"Ah .. gila loe! Gue gak mau ah," tolak Alice.
"Supaya mama gue setuju sama loe. Kalau loe hamil, pastinya dia akan terima loe. Suka gak suka, dia harus terima," bujuk Jordi."Gue gak mau, Jor! Jangan buat jalur pintas begitu! Lagian gue baru mau mulai kerja. Di sana perjanjian kerjanya tuh ... gak boleh menikah selama satu tahun. Lah ... kalau hamil, gue bagaimana nanti?" protes Alice."Ya gak usah kerja lagi. Loe hidup sama gue dan gue akan penuhi semua kebutuhan loe."Jordi sama sekali tidak putus asa untuk membujuk Alice. Dia sudah tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk membuat Norita luluh selain membuat Alice hamil terlebih dahulu."Gue gak mau jadi benalu di dalam hidup loe," lirih Alice.Alice memiliki harga diri setinggi langit. Ia tidak mau menyusahkan orang lain sama sekali atas kehidupannya. Lebih baik ia mencari uang sendiri daripada harus bergantung kepada orang lain. Walaupun suaminya sendiri.Jordi membalikkan tubuh Alice. Ia meJordi terkekeh. Padahal ia ingin memberitahukan kepada semua orang yang berada di kantor bahwa Alice sudah memiliki pasangan. Tapi karena Alice sudah mencegahnya, Jordi jadi mengurungkan niatnya."Kalau di tempat lain yang gak kelihatan, boleh?" Jordi meminta persetujuan dari Alice."Hmm ... boleh."Sudahlah. Alice sudah tidak tahu apa yang harus ia katakan kepada Jordi. Ia sendiri menikmati semua sentuhan lembut dari Jordi atas tubuhnya. Yang terpenting adalah, kissmark itu tidak terlihat oleh orang lain. Jadinya Alice tidak akan pusing untuk menyembunyikan semua tanda yang diberikan Jordi atas tubuhnya."Ok, darling. I will."Jordi membuka kaos hello kitty yang sedari tadi ia gunakan. Terlihat sekali perut sixpack bak roti sobek di hadapan Alice.Alice meneguk salivanya sendiri. Terpesona akan keindahan tubuh Jordi yang pastinya bisa membuat para wanita tergila-gila terhadap apa yang sekarang Alice lihat.Jordi kembali mendekati tubuh Alice setel
Jordi rubuh di atas tubuh Alice. Rasa lelah sekaligus nikmat yang sangat dirasakan kedua insan yang berbagi kenikmatan bersama itu. Pakaian mereka sudah berantakan di atas lantai, dibuang Jordi secara random karena ingin lekas melepaskan semua halangan yang melekat dari tubuhnya dengan tubuh Alice.Alice memeluk erat tubuh Jordi yang masih berada di atasnya, lalu mencium pipi pria yang kelelahan itu. Alice sama sekali tidak menyangka, bahwa niatnya yang hanya untuk mengambil pakaian Jordi berubah menjadi pergulatan panas mereka untuk yang kedua kali.Terus terang, Alice juga sangat menikmati kebersamaannya dengan Jordi. Apakah ini yang namanya ketagihan?Begitupula dengan Jordi. Jika sudah bersama dengan Alice, ia sedikit sulit untuk menguasai dirinya. Pastinya ia menahan diri untuk menjamah tubuh Alice, tapi jika hanya berdua tanpa Alice cegah, maka Jordi pastinya tidak bisa menahan hasratnya sendiri. Jordi ketagihan dengan Alice.Ini adalah kali keduanya mereka
Ya ... akhirnya setelah perjalanan panjang di kamar mandi dan drama untuk pergi ke mall selesai sudah. Alice dan Jordi sudah berada di mall untuk memilih baju kerja Alice yang akan dipakai besok.Tentu saja mereka belum makan, karena takut terlambat untuk membeli pakaian. Mereka itu sampai ke mall pukul dua puluh lewat tiga puluh menit. Yang artinya mereka hanya memiliki waktu satu jam setengah untuk mencari pakaian. Jadi waktu makan tentunya terlewat.Sebenarnya Alice khawatir, takut Jordi sakit lagi. Tapi Jordi mengatakan bahwa ia masih bisa tahan lapar.Setelah mencari kesana sini, akhirnya Alice bisa mengumpulkan tujuh buah kemeja dan tiga buah celana panjang. Ya ... totalnya sekitar dua juta rupiah. Sesuai yang diberikan Nathan untuk Alice merubah penampilannya."Kita makan yuk. Gue lapar," ucap Jordi sambil memegang perutnya yang sudah keroncongan. Cacing di dalam perut Jordi sudah berdisko ria."Ayo. Loe mau makan apa? Yang lembek-lembek ya. Perut loe
