkan segala kelelahan dihari sebelumnya tidak mengurungkan gadis itu untuk segera berlari keluar dari kamar. Tidak memedulikan tatapan tetangga kosnya yang sudah sangat hapal dengan tingkah gadis itu yang selalu terjadi setiap paginnya.

“Anet kesiangan lagi?”Teriak Ibu kos saat mendengar salah satu penghuni kosnya sedang berlari-lari menuju ke kamar mandi.

“Iya Bu, alarm nya ga nyala lagi,”jawab Anet dengan lantang

“Bukan engga nyala kali, kamu matiin tanpa sadar,”jawab salah satu anak kos yang sedang menyikat giginnya.

Tidak memedulikan suara disekitarnya, Anet segera memasuki kamar mandi, dan mandi dengan sangat cepat tidak merasakan dinginnya air yang mengenai tubuhnya. Setelah menyelesaikan segala rutinitas pagi yang diburu-buru Anet segera berlari memberhentikan angkot dengan tujuan kampusnya dan memulai harinya.

Suara nafas tidak beraturan terdengar dari seorang gadis mungil yang saat ini sedang berlari, gadis

Mungil dengan rambut hitam pekat menggunakan pakaian serba hitam dihiasi jas dokter di atasnya. Kotak peralatan berbagai macam serba serbi kedokteran gigi tidak lupa dibawannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 07.58 pagi 2 menit lagi gadis ini akan mendapatkan hukuman karena terlambat. Bukan hanya sekali, tapi sudah berkali-kali gadis ini datang sangat mepet dengan waktu absensinnya.

"Anet telat lagi?”Teriak satpam di pintu gerbang rumah sakit.

"Belum telat pak, hampir,”teriak gadis mungil yang di panggil Anet tadi sambil berlari .

"Huff, untung saja tidak telat,”ucap Anet ngos-ngosan setelah Anet selesai memasukan absensinnya.

 "Neng, minum dulu,”ucap Ujal sambil menyodorkan teh kotak di tangannya.

"Aduh, Mang tau aja saya haus,”ucap Anet semangat sambil mengambil minuman dari tangan office Boy universitasnya.

"Lah…ga gratis, Neng bayar. Saya juga masih kasbon itu."

"Kok ga ngomong mang kalo bayar. Tau gitu ga saya minum,”gerutu Anet kesal sambal

Mengeluarkan uang 5 ribu dari kantongnya.

"Ya, udah Mang saya naik dulu, takut udah dateng pasien saya"

"Ya, Neng makasih ya"

Anet pun segera berjalan menuju lift, ia segera mengeluarkan  ponsel dari kantongnya bermaksud untuk menelepon pasiennya yang sudah berjanji datang hari ini, betapa kagetnya Anet saatelihat begitu banyak pemberitahuan masuk ke ponsel Anet, gadis itu segera membelakakan matannya saat melihat siapa pengirim dari pesan yang masuk keponselnya pada malam hari.

“Net, kenapa? Kaya liat setan aja,”tegur Dodi salah satu teman dekat Anet begitu melihat temannya mematung didepan lift dengan tangan yang menutupi mulutnya.

“Anet hall...”Ujar Dodi sambil mengibaskan tangannya didepan wajah Anet

“Dod, gua keterima,”bisik Anet pelan sambil mengerjapkan matannya berkali-kali berharap bahwa pesan yang dibacannya tidak berubah”

“Keterima apaan net?”Tanya Dodi bingung

“Gua keterima kerja!!”Teriak Anet keras sambil berlari mengepalkan tangannya keatas

“Serius Lu? Congrats Anet,”teriak Dodi tidak kalah kerasnya.

Rasa senang Anet begitu terlihat diwajahnya, pekerjaan yang sudah lama diimpikannya sudah berada didepan mata. Pesan yang diterimannya merupakan pesan dari HRD tempat dokter dimana Anet melamar menjadi asisten dokter dan kebetulan hari ini Anet sudah bisa memulai kerja karena kebutuhan asisten yang begitu mendesak.

“Bray bagaimana sudah ketemu?”Sebuah suara wanita langsung terdengar disebrang sana menunggu jawaban dari empunnya.

