Dia harus melanjutkan hidup, apa pun yang terjadi. Di rumah baru yang tidak terlalu besar, Meta harus memulai hidup barunya. Sulit, apalagi setelah semua hal buruk yang menimpa akhir-akhir ini. Gadis dengan perut mulai tampak menonjol itu harus melakukan segalanya seorang diri. Sesekali Regano akan mengunjunginya, membantu gadis itu. Regano benar-benar menjadi dukungan terbesar yang dimilikinya untuk saat ini.Hanya Regano yang akan ada saat perutnya terasa sakit. Regano yang akan membantunya belanja kebutuhan bulanan. Edward? Meta memilih untuk pura-pura tidak tahu saja. Dia berusaha semaksima mungkin untuk tidak membahas pria itu yang entah bagaimana kabarnya saat ini. Entah pria itu meninggal atau justru masih berbaring di rumah sakit.Meta berusaha keras mengenyahkan masalah Edward dari dalam benaknya, bersikap seolah pria itu tidak pernah ada di skenario hidupnya yang berubah secara drastis. Meta akan menganggap jika bayi itu adalah anaknya dari seseorang yang tidak ingin dia ing
Suasana hati Meta memburuk setelah makan di luar bersama Regano. Rupanya dikenal dan dijadikan sebagai istri seseorang yang cukup berpengaruh kadang tidak nyaman. Mereka membicarakan Meta dan itu cukup mengganggu. Keberadaan Regano yang juga dikenal sebagai sahabat terdekat Edward justru semakin memperkerush suasana. Dikasih leader, kok milihny asisten? Jangan-jangan dia udah hamil sama orang kepercayaan Regano, makanya udah gak sama Edward lagi. Menjijikan! Kemarin kabur ke luar negeri, sekarang pergi bersama pria lain. Meta muak, tidak memiliki nafsu untuk makan. Dia juga tidak memiliki niatan untuk memberikan penjelasan. Orang-orang itu juga tidak akan mengerti apa yang Meta alami. Mereka juga tidak akan percaya jika Edward bukan leader seperti dalam benak mereka. “Aku masakin makanan aja ya,” tawar Regano. Meta yang tengah memejamkan mata di sofa hanya berdehem pelan. Untuk membuka mata saja gadis itu sangat enggan. “Ta,” panggil Regano. Meta akhirnya membuka mata. Kalau s
Dia mencintaimu, Nak. Pengakuan dari Azura terus mengganggu pikiran gadis itu. Dia menatap ke depan, pada sosok dosen yang tengah memberikan pembahasan materi, tetapi perhatiannya entah di mana. Pikirannya melayang-layang. “Untuk hari ini, kita hanya bahas tentang garis besar materi untuk satu semester, jadi silakan bentuk kelompok sendiri, lalu buat penjelasan terkait. Sekian untuk sore ini, selamat sore semua,” ucap sang Profesor, mengakhiri perkuliahan yang hanya berjalan sekitar setengah jam saja. Awal perkuliahan diisi hanya penjelasan terkait materi, selebihnya para mahasiswa/I yang akan membahas materi tersebut lebih lanjut, dalam bentuk tim. Terkait Alec, Meta baru tahu setelah masuk kuliah, kalau pria itu tidak lagi melanjutkan pendidikannya. Pilihan yang dibuat Regano saat itu. Meski Edward memerintah agar Alec dihabisi, Regano tidak sebodoh itu untuk mengikuti kemauan Edward. Lagipula Meta yang lebih dulu mengajak Alec, tanpa mempertimbangkan segala kemungkinan yang ada.
