Perhatian!!!, novel ini hanya karangan dan imajinasi author. jadi jangan menganggap serius dan melakukan hal hal yang ada di dalam cerita ini secara sadar, karena itu akan membahayakan kamu dan orang di sekitarmu || terima kasih semuanya atas perhatiannya 😘😘😘.
Di dalam sebuah gua yang lembab dan pengap, tampak seorang pemuda dengan gusar menuju ke satu arah. sosok itu kemudian berjalan beberapa detik hingga sampai di sebuah batu besar yang tampak berat. Tanpa pikir panjang, sosok itu langsung saja mengangkat batu yang ada di hadapannya. Dengan begitu, batu besar itu mulai terangkat perlahan di udara. Debu di sekitaran batu yang sudah sedikit mengeras akhirnya hancur menjadi gumpalan pasir. Saat itu lah Surya bisa melihat hal yang ada di bawah batu itu dengan jelas. Setelah Surya melihat bahwa apa yang dia khawatirkan hilang masih tersimpan rapi di tempat it, pemuda itu hanya bisa bernafas lega. “Ahhh untung saja aku menyembunyikannya di sini.” Dengan begitu Surya meletakan batu yang sedang diangkatnya itu ke arah lain disisi yang tidak terlalu jauh. Setelah meletakan batu itu, Surya mulai berjalan ke arah di mana batu itu berada sebelumnya. Dengan sangat bersemangat, Surya mulai mengambil sebuah peti kayu yang terbenam di dalam tanah.
Sebuah gua yang lembab kini cukup sesak dengan adanya satu manusia dan beberapa anjing. Mereka semua terlihat menatap ke satu arah yang sama. Tatapan mereka itu mengarah ke sebuah benda yang ada di tangan seorang pemuda yang berada di atas batu. Sosok pemuda yang ada di atas batu itu tidak lain adalah Surya, dia entah mengapa begitu senang Ketika melihat hal yang ada di genggamannya sekarang. Benda yang sedang di genggamnya itu adalah sebuah buku yang terlihat cukup tua dan lusuh. Ada tulisan aneh yang jelas terpampang di sampul buku lama yang kekuningan itu. Meskipun tidak jelas dengan apa yang tertulis di sampul buku, namun Surya tampak paham tentang garis besar yang ingin disampaikan buku itu. Dengan perasaan yang berbunga-bunga, Surya mulai membaca buku itu selama beberapa saat. “Hahahaha aku sekali lagi berterima kasih kepada orang-orang itu. jika mungkin, aku harus menemukan orang baik mana yang telah mengirimkan situasi ini kepada ku,” kata Surya dengan sangat Bahagia. Bag
Di dalam sebuah gua yang ada di sekitaran area gunung Agung, tampak rembesan cahaya mulai tumpah keluar mulut gua. Sementara itu sosok pemuda yang sedang duduk bersila di atas batu menyipitkan matanya karena silau akibat cahaya yang dipancarkan benda yang kini berada di genggamannya. “Ahhh apa yang terjadi?” tanya Surya bingung. Meskipun Surya sudah kewalahan dengan cahaya itu, namun benda aneh yang ada di tangannya tidak menunjukan tanda untuk berhenti mengeluarkan cahaya. Dengan begitu Surya hendak melakukan Sesuatu agar bisa menutup matanya yang cukup tidak nyaman dengan cahaya itu. Namun sebelum Surya bisa beranjak untuk mencari Sesuatu, benda yang ada di tangannya tiba-tiba menghilang entah kemana. Kini apa yang ada di tangan Surya hanya ketiadaan. Lagi-lagi Surya bingung dengan apa yang dialaminya. Tampak bingung, Surya mulai menoleh kekanan dan kekiri untuk melihat apakah benda itu bersembunyi di satu tempat. Namun yang Surya dapatkan hanyalah tatapan heran anjing-anjingny
Di sebuah gua yang monoton, terlihat seorang pemuda terlihat gila entah tengah melakukan apa. Dia terlihat begitu panik dengan wajah biru yang di hiasi dengan butiran keringat yang membasahi kening dan lehernya. Semetara sosok Surya berubah menjadi jelek begitu buruk, anjing yang telah lama memperhatikan pemuda itu hanya bisa bingung. Mereka jelas melihat majikannya menjadi orang gila, namun mereka tidak tahu apa penyebabnya dan apa yang harus mereka lakukan selanjutnya. Dengan itu mereka hanya bisa menatap ke arah Surya dengan seksama. Sementar tubuh fisik surya terlihat begitu buruk, kesadaran surya malah telah pindah ke satu tempat yang cukup aneh. dia entah bagaimana telah terjebak di dalam sebuah ruangan dengan dinding gerabah yang berwarna gelap. Hal yang dilihat Surya adalah sejumlah besar kata-kata dengan aksara yang sama dengan bahasa yang dipelajari sebelumnya. Sebelumnya Surya hanya membacakan sebuah kalimat yang tidak begitu spesial, namun karena kalimat itu lah Sury