Bab terkait

  • Tempatmu di Sisiku   Chapter 6 Jatuh Sakit

    "Belum Oma, sampai sekarang Bray masih mencari gadis bernama Anet itu."Bray memijat kepalannya yang pening, saat bangun dari tidurnya tadi Bray merasa kepalannya terasa sangat berat."Kalo begitu beri Oma kabar jika ada perkembangan terbaru dari Anet ya Bray....""Pasti Oma, Oma tenang saja dan istrirahat yang banyak di rumah ya Oma."Bray menutup panggilan di ponselnya dan meletakan ponselnya di meja kerjannya. Dia memejamkan matannya sejenak untuk menghilangkan sakit di kepalannya. "Selamat siang, perkenalkan nama saja Anatha, kalian bisa memanggilku Anet."Gadis dengan rambut panjang yang diikat kebelakang lengkap dengan kemeja putih serta celana kain berwarna hitam yang membalut kaki indahnya memasuki klinik dengan riang menyambut hari pertamannya bekerja."Halo Anet, perkenalkan saya dokter Indra yang merupakan atasan kamu disini."Seorang dokter berusia 50 tahun dilengkapi dengan jas putih khas dokter yang dikenakannya menyalami Anet sambil tersenyum ramah. "Mulai sekarang ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-09
  • Tempatmu di Sisiku   Chapter 7 Kunjungan

    Langit sudah mulai gelap, Anet yang baru saja menyelesaikan Co-Assnya segera berlari menuju halte busway yang tak jauh dari kampusnya. Hari ini merupakan hari pertama kunjungan yang harus Anet lakukan. Suara helaan nafas kembali terdengar, entah sudah berapa kali Anet menghela nafas mengingat hari ini dia harus kembali bertemu dengan lelaki bernama Bray yang merupakan orang paling angkuh yang pernah dilihatnya. "Ya, bagaimana tidak angkuh mengingat kekayaan dan semua yang dimilikinnya,"keluh Anet dalam hati. Anet malas berurusan dengan orang bernama Bray itu jika mengingat tatapan Bray terhadap dirinnya, begitu dalam dan membuat orang yang ditatapnya tidak nyaman. Jika bukan karena tuntutan pekerjaan Anet memilih jauh-jauh dari orang itu.Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore saat Anet akhirnya menjejakan kakinnya didepan gedung pencakar langit didepannya, Anet segera melangkahkan kakinnya masuk tidak menghiraukan mata yang menatapnya aneh. Kemeja hitam dengan celana kain yang melekat

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-20
  • Tempatmu di Sisiku   Chapter 1 Sebuah Pilihan

    "Tolong…tolong….”Seketika sebuah suara membuyarkan lamunan Anet. Anet yang mendengar suara minta tolong segera berlari dan mengejar sumber suara meminta tolong yang didengarnya tadi, Anet segera memasuki ke gang di depannya. Kejadian didepannya membuatnya kaget, dia melihat seorang Nenek tua yang terjatuh dari kursi rodannya, nafas Nenek itu terlihat sesak. Ia terlihat sedang berusaha menggapai tasnya yang tercantel di kursi roda miliknya. Anet pun segera menghampiri Nenek dihadapannya."Nenek baik-baik saja?”tanya Anet sambil membantu Nenek itu untuk duduk"Tolong tasku, inhaler ku. Aku tidak bisa bernafas,”ucap Nenek terengah-engah.Mendengar itu Anet segera mengambil tas Nenek, dan segera mengambil inhaler didalamnya"Ini, Nek.”Anet segera membantu Nenek untuk duduk sambil menempelkan inhaler di mulut Nenek"Tarik nafas pelan-pelan, Nek.”Instruksi Anet sambil memegangi tubuh Nenek dan inhaler di tangannya. Setelah dilihat nafas Nenek mulai teratur Anet segera melepaskan inhaler d

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-09
  • Tempatmu di Sisiku   Chapter 2 Rumah sakit

    Sesampainnya di rumah sakit Anet segera mendorong kursi roda Nenek menuju IGD, IGD terlihat begitu sepi hari itu."Sus, tolong Nenek saya terluka.”Cegat Anet begitu melihat salah seorang suster berjalan kedepan."Tunggu sebentar disana ya mba, ini lagi rame soalnya igdnya,”jawab suster sembari menunjuk tempat duduk di ruang tunggu.Anet hanya mengerutkan alisnya bingung, pasalnya IGD terlihat begitu sepi saat itu. Tapi Anet tetap berusaha berpikiran positif, ia segera mendorong kursi roda ketempat yang ditunjuk suster tadi."Nenek, tunggu disini sebentar ya. Anet coba daftar dulu,”Nenek hanya mengangguk mendengar ucapan Anet. Anet segera berjalan mendekati loket pendaftaran."Permisi, saya mau daftar, Sus""Baik diisi dulu formulirnya.”Anet segera mengambil formulir yang sudah diberikan suster tersebut."Sus kalo ngisinnya nanti bagaimana? Saya bertemu dengan beliau di jalan, saya tidak tau namannya, apakah bisa di obati terlebih dahulu? Karena tadi darah yang keluar cukup banyak,”tan

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-09
  • Tempatmu di Sisiku   Chapter 3 Siapa dia ?

    "Rupannya kamu masih ingat ya punya Oma,”jawab Oma Amara judes sambil membuang muka dari hadapan laki-laki di hadapannya mendengar jawaban Oma Amara, pria dihadapan oma hanya menghela nafas berat dan mendudukan tubuh tingginya dikursi sebelah oma Amara."Oma maafkan Bray ya karena sudah datang terlambat. Bray sudah berusaha secepat mungkin dataang kemari. Saat mendengar Voice Note yang oma kirimkan bray sedang berada ditengah-tengah meeting penting.”Laki-laki yang baru saja datang itu adalah Bray Anggara, pria berwajah bak dewa yunani membuat siapa saja pasti menengokan kepalannya jika pria ini ada, memiliki tinggi 185 cm dengan aura dingin misterius membuat Bray menjadi salah satu Billioner muda yang menjadi incaran hyena-hyena lapar disekitarnya."Jadi Oma dengan pekerjaan, Bray masih lebih memilih pekerjaan”jawab Oma masih merajuk"Tidak Oma, Oma tetap selalu menjadi nomor satu”jawab Bray lembut.Hanya dihadapan Oma nya saja Bray menjadi sosok yang sangat berbeda. Setelah orang tua

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-09
  • Tempatmu di Sisiku   Chapter 4 Pertemuan pertama

    "Halo Bu, maaf sekali bu saya sedang ada urusan. Sebentar lagi saya akan ke sana bu.”Terdengar suara gadis mungil itu dari depan kamar mandi."Bu jangan pecat saya Bu, saya masih butuh pekerjaan ini..bu...bu...halo….”Hanya terdengar suara telepon diputus dari sebrang sana. Gadis itu hanya bisa menghela nafas panjang sambil berkali-kali mengacak rambutnya yang memang sudah sangat berantakan.“Hari ini terjadi banyak hal didalam hidupku, aku dimarahi dokter pembimbingku di pagi hari karena pasien yang sudah aku janjikan tidak bisa datang hari ini, aku bertemu dengan Oma Amara dan yang terakhir surprise… aku dipecat dari pekerjaanku. Lengkap sudah perjalanan hidupku, sekarang bagaimana aku bisa melanjutkan kuliahku kalo aku sendiri sudah tidak punya pekerjaan, uang tabunganku yang tidak banyak juga sudah habis untuk biaya pengobatan Oma Amara. Bukan aku menyesal telah menolong Oma baik hati didalam sana, tapi sekarang aku benar-benar pusing memikirkan apa yang terjadi nanti,”ucap Anet da

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-09

Bab terbaru

  • Tempatmu di Sisiku   Chapter 7 Kunjungan

    Langit sudah mulai gelap, Anet yang baru saja menyelesaikan Co-Assnya segera berlari menuju halte busway yang tak jauh dari kampusnya. Hari ini merupakan hari pertama kunjungan yang harus Anet lakukan. Suara helaan nafas kembali terdengar, entah sudah berapa kali Anet menghela nafas mengingat hari ini dia harus kembali bertemu dengan lelaki bernama Bray yang merupakan orang paling angkuh yang pernah dilihatnya. "Ya, bagaimana tidak angkuh mengingat kekayaan dan semua yang dimilikinnya,"keluh Anet dalam hati. Anet malas berurusan dengan orang bernama Bray itu jika mengingat tatapan Bray terhadap dirinnya, begitu dalam dan membuat orang yang ditatapnya tidak nyaman. Jika bukan karena tuntutan pekerjaan Anet memilih jauh-jauh dari orang itu.Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore saat Anet akhirnya menjejakan kakinnya didepan gedung pencakar langit didepannya, Anet segera melangkahkan kakinnya masuk tidak menghiraukan mata yang menatapnya aneh. Kemeja hitam dengan celana kain yang melekat

  • Tempatmu di Sisiku   Chapter 6 Jatuh Sakit

    "Belum Oma, sampai sekarang Bray masih mencari gadis bernama Anet itu."Bray memijat kepalannya yang pening, saat bangun dari tidurnya tadi Bray merasa kepalannya terasa sangat berat."Kalo begitu beri Oma kabar jika ada perkembangan terbaru dari Anet ya Bray....""Pasti Oma, Oma tenang saja dan istrirahat yang banyak di rumah ya Oma."Bray menutup panggilan di ponselnya dan meletakan ponselnya di meja kerjannya. Dia memejamkan matannya sejenak untuk menghilangkan sakit di kepalannya. "Selamat siang, perkenalkan nama saja Anatha, kalian bisa memanggilku Anet."Gadis dengan rambut panjang yang diikat kebelakang lengkap dengan kemeja putih serta celana kain berwarna hitam yang membalut kaki indahnya memasuki klinik dengan riang menyambut hari pertamannya bekerja."Halo Anet, perkenalkan saya dokter Indra yang merupakan atasan kamu disini."Seorang dokter berusia 50 tahun dilengkapi dengan jas putih khas dokter yang dikenakannya menyalami Anet sambil tersenyum ramah. "Mulai sekarang ka

  • Tempatmu di Sisiku    Chapter 5 Diterima atau Tidak?

    “Astaga, jam berapa ini?”Teriakan terdengar setelah sepersekian detik seorang gadis mungil kembali dari alam mimpinnya. Rambut hitamnya yang tidak tertata ditambah mata hitamnya yang masih menampilkan segala kelelahan dihari sebelumnya tidak mengurungkan gadis itu untuk segera berlari keluar dari kamar. Tidak memedulikan tatapan tetangga kosnya yang sudah sangat hapal dengan tingkah gadis itu yang selalu terjadi setiap paginnya.“Anet kesiangan lagi?”Teriak Ibu kos saat mendengar salah satu penghuni kosnya sedang berlari-lari menuju ke kamar mandi.“Iya Bu, alarm nya ga nyala lagi,”jawab Anet dengan lantang“Bukan engga nyala kali, kamu matiin tanpa sadar,”jawab salah satu anak kos yang sedang menyikat giginnya.Tidak memedulikan suara disekitarnya, Anet segera memasuki kamar mandi, dan mandi dengan sangat cepat tidak merasakan dinginnya air yang mengenai tubuhnya. Setelah menyelesaikan segala rutinitas pagi yang diburu-buru Anet segera berlari memberhentikan angkot dengan tujuan kamp

  • Tempatmu di Sisiku   Chapter 4 Pertemuan pertama

    "Halo Bu, maaf sekali bu saya sedang ada urusan. Sebentar lagi saya akan ke sana bu.”Terdengar suara gadis mungil itu dari depan kamar mandi."Bu jangan pecat saya Bu, saya masih butuh pekerjaan ini..bu...bu...halo….”Hanya terdengar suara telepon diputus dari sebrang sana. Gadis itu hanya bisa menghela nafas panjang sambil berkali-kali mengacak rambutnya yang memang sudah sangat berantakan.“Hari ini terjadi banyak hal didalam hidupku, aku dimarahi dokter pembimbingku di pagi hari karena pasien yang sudah aku janjikan tidak bisa datang hari ini, aku bertemu dengan Oma Amara dan yang terakhir surprise… aku dipecat dari pekerjaanku. Lengkap sudah perjalanan hidupku, sekarang bagaimana aku bisa melanjutkan kuliahku kalo aku sendiri sudah tidak punya pekerjaan, uang tabunganku yang tidak banyak juga sudah habis untuk biaya pengobatan Oma Amara. Bukan aku menyesal telah menolong Oma baik hati didalam sana, tapi sekarang aku benar-benar pusing memikirkan apa yang terjadi nanti,”ucap Anet da

  • Tempatmu di Sisiku   Chapter 3 Siapa dia ?

