Share

Teman Tidur Sang Aktris
Teman Tidur Sang Aktris
Author: ivory

1

Author: ivory
last update Last Updated: 2025-03-21 20:18:45

"Arght, hurry up, Honey!" 

"No, it's too tight!" 

"Damn, you're so hot!"

Mulut lelaki itu terus memaki dalam balutan kenikmatan. Di atas pahanya, seorang perempuan tengah naik-turun dengan tempo yang cepat.

Sialan, ia tidak bisa terus bertahan seperti ini!

Dicengkeramnya pinggang ramping itu, lalu menggulingkan tubuh mungil si perempuan hingga punggungnya terhempas di kasur yang empuk. Ia menunduk, berada di atas. Mengambil alih rasa dominan dari perempuannya. Ia mengisi penuh, maju-mundur dengan teratur.

Bulir-bulir keringat basah di tubuh mereka yang semakin panas diiringi suara-suara berat dan lengkingan keputusasaan hendak menjemput kepuasan.

Tidak! Ini terlalu sempit!

Dan ... ledakan itu akhirnya terjadi. Mereka mencapai putihnya secara bersamaan.

***

(Masa sekarang)

Jenn Angeline kembali tiba di Bali setelah 2 Minggu penuh menghabiskan waktu di Jakarta. Udara khas air laut langsung menyambut begitu kakinya menapak di pasir pantai. Angin sekitar menerbangkan helai-helai rambut cokelatnya.

Ia tersenyum tipis, lalu menjejakkan kaki ke bibir pantai. Membiarkan bagaimana air laut membuat betis dan bagian bawah roknya basah. Ombak tipis seakan menyambut kedatangannya kembali.

Jenn sengaja setelah turun dari pesawat, hal pertama yang ia datangi adalah pantai alih-alih langsung pulang ke rumah. HP ia matikan dengan sengaja, tahu sebentar lagi Ken, kakaknya yang tinggal di Jakarta, pasti akan memberondong Jenn dengan banyak panggilan telepon.

Apakah ia aman?

Apakah perjalanannya lancar?

Lelaki itu selalu kelewat khawatir meski Jenn sendiri sudah dewasa, dan sekarang ia tidak ingin merusak mood bahagianya hanya karena ocehan Ken.

Satu jam cukup untuk Jenn memanjakan mata dengan keindahan pantai Dewata. Ia akan pulang sekarang. Asistennya, Chelssa, pasti sudah menunggu di rumah dengan banyak hidangan yang akan memanjakan mulut.

Dengan langkah cepat, perempuan itu menuju parkiran. Ia sudah mengkonfirmasi ke supirnya titik penjemputan di mana tadi sebelum HPnya dimatikan.

Jenn melihat mobil putih miliknya terparkir dengan asal di bawah sinar matahari langsung, sesuatu yang membuatnya kesal. Ia menipiskan bibirnya, terdengar gerutuan yang keluar dari mulutnya. Jenn bahkan menendang salah satu ban mobil belakangnya sebelum akhirnya duduk dan menutup pintu dengan kasar.

"Jalan!"

Supir di depannya tak banyak bicara, seperti biasa.

"Aku akan tidur, bangunkan jika sudah sampai."

Jenn bahkan melepas dua kancing kemejanya sebelum memutuskan tidur. Ia tidak suka rasa gerah dan entah kenapa AC di mobil tidak sedingin biasanya.

Tanpa ia sadari, mobil berbelok ke arah yang salah. Semakin menjauh dari pantai, tapi bukan ke arah rumahnya. Supir di depan melirik perempuan di belakangnya dari kaca atas, matanya berkilat-kilat. Pantaslah bosnya uring-uringan. Ternyata pesanan kali ini sangat menggoda.

Kulit putih itu, entah kenapa terasa lembut dan halus. Jenn pas dengan perannya sebagai pemuas, pikir si supir.

Mobil sampai di kediaman luas yang mewah. Banyak penjagaan di luar yang memeriksa sebelum akhirnya mobil itu kembali meluncur dan parkir dengan kasar.

Jenn terbangun dari tidurnya, tapi sebelum sempat ia keluar dari mobil, ada dua tangan  yang membekap mulutnya dan ia diarahkan ke rumah asing dengan tubuh terseok-seok.

Barulah Jenn sadar, ia diculik!

