Share

BAB 117. Putraku Bukan Psikopat

Untuk pertama kalinya, Edward terbaring lemah dengan alat-alat rumah sakit yang menopang hidupnya. Alat pendeteksi detak jantung, menunjukkan bahwa putranya itu sedang berjuang, atau mungkin Edward ingin beristirahat sejenak.

Pria itu pasti lelah dengan semua kesibukan dan beban yang harus dia tanggung sebagai seorang leader serta orang yang berpengaruh di world agency. Dari lantai dasar tanpak seorang wanita berjalan terburu-buru, menanyakan keberadaan putranya.

Wanita itu adalah Azura, si paling merasa bersalah atas masa lalu. Namun, tidak bisa melakukan apa pun untuk memperbaiki kesalahannya. Azura melangkah lebar, air mata tidak berhenti membasai pipi wanita paruh baya tersebut. Baru kemarin, dia dan putranya berpergian bersama, setelah bertahun-tahun berlalu.

“Di mana dia? Apa dia baik-baik saja?” cecar wanita itu. Ren menunjuk sebuah ruanga, di mana Edward dirawat.

Azura menangis pilu, mendapati putranya yang berjuang di dalam sana.

“Apa yang terjadi?”

Ren menghela napas sejena
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status