Rumah Hana ...Norita dan Alexander yang tidak enak dengan keluarga Tanuwijaya, yaitu keluarga Hana mendatangi rumah mewah itu. Mereka ingin menjelaskan duduk persoalannya kepada orang tua Hana tentang hubungan Jordi dan Hana."Jadi begini, Pak Tomo dan Bu Silvi. Saya datang kemari untuk membicarakan persoalan pertunangan Jordi dan Hana," ucap Alexander sebagai pembuka. Orang tua Hana itu adalah rekan bisnis dari Alex, jadinya ia lebih sedikit tidak formal kepada mereka.Hana tersenyum-senyum melihat kedatangan dua orang yang akan menjadi mertuanya itu. Ia mengira, pernikahannya akan dipercepat, sesuai dengan ucapan dari Norita sebelumnya."Hmm ... pertama saya mau ucapkan permintaan maaf.""Loh koq maaf, Pak Alex?" tanya Silvi bingung. Kenapa kabar bahagia harus dimulai dengan kata maaf. Hatinya menjadi tidak enak."Jadi begini, sebenarnya Jordi meminta kami untuk membatalkan rencana pertunangan mereka."Hana tercengang. Bukankah Norita mengatakan
Alex dan Norita tidak punya pilihan. Jordi anak mereka satu-satunya. Mereka tentu saja tidak mau kehilangan Jordi, padahal mereka mau memperbaiki masa kecil sampai masa sekarang dengan Jordi.Lebih baik mereka mengalah untuk kehidupan keluarga yang lebih baik. Norita juga sudah menyerah dengan ancaman Jordi. Nanti ... setelah Jordi tenang, Norita akan mencarikan wanita lain yang bisa membuang Alice dari hidup Jordi.Tidak apa sekarang Norita kalah, tapi ia akan menjadi pemenang dan tertawa terakhir. Sementara Alice ... gadis itu akan tersingkir dan meratapi hidupnya sendiri. Tunggu saja pembalasan dari Norita.Hana terlihat menangis. Ia tidak rela dengan batalnya pertunangan dengan pria yang sangat ia sukai itu. Ia kesal dan terus terang, di dalam hati Hana, ia menuduh Alice sebagai tersangka utama dan harus ia adili segera. Entah bagaimana caranya agar Alice dan Jordi berpisah. Hana tidak tahu.Tapi pastinya dengan semua akses keuangan yang Hana miliki, menyingk
Setelah Alex dan Norita masuk ke dalam mobil mereka ..."Pa, koq mama jadi takut sama Hana ya," Norita bergidik ngeri karena mendengarkan ide dari Hana."Hmm ... mungkin sebaiknya memang pertunangan itu dibatalkan ma. Sepertinya ... Hana ini tipe kriminal dan mungkin saja menyakiti orang lain." Alex juga meneliti Hana lebih dalam lagi.Memang Alex baru beberapa kali bertemu dengan Hana. Saat mereka bertemu, Hana terlihat sebagai gadis yang baik dan sopan. Tapi baru kali Alex melihat sifat Hana yang asli. Sangat menakutkan. Pantas saja Jordi tidak mau menikah dengan Hana.Jikapun Alex adalah Jordi, pastinya ia akan menolak langsung dan tidak ada pertimbangan lagi. Untuk apa ia mempertahankan wanita seperti Hana? Wanita yang sangat menakutkan."Mama juga pikir begitu, Pa." Norita mengakuinya. Ia merasa salah telah memaksa Jordi untuk menerima Hana sebagai calon pendampingnya nanti.Bahkan sekarang Norita berpikir, apakah sebenarnya kelakuan Hana yang mena
