Kepah sayap itu mekar dengan cantik memutari langit secara melingkar dan berturut – turut sesuai perhitungan Pandora saat menegadah tinggi. Dia menatap dari balkon kamar, menunggu waktu yang tepat untuk meminta izin meninggalkan mansion sampai beberapa jam ke depan. Pandora tak memungkiri bahwa dia tahu Kingston masih sibuk menunggu elang-nya di halaman samping. Elang yang terbang semakin jauh dan suara kicau melengking tinggi.Rasanya Pandora tak bisa mendeskripsikan apa pun ketika dia harus menyaksikan Kingston bersama hewan peliharaan pria tersebut secara langsung. Juga tak menapik sekian detik lalu Kingston baru saja menyelesaikan ritual lari bersama serigala abu kehitaman yang pernah dia temui dan nyaris menikamnya di halaman belakang.Pandora ingat tiga kantong plastik besar yang Kingston bawa saat mereka melakukan perjalanan dari Cambridge menuju Bristol adalah plastik hitam berisi daging mentah dan segar—dapat Pandora asumsikan merupakan makanan utuh untuk peliharan pria di b
Sejak mendekam di dalam kamar Pandora tak mengharapkan apa pun selain menunggu Kingston meninggalkan mansion. Dia ingat kapan Kingston akan pergi.Sebentar lagi ....Pandora hanya perlu memastikan bahwa untuk kesekian kalinya, ketika menjelang petang kendaraan Kingston siap keluar dari perkarangan depan.Walau tak pernah bertanya ke mana Kingston akan pergi, Pandora tahu pria itu akan selalu kembali di waktu yang sama—jam 10 malam, seperti sebuah kedisiplinan yang dipatenkan sejak lama. Lalu setelah itu Kingston mengasingkan diri menetap di kamar semalaman bersama beberapa botol vodka—yang sering kali Pandora lihat secara langsung saat tak sengaja berpas – pasan di dapur. Wilayah kamar Kingston pula harus terus Pandora rapalkan merupakan tempat terlarang baginya.“Tunggu aku, Ann. Taksi sudah kupesan dan akan segera ke sana.”Kesempatan bagi Pandora begitu dia menyaksikan secara langsung kepergian Kingston. Pandora akan tetap menghadiri acara ulang tahun Meredith tanpa izin sekalipun.
Sudah hampir satu jam Pandora menunggu Anna menghampirinya, tapi tak sedikitpun jejak kedatangan gadis yang telah hilang di tengah kerumunan akan terlihat. Anna terlalu mudah melupakan. Sama persis semua orang terlalu sibuk menikmati acara Meredith. Adapula yang berkumpul di beberapa sisi membicarakan ntah apa. Pandora tak berpikir untuk menaruh minatnya pada hal tersebut. Hanya diam menyendiri duduk di kursi tanpa lengan dengan hidangan puding susu di atas meja bundar. Posisi Pandora berada di pojokan. Sengaja memilih tempat sedikit dengan ketenangan. Barangkali Anna tak akan sulit menemukanya di sana.Pandora mengulik ponselnya sesaat. Kali kedua mengirim pesan dia harap Anna segera membaca isinya bahwa mereka hanya memiliki waktu setengah jam lagi untuk segera meninggalkan gedung hotel. Atau jika tidak, Pandora akan meninggalkan acara ulang tahun Meredith seorang diri daripada harus menemukan Kingston sedang dengan kemarahan menantikan kepulangannya.Namun itulah alasan mengapa kec
Ketakutan. Rasa sakit, dan usaha untuk membebaskan diri yang Pandora lakukan terekam jelas dalam pengelihatan Kingston. Dia harus membatalkan acara makan malam yang sudah lama dijanjikan. Menyusul Pandora sampai menemukan gadis itu dalam bahaya besar. Kingston tak tahu mengapa keadaan Pandora membuatnya sangat dikuasai amarah. Harusnya jarak sedekat itu—saat Pandora ada bersamanya, kekuatan yang dia miliki tak akan bisa dirasakan. Redup. Hilang seketika seperti saat dia menghadiri pernikahan di Kanada. Namun, angkara murka yang sampai detik ini—sampai para bajingan itu meninggalkan kamar hotel masih menjadi pendobrak bagi energi di dalam tubuh Kingston untuk terus berkecamuk. Napasnya bergemuruh hebat, dan Roy yang malang ... bersyukurlah bahwa Kingston sama sekali tak menggunakan kekuatannya untuk memisahkan daun telinga pria tersebut dari tempat yang semestinya. Itu terjadi karena kesalahan Roy sendiri. Bukankah Pandora sudah memohon, tetapi Roy sedikitpun tak memedulikan permintaa
Dokter kandungan baru saja meninggalkan Pandora duduk bergeming di atas ranjang menatap setengah kosong dinding di depan sana. Hasil pemeriksaan mengatakan dia dan kandungannya dalam keadaan baik – baik saja. Walau demikian Pandora tak berniat menuruti saran untuk mengonsumsi pil penambah darah dan vitamin yang telah diresepkan padanya. Dia tak mengerti kenyataan seperti apa yang harus dihadapi. Semua membingungkan, termasuk saat Kingston tiba – tiba berdiri masuk membawa segelas susu cokelat yang pria itu serahkan tanpa mengatakan sepatah kata pun. “Untukku?” Sebenarnya Pandora sedikit takut menatap pria yang sedang marah itu, hanya berusaha memberanikan diri mendongak sambil menerima segelas susu dari tangan Kingston. Wajah pria tersebut masih sama dinginnya seperti terakhir kali tatap mereka bertemu. “Jangan dipegang.” Pandora mendesis agak menghindari sentuhan Kingston pada bekas tamparan Roy—hukuman semalam memacu adrenalin Pandora, sehingga dia baru peka terhadap pekatnya rasa
“Tunggu, Panda. Kau mau pergi ke mana? Aku belum selesai.”Langkah Pandora terhenti oleh cekalan tangan Anna yang tiba – tiba menahannya. Sorot mata Anna dipenuhi tanda tanya besar. Semacam sedang menyimpan sesuatu sekaligus rasa ingin tahu. Apa ada hal lain dari kejadian kemarin yang Anna miliki sebagai informasi? Pandora harap itu bukan sesuatu yang buruk. Bukan sesuatu yang akan menjadi bumerang untuknya.“Kau tak bilang kalau Mr. Nolan adalah calon suamimu.”“Kenapa, Panda?”Ekspresi wajah Anna terlihat kecewa. Bagaimana Pandora akan mengatakan pada Anna kalau dia sendiri bahkan tak yakin dengan pilihan Kingston. Pandora segera menyorot wajah Anna lamat. Tak memungkiri bahwa kenyataan yang pernah Chris bahas harusnya menjadi rahasia, justru sekarang mencuak ke permukaan.“Dia tak bilang apa – apa padaku. Dari mana kau tahu kami akan menikah?”Tak sepenuhnya berbohong. Bukankah benar Kingston sedikitpun tak pernah membicarakan apa pun pada Pandora, sehingga itu membuatnya tak terla
Jemari lentik Meredith mendarat di garis bahu Kingston. Gadis itu menegadah tinggi – tinggi untuk memperlihatkan betapa dia sangat berani. Tatapan nyalang dan tangannya mulai bergerak rambat meraih lengan Kingston. Sering kali Meredith menggigit bibir bawah, lalu meletakkan jari tangan Kingston di atas gumpalan dadanya. Dia mendesis, menunjukkan ekspresi liar ketika Kingston masih diam. Memberi Meredith keleluasaan menjejalkan tangan di setiap tubuh liat itu.“Apa pria seperti ini memang menyukai gadis muda?”Meredith agak menjinjit demi membisikan pertanyaan demikian. Dia tersenyum sinis berpikir Kingston akan segera bereaksi.“Ah, jangan terlalu kasar, Mr. Nolan.”Tubuh Meredith terdorong menyentak dinding di balik punggungnya. Kingston mendominasi ruang gerak—dia terpojok. Melenguh nikmat oleh cengkeraman jemari besar Kingston yang menyalurkan rasa sakit dan nikmat bersamaan.Kasarnya Kingston sama sekali tak memberi Meredith kesempatan melepas suara dengan tenang. Bekas genggaman
Sayangnya apa pun yang Meredith katakan pada Pandora sangat berbanding jauh dari apa yang terjadi. Mau seribu kali upaya dilakukan, Meredith takkan bisa menggoda pria seperti Kingston. Saat tubuh Meredith disentak, itu adalah bagian dari belenggu yang menyakitkan.Kingston memang menyentuhnya, meninggalkan jejak saat mencengkeram bongkahan yang menantang kepunyaan gadis tersebut, tapi tindakan Kingston tidak lebih daripada melibatkan Meredith dalam bahaya besar. Sentuhan di puncak dada yang Kingston lakukan yakni untuk melepaskan sesuatu ke dalam tubuh Meredith.“Kau tahu apa bedanya racun dan bisa?”Suara mendesis lepas dari sela – sela gigi Kingston. Wajah pucat dan ketakutan Meredith sebenarnya tidak cukup sepadan dari apa yang dialami Pandora malam itu. Namun cara Meredith menanggapi pertanyaannya—bibir yang bergetar dan sorot mata dipenuhi keraguan seolah menelan habis sisi liar Meredith barusan.Kingston menekan tubuh Meredith sampai gadis itu sungguh harus berjinjit. Harap – ha