Meta tahu ada banyak penyesalan dalam hidupnya, terutama tentang pertemuannya dengan Xadira. Hanya kalau dipikir-pikir, dia hanya manusia biasa yang skenario hidup diatur oleh Sang Pencipta. Sekeras apa pun, dia menyangkal, takdir tetaplah takdir. Semua orang juga memiliki banyak penyesalan, kenapa aku gak begini aja dulu? Kenapa aku gak menolak untuk berteman dengan Xadira? Kenapa aku harus membawa Xadira waktu itu? Kemudian akan ada kata seandainya aku tidak membuka kotak pandora itu. Seandainya aku tidak berteman dengan Xadira. Semua hanya akan jadi sesuatu yang sia-sia. Meta marah karena Edward yang membunuh ibunya. Dalam keadaan itu, dia kemudian membalaskan rasa sakit, yang justru membuat lukanya semakin menganga. Dia kehilangan sesosok orang yang berhasil membuat dia jatuh hati. “Kamu akan menunggunya?” Pertanyaan dari Ren yang belum juga menemukan jawaban. Pilihannya hanya dua, kembali dan menyembuhkan luka atau tenggelam dalam rasa bersalah dan kehilangan Edward untuk sela
Di masa lalu, Meta adalah orang yang cukup berpengaruh, selain karena prestasi, gadis itu juga tidak suka diusik, apalagi oleh para pembully kelas bawah. Tidak satu pun yang berani mendekat apalagi menindas Meta. Hal itu membuat banyak orang ingin menjadi sahabat Meta dan berlindung padanya. Sayang sekali, Meta tidak lagi membiarkan dirinya dekat setelah penghianatan yang dia terima. Hanya Xadira yang mampu mengetuk hati Meta. Selama bersahabat dengan Meta, hidup gadis lugu itu lebih aman dan tenteram. Tidak seorang pun berani menindasnya, sampai semua berubah dalam satu malam. “Kamu harus menindasnya, atau aku akan menyebar foto dan video ini. Si cupu itu pasti akan lebih menderita kalau ini disebar, daripada kehilangan backingan doang,”ucap Dion saat itu. Sialnya pria itu memiliki kartu AS yang kapan saja dibuka, bisa menghancurkan kehidupan Xadira. Meta sadar kalau ini semua bermula darinya. Itulah sebabnya dia terus melakukan sesuatu untuk membantu Xadira. “Gila kamu! Hapus fot
Bintang yang memenuhi kegelapan langit malam, kerap menjadi teman terbaik bagi seseorang yang tengah menengadah tersebut. Dia pasti akan menutup mata, sambil menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Kedatangan seseorang itu tak lantas membuatnya terganggu. Gadis itu begitu tenang, hingga semua orang pikir dia bukan siapa-siapa, hanya si lemah yang pantas ditindas. “Kamu akan meninggalkanku?” tanya si gadis yang tak kunjung membuka mata. Meta tak langsung menjawab, menengadah, menatap satu bintang yang teramat bersinar. “Kalau malam ini bintang jatuh, maukah kamu melakukan sesuatu untukku?” Bukannya menjawab, dia malah mengajukan sebuah pertanyaan. Xadira membuka mata, lalu menoleh. “Apa semua ini karna Dion?” “Kamu belum menjawab pertanyaanku sebelumnya,” tuntut Meta. “Semua orang akan menyerah padaku. Tidak apa, sejak dulu, teman terbaikku hanya diri sendiri. Saat saudaraku menjauh, begitupun Papa dan Mama. Semua pergi secara perlahan. Aku memiliki mereka secara lengkap, t
Keresahan akan kasus pembantaian secara beruntun sejak leader kritis semakin menjadi. Protesan terjadi di mana-mana. Pasalnya, mereka akan terkena imbas jika sampai pelakunya tertangkap. Organisasi gelap di balik world agency akan terungkap, atau paling parah sang leader akan kehilangan banyak hal. “Kita harus temukan Asnaf, sebelum polisi turun tangan!” ucap Mr. Secret. Identitas para petinggi world agency kebanyakan disembunyikan. Hanya leader yang mengenali mereka. “Dia memiliki backingan yang kuat. Tidak mudah menemukan keberadaannya. Dia selalu memilih korban secara acak. Kita juga tidak tahu siapa yang berada di belakangnya, hingga bisa terbebas dengan mudah,” sambung yang lainnya. Hari itu pertemuan dadakan kembali dilakukan. Regano sebagai orang kepercayaan Edwad menggantikan pria itu, untuk sementara waktu. “Bagaimana menurutmu, Tuan Regano?” Semua pandangan tertuju pada pria itu. “Sejujurnya ada satu pihak yang berpotensi sebagai backingan Asnaf. Keluarga yang kehilanga
Kenapa kamu tidak pernah bertanya tentang siapa aku? Mengapa aku masuk dalam duniamu yang sangat nyaman?Pertanyaan dari Xadira waktu itu kini muncul sebagai tanda tanya bagi Meta. Tangannya terulur, menyentuh buku biru yang sudah mulai usang tersebut. Awalnya dia takut membuka buku yang lebih mirip buku diary tersebut. Butuh waktu untuk meyakinkan diri sendiri, hingga akhirnya, Meta membuka buku tersebut.Mereka menganggap Bang Ed monster, tapi lupa kalau masih punya anak perempuan. Aku ingin dekat dengan Papa juga, ingin dilatih agar sekuat Bang Ed. Namun, aku juga tidak mau jauh dari Mama, apalagi dari semua orang.Imeta menahan napas, membaca deretan kalimat tersebut. Angel vs devil, pilihan yang harus Xadira ambil.Sulit sekali menahan diri. Bermain-main dengan hewan bertelinga panjang ini sangat menyenangkan. Aku ingin pergi berburu lagi. Kali ini Meta menutup bukunya, tidak tahan dengar deretan kalimat yang semakin menyeramkan itu. Di lembar selanjutnya, Xadira terus memberika