Jordi dan Alice sudah sampai ke rumah Alice. Jordi memarkirkan mobil sportnya di depan rumah Alice yang pastinya besok akan menjadi tontonan banyak tetangga karena mobil Jordi sangatlah mencolok.CEKLEK!Alice membuka pintu terlebih dahulu. Sekarang sudah pukul dua puluh dua lewat tiga puluh menit. Terlalu malam untuk pulang ke rumah."Kalian koq malam sekali pulangnya?" protes Ranti yang sedari tadi menunggu Alice dan Jordi untuk pulang ke rumah."Iya, Ma. Tadi Jordi lama banget liat ke sana ke sini. Terus kita makan dulu," ucap Alice berbohong."Ya sudah. Kalian mandi dulu. Habis itu tidur. Besok kan mau kerja." Ranti segera mematikan televisi yang sedari tadi menemaninya untuk menunggu Alice pulang."Iya, Ma."Alice segera meletakkan barang belanjaannya. Ia mencari pakaian dan selanjutnya mandi. Jordi juga membuka kopernya dan mengambil pakaian. Menunggu gilliran Alice selesai mandi."Gue tidur dulu yak," ucap Alice tersenyum. Berpamitan ti
Pagi sudah menjelang, semua orang yang berada di rumah Alice sudah bangun. Hari ini adalah hari pertama Alice bekerja. Ia menggunakan kemeja berwarna merah dan blazer hitam, dipadankan dengan celana bahan berwarna hitam. Alice sudah seperti wanita karir. Make up natural dan rambutnya digerai sepinggang.Cantik? Sudah pasti. Cantik natural dan pastinya membuat Jordi semakin terpesona dengan kecantikan alami dari Alice."Wah ... ada bidadari jatuh ya, Tante?" puji Jordi yang sangat terpesona dengan kecantikan Alice."Hihi ... aduh cantik banget sih anak mama ini." Ranti juga memuji Alice."Serius? Make up berlebihan gak sih?" Alice seakan tidak percaya diri dengan make up yang sudah ia gunakan untuk hari pertamanya bekerja."Gak. Cantik pol." Jordi mengangkat dua jempolnya ke atas untuk memuji kecantikan Alice yang luar biasa. Sederhana tapi tetap memiliki pesona yang tidak tertandingi daripada wanita lainnya. Menurut Jordi, Alice terlalu sempurna bagi dirinya
"Hmm ... nanti kita bicara berdua ya, Ma. Mereka mungkin akan sangat marah karena seperti kita mempermainkan putri mereka." putus Alexander. Norita mengangguk. "Mama sangat menyesal, Pa. Andaikan dulu mama tidak keras kepala. Pasti lima tahun lalu kita sudah bahagia dengan Luke juga." "Tak ada yang tahu, Ma. Takdir baik atau buruk, tetap harus kita jalani." Norita mengangguk pelan, setuju dengan ucapan dari suaminya itu. "Besok kita pulang ke Indonesia. Kita harus bicara dengan Abi dan istrinya." Alexander menganggukkan kepalanya. * Kamar pengantin Jordi dan Alice "Wah ... kamarnya gede banget." Alice sangat terkesima dengan besarnya ruangan kamar dan juga dekorasi di hotel itu yang terasa sangat mewah. "Iya dong. Untuk memadu kasih, butuh tempat yang cozy." "Ah, kamu tuh ada-ada saja." "Mandi dulu yuks, supaya segar." ajak Jordi. "Kamu duluan gih." Jordi sudah membuka dasi dan jasnya. Hanya tinggal kemeja dan celana panjang saja yang belum. Sementara Alice, wanita itu ma
"Mama yang akan selesaikan. Besok, kamu dan Alice ke KBRI saja untuk mengurus pernikahan kalian. Uhm, tapi sebelumnya, mama akan panggil penghulu dulu agar kalian bisa menikah secara siri."Jordi tersenyum."Maafkan mama yang keras kepala selama ini."Jordi langsung memeluk erat Norita. "Terima kasih karena mama sudah berubah pikiran.""Mama ingin bicara dengan Alice. Kamu sama Luke dulu saja."Jordi menganggukkan kepalanya, lalu ia berjalan menuju ke kamar."Al,"Alice langsung mengarahkan kepalanya kepada Jordi. "Mama ingin bicara dengan kamu."Alice mengangguk pelan. Lalu ia bangkit berdiri, bergantian dengan Jordi untuk menemani Luke. "Ada apa, Tante?""Kemari, Al."Alice pun duduk di hadapan Norita. "Uhm ... tante minta maaf sama kamu ya.""Tentang apa, Tante?" Alice meragu. "Tentang apa yang terjadi selama ini. Tentang lima tahun lalu dan tentang semua perlakuan tante terhadap kamu dan mama kamu.""I-iya, Tante. Sudah aku maafkan.""Tante harap kamu segera menikah dengan Jo
