[“Adam tidak apa-apa, tuan. Hanya perlu pemulihan dari hipotermia dan beberapa luka lebam. Saat ini Adam sedang dalam perjalanan kembali ke negara K. Saya sudah berkomunikasi dengan dokter Joshua untuk perawatan Adam nanti.”][“Bagus. Mobil sport itu melakukan tugasnya dengan baik. Kalian juga sudah berusaha menemukan Adam. Terima kasih,”] ucap Ethan senang.[“Sama-sama, tuan. Ada lagi yang bisa kami bantu, tuan?”]Ethan ingin bertanya tentang kabar papanya, tapi dia mengurungkan niatnya. Megan sedang tidur saat ini dan Ethan tidak ingin mengganggu istrinya itu dengan terus bicara di telepon.[“Itu saja dulu. Beristirahatlah.”]Sambungan telepon pun terputus dan Ethan meletakkan ponselnya kembali di atas nakas. Sebelum berbaring, Ethan melihat ke arah Megan. Wanita itu ternyata belum tidur dan sedang menatapnya saat ini. Ethan segera bangkit dari tempat tidurnya lalu mendekati Megan.“Ada apa, sayang? Kenapa bangun?” tanya Ethan sambil duduk di samping Megan.“Mas ngomong sama siapa?”
“Tapi kamu nggak apa-apa, mas? Nggak luka ‘kan?” tanya Megan cemas.“Kamu lihat sendiri kan? Aku sempat lompat keluar dari mobil. Aku pikir Adam juga akan melompat, tapi dia malah menceburkan diri ke sungai bersama mobilnya. Waktu itu ada ….” Ethan menghentikan ceritanya tepat waktu ketika teringat pada pembunuh yang mengejarnya. Jangan sampai Megan tahu tentang hal itu dan membuatnya ketakutan. Apalagi pembunuh itu mengatasnamakan Gregory.Ethan menatap Megan yang masih menunggunya menyelesaikan ceritanya. Senyum mengembang di bibir Ethan ketika mengatakan kalau Megan tidak perlu memikirkan apapun. Hal paling penting bagi mereka saat ini adalah memperbaiki hubungan mereka dengan lebih mengenal sifat satu sama lain.“Megan, aku janji setelah ini tidak ada rahasia lagi. Sekecil apapun, aku akan mengatakannya padamu. Apa itu cukup untuk memulai lagi?” tanya Ethan mengharapkan pengampunan Megan.“Kamu janji, mas? Aku ingin buktinya, bukan cuma omonganmu saja. Barusan mas mau ngomong apa?
Setelah berjalan sekitar lima menit, mereka tiba di helipad. Keduanya langsung berpencar menuju helikopter masing-masing. Helikopter Gregory berangkat lebih dulu dan langsung menuju ke Mansion Stephenson. Sedangkan Ethan yang ingin meminta pilot helikopternya untuk berputar sebentar, mengurungkan niatnya. Megan sudah tertidur lelap dan tidak sadar kalau tubuhnya sedang terbang di dalam helikopter saat ini.Satu jam kemudian, helikopter mendarat di helipad Mansion Wibisana. Bertepatan dengan Megan yang terbangun dari tidurnya. Wanita itu menggeliat dalam dekapan Ethan lalu tersenyum pada suaminya itu. Melihat istrinya yang cantik, Ethan tidak bisa menahan dirinya untuk mengecup sayang bibir Megan.“Mas … emm …,” lirih Megan yang terkejut mendapat serangan Ethan.Tapi Ethan tidak peduli dan terus saja mencumbu istrinya di dalam helikopter. Pria itu baru berhenti ketika seorang bodyguard mengetuk pintu helikopter. Dengan wajah pucat, bodyguard itu mengatakan kalau Michela sedang menunggu
“Menurutmu apa? Bertahun-tahun hidup dengan papa seperti dia, aku berjuang setiap detik untuk bisa tinggal jauh darinya dan mandiri. Semua yang aku lakukan tidak pernah membuatnya puas. Semuanya dia yang mengatur, seolah aku ini tidak punya pikiran sendiri. Menjadi CEO Wibisana Corp. adalah langkah awalku untuk pergi dari papa. Tapi tetap saja, papa ikut campur dalam urusan rumah tanggaku. Aku muak, Megan,” ucap Ethan menahan kekesalannya untuk tidak membentak istrinya.Megan menatap Ethan dengan tatapan kasihan. Saat Ethan berpaling darinya, Megan merasakan suaminya itu terlihat kesepian. Dua orang disampingnya itu sama-sama terluka selama bertahun-tahun oleh satu orang yang saat ini sedang terbaring sakit.“Bisa nggak kasih kesempatan kedua,” ucap Megan untuk mengalihkan pandangan Ethan kembali kepadanya.“Terlalu banyak kesempatan yang sudah dia lewatkan begitu saja hanya demi mengejar kekayaan dan kejayaan. Dan aku sudah capek untuk memberinya kesempatan lagi. Kalau bisa, aku tida
“Sudah, sudah. Ethan mengalah sama Megan. Istrimu sedang hamil. Jangan bertengkar dengannya,” ucap Michela lalu meminta Ethan untuk membersihkan dirinya lagi. Dengan patuh, Ethan pun berlalu menuju kamarnya. Belum sampai di tengah tangga, Megan berseru agar Ethan berhenti memakai sabun yang berbau harum.“Iya, iya. Sekarang sabun juga nggak boleh, kemarin parfum. Besok apalagi?” dumel Ethan yang masih bisa didengar Megan.“Kamu bilang apa, mas?!”Ethan langsung menoleh lalu nyengir lebar dan menggelengkan kepalanya. Pria itu buru-buru menaiki tangga lalu menghilang di lorong lantai dua. Barusan Ethan menghilang, tiba-tiba seseorang masuk ke dalam mansion itu. Gregory baru saja tiba di mansionnya ketika teringat belum membicarakan pesta ulang tahun Megan. Pria itu ingin mengