Sudah hampir satu jam Pandora menunggu Anna menghampirinya, tapi tak sedikitpun jejak kedatangan gadis yang telah hilang di tengah kerumunan akan terlihat. Anna terlalu mudah melupakan. Sama persis semua orang terlalu sibuk menikmati acara Meredith. Adapula yang berkumpul di beberapa sisi membicarakan ntah apa. Pandora tak berpikir untuk menaruh minatnya pada hal tersebut. Hanya diam menyendiri duduk di kursi tanpa lengan dengan hidangan puding susu di atas meja bundar. Posisi Pandora berada di pojokan. Sengaja memilih tempat sedikit dengan ketenangan. Barangkali Anna tak akan sulit menemukanya di sana.Pandora mengulik ponselnya sesaat. Kali kedua mengirim pesan dia harap Anna segera membaca isinya bahwa mereka hanya memiliki waktu setengah jam lagi untuk segera meninggalkan gedung hotel. Atau jika tidak, Pandora akan meninggalkan acara ulang tahun Meredith seorang diri daripada harus menemukan Kingston sedang dengan kemarahan menantikan kepulangannya.Namun itulah alasan mengapa kec
Ketakutan. Rasa sakit, dan usaha untuk membebaskan diri yang Pandora lakukan terekam jelas dalam pengelihatan Kingston. Dia harus membatalkan acara makan malam yang sudah lama dijanjikan. Menyusul Pandora sampai menemukan gadis itu dalam bahaya besar. Kingston tak tahu mengapa keadaan Pandora membuatnya sangat dikuasai amarah. Harusnya jarak sedekat itu—saat Pandora ada bersamanya, kekuatan yang dia miliki tak akan bisa dirasakan. Redup. Hilang seketika seperti saat dia menghadiri pernikahan di Kanada. Namun, angkara murka yang sampai detik ini—sampai para bajingan itu meninggalkan kamar hotel masih menjadi pendobrak bagi energi di dalam tubuh Kingston untuk terus berkecamuk. Napasnya bergemuruh hebat, dan Roy yang malang ... bersyukurlah bahwa Kingston sama sekali tak menggunakan kekuatannya untuk memisahkan daun telinga pria tersebut dari tempat yang semestinya. Itu terjadi karena kesalahan Roy sendiri. Bukankah Pandora sudah memohon, tetapi Roy sedikitpun tak memedulikan permintaa
Dokter kandungan baru saja meninggalkan Pandora duduk bergeming di atas ranjang menatap setengah kosong dinding di depan sana. Hasil pemeriksaan mengatakan dia dan kandungannya dalam keadaan baik – baik saja. Walau demikian Pandora tak berniat menuruti saran untuk mengonsumsi pil penambah darah dan vitamin yang telah diresepkan padanya. Dia tak mengerti kenyataan seperti apa yang harus dihadapi. Semua membingungkan, termasuk saat Kingston tiba – tiba berdiri masuk membawa segelas susu cokelat yang pria itu serahkan tanpa mengatakan sepatah kata pun. “Untukku?” Sebenarnya Pandora sedikit takut menatap pria yang sedang marah itu, hanya berusaha memberanikan diri mendongak sambil menerima segelas susu dari tangan Kingston. Wajah pria tersebut masih sama dinginnya seperti terakhir kali tatap mereka bertemu. “Jangan dipegang.” Pandora mendesis agak menghindari sentuhan Kingston pada bekas tamparan Roy—hukuman semalam memacu adrenalin Pandora, sehingga dia baru peka terhadap pekatnya rasa
“Tunggu, Panda. Kau mau pergi ke mana? Aku belum selesai.”Langkah Pandora terhenti oleh cekalan tangan Anna yang tiba – tiba menahannya. Sorot mata Anna dipenuhi tanda tanya besar. Semacam sedang menyimpan sesuatu sekaligus rasa ingin tahu. Apa ada hal lain dari kejadian kemarin yang Anna miliki sebagai informasi? Pandora harap itu bukan sesuatu yang buruk. Bukan sesuatu yang akan menjadi bumerang untuknya.“Kau tak bilang kalau Mr. Nolan adalah calon suamimu.”“Kenapa, Panda?”Ekspresi wajah Anna terlihat kecewa. Bagaimana Pandora akan mengatakan pada Anna kalau dia sendiri bahkan tak yakin dengan pilihan Kingston. Pandora segera menyorot wajah Anna lamat. Tak memungkiri bahwa kenyataan yang pernah Chris bahas harusnya menjadi rahasia, justru sekarang mencuak ke permukaan.“Dia tak bilang apa – apa padaku. Dari mana kau tahu kami akan menikah?”Tak sepenuhnya berbohong. Bukankah benar Kingston sedikitpun tak pernah membicarakan apa pun pada Pandora, sehingga itu membuatnya tak terla
Jemari lentik Meredith mendarat di garis bahu Kingston. Gadis itu menegadah tinggi – tinggi untuk memperlihatkan betapa dia sangat berani. Tatapan nyalang dan tangannya mulai bergerak rambat meraih lengan Kingston. Sering kali Meredith menggigit bibir bawah, lalu meletakkan jari tangan Kingston di atas gumpalan dadanya. Dia mendesis, menunjukkan ekspresi liar ketika Kingston masih diam. Memberi Meredith keleluasaan menjejalkan tangan di setiap tubuh liat itu.“Apa pria seperti ini memang menyukai gadis muda?”Meredith agak menjinjit demi membisikan pertanyaan demikian. Dia tersenyum sinis berpikir Kingston akan segera bereaksi.“Ah, jangan terlalu kasar, Mr. Nolan.”Tubuh Meredith terdorong menyentak dinding di balik punggungnya. Kingston mendominasi ruang gerak—dia terpojok. Melenguh nikmat oleh cengkeraman jemari besar Kingston yang menyalurkan rasa sakit dan nikmat bersamaan.Kasarnya Kingston sama sekali tak memberi Meredith kesempatan melepas suara dengan tenang. Bekas genggaman
Sayangnya apa pun yang Meredith katakan pada Pandora sangat berbanding jauh dari apa yang terjadi. Mau seribu kali upaya dilakukan, Meredith takkan bisa menggoda pria seperti Kingston. Saat tubuh Meredith disentak, itu adalah bagian dari belenggu yang menyakitkan.Kingston memang menyentuhnya, meninggalkan jejak saat mencengkeram bongkahan yang menantang kepunyaan gadis tersebut, tapi tindakan Kingston tidak lebih daripada melibatkan Meredith dalam bahaya besar. Sentuhan di puncak dada yang Kingston lakukan yakni untuk melepaskan sesuatu ke dalam tubuh Meredith.“Kau tahu apa bedanya racun dan bisa?”Suara mendesis lepas dari sela – sela gigi Kingston. Wajah pucat dan ketakutan Meredith sebenarnya tidak cukup sepadan dari apa yang dialami Pandora malam itu. Namun cara Meredith menanggapi pertanyaannya—bibir yang bergetar dan sorot mata dipenuhi keraguan seolah menelan habis sisi liar Meredith barusan.Kingston menekan tubuh Meredith sampai gadis itu sungguh harus berjinjit. Harap – ha
“King ....” Pandora menahan napas dengan separuh wajah memerah merasakan usapan ringan di permukaan perut rata dan bibir Kingston yang jatuh di garis bahunya. Dia tak mengerti apa yang sedang pria itu pikirkan. Kingston baru saja menyentuh Meredith, lalu sekarang menginginkan sesuatu yang sama? Pandora harus segera menghentikan Kingston daripada terus membayangkan bekas tubuh Meredith akan berakhir padanya. “Kau membuatku tidak bisa bernapas, King.” Berulang kali dia mencoba memisahkan jari – jari Kingston, tetapi gerakan terus menyerbunya paten membuat Pandora menyerah. Dia melenguh sesaat menerima rangsangan di beberapa titik sensitif. “King, hentikan. Kau sudah menyentuh Meredith. Tidak bisakah menahan diri dulu?” Pandora mengatakan sesuatu yang bersarang di benaknya. Tak merasa telah melakukan kesalahan, namun cara Kingston menarik tubuh Pandora dan memindahkannya duduk di atas meja beralaskan kertas dengan sketsa wajah separuh jadi cukup kasar dan tak berperasaan. “Ada satu