"Bisa aku masuk, Tan?" tanya Anita yang wajahnya sudah sembab. "Bo-boleh. Ayo masuk."Norita mempersilahkan Anita masuk ke dalam kamarnya. Sebenarnya ia pikir Alice dan Jordi yang datang, ternyata Anita. "Ada apa, Nita? Duduk dulu."Anita menganggukkan kepalanya. Dua orang wanita itu duduk berhadapan. "Apakah Tante sudah ketemu dengan Jordi?" tanya Anita yang terlihat kalut. "Sudah""Bagaimana, Tante? Apakah Tante sudah berhasil meyakinkan Jordi untuk meninggalkan Alice?" tanya Anita penuh harap. Norita menarik nafas dalam-dalam. Sebenarnya ia kasihan dengan Anita yang selama lima tahun ini sudah mendampingi Jordi. Memang Norita akui, semua ini salahnya. Andai dulu dia tidak keras kepala untuk memisahkan Jordi dari Alice, semua ini tak akan terjadi. "Tante ... tante kenapa diam? Tolong jawab aku!""Maaf, Nita.""Maaf? Apa maksud dari permintaan maaf Tante ini?""Jordi ... tak bisa dipisahkan dari Alice. Tante tak bisa berbuat apa-apa." kilah Norita yang sedikit berbohong. "Tant
"Masalah uang, gak usah pusing. Suruh saja Jordi kerja keras." tanya Norita yang masih terlihat dominan itu.Alice menggelengkan kepalanya dengan sangat cepat."Gak perlu masalah harga diri. Kalau kalian menikah, memang tugas Jordi untuk cari uang dan kamu urus anak. Bisa-bisa cucu aku ini kurang kasih sayang karena kedua orang tuanya kerja terus." balas Norita dengan sangat santai.Alice menatap ke arah Jordi seolah meminta pertolongan dari pria itu agar bisa bicara dengan sang mama."Gak, Ma. Alice tetap di Melbourne. Dia gak akan pindah. Begitu juga dengan Luke." tolak Jordi atas semua rencana Norita terhadap Luke."Loh, tapi kan kamu kerja di Singapura." Norita agak protes dengan mengerenyitkan dahinya."Tambah cabang saja di sini." balas Jordi santai."Memangnya semudah itu?" ejek Norita."Tidak mudah, tapi kenapa tidak dicoba? Sekalian expand saja. Toh yang di Singapura, bisa aku lakukan secara remote. Aku akan datang mengecek setiap sebulan sekali.""Mama ...bagaimana kalau mam
"Kamu tenang saja. Kita lakukan saja yang terbaik."Ailce mengangguk pelan. Ia bagaimana pun harus percaya apa yang dikatakan oleh Jordi. "Ya sudah, kamu siap-siap saja. Nanti jam sepuluhan kita pergi ketemu sama mama. Aku janjian jam sebelas.""Luke dibawa kah?""Yes! Biar mama sekalian melihat kamu dan Luke. Dia pasti tidak akan bisa menyangka kalau aku sudah punya anak. Sekalian juga membuktikan kepada mama kalau Luke memang anak aku."Alice mengangguk.CUP!Jordi mengecup bibir Alice. "Kita hadapi bersama.""Semoga kita bisa."Wanita itu segera keluar dan memandikan Luke. Ia juga harus merapikan dirinya untuk bertemu dengan Norita."Al," panggil Ranti yang sudah masuk ke dalam kamar ketika Alice sedang berdandan."Ya, Ma. Ada apa?""Nanti kamu ketemu dengan mamanya Jordi?""Ya, Ma.""Kamu bersabar saja kalau dia menghina kamu ya. Jangan dibawa masuk ke dalam hati. Jika kamu dan Jordi memang berjodoh, pasti kalian bersatu.""Ya, Ma. Alice mengerti. Doakan saja yang terbaik untuk A
