Terbangun dengan seseorang menyorot tajam ke arahnya bukan sesuatu yang Pandora harapkan. Dia terkesiap segera bangkit menyibak selimut tebal demi memastikan keadaan tubuhnya.Pandora bernapas lega mendapati dia dalam keadaan utuh lengkap dengan pakaian. Seketika beringsut mundur mewaspadai keberadaan Kingston tak jauh dari posisi Pandora saat ini. Pria itu bersedekap dada—bersandar di dinding yang hanya berkisar sekian jengkal jarak darinya.“Sejak kapan kau ada di situ?”Pasalnya Pandora ingat semalam Kingston sempat memasuki kamar, lalu setelah terlelap oleh ketegangan dia sama sekali tak bisa membayangkan apa pun dalam benaknya ... selain mungkin Kingston tidur di satu ruang yang sama.“Aku di sini semalaman menunggu seseorang yang berpura – pura tidur sampai dia tidur sungguhan.”Seringai Kingston sinis menawarkan Pandora begitu banyak keraguan. Dia menunduk tanpa sadar saat Kingston memicing penuh intimidasi ke arahnya.“Siapa yang mengizinkanmu pergi ke halaman belakang?”Perta
“Kau sedang bersembunyi dari siapa?” “Satu jam lagi kita akan ada kelas, kenapa semua pintu dan jendela ditutup?” Anna tampak kebingungan saat Pandora tiba - tiba menerjang masuk ke dalam kamar asrama dan bertingkah seperti baru saja dikejar anjing liar. Begitu panik menjadikan keadaan kamar benar – benar seperti tempat persembunyian dengan kening dipenuhi bulir keringat. Pandora mengambil posisi duduk berselonjor kaki di atas lantai. Semakin membuat Anna menatapnya curiga. “Kau belum menjawab pertanyaanku, Panda.” Anna mendesak menyorot Pandora yang menarik napas berulang kali. Tidak biasanya Pandora bertingkah aneh. Dia ingat Pandora tinggal bersama seseorang yang memberi gadis itu tumpangan saat kembali ke Bristol—sama sekali tak berpikir pagi – pagi sekali Pandora akan kembali ke asrama dalam wujud dan keadaan seperti di hadapannya. “Kau sedang lari dari siapa?” ulang Anna mulai mendekati Pandora. Cara Pandora memeluk kaki sendiri menjadi pertanyaan besar. “Kau tak bilang akan
Suara gaduh mendadak tenang saat Meredith, kakak tingkat dari jurusan berbeda bersama dua temannya memperlihatkan kekuasaan mereka di depan pintu kelas. Meredith masuk membawa tas kertas terjinjing di bagian lengan. Menyebarkan senyum yang sesungguhnya sangat menyebalkan pada semua orang, terutama Anna seketika bersikap waspada melirik Pandora sebagai sebuah isyarat.“Apa yang akan dilakukan nenek sihir itu di sini?” Anna berusaha berbisik dengan jangkauan kursi yang cukup memisahkannya dari Pandora. Setengah jengkel memperhatikan Meredith menyisir pada bangku paling pojok bagian depan yang diduduki teman sekelas mereka, pria kutu buku yang bahkan tidak begitu peduli akan kehadiran Meredith.“Bagikan ini ke semua temanmu, kecuali ratu teater itu.” Meredith tersenyum sinis menarik satu bagian dari kertas undangan yang disusun bertingkat – tingkat terisi di dalam tas. Khusus untuk Pandora dia melangkah sendiri meletakkan kertas undangan dengan kasar.“Aku ingin lihat seberapa cantik kau