“Mari, Nona.” Pandora sudah dipersilakan duduk di kursi penumpang, tetapi pria yang dicari tak kunjung terlihat sejak dia membantu Helios menyusun beberapa barang bawaan ke bagasi mobil. Netra Pandora berpendar barangkali Kingston akan menampakkan diri. Lewat batasan yang bisa Pandora jangkau dia berpikir Kingston akan datang menemuinya. Tetap saja, dia hanya bisa menatap Helios dengan tanda tanya besar di kepala. “Apa King tak ikut?” Samar gelengan Helios adalah jawaban dari ketidakmunculan Kingston di antara mereka. Harusnya Pandora mengerti dan tak perlu memikirkan apa pun lagi. Dia melangkahkan kaki masuk ke dalam mobil—menunggu Helios yang turut mengambil posisi duduk di kursi kemudi. “Ada urusan penting yang tidak bisa tuan tingggalkan, Nona.” Helios memulai pembicaraan saat jarak mereka sudah cukup jauh dari gedung menjulang tinggi. Urusan penting yang tidak bisa ditinggalkan .... Itukah sibuk yang Kingston maksud kemarin? “Urusan penting apa?” Pandora mematokkan diri
Hallo, Kakak - Kakak pembaca. Long Time No see di sini. Bagi yang belum tahu kalau kisah Hores dan Avanthe sudah muncul dan sudah bisa dibaca. Kalian boleh langsung cari saja di pencarian dengan judul 'Passionate Devil: Selir yang Terluka'."Di hari kau memutuskan untuk berubah jahat. Kau tak pernah mengajariku cara melupakan pria yang pernah sangat kukenal." -Avanthe- (Season dua: Series Demigod).Perjuangan Avanthe menghadapi kebencian Hores setelah perang dan kematian Raja Vanderox. Dengan kehadiran putri kecil-nya, apakah itu bisa mengembalikan perasaan Hores seperti sedia kala?Terkadang benci dan cinta adalah dua hal paling tak berjarak. Yuk, ikuti keseruan kisah mereka.
Ini waktunya ... sebuah perjuangan di mana cinta dan kerja sama adalah bukti paling nyata yang membawa Pandora pada titik mengagumkan. Pusat perhatiannya selalu terpaku kepada satu orang di sana; pria di atas podium dengan hak dan kerelasian terhadap kontribusi-nya sebagai seorang donatur. Kingston bicara setelah rektor memberikan sambutan pembuka hingga amanat. Sulit dimungkiri bahwa pria itu menjadi yang paling mencolok di antara civitas akademika dan siapa pun di sana. Sisiran rambut ke belakang, rapi, menambah kesan memuja. Sayup – sayup suara bisikan dari beberapa wisudawati terus menjalar sampai di pendengaran Pandora. Dia hanya bisa tersenyum tipis, dan mungkin tidak akan memberitahu Kingston, bahkan jika urusan pria itu selesai. Tidak akan memberitahu suaminya bahwa pria itu menjadi bahan gosip. Riuh tepukan tangan mengakhiri kesempatan Kingston ada di atas podium. Sorot mata spektrum itu sesaat menyorot ke arahnya. Senyum tipis, nyaris tidak terlihat, memancing Pandora memb
