Perhatian!!!, novel ini hanya karangan dan imajinasi author. jadi jangan menganggap serius dan melakukan hal hal yang ada di dalam cerita ini secara sadar, karena itu akan membahayakan kamu dan orang di sekitarmu || terima kasih semuanya atas perhatiannya 😘😘😘.
Malam hari, di sebuah area yang cukup berisik dengan suara aliran sungai, tampak sekelompok orang sedang memukul satu sama lain menggunakan batang bambu. “Terus jangan berhenti!” sosok pemuda tegap berteriak dengan kencang. Pemuda itu berjalan mondar mandir di depan barisan kelompok pemuda yang sedang saling memukul tubuh lawan mereka dengan bambu. “Arghhh in menyakitkan,” keluh Yampadi saat menerima serangan Elpri. Dengan sedikit dendam Yampadi menyerang Elpri tepat di rusuknya. “Ahhh ini begitu pedih,” rintih Elpri ketika menerima pukulan itu. Yampadi yang melihat hal ini hanya bisa tersenyum dengan licik. Dengan itu Elpri mau tidak mau melihat ke arah pasangan bertarungnya dengan tatapan tajam. “Jadi ini yang kau mau ya?” tanya Elpri dalam hati. Dengan itu Elpri kemudian tersenyum dan akhirnya kedua orang itu tersenyum bersamaan dengan tampilan aneh. Kelompok orang di sekitar yang tidak sengaja melihat mereka hanya bisa bertanya-tanya. “Hey lihat ada apa dengan mereka?” “
Di depan gerbang perguruan belati bengkok, Surya berjalan ringan seolah tanpa ada beban sedikitpun. Para penjaga yang melihat Surya hanya bisa mengkerut dan sedikit takut mengingat kejadian yang terakhir kali. Tanpa menghiraukan tampilan orang yang ada di sekitarnya, Surya mulai masuk dan menanyakan sesuatu pada penjaga. “Dimana tetua pertama, aku diundang datang ke perguruan ini untuk satu alasan,” Dengan ini para penjaga melihat satu sama lain dengan sedikit tidak berharap. Setelah tampak berkomunikasi satu dengan yang lain, salah satu dari mereka mulai mengantar Surya untuk masuk ke dalam perguruan. Sementara itu, Awan lado bisa dengan jelas mendengar apa yang dibicarakan Surya dengan para penjaga. Dengan ini Awan menjadi bingung dan bertanya-tanya. “Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa tetua pertama ingin berjumpa dengannya?” Awan lado entah harus bersikap bagaimana, dia bisa saja senang karena mungkin tetua pertama meminta pertanggung jawaban terhadap apa yang dilakukan p
Di sebuah jalan yang ada di kota Dataran tinggi, Surya tengah berjalan menuju ke bengkel datuk merah. Surya baru saja kembali dari perguruan belati bengkok untuk mendengarkan satu tawaran. “Apa alam kecil itu?” tanya Surya dengan bingung. Surya masih bisa dengan jelas mengingat hal yang sebelumnya terjadi di ruangan yang ada di perguruan belati bengkok. Dikatakan bahwa mereka mengundang Surya untuk ikut dalam eksplorasi alam kecil. Mereka berkata Surya kemungkinan mendapat beberapa manfaat di sana. “Hmmm tampaknya ini adalah bagian dari kopensasi mereka setelah semuanya.” Surya berpikir dengan relevan. Selanjutnya Surya terus saja berjalan dengan berpikir hingga sampai ke bengkel datuk merah. Saat Surya berjumpa dengan datuk merah , pemuda itu langsung bertanya dengan penasaran. “Datuk, apakah kau tahu apa itu alam kecil?” Mendengar pertanyaan Surya, datuk merah sedikit terkejut. “Darimana kamu mendengar hal itu Surya?” “Ahhh aku baru saja kembali dari perguruan belati beng
Malam hari di Kawasan hutan yang dingin, Surya sedang berlari menuju ke satu arah dengan begitu semangat. “Masih ada beberapa bulan lagi. Aku harus mempersiapkan ini semua sebaik mungkin.” Surya telah diberitahu datuk merah tentang apa itu alam kecil, dengan ini dia ingin sekali masuk dan menjelajahi alam itu untuk membuka matanya. Menurut perkataan pihak lain, alam kecil itu sangat berbahaya namun juga sangat bagus karena terdapat sumber daya yang jarang ditemui ada di sana. Dengan ini Surya harus menyiapkan semuanya sebaik mungkin agar tidak terjadi hal yang tidak dia inginkan saat berada di alam kecil itu. Dengan itu Surya bergegas melanjutkan perjalanannya ke arah sungai. Setelah beberapa saat berlari, Surya akhirnya bisa melihat sekumpulan pemuda dan juga anjing tengah berbaris rapi menunggu sesuatu. Dengan itu Surya langsung saja menghampiri mereka dan memulai pelatihan dari kelompok itu. Pemuda dan anjing-anjing yang dilatih oleh Surya hanya bisa bersabar dengan sejumlah
Di Kawasan hutan yang berembun, seorang pemuda tengah berlari ke satu arah. “Hahahah tubuhku bahkan begitu ringan,” tawa sosok itu ketika merasakan perasaan yang menyenangkan di tubuhnya. Surya sudah lama tidak merasakan kenyamanan seperti ini. “Apa jadinya jika aku tumbuh hingga segitiga bintang tiga? Bukan kah itu akan lebih menakjubkan daripada ini?” tanya Surya dengan semangat. Dia baru saja menempuh segitiga bintang satu yang notabene adalah awal menuju segitiga bintang tiga yang merupakan puncak dari tahap seni persilatan. Karena Surya baru saja masuk ke tahap segitiga bintang satu, dia tidak ingin memikirkan tahap lainnya sekarang. Pemuda tegap itu hanya ingin menyenangkan dirinya dahulu setelah segala macam usaha yang melelahkan. “Baiklah sudah cukup untuk pemikirannya sekarang. Mari kita coba kekuatan baru ini, sejauh mana itu bisa membawaku,” teriak Surya dengan semangat. Dengan itu Surya melanjutkan pergerakannya ke satu arah sambil tersenyum menantikan sesuatu. Set
Di sebuah area luas yang ada di pinggiran sungai, tampak sekelompok orang tengah berbaris melihat ke satu arah. Kelompok itu begitu khusyuk mendengarkan perkataan pihak yang ada di depan mereka seolah mereka adalah kultus baru yang memiliki banyak pengikut. “Sekarang kita akan sampai pada di titik akhirnya, yaitu menanam benih bela diri,” kata Surya menjelaskan. Dengan kata-kata yang sederhana itu, kelompok orang yang sedang berbaris tampak ricuh karena satu alasan. “Ahhh apakah ini nyata?” “Apakah aku tidak bermimpi? Akhirnya aku benar-benar bisa disebut sebagai pesilat?” “Ahhh ibu, aku ingin menangis.” Kelompok itu menjadi sedikit bersukacita setelah sadar bahwa mereka akhirnya bisa sampai ke titik ini. Yampadi yang ada di sudut juga tidak bisa lepas dari perasaan hangat ini, wajahnya yang terbiasa kaku akhirnya melunak dan tersenyum dengan sedikit hangat. Elpri juga tidak mau kalah saat senyum yang ditampilkannya benar-benar tinggi, bahkan senyuman itu hampir menutupi Seba
Di sebuah area cukup gelap di sekitar area gunung agung, suara yang memilukan terdengar mulai tumpah ke segala arah. Bisa dilihat ada sekelompok orang yang sedang menggeliat di tanah kesakitan karena satu alasan. “Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Surya bingung melihat hal ini. Dia sedang memberikan benih beladiri kepada kelompok pemuda yang akan menjadi orang terpercayanya setelah melatih mereka cukup lama. dia berharap bahwa ini semua akan berjalan dengan lancar. Namun tampaknya hal itu tak semudah apa yang dia pikirkan. Kelompok itu terus saja menggeliat semakin parah seiringnya waktu. Surya yang melihat hal ini mencoba untuk mengingat perasaan sakit yang dia terima saat pertama kali saat di berikan benih oleh inyiak putih. “Apakah aku sampai seperti ini pada saat itu?” tanya Surya sedikit penasaran. Namun setelah dia berpikir ulang beberapa kali, Surya menemukan bahwa dia tidak sampai se histeris ini seolah menanam benih adalah sesuatu yang merenggut nyawa berkali-kali. De
Suara yang nyaman mulai terdengar di telinga. Mulai dari suara hewan di hutan, burung di dahan, dan juga suara gemericik air sungai yang menambah ketenangan. Sosok Rizal yang sedang terbaring samar-samar menggerakan jari tangannya. Cahaya pagi yang terik tampak membuat tidur nyaman Rizal terganggu dan akhirnya membangunkan dirinya untuk bisa menjalani hari. Dengan tampilan malas pemuda Rizal itu membuka matanya. Saat itu juga cahaya matahari pagi mendobrak matanya dengan tidak sopan. Karena hal itu Rizal lantas memposisikan tangannya untuk menghalau sinar itu agar tidak mengacaukan matanya. Setelah beberapa saat, Rizal dan matanya bisa beradaptasi dengan cahaya menyilaukan yang berasal dari matahari pagi itu. Dengan itu, Rizal mulai duduk dengan tegak. dia masih saja mengucek matanya dengan malas masih dalam keadaan ngawang belum sadar dengan sempurna. Selanjutnya pemuda itu mulai menatap ke satu sudut dengan tatapan kosong. Setelah beberapa waktu menatap dengan kosong, sosok it