“Kenapa pintunya dikunci?”Pandora beringsut mundur hati – hati mendengar bagaimana gemerincing kunci terlalap oleh saku jas Kingston. Semua terasa kilat dan tidak cukup baik untuk dipahami secara ringkas begitu Kingston menjebaknya dalam sebuah ruang—Pandora yakini ruang pribadi Kingston selama pria itu turut mengambil andil proyek bersama Mr. Lee dan para mahasiswa yang tergabung dalam UKM teater.Sebagai seorang donatur yang membiayai segala jenis pedanaan proyek besar itu bisa saja Kingston tidak terlibat banyak, tapi mustahil pula bila Kingston tidak melakukan hal demikian sementara pria itu sudah ada di hadapan Pandora. Begitu besar dan berkuasa.Kingston memiliki segalanya untuk membuat Pandora tak berdaya. Semua bisa Kingston dapatkan selama mau dan berhasrat. Namun tiap detail terjadi di antara mereka masih membuat Pandora bertanya – tanya mengapa ada kebetulan secara berturut harus dia hadapi. Kingston menjadi seorang donatur sekaligus yang membelinya di pelelangan. Tidakkah
Mereka tak sedang bermain petak umpet—namun anggaplah demikian. Pandora bersembunyi dan Kingston akan mencari. Pria itu memang perlahan mendekati Pandora di bawah meja, tempat di mana sesaat lalu Pandora pernah ditelentangkan tak berdaya, dan bahkan sampai detik ini Pandora masih merasakan hal yang sama. Memeluk kedua lututnya sesekali berusaha fokus memperhatikan ke mana arah sepatu pentofel itu berjejak. Terutama dia tak memiliki kesempatan mengenakan pakaiannya secara utuh. Terlalu takut seseorang di luar sana melihat keberadaannya. “Pandora.” Suara dan wajah Kingston muncul usai pria itu menunduk. Mengejutkan Pandora. Membuat jantungnya benar – benar kelimpungan. “Jauh – jauh dariku.” Pandora tak tahu harus melakukan apa selain meminta Kingston menjaga jarak, tetapi sensor motorik di tubuhnya justru menuntun Pandora mendekat. Dia sedang memegang bra dan secara spontan menyerang Kingston dengan benda tersebut. Gerakan gesit Pandora adalah sesuatu yang sangat seksi bagi Kingston
Memang betul ruang kerja Kingston cukup berantakan—butuh sedikit keterlampilan tangan untuk membenahi. Akan tetapi perhatian Pandora hanya tertuju pada jemari yang mendorong kotak bekal berbentuk ‘love’ dan tampilan warna soft pink, kontras dengan maskulinitas Kingston—yang terkesan cukup aneh jika memang itu kenyataannya. “Sarapan? Kau membawa bekal?” tanya Pandora heran. Percakapan Kingston dengan seorang tamu yang menyelamatkannya dari hasrat besar pria tersebut sama sekali tak tertangkap oleh indera pendengaran Pandora. Itulah sebabnya dia tak tahu sandwhich dengan potongan yang khas adalah pemberian dari Madeline. “Dari Ms. Clayton?” Pandora mengernyit membaca tulisan dari selipan kertas kecil saat membuka kotak bekal setelah duduk di hadapan Kingston. “Ini untukmu. Aku tidak bisa memakannya.” Semakin heran Pandora mempertanyakan mengapa dosen pengampuh mata kuliah ‘Naskah Lakon’ membawakan sarapan untuk Kingston. Apa Kingston sungguh menarik perhatian semua orang? “Kau memb
Satu kali merogoh saku jas biru gelap milik pria yang tengah tertidur di badan sofa, hal pertama ditemukan Pandora yakni beberapa kertas pembungkus cokelat yang telah diremas kecil – kecil. Sepertinya jenis makanan penutup tersebut merupakan cemilan Kingston selama membiarkan jas yang sesaat lalu disampirkan ke lengan sofa sebelum pria itu terlelap tenang dengan lengan menutup separuh wajah—hanya menyisakan bibir terkatup rapat—panas menggairahkan, atau Pandora harus berasumsi Kingston lupa telah menjadikan saku jas sendiri sebagai penyimpanan sampah sementara. Dia takkkan mengetahui fakta tersebut jika tadi tak segera menyelesaikan pekerjaan yang Kingston berikan—membenahi segala jenis kekacauan berserak – serak usai menghabiskan sandwhich daging, mulai dari gulungan kertas tercecer di lantai maupun batang pulpen dan pensil ikut tergeletak asal di beberapa titik tertentu, termasuk debu – debu yang telah Pandora bersihkan.Sebetulnya Pandora tak bermaksud lancang melesakkan jari tan