Mereka membawanya ke sebuah ruangan dengan nuansa serba merah, lalu kemudian semuanya menggelap saat matanya ditutup dengan dasi yang diikatkan lalu setengah membanting tubuhnya ke kasur. Tangan dan kaki masing-masing diikat. Sekarang tubuhnya sudah seperti huruf X.

"Dia tidak seperti yang difoto."

Jenn mendengar suara berat di sekitar tempatnya diikat. Ia sudah lelah memaki, tenggorokannya mungkin sudah kering. Jadi ia hanya diam, menunggu apa yang akan terjadi.

Tadi telinganya sempat mendengar nama Ethan disebut.

Ethan siapa?

Tiga tahun ia menjadi warga Bali, ia tidak pernah merasa punya kenalan bernama Ethan. Nama itu asing di telinganya.

Kasur di tempatnya bergerak dengan acak, ada yang mendekati Jenn. Kemudian perempuan itu berdecak tak suka ketika daun telinganya sedikit dijilat dengan gerakan sensual. Tapi tak ada perlawanan yang Jenn lakukan, percuma.

Di atasnya, membungkuk seorang lelaki dengan kulit kecokelatan. Ia adalah Ethan, yang dimaksud oleh orang-orang tadi.

Ethan menghirup dalam aroma perempuan di bawahnya, terasa menyengat, tapi masih segar di hidung. Ia menyapukan lidah di leher jenjang itu, menyesap beberapa titik di sana hingga muncul warna kemerahan.

Namun, perempuan di bawahnya terlalu tanpa ekspresi. Tak ada lenguhan yang keluar.

"Tapi kau tetap menggairahkan." Ethan berkata dengan suara serak yang berat, yang langsung dipahami maksudnya oleh Jenn.

Perempuan itu tiba-tiba memelintangkan tubuhnya, tapi percuma. Ethan menerjangnya dengan kuat dan langsung merobek kemeja Jenn dengan kasar. Kancing-kancingnya berhamburan, lepas dari balutan benang yang mengikatnya ke kain.

Roknya disingkap ke atas dan Ethan disuguhi dengan  underwear tipis yang memperlihatkan isinya dengan samar. Lelaki itu takkan melakukan pemanasan. Jadi begitu Jenn sudah dalam keadaan tanpa penghalangan dan ia juga melepaskan satu-satunya penghalang di tubuhnya, Ethan mencoba langsung menyatukan tubuh mereka.

Butuh banyak percobaan, tapi begitu ia berhasil mengisi, perempuan itu meringis dengan miliknya yang terasa dialiri sesuatu yang hangat.

Darah!

"Sialan lo! Bajingan!"

***

Ethan langsung tahu, ada yang tidak beres. Ia tidak pernah memesan perempuan tanpa pengalaman. Ia tidak pernah dikhususkan untuk mendapat yang pertama.

Dan tadi ... adalah kali pertama baginya mencicipi bagaimana sulitnya menembus seorang perawan. Begitu ia selesai dan menumpahkan kekacauan di atas perut si perempuan, ia kembali memakai celana dan melepaskan ikatan-ikatan yang anak buahnya lakukan.

Jenn bernapas dengan kasar, bagaimana ia merasa marah karena telah diperkosa oleh orang yang bahkan tidak dikenalnya! Perutnya basah dengan cairan putih lengket, ia mengelapnya dengan tisu yang berada di nakas.

Ia menegakan tubuh, melepas ikatan dasi yang menghalangi pandangannya. Mata cokelat itu berkilat-kilat penuh amarah. Begitu Ethan mencondongkan tubuh, ia melesatkan satu tangan dengan cepat.

Lelaki itu tertampar sangat keras, napas Jenn masih memburu di depannya.

"Gue tunggu lo buat minta maaf ya, Sialan!"

Jenn meraih kemeja di dekat tempatnya duduk. Kemeja yang besar di tubuhnya yang kecil. Lalu memakai underwear yang tak jauh dari kakinya yang menekuk. Perempuan itu berjalan tertatih lalu keluar dari red room dengan amarah yang menggelegak.

Banyak anak buah Ethan yang menghadang di depan, Jenn mengangkat dagunya tinggi, menampilkan kekuatan tanpa rasa takut yang ia miliki.

"Minggir atau gue bom tempat ini!"

Ethan muncul dari belakang dengan wajah kelewat santai, "biarkan dia pergi."

