“Duar!!” Suara yang cukup kencang mulai terdengar Ketika sekelompok orang mulai menerjang ke satu arah. Dampak dari guncangan itu sangat dahsyat, sampai sampai sedikit menggetarkan area penginapan. “Ini...” Rohid yang melihat hanya bisa dengan susah payah menghalau debu yang berterbangan. Semua orang melihat ke satu arah secara bersamaan. Mereka ingin melihat tokoh utama yang sangat pemberani. yaitu bocah yang dianggap bodoh oleh mereka. Debu menjadi penghalang untuk orang-orang melihat apa yang terjadi sekarang. Sementar itu, sosok pemimpin kelompok hanya bisa tersenyum puas. “Hahahah meskipun ini cukup lebih lama dari biasanya, namun ini sebanding. Aku sedikit terhibur dengan kebodohan bocah itu.” dia mulai terendam dalam suasana hati yang baik. Setelah beberapa saat, debu yang berterabangan mulai menghilang. Orang yang ada di penginapan sangat penasaran dengan kondisi kedua belah pihak. Namun mereka terkejut dengan plot yang sangat menipu mata mereka. Bukan seorang anak y
Di ruang tamu penginapan yang sudah berantakan layaknya kapal pecah. Tampak seorang Wanita berjalan dengan percaya diri ke satu arah. Arah yang dituju Wanita muda itu adalah tempat di mana Surya dan Taji berada. Dia dengan santai menghiraukan kedua orang itu. kemudian sosok Wanita yang tampak Tangguh itu mulai menarik pedang yang tertancap di tanah. Surya yang melihat hal ini dengan jelas sedikit terkejut. “Ini benar-benar Wanita?” dia bertanya dalam hati. Saat pihak lain berteriak tadi, Surya mendengar dengan tidak jelas. Meskipun begitu, dia sudah takjub dengan ke tiranian pihak lain, dan sekarang setelah tau bahwa sosok itu adalah perempuan, dia bahkan menjadi semakin menghormati pihak lain. Sementara itu, Wanita yang sedang dikagumi Surya itu malah tidak melihat ke arahnya sama sekali. Wanita itu malah melihat ke arah pemimpin kelompok yang disebut Taji itu menggunakan tatapan seksama. Pemimpin kelompok itu tampak sedikit takut. Dia seolah olah tidak ingin situasi berkembang
Siang hari, di salah satu rumah gadang yang ada di kota Tanah datar. “Kenapa?” “Ini... tuan mudo. Kami tidak berhasil mengacau di penginapan itu.” kata seorang pemuda dengan sedikit takut. “Apa masalahnya?” tanya dengan suara yang tenang. “Riri datang dan mengganggu aksi kami.” “Bagaimana bisa dia datang begitu cepat?” sosok pemuda yang tenang itu bertanya. “Ini....” pemuda itu tampak sedikit berkonflik. “Apakah ada lagi?” bertanya dengan sedikit malas, jelas dia tidak tertarik dengan apa yang terjadi. “Tidak ada tuan mudo.” “Ya Sudah kau bisa keluar.” Pemuda tenang itu memerintahkan. Mendengar perkataan ini, pemuda yang ada di hadapannya mulai merunduk dan Keluar dari ruangan itu. Sosok yang keluar dari ruangan itu berjalan pelan namun dengan sedikit canggung ke satu arah. setelah dia berjalan cukup jauh, pemuda itu akhirnya menghela nafas lega. “Huft, selalu saja auranya mengerikan. Bagaimana orang yang usia nya tidak berbeda jauh dengan ku bisa memiliki atmosfer yang t
Di salah satu ruas jalan yang ada di kota Tanah datar. Tampak seorang pemuda sedang berjalan menenteng sebuah kota yang tidak terlalu berat. Pemuda itu tampak sedikit berpikir. “Sial sebenarnya apa itu lelang? Mereka bahkan melihatku dengan tatapan aneh saat menanyakan hal itu.” Sosok pemuda itu adalah Surya, dia bisa dengan jelas melihat ekspresi pihak lain Ketika dia sedang berbicara dengan bapak yang ada di toko tadi. Orang-orang yang ada di sekitar Surya melihatnya dengan tertegun seolah menganggap bahwa Surya sedang bergurau. Surya yang melihat kecanggungan itupun akhirnya dia tidak betah. Dengan itu dia bergegas pergi. “Huff sebaiknya aku tanya kepada Rohid setelah sampai di penginapan.” Surya sedikit mengeluh. Dia sadar bahwa di sangat kurang dalam ilmu pengetahuan di dunia ini. meskipun Surya sangat cerdas dikarenakan efek dari benih rimaunya, namun itu semua percuma jika dia bahkan tidak tahu tentang hal yang mendasar. Dia menjadi bodoh seperti sekarang tidak lain karen
Di sebuah ruangan kotor dan berdebu, sosok dua orang pemuda sedang melihat lihat. “Ini...” Surya berkata dengan terkejut. Dia baru saja membuka buku tipis yang ada di hadapannya. dia hanya berniat untuk melihat isi dari buku rusak itu sekilas. Namun semakin dia melihat, semakin dia tidak percaya. Dengan sangat hati-hati, Surya mulai membaca tiap kata yang terjalin di buku itu. dia sangat berkonsentrasi dan tidak menghiraukan area di sekelilingnya. Sementara itu di sudut lain, sosok pemuda yang ada di sekitar Surya hanya bisa merajut alisnya. Jelas dia sangat penasaran tentang buku yang telah diambil Surya. “Buku sialan macam apa itu yang membuat Surya sampai seperti kesurupan?” Ruas bertanya dalam hati. Surya yang semakin lama semakin tenggelam dalam lamunannya pun akhirnya berteriak senang. “Ahahahah sial, ini adalah buku yang sangat aku butuhkan.” Surya tertawa tidak karuan. Melihat hal ini, Ruas semakin bingung. Karena itu dia mulai mendekat ke arah Surya. dia mulai melihat
Di salah satu jalan yang ada di kota Tanah datar, tampak ramai orang menuju ke satu arah. “Hei bukankah ini terlalu ramai?” tanya Surya keheranan. “Ya mau bagaimana lagi, aku dengar lelang ini hanya akan diadakan setahun sekali setiap menjelang akhir tahun.” Rohid menjelaskan kepada Surya. dia tampak sudah terbiasa dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan dilontarkan teman barunya itu. “Oh seperti itu, pantas banyak orang yang datang.” Surya sedikit paham. Saat kedua sosok itu berjalan, mereka menemukan sejumlah keributan. Surya dan Rohid melirik satu sama lain. Dengan itu mereka mulai bergegas mendekat area keributan. “Dasar sampah, apakah kau tidak lihat bajuku baru. Berani sekali kau menodai bajuku dengan tubuh kotor mu itu.” Sebuah teriakan tinggi terdengar di antara keramaian. Surya dan Rohid yang bergegas sebelumnya akhirnya sampai ke tempat kejadian. Mereka berdua bisa melihat satu orang yang tampak congkak sedang berdiri dan seorang dengan pakaian lusuh sedang bersujud di
Di salah satu tempat yang ada di kota Tanah datar. “Benarkah? bukan kah itu terlalu di buat-buat?” tanya Surya. “Aku tidak tau juga, namun rumor yang terdengar memang begitu.” Riri tampak juga sedikit tidak percaya. "Memangnya sejak kapan rumor itu menyebar?” Rohid bertanya. “Aku sudah mendengar rumor itu cukup lama ku rasa...” Riri berkata sedikit berpikir. Surya tampak sedikit mengingat tentang harinya yang dihabiskan bersama Ruas, jelas dia tidak merasa sesuatu yang aneh kecuali respon pihak lain dan orang di sekitarnya. Meskipun tampak rumor itu benar, namun Surya masih merasa ada yang terasa janggal. Karena itu Surya hanya bisa melupakannya untuk sementara. Dia mengajak dua teman lainnya untuk segera masuk ke dalam Gedung lelang. “Sudahlah, kita lupakan itu untuk sekarang. Lelang jelas akan segera dimulai.” Kedua teman Surya yang mendengarkan saran Surya hanya bisa setuju. Dengan itu ketiga orang itu berjalan ke satu arah yang cukup ramai. Setelah berjalan beberapa saat,
Di ruangan vvip pelelangan yang ada di kota Tanah datar. Tampak seorang pemuda sedang menggenggam pedang lusuh miliknya dengan susah payah. Kejadian yang mencolok itu tidak bisa luput dari perhatian dua pemuda lain di ruangan itu. “Apa yang terjadi?” tanya Rohid. Dia sama sekali tidak mengerti mengapa Surya berakting seperti itu sekarang. Riri yang penasaran juga mendekat ke arah Surya. alangkah terkejutnya dia ketika melihat apa yang dipegang Surya. Rohid yang memperhatikan perubahan ekspresi pihak lain hanya bisa menjadi lebih penasaran. Dengan itu dia mulai mendekat juga dan melihat ke arah Surya. Yang bisa di lihat Rohid adalah Surya yang sedang menggenggam pedangnya dengan sangat erat. Tampak tidak ada yang aneh dari itu kecuali lelucon yang dibuat Surya. “Mengapa dia harus melucu dengan pedangnya saat ini?” Rohid tampak bingung dengan tingkah laku Surya. Dia melihat Surya dengan tatapan aneh. Namun Ketika dia melihat ke satu arah, dia bisa samar-samar merasakan bahwa peda