“Terima kasih, Helios.”Akhirnya, Pandora bernapas lega setelah perjalanan menuju pulang dan macam – macam kegiatan yang menguras tenaga; dia baru saja menyelesaikan kegiatan akhir kuliah lapangan, tetapi rasanya itu semacam sebuah perpisahan besar. Ntah karena Pandora bersama Anna sepakat melakukan kegiatan praktik di perusahaan Kingston, sehingga seluruh staff penting maupun para pegawai memperlakukan-nya lebih daripada mahasiswi yang mencari ilmu. Pandora lebih yakin hal tersebut karena ulah Kingston. Pria itu tak segan menunjukkan sikap manis di hadapan semua orang. Tidak peduli gosip akan bertebaran, asal Pandora menyelesaikan studi dengan baik. Demikian sering Kingston jadikan alasan ketika Pandora berusaha membatasi kedekatan mereka saat pria itu secara mendadak tiba di kantornya.Langkah Pandora pelan menaiki undakan tangga teratas. Hal paling pertama dilakukan adalah memasuki kamar. Dia sudah sangat merindukan tiga bayi-nya yang berturut – turut menyajikan sebuah pemandangan
Pandora tidak tahu harus terpaku pada yang mana. Bayi-nya yang tenang saat dimandikan, atau suami-nya yang panas ketika sedang menggosok sabun nyaris tak berbusa di tubuh mungil Luca. Gerakan tangan Kingston luwes, menegaskan betapa pria itu mahir menjalankan perannya sebagai seorang ayah. Dia telah, pernah, terbiasa memandikan Aceli sewaktu gadis kecil itu masih begitu bayi. Dan sekarang mempraktikkannya kepada anak sendiri, sementara Pandora ... sambil – sambil belajar dia menunggu Kingston selesai.“Handuk, Kucing manis.”Pandora mengerjap cepat setelah mengguncang dirinya keluar dari lamunan. Dia menyerahkan kain yang sama mungilnya di dekat tangan Kingston. Pria itu menerima dengan tenang; mengeringkan tubuh Luca, lalu membawa bayi mungil mereka keluar dari kamar mandi.“Kapan kau akan memberiku giliran?”Mengambil posisi duduk di pinggir ranjang sambil mengamati Kingston memoles minyak di beberapa bagian tubuh Luca, termasuk di puncak kapal yang lembut itu, membuat Pandora sedik
Tengah malam suara tangis menggelegar menjadi salah satu hal paling baru yang pernah Pandora hadapi. Dia mengerjap sebentar untuk menatap langit – langit kamar temaram. Sesaat Pandora bergeser, begitu hati – hati tidak ingin membangunkan Aceli di tengah – tengah ranjang. Tubuhnya sudah bersiap akan bangun menuju keranjang bayi, tetapi satu cekalan hangat benar – benar baru menghentikan apa yang nyaris Pandora lakukan.“Biar aku saja, Kucing manis. Sebaiknya kau kembali tidur.”Sayup – sayup suara dalam Kingston diliputi langkah kaki meninggalkan ranjang. Bayangan tubuh pria itu terus berjalan, kemudian berhenti di satu titik persis perhatian Pandora tak terenggut di sana.Gerakan Kingston luwes mendekap bayi mungil mereka. Lekuk tubuh pria itu terlihat menyisir di depan meja. Kingston mungkin akan menunggu beberapa saat sampai susu perah yang disimpan di satu perangkat khusus untuk mengisi penuh ke dalam susu botol.“Bawa Luca ke sini, King.”Namun, Pandora merasa terlalu lama, sement
Hari di mana dia dipersilakan pulang, Pandora melangkahkan kaki pelan – pelan masuk ke dalam gedung mentereng. Dia sedikit terkejut ketika menemukan Chris sudah berdiri menyambut dengan hangat, lalu pria itu segera mendekat diliputi satu – satunya perhatian tertuju pada bayi mungil dan kebiasaan tidur yang begitu panjang.“Kenapa tidak memberitahuku saat kau akan melahirkan, Panda?”Mendapati Chris mengajukan pertanyaan sambil tersenyum kepada Luca. Pandora segera memindahkan perhatiannya lurus – lurus memberi Kingston isyarat. Apa yang harus mereka katakan?Kejujuran sudah dipastikan tidak akan terjadi, karena itu akan sanggup membuat Chris berpikir betapa Pandora benar – benar telah membahayakan nyawanya.“Saat aku akan melahirkan, semuanya terjadi secara tiba – tiba, Dad. Jadi baru bisa memberitahumu belakangan.”Pandora meringis usai menceritakan separuh kebenaran. Memang Luca ingin dilahirkan secara tiba – tiba. Tiba – tiba kontraksi dan tiba – tiba dia harus menghadapi peristiwa