Anak buahnya menyingkir dengan teratur.

Ethan memperhatikan bagaimana tubuh kecil itu melangkah panjang-panjang, keluar dari rumahnya yang megah. Lalu memasuki salah satu mobil miliknya yang terparkir dengan kunci masih menggantung di dalam.

Ethan tersenyum tipis begitu melihat mobil itu pergi dengan cepat, membawa si perempuan yang baru saja membuatnya meledak dengan hebat.

Sial, ia telah bergairah lagi rupanya!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Teman Tidur Sang Aktris   2

    Chelssa sudah memutari pantai tempat di mana Jenn meminta dijemput di sana. Tetapi tak ada tanda-tanda keberadaan perempuan itu. Ini sudah 4 jam sejak HP Jenn tak bisa dihubungi. Tidak biasanya begini.Supir yang ditugaskan untuk menjemput juga masih ada di tempat yang sama. Tempat teduh kesukaan Jenn ketika mobilnya harus terparkir.Chelssa hampir putus asa, ia akan menelepon Ken dan memberitahu bahwa adiknya menghilang. Tetapi belum sempat panggilan tersambung, di depannya terparkir sebuah mobil SUV keluaran terbaru dengan Jenn yang keluar dari dalamnya. Perempuan itu terlihat kacau.Rambutnya acak-acakan dengan leher yang merah-merah, ia kemeja oversize sampai menutupi setengah paha. Chelssa tersentak, sebelum tangannya ditarik untuk menjauh dengan cepat.Mobil itu tiba-tiba meledak!Tadi, sebelum keluar. Jenn menyulut satu batang rokok yang ada di atas kursi samping dan dimasukan ke bagian AC mobil.***Jenn tidak ingin ada satu orang pun yang tahu apa yang telah terjadi padanya.

    Last Updated : 2025-03-22
  • Teman Tidur Sang Aktris   3

    Ethan menghadiri pers itu. Tapi karena banyak yang hadir, mungkin Jenn tidak menangkap kehadirannya, atau perempuan itu mungkin terlalu cuek untuk memperhatikan orang-orang yang hadir. Beberapa kali, Ethan kedapatan tersenyum tipis saat bagaimana lelaki itu mendengar Jenn berbicara.Perempuan yang lugas, apa adanya, dan penuh tantangan.Saat melihat Jenn pergi, Ethan tanpa pikir panjang lalu mengikuti diam-diam. Langkahnya dibuat tanpa suara. Karena begitu Jenn sampai di bilik toilet perempuan, ia tidak sadar saat seorang lelaki ikut masuk ke dalam dan mengunci pintu.Jenn membasuh tangan dan sedikit menyemprotkan minyak wangi ke depan tubuhnya. Saat akan touch up, ia dikejutkan dengan bayangan seorang lelaki di cermin. Ia balik badan, lalu mendapati Ethan dengan senyum lebar di wajahnya.Matanya membola, sebelum akhirnya ia kembali menguasai wajah tanpa ekspresi. Lagi."Senang bertemu lagi," ucap Ethan dengan suara berat, yang sialnya cukup enak didengar di telinga Jenn."Ngapain lo

    Last Updated : 2025-03-22
  • Teman Tidur Sang Aktris   4

    Jenn Angeline, karirnya sebagai aktris baru mungkin membuat beberapa orang terasa iri. Hobinya yang buruk terus menghantui langkah-langkahnya ke masa yang mendatang. Serapi apa pun Ken menghapus image buruk itu, nyatanya kebenaran selalu menemukan jalannya.Tidak ada yang bisa melarang bagaimana wanita berbaju silky glamour itu melangkahkan kakinya dengan cepat, melewati beberapa orang yang berkerumun di kawasan mall itu dengan dagu terangkat tinggi. Badannya yang ramping memudahkannya untuk menyalip tubuh orang-orang, hingga tangan lembutnya mendarat dengan baik di pipi sang aktris yang sedang diwawancara beberapa reporter.Chelssa terlambat untuk menghalangi bagaimana tangan itu menyentuh pipi putih milik Jenn. Menghasilkan warna merah alami yang sialnya terasa panas. Semua orang terpekik, Chelssa menjerit, tapi Jenn tetap tenang.Tak ada emosi yang tergambar dalam wajahnya. Terlalu tenang, sampai membuat beberapa orang mundur, memberi mereka ruang. Atau mungkin siap meliput untuk m

    Last Updated : 2025-03-24
  • Teman Tidur Sang Aktris   5

    Bulan bersinar terang di langit malam, dikelilingi gemerlap bintang yang tak mau kalah menunjukkan sinarnya. Di bawah pekatnya langit, berdiri Dwitama dengan segelas kopi panas di tangannya.Tak ada yang peduli dengan kosongnya ruang hati di dadanya. Dwitama sadar betul, ada yang aneh dengan istrinya setahun belakangan ini. Tetapi ia tidak begitu peduli awalnya, karena sibuk menjalin hubungan diam-diam dengan Jenn Angeline.Saat itu, Jenn datang padanya sebelum menjadi artis utama dalam sebuah film. Gadis itu masih mencari job sebagai figuran yang tampilnya tidak begitu sering. Mulanya hanya menjalin kerjasama antar dua pengusaha yang sama-sama ingin untung.Namun, siapa sangka keduanya malah memiliki keuntungan yang lain.Dwitama jelas menjadi yang mengawali. Bagaimana ia gencar mencari perhatian gadis 26 tahun itu. Hingga mereka sepakat untuk mempunyai hubungan terlarang itu, tentu Dwitama dari awal sudah terbuka bahwa dia adalah seorang suami sekaligus ayah dari dua orang anak kemb

    Last Updated : 2025-03-25
  • Teman Tidur Sang Aktris   6

    Jenn dibesarkan oleh dua orang tua yang jarang ada di rumah, tapi tetap memastikan kebutuhan dan kemauannya terpenuhi. Ditambah kakaknya, Ken, adalah orang yang dipenuhi cinta yang berlimpah. Maka, beruntunglah Jenn menjadi anak dan adik yang keinginannya tak pernah dikatakan tidak.Sewaktu SMA, Jenn pernah meminta Ken untuk memutuskan pacarnya yang saat itu—menurutnya—tidak menyukai Jenn karena mereka tak saling follow di media sosial. Ken tak perlu banyak berpikir, ia langsung menyetujui.Saat memasuki semester akhir di universitas, untuk kali pertamanya, Ken dibuat bingung dengan keinginan sang adik."Kok bisa?" tanyanya dengan kening mengerut.Sedang Jenn hanya angkat bahu, "gak tahu. Kayak seneng aja."Itu kali pertama Ken tahu jika adiknya senang merebut lelaki orang lain. Entah itu pacar, ataupun suami.Sebagai seorang kakak, ia tentu menasehati bahkan mengadukannya pada orang tua. Namun, Jenn tetaplah Jenn. Ia tidak pernah suka dibantah, segala keinginannya haruslah terpenuhi.

    Last Updated : 2025-04-11
  • Teman Tidur Sang Aktris   7

    "Jenn, bisa gak kamu jadi rumah lagi buat aku?"Rumah, ya?Satu kata yang Dwitama pikirkan selama berhari-hari. Dwitama pernah bilang, kan jika Naysila itu baik? Tapi, hubungan mereka yang buruk bahkan meski keduanya sudah diberi momongan tetap menghantuinya.Ditambah dengan kalimat 'Mariage Is Scary' yang viral di salah satu media sosial, membuatnya dapat menyimpulkan bahwa pernikahannya termasuk mengerikan. Hubungan yang dibangun tanpa komunikasi yang baik, menurut Dwitama tak lagi pantas diharapkan. Jadi, apa salahnya jika dia mencari hunian baru? Sebagai rumah tempatnya pulang?Jenn, di tempatnya masih diam. Wanita itu menyipitkan matanya sebelum benar-benar menelan menu pembukanya. Bagi Jenn, ia tidak pernah serius dalam menjalin hubungan. Ikatan semacam itu sama sekali tidak cocok dengannya.Jadi, alasan apa yang dijadikan pertimbangan oleh Dwitama untuk menjadikannya sebagai rumah?"Mas, tadi siang aku dilabrak Naysila." Jenn mengerucutkan bibir sebentar. "Di depan wartawan."D