    "Rupannya kamu masih ingat ya punya Oma,”jawab Oma Amara judes sambil membuang muka dari hadapan laki-laki di hadapannya mendengar jawaban Oma Amara, pria dihadapan oma hanya menghela nafas berat dan mendudukan tubuh tingginya dikursi sebelah oma Amara."Oma maafkan Bray ya karena sudah datang terlambat. Bray sudah berusaha secepat mungkin dataang kemari. Saat mendengar Voice Note yang oma kirimkan bray sedang berada ditengah-tengah meeting penting.”Laki-laki yang baru saja datang itu adalah Bray Anggara, pria berwajah bak dewa yunani membuat siapa saja pasti menengokan kepalannya jika pria ini ada, memiliki tinggi 185 cm dengan aura dingin misterius membuat Bray menjadi salah satu Billioner muda yang menjadi incaran hyena-hyena lapar disekitarnya."Jadi Oma dengan pekerjaan, Bray masih lebih memilih pekerjaan”jawab Oma masih merajuk"Tidak Oma, Oma tetap selalu menjadi nomor satu”jawab Bray lembut.Hanya dihadapan Oma nya saja Bray menjadi sosok yang sangat berbeda. Setelah orang tua

  • Tempatmu di Sisiku   Chapter 2 Rumah sakit

    Sesampainnya di rumah sakit Anet segera mendorong kursi roda Nenek menuju IGD, IGD terlihat begitu sepi hari itu."Sus, tolong Nenek saya terluka.”Cegat Anet begitu melihat salah seorang suster berjalan kedepan."Tunggu sebentar disana ya mba, ini lagi rame soalnya igdnya,”jawab suster sembari menunjuk tempat duduk di ruang tunggu.Anet hanya mengerutkan alisnya bingung, pasalnya IGD terlihat begitu sepi saat itu. Tapi Anet tetap berusaha berpikiran positif, ia segera mendorong kursi roda ketempat yang ditunjuk suster tadi."Nenek, tunggu disini sebentar ya. Anet coba daftar dulu,”Nenek hanya mengangguk mendengar ucapan Anet. Anet segera berjalan mendekati loket pendaftaran."Permisi, saya mau daftar, Sus""Baik diisi dulu formulirnya.”Anet segera mengambil formulir yang sudah diberikan suster tersebut."Sus kalo ngisinnya nanti bagaimana? Saya bertemu dengan beliau di jalan, saya tidak tau namannya, apakah bisa di obati terlebih dahulu? Karena tadi darah yang keluar cukup banyak,”tan

  • Tempatmu di Sisiku   Chapter 1 Sebuah Pilihan

    "Tolong…tolong….”Seketika sebuah suara membuyarkan lamunan Anet. Anet yang mendengar suara minta tolong segera berlari dan mengejar sumber suara meminta tolong yang didengarnya tadi, Anet segera memasuki ke gang di depannya. Kejadian didepannya membuatnya kaget, dia melihat seorang Nenek tua yang terjatuh dari kursi rodannya, nafas Nenek itu terlihat sesak. Ia terlihat sedang berusaha menggapai tasnya yang tercantel di kursi roda miliknya. Anet pun segera menghampiri Nenek dihadapannya."Nenek baik-baik saja?”tanya Anet sambil membantu Nenek itu untuk duduk"Tolong tasku, inhaler ku. Aku tidak bisa bernafas,”ucap Nenek terengah-engah.Mendengar itu Anet segera mengambil tas Nenek, dan segera mengambil inhaler didalamnya"Ini, Nek.”Anet segera membantu Nenek untuk duduk sambil menempelkan inhaler di mulut Nenek"Tarik nafas pelan-pelan, Nek.”Instruksi Anet sambil memegangi tubuh Nenek dan inhaler di tangannya. Setelah dilihat nafas Nenek mulai teratur Anet segera melepaskan inhaler d

DMCA.com Protection Status