KRING!Sebuah panggilan telepon masuk ke dalam ponsel Jordi. Pria itu masih tertidur dan memeluk Luke erat, sang malaikat kecilnya itu."Hmm ... halo," sapa Jordi dengan suara paraunya khas orang baru bangun tidur."Kamu ada dimana?""Tidur. Kenapa, Ma?""Mama sudah di Melbourne. Mama mau ketemu sama kamu.""Iya, nanti jam sebelas ya. Jordi masih mengantuk.""Apa kamu ada di rumah Alice?""Iya, di rumah Istriku!" tegas Jordi yang sudah langsung sadar dari tidurnya. Ia berjalan menuju keluar balkon agar tidak menganggu Luke yang masih tidur."Apa kamu bilang? Istri?""YA! ISTRI DAN ANAK AKU!" tegas Jordi yang tak takut sama sekali dengan Norita."A-anak?" Norita terkesiap."Ya. Aku sudah menemukan hidup aku. Bukan bersama dengan Anita. Wanita yang selalu ada di mimpi aku itu adalah ALICE! Dan kami sudah punya anak! Mama sudah punya cucu.""Gak! Ini gak mungkin. Wanita itu pasti menipu kamu, Jor! Kamu jangan mau dibohongi. Pasti anak itu adalah anak dia dengan pria lain. Dia itu wanita
"Gak gitu juga konsepnya. Itu otak bersihin dulu coba! Kamu tidur sama Luke, aku tidur sama mama." tegas Alice. "Ya siapa tahu kamu mau tidur sama aku. Aku janji cuma tidur aja. Gak lebih dari itu. Gak akan nakal koq.""Gak mau! Aku gak percaya asma kamu. Kalau ketahuan, bisa-bisa aku malu banget sama mama dan Luke.""Artinya kalau mereka gak ada, kamu mau dong tidur bersama aku?" goda Jordi dengan mata genitnya."Gak lah." tolak Alice."Astaga ..." Jordi menggelengkan kepalanya sambil menatap tak percaya kepada Alice. "Kamu tuh udah bertelor anak satu aja bersama aku, masih jual mahal banget.""Bertelor? Memang kamu pikir aku tuh ayam?" protes Alice. "Haha ... ayam goreng sexy kesukaan Jordi lah," kekeh Jordi gemas sendiri. "Amnesia apa gak, kamu tuh gak berubah. Otak mesum kamu tuh gak ketolongan." ejek Alice sambil menoyor kepala Jordi."Itu namanya udah sifat yang mendarah daging, Alice. Apalagi sama kamu." Jordi malah menyenggol lengan Alice."Dah lah, tidur sana sama Luke! Ak
"Tebak aja." goda Jordi. "Hm ... kayaknya uda balik nih ingatan kamu." "Haha ... gak koq." "Terus ... " Alice mengerenyitkan dahinya. Bingung sendiri dengan Jordi yang sepertinya tahu segalanya. "Hmm kemarin waktu tidur di kamar kamu. Aku tuh kebangun dan gak sengaja baca diari kamu. Maaf ya," aku Jordi jujur sambil memasang wajah innocent. "Astaga ... kamu baca buku orang sembarangan koq." protes Alice sambil mencubit perut Jordi sebelah kiri. "Aduh ... sakit banget cubitan kamu tuh." Jordi mengaduh kesakitan. "Biarin! Rasain ... suruh siapa baca diari orang sembarangan?" "Itu namanya petunjuk dari Tuhan, tiba-tiba aja aku bisa ketemu diari kamu." "Perasaan aku taro di lemari deh." "Hahaha ... atas restu Tuhan dan juga usaha aku cari informasi dong." kekeh Jordi. "Parah banget." Alice mencebikkan bibirnya. "Gak apa. Seenggaknya aku tahu kamu tuh cinta banget sama aku. Tiap hari nulis diari ada doa untuk aku. Ya, walaupun doanya supaya aku bahagia di sur
"Ya, seperti yang kamu dengar. Hmm ... nanti lagi deh kalau ke Singapura baru aku jelaskan sama orang tua kamu. Maaf aku harus segera pergi.""JORDI! KAMU GAK BISA SEPERTI INI KEPADA AKU!" bentak Anita tak terima. Tapi, Jordi seolah tak peduli. Ia segera ke kamarnya dan mengambil kopernya."JORDI! Jelaskan kepada aku! Apa maksudnya?""Sorry, aku benar-benar harus pergi." Jordi seolah tak mau memusingkan Anita yang masuk ke dalam kamarnya dan terus berbicara."JOR! Jelaskan dulu. Apa ... apa ada wanita lain yang kamu temukan?""Ya!""HAH!""Aku sudah ingat semuanya, Anita! Sudah ingat! Kamu dan mama tak bisa bohong kepada aku!" tegas Jordi.Tubuh Anita bergetar hebat. Ia tak menyangka kalau perjalanan Jordi ke Melbourne ternyata membuat Jordi kembali ingat akan masa lalu."A-apakah kamu sudah ketemu dengan Alice?" tanya Anita dengan suara yang bergetar."Alice? Kamu kenal Alice?"Anita menggeleng tapi hendak mengangguk. Ia bingung harus bagaimana bereaksi terhadap Jordi."Parah! Kamu d