    Last Updated : 2025-04-12

Latest chapter

  • Teman Tidur Sang Aktris   7

    "Jenn, bisa gak kamu jadi rumah lagi buat aku?"Rumah, ya?Satu kata yang Dwitama pikirkan selama berhari-hari. Dwitama pernah bilang, kan jika Naysila itu baik? Tapi, hubungan mereka yang buruk bahkan meski keduanya sudah diberi momongan tetap menghantuinya.Ditambah dengan kalimat 'Mariage Is Scary' yang viral di salah satu media sosial, membuatnya dapat menyimpulkan bahwa pernikahannya termasuk mengerikan. Hubungan yang dibangun tanpa komunikasi yang baik, menurut Dwitama tak lagi pantas diharapkan. Jadi, apa salahnya jika dia mencari hunian baru? Sebagai rumah tempatnya pulang?Jenn, di tempatnya masih diam. Wanita itu menyipitkan matanya sebelum benar-benar menelan menu pembukanya. Bagi Jenn, ia tidak pernah serius dalam menjalin hubungan. Ikatan semacam itu sama sekali tidak cocok dengannya.Jadi, alasan apa yang dijadikan pertimbangan oleh Dwitama untuk menjadikannya sebagai rumah?"Mas, tadi siang aku dilabrak Naysila." Jenn mengerucutkan bibir sebentar. "Di depan wartawan."D

  • Teman Tidur Sang Aktris   6

    Jenn dibesarkan oleh dua orang tua yang jarang ada di rumah, tapi tetap memastikan kebutuhan dan kemauannya terpenuhi. Ditambah kakaknya, Ken, adalah orang yang dipenuhi cinta yang berlimpah. Maka, beruntunglah Jenn menjadi anak dan adik yang keinginannya tak pernah dikatakan tidak.Sewaktu SMA, Jenn pernah meminta Ken untuk memutuskan pacarnya yang saat itu—menurutnya—tidak menyukai Jenn karena mereka tak saling follow di media sosial. Ken tak perlu banyak berpikir, ia langsung menyetujui.Saat memasuki semester akhir di universitas, untuk kali pertamanya, Ken dibuat bingung dengan keinginan sang adik."Kok bisa?" tanyanya dengan kening mengerut.Sedang Jenn hanya angkat bahu, "gak tahu. Kayak seneng aja."Itu kali pertama Ken tahu jika adiknya senang merebut lelaki orang lain. Entah itu pacar, ataupun suami.Sebagai seorang kakak, ia tentu menasehati bahkan mengadukannya pada orang tua. Namun, Jenn tetaplah Jenn. Ia tidak pernah suka dibantah, segala keinginannya haruslah terpenuhi.

  • Teman Tidur Sang Aktris   5

    Bulan bersinar terang di langit malam, dikelilingi gemerlap bintang yang tak mau kalah menunjukkan sinarnya. Di bawah pekatnya langit, berdiri Dwitama dengan segelas kopi panas di tangannya.Tak ada yang peduli dengan kosongnya ruang hati di dadanya. Dwitama sadar betul, ada yang aneh dengan istrinya setahun belakangan ini. Tetapi ia tidak begitu peduli awalnya, karena sibuk menjalin hubungan diam-diam dengan Jenn Angeline.Saat itu, Jenn datang padanya sebelum menjadi artis utama dalam sebuah film. Gadis itu masih mencari job sebagai figuran yang tampilnya tidak begitu sering. Mulanya hanya menjalin kerjasama antar dua pengusaha yang sama-sama ingin untung.Namun, siapa sangka keduanya malah memiliki keuntungan yang lain.Dwitama jelas menjadi yang mengawali. Bagaimana ia gencar mencari perhatian gadis 26 tahun itu. Hingga mereka sepakat untuk mempunyai hubungan terlarang itu, tentu Dwitama dari awal sudah terbuka bahwa dia adalah seorang suami sekaligus ayah dari dua orang anak kemb

  • Teman Tidur Sang Aktris   4

    Jenn Angeline, karirnya sebagai aktris baru mungkin membuat beberapa orang terasa iri. Hobinya yang buruk terus menghantui langkah-langkahnya ke masa yang mendatang. Serapi apa pun Ken menghapus image buruk itu, nyatanya kebenaran selalu menemukan jalannya.Tidak ada yang bisa melarang bagaimana wanita berbaju silky glamour itu melangkahkan kakinya dengan cepat, melewati beberapa orang yang berkerumun di kawasan mall itu dengan dagu terangkat tinggi. Badannya yang ramping memudahkannya untuk menyalip tubuh orang-orang, hingga tangan lembutnya mendarat dengan baik di pipi sang aktris yang sedang diwawancara beberapa reporter.Chelssa terlambat untuk menghalangi bagaimana tangan itu menyentuh pipi putih milik Jenn. Menghasilkan warna merah alami yang sialnya terasa panas. Semua orang terpekik, Chelssa menjerit, tapi Jenn tetap tenang.Tak ada emosi yang tergambar dalam wajahnya. Terlalu tenang, sampai membuat beberapa orang mundur, memberi mereka ruang. Atau mungkin siap meliput untuk m