Pintu kamar rawat terbuka perlahan; di mana Kingston terlihat membungkuk menurunkan tubuh Aceli dari balik punggung pria tersebut. Gadis kecil yang sepertinya malas berjalan, sehingga butuh sentuhan ajaib dari sang paman untuk membuat mereka terlihat harmonis.“Mommy Panda!”Pandora tetap menjatuhkan perhatian; mengamati derap langkah Aceli terburu mendekatinya. Kursi yang diseret menimbulkan suara gemerisik, kemudian wajah Aceli muncul setelah gadis itu menaiki kursi sekadar menunjang tubuhnya yang pendek.“Aceli sangat merindukan Mommy Panda.”Senyum menggemaskan itu tidak pernah berubah. Pandora hampir tertawa menanggapi ungkapan kalimat demikian, tetapi dia tak bisa bohong; perasaan haru yang mendesak sedikit mengguncang sisi emosional-nya. Pandora sangat – sangat merindukan Aceli. Sengaja merentangkan tangan untuk melihat bagaimana reaksi gadis kecil Kingston.Aceli antusias ingin merangkak ke atas blankar, kemudian tubuh kecilnya langsung ditangkap. Bukan Pandora. Kingston-lah s
Iris hijau Pandora sekelebat menerima siraman lampu terang, dia mengerjap beberapa kali untuk membiaskan diri. Lurus – lurus mengamati, baru kemudian keningnya bertaut menyadari dia sedang berada di satu tempat berbeda. Seingatnya, hal paling terakhir bisa dia lihat adalah wajah Kingston yang begitu khawatir. Ya, pria itu yang paling terakhir ada bersamanya. Dan tiba – tiba saat dia merasa dunia kembali memberi sebuah kesempatan. Kingston pula yang sekarang sedang menawarkan tatapan lembut. Melebihi sebuah kemurnian yang pernah Pandora miliki.. Sorot mata itu teduh. Teduh sekali ke satu titik, turun sedikit di samping Pandora.“King ...,” panggil Pandora, tidak tahu mengapa akhirnya membuat Kingston seperti tersentak. Barangkali Kingston sedang melamunkan sesuatu, tetapi reaksinya begitu tak terduga ketika pria itu diam, seolah berjuang mengumpulkan informasi, yang salah – salah tidak pernah dipikirkan sebelumnya.Untuk waktu cukup lama Pandora masih harus menunggu. Tak sadar di satu
“Tuan ....”“Maaf, Tuan. Tubuh Anda tidak bisa menerima jarum suntik.”Kata – kata sang perawat menyeret perhatian Kingston untuk terguncang. Saat memikirkan bagaimana keadaan Pandora, itu membuatnya hilang cukup lama. Sekarang, setelah menyadari wanita yang ingin mengambil darahnya hanya melakukan hal sia – sia. Kingston tidak mengatakan apa pun, selain membiarkan kebekuan di urat nadi tangannya; yang tak terjamah, benar – benar bisa menerima benda asing menerobos ke dalam.Jarum tajam mulai berfungsi. Kingston terus terpaku pada aliran darah yang bergerak melalui selang. Darahnya akan diberikan kepada Pandora. Ini memang sebuah keputusan penuh tekad. Tidak tahu bagaimana selanjutnya. Kingston berharap darah yang dia donorkan tidak akan mempengaruhi tubuh Pandora. Itu adalah kemungkinan paling kecil. Kalaupun ada harga yang harus diterima. Hanya diharapkan Pandora tidak akan menua. Itu saja.“Anda mungkin akan sedikit merasa pusing, Tuan. Beristirahatlah sebentar.”Wanita yang baru s