Di sebuah ruangan dengan dinding gelap kuno, kesunyian merembes area itu dengan sangat dingin. Perasaan yang ada tempat itu entah mengapa begitu mencekam. Ada sebuah sosok yang tampak tertimbun benda hitam yang mistis. Itu tidak lain adalah tubuh Surya. Ukiran yang telah lama mengerubungi tubuhnya mulai mendobrak masuk ke dalam dirinya. Entah itu memaksa masuk melalui lubang mulut, telinga, hidung, bahkan pori-pori terkecil Surya juga terpaksa mengalami pelecehan oleh ukiran aneh itu. Waktu berjalan cukup lama Ketika ukiran itu memaksa masuk tubuh Surya. dengan begitu Surya hanya bisa pasrah merasakan sakit yang teramat pedih dalam jangka waktu yang cukup lama. Setelah beberapa saat, ukiran yang telah lama mengerubungi Surya seperti semut mengerubungi gula mulai menghilang dari pandangan. Jelas itu telah masuk ke dalam tubuh Surya tapi entah masuk ke bagian mana. Saat itu juga Surya akhirnya bisa bernafas dengan benar. Setelah itu Surya tersadar dari rasa sakitnya kemudian meliha
Di sebuah gua yang gelap. Tampak seorang mencurigakan masuk ke dalam mulut gua. Surya yang melihat hal ini dengan marah mulai menerjang di udara. Sementara itu, sosok yang melihat terjangan Surya hanya bisa menunjukan ekspresi negeri. “Monster balang!” teriaknya ketakutan. Surya yang tengah mengudara berhenti sebentar Ketika melihat wajah yang akrab di hadapannya. “Pemuda ini?” Dengan itu Surya mulai memposisikan dirinya untuk berhenti menerjang dan melihat ke arah sosok itu dengan tatapan tajam. Setelah melihat cukup lama, Surya sekarang yakin bahwa dia tidak salah orang. Dengan itu Surya mulai bertanya. “Mengapa kau datang ke gua ku?” Surya bertanya dengan dingin. “I-ini,” masih ragu harus menjawab apa. “Jawab!” tegas Surya. “A-ah baiklah, aku ke sini berniat untuk menjaga gua ini.” katanya dengan pelan. “Menjaga? Apanya yang kau jaga?” tanya Surya masih tidak percaya. “Aku sungguh berjaga, pada waktu itu aku mencarimu di bengkel datuk merah, namun kau tidak ada. Dengan i
Langit masih terlihat gelap Ketika seorang pemuda tengah berendam di dalam sungai dingin yang ada di area gunung Agung. “Brrrr, sungguh menyegarkan. Aku sudah lama tidak merasakan hal ini,” teriak pemuda itu dengan sangat puas. Entah apa pemikiran pemuda itu berenang di sungai yang ada di dataran tinggi saat pagi-pagi buta seperti ini. bukannya menggigil, dia malah terlihat memerah setelah disiram dengan air hangat yang sangat nyaman. Sosok pemuda itu kemudian mulai berenang ke tengah yang merupakan area dengan dasar yang cukup dalam. Setelah itu, Surya mulai menenggelamkan dirinya ke dasar sungai yang dingin dan gelap itu. seolah orang yang tengah bermeditasi, pemuda itu duduk dengan keadaan bersila. Saat sudah berada di dasar sungai, sosok pemuda yang duduk dalam posisi lotus itu mulai menenangkan seluruh tubuhnya. Dia kemudian menutup matanya dengan tampilan yang begitu khusyuk. Pemuda itu terduduk dengan sangat sunyi dan damai seolah dia adalah petapa yang bersih dari dosa
Di salah satu gua yang ada di area gunung Agung, seorang pemuda berjalan ke satu arah dengan sedikit tidak semangat. “Heyy kalian bisa melakukan apa saja di sekitaran gunung ini, tapi jangan lakukan hal yang merugikan orang-orang desa,” kata Surya ke arah sekelompok anjing yang ada di hadapannya. Seolah mengerti apa yang disampaikan Surya, anjing-anjing itu mulai menggonggong dengan girang. Dengan ini Surya menjadi sedikit puas. Setelah menyiapkan segalanya, Surya mulai berjalan keluar dari gua. Hari ini setelah dirinya merusak sungai sekali lagi, Surya langsung berbenah untuk datang ke bengkel datuk merah. Dia sudah tidak sabar untuk melanjutkan pelatihannya yang tertunda. “Huft baiklah, aku harus menjernihkan pikiran ku.” Surya berkata dengan tekad. Dengan itu dia tidak lagi memikirkan apa yang telah terjadi tadi pagi. Setelah beberapa waktu berjalan, Surya akhirnya sampai ke gerbang kota Dataran Tinggi. dia dengan sangat senang melihat ke kanan dan ke kiri. Kota itu sungguh