  • Teman Tidur Sang Aktris   3

    Ethan menghadiri pers itu. Tapi karena banyak yang hadir, mungkin Jenn tidak menangkap kehadirannya, atau perempuan itu mungkin terlalu cuek untuk memperhatikan orang-orang yang hadir. Beberapa kali, Ethan kedapatan tersenyum tipis saat bagaimana lelaki itu mendengar Jenn berbicara.Perempuan yang lugas, apa adanya, dan penuh tantangan.Saat melihat Jenn pergi, Ethan tanpa pikir panjang lalu mengikuti diam-diam. Langkahnya dibuat tanpa suara. Karena begitu Jenn sampai di bilik toilet perempuan, ia tidak sadar saat seorang lelaki ikut masuk ke dalam dan mengunci pintu.Jenn membasuh tangan dan sedikit menyemprotkan minyak wangi ke depan tubuhnya. Saat akan touch up, ia dikejutkan dengan bayangan seorang lelaki di cermin. Ia balik badan, lalu mendapati Ethan dengan senyum lebar di wajahnya.Matanya membola, sebelum akhirnya ia kembali menguasai wajah tanpa ekspresi. Lagi."Senang bertemu lagi," ucap Ethan dengan suara berat, yang sialnya cukup enak didengar di telinga Jenn."Ngapain lo

  • Teman Tidur Sang Aktris   2

    Chelssa sudah memutari pantai tempat di mana Jenn meminta dijemput di sana. Tetapi tak ada tanda-tanda keberadaan perempuan itu. Ini sudah 4 jam sejak HP Jenn tak bisa dihubungi. Tidak biasanya begini.Supir yang ditugaskan untuk menjemput juga masih ada di tempat yang sama. Tempat teduh kesukaan Jenn ketika mobilnya harus terparkir.Chelssa hampir putus asa, ia akan menelepon Ken dan memberitahu bahwa adiknya menghilang. Tetapi belum sempat panggilan tersambung, di depannya terparkir sebuah mobil SUV keluaran terbaru dengan Jenn yang keluar dari dalamnya. Perempuan itu terlihat kacau.Rambutnya acak-acakan dengan leher yang merah-merah, ia kemeja oversize sampai menutupi setengah paha. Chelssa tersentak, sebelum tangannya ditarik untuk menjauh dengan cepat.Mobil itu tiba-tiba meledak!Tadi, sebelum keluar. Jenn menyulut satu batang rokok yang ada di atas kursi samping dan dimasukan ke bagian AC mobil.***Jenn tidak ingin ada satu orang pun yang tahu apa yang telah terjadi padanya.

  • Teman Tidur Sang Aktris   1

    "Arght, hurry up, Honey!" "No, it's too tight!" "Damn, you're so hot!"Mulut lelaki itu terus memaki dalam balutan kenikmatan. Di atas pahanya, seorang perempuan tengah naik-turun dengan tempo yang cepat.Sialan, ia tidak bisa terus bertahan seperti ini!Dicengkeramnya pinggang ramping itu, lalu menggulingkan tubuh mungil si perempuan hingga punggungnya terhempas di kasur yang empuk. Ia menunduk, berada di atas. Mengambil alih rasa dominan dari perempuannya. Ia mengisi penuh, maju-mundur dengan teratur.Bulir-bulir keringat basah di tubuh mereka yang semakin panas diiringi suara-suara berat dan lengkingan keputusasaan hendak menjemput kepuasan.Tidak! Ini terlalu sempit!Dan ... ledakan itu akhirnya terjadi. Mereka mencapai putihnya secara bersamaan.***(Masa sekarang)Jenn Angeline kembali tiba di Bali setelah 2 Minggu penuh menghabiskan waktu di Jakarta. Udara khas air laut langsung menyambut begitu kakinya menapak di pasir pantai. Angin sekitar menerbangkan helai-helai rambut co

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status