Kepah sayap itu mekar dengan cantik memutari langit secara melingkar dan berturut – turut sesuai perhitungan Pandora saat menegadah tinggi. Dia menatap dari balkon kamar, menunggu waktu yang tepat untuk meminta izin meninggalkan mansion sampai beberapa jam ke depan. Pandora tak memungkiri bahwa dia tahu Kingston masih sibuk menunggu elang-nya di halaman samping. Elang yang terbang semakin jauh dan suara kicau melengking tinggi.Rasanya Pandora tak bisa mendeskripsikan apa pun ketika dia harus menyaksikan Kingston bersama hewan peliharaan pria tersebut secara langsung. Juga tak menapik sekian detik lalu Kingston baru saja menyelesaikan ritual lari bersama serigala abu kehitaman yang pernah dia temui dan nyaris menikamnya di halaman belakang.Pandora ingat tiga kantong plastik besar yang Kingston bawa saat mereka melakukan perjalanan dari Cambridge menuju Bristol adalah plastik hitam berisi daging mentah dan segar—dapat Pandora asumsikan merupakan makanan utuh untuk peliharan pria di b
Hallo, Kakak - Kakak pembaca. Long Time No see di sini. Bagi yang belum tahu kalau kisah Hores dan Avanthe sudah muncul dan sudah bisa dibaca. Kalian boleh langsung cari saja di pencarian dengan judul 'Passionate Devil: Selir yang Terluka'."Di hari kau memutuskan untuk berubah jahat. Kau tak pernah mengajariku cara melupakan pria yang pernah sangat kukenal." -Avanthe- (Season dua: Series Demigod).Perjuangan Avanthe menghadapi kebencian Hores setelah perang dan kematian Raja Vanderox. Dengan kehadiran putri kecil-nya, apakah itu bisa mengembalikan perasaan Hores seperti sedia kala?Terkadang benci dan cinta adalah dua hal paling tak berjarak. Yuk, ikuti keseruan kisah mereka.
Ini waktunya ... sebuah perjuangan di mana cinta dan kerja sama adalah bukti paling nyata yang membawa Pandora pada titik mengagumkan. Pusat perhatiannya selalu terpaku kepada satu orang di sana; pria di atas podium dengan hak dan kerelasian terhadap kontribusi-nya sebagai seorang donatur. Kingston bicara setelah rektor memberikan sambutan pembuka hingga amanat. Sulit dimungkiri bahwa pria itu menjadi yang paling mencolok di antara civitas akademika dan siapa pun di sana. Sisiran rambut ke belakang, rapi, menambah kesan memuja. Sayup – sayup suara bisikan dari beberapa wisudawati terus menjalar sampai di pendengaran Pandora. Dia hanya bisa tersenyum tipis, dan mungkin tidak akan memberitahu Kingston, bahkan jika urusan pria itu selesai. Tidak akan memberitahu suaminya bahwa pria itu menjadi bahan gosip. Riuh tepukan tangan mengakhiri kesempatan Kingston ada di atas podium. Sorot mata spektrum itu sesaat menyorot ke arahnya. Senyum tipis, nyaris tidak terlihat, memancing Pandora memb
“Terima kasih, Helios.”Akhirnya, Pandora bernapas lega setelah perjalanan menuju pulang dan macam – macam kegiatan yang menguras tenaga; dia baru saja menyelesaikan kegiatan akhir kuliah lapangan, tetapi rasanya itu semacam sebuah perpisahan besar. Ntah karena Pandora bersama Anna sepakat melakukan kegiatan praktik di perusahaan Kingston, sehingga seluruh staff penting maupun para pegawai memperlakukan-nya lebih daripada mahasiswi yang mencari ilmu. Pandora lebih yakin hal tersebut karena ulah Kingston. Pria itu tak segan menunjukkan sikap manis di hadapan semua orang. Tidak peduli gosip akan bertebaran, asal Pandora menyelesaikan studi dengan baik. Demikian sering Kingston jadikan alasan ketika Pandora berusaha membatasi kedekatan mereka saat pria itu secara mendadak tiba di kantornya.Langkah Pandora pelan menaiki undakan tangga teratas. Hal paling pertama dilakukan adalah memasuki kamar. Dia sudah sangat merindukan tiga bayi-nya yang berturut – turut menyajikan sebuah pemandangan
Pandora tidak tahu harus terpaku pada yang mana. Bayi-nya yang tenang saat dimandikan, atau suami-nya yang panas ketika sedang menggosok sabun nyaris tak berbusa di tubuh mungil Luca. Gerakan tangan Kingston luwes, menegaskan betapa pria itu mahir menjalankan perannya sebagai seorang ayah. Dia telah, pernah, terbiasa memandikan Aceli sewaktu gadis kecil itu masih begitu bayi. Dan sekarang mempraktikkannya kepada anak sendiri, sementara Pandora ... sambil – sambil belajar dia menunggu Kingston selesai.“Handuk, Kucing manis.”Pandora mengerjap cepat setelah mengguncang dirinya keluar dari lamunan. Dia menyerahkan kain yang sama mungilnya di dekat tangan Kingston. Pria itu menerima dengan tenang; mengeringkan tubuh Luca, lalu membawa bayi mungil mereka keluar dari kamar mandi.“Kapan kau akan memberiku giliran?”Mengambil posisi duduk di pinggir ranjang sambil mengamati Kingston memoles minyak di beberapa bagian tubuh Luca, termasuk di puncak kapal yang lembut itu, membuat Pandora sedik
Tengah malam suara tangis menggelegar menjadi salah satu hal paling baru yang pernah Pandora hadapi. Dia mengerjap sebentar untuk menatap langit – langit kamar temaram. Sesaat Pandora bergeser, begitu hati – hati tidak ingin membangunkan Aceli di tengah – tengah ranjang. Tubuhnya sudah bersiap akan bangun menuju keranjang bayi, tetapi satu cekalan hangat benar – benar baru menghentikan apa yang nyaris Pandora lakukan.“Biar aku saja, Kucing manis. Sebaiknya kau kembali tidur.”Sayup – sayup suara dalam Kingston diliputi langkah kaki meninggalkan ranjang. Bayangan tubuh pria itu terus berjalan, kemudian berhenti di satu titik persis perhatian Pandora tak terenggut di sana.Gerakan Kingston luwes mendekap bayi mungil mereka. Lekuk tubuh pria itu terlihat menyisir di depan meja. Kingston mungkin akan menunggu beberapa saat sampai susu perah yang disimpan di satu perangkat khusus untuk mengisi penuh ke dalam susu botol.“Bawa Luca ke sini, King.”Namun, Pandora merasa terlalu lama, sement
Hari di mana dia dipersilakan pulang, Pandora melangkahkan kaki pelan – pelan masuk ke dalam gedung mentereng. Dia sedikit terkejut ketika menemukan Chris sudah berdiri menyambut dengan hangat, lalu pria itu segera mendekat diliputi satu – satunya perhatian tertuju pada bayi mungil dan kebiasaan tidur yang begitu panjang.“Kenapa tidak memberitahuku saat kau akan melahirkan, Panda?”Mendapati Chris mengajukan pertanyaan sambil tersenyum kepada Luca. Pandora segera memindahkan perhatiannya lurus – lurus memberi Kingston isyarat. Apa yang harus mereka katakan?Kejujuran sudah dipastikan tidak akan terjadi, karena itu akan sanggup membuat Chris berpikir betapa Pandora benar – benar telah membahayakan nyawanya.“Saat aku akan melahirkan, semuanya terjadi secara tiba – tiba, Dad. Jadi baru bisa memberitahumu belakangan.”Pandora meringis usai menceritakan separuh kebenaran. Memang Luca ingin dilahirkan secara tiba – tiba. Tiba – tiba kontraksi dan tiba – tiba dia harus menghadapi peristiwa
Pintu kamar rawat terbuka perlahan; di mana Kingston terlihat membungkuk menurunkan tubuh Aceli dari balik punggung pria tersebut. Gadis kecil yang sepertinya malas berjalan, sehingga butuh sentuhan ajaib dari sang paman untuk membuat mereka terlihat harmonis.“Mommy Panda!”Pandora tetap menjatuhkan perhatian; mengamati derap langkah Aceli terburu mendekatinya. Kursi yang diseret menimbulkan suara gemerisik, kemudian wajah Aceli muncul setelah gadis itu menaiki kursi sekadar menunjang tubuhnya yang pendek.“Aceli sangat merindukan Mommy Panda.”Senyum menggemaskan itu tidak pernah berubah. Pandora hampir tertawa menanggapi ungkapan kalimat demikian, tetapi dia tak bisa bohong; perasaan haru yang mendesak sedikit mengguncang sisi emosional-nya. Pandora sangat – sangat merindukan Aceli. Sengaja merentangkan tangan untuk melihat bagaimana reaksi gadis kecil Kingston.Aceli antusias ingin merangkak ke atas blankar, kemudian tubuh kecilnya langsung ditangkap. Bukan Pandora. Kingston-lah s
Iris hijau Pandora sekelebat menerima siraman lampu terang, dia mengerjap beberapa kali untuk membiaskan diri. Lurus – lurus mengamati, baru kemudian keningnya bertaut menyadari dia sedang berada di satu tempat berbeda. Seingatnya, hal paling terakhir bisa dia lihat adalah wajah Kingston yang begitu khawatir. Ya, pria itu yang paling terakhir ada bersamanya. Dan tiba – tiba saat dia merasa dunia kembali memberi sebuah kesempatan. Kingston pula yang sekarang sedang menawarkan tatapan lembut. Melebihi sebuah kemurnian yang pernah Pandora miliki.. Sorot mata itu teduh. Teduh sekali ke satu titik, turun sedikit di samping Pandora.“King ...,” panggil Pandora, tidak tahu mengapa akhirnya membuat Kingston seperti tersentak. Barangkali Kingston sedang melamunkan sesuatu, tetapi reaksinya begitu tak terduga ketika pria itu diam, seolah berjuang mengumpulkan informasi, yang salah – salah tidak pernah dipikirkan sebelumnya.Untuk waktu cukup lama Pandora masih harus menunggu. Tak sadar di satu
“Tuan ....”“Maaf, Tuan. Tubuh Anda tidak bisa menerima jarum suntik.”Kata – kata sang perawat menyeret perhatian Kingston untuk terguncang. Saat memikirkan bagaimana keadaan Pandora, itu membuatnya hilang cukup lama. Sekarang, setelah menyadari wanita yang ingin mengambil darahnya hanya melakukan hal sia – sia. Kingston tidak mengatakan apa pun, selain membiarkan kebekuan di urat nadi tangannya; yang tak terjamah, benar – benar bisa menerima benda asing menerobos ke dalam.Jarum tajam mulai berfungsi. Kingston terus terpaku pada aliran darah yang bergerak melalui selang. Darahnya akan diberikan kepada Pandora. Ini memang sebuah keputusan penuh tekad. Tidak tahu bagaimana selanjutnya. Kingston berharap darah yang dia donorkan tidak akan mempengaruhi tubuh Pandora. Itu adalah kemungkinan paling kecil. Kalaupun ada harga yang harus diterima. Hanya diharapkan Pandora tidak akan menua. Itu saja.“Anda mungkin akan sedikit merasa pusing, Tuan. Beristirahatlah sebentar.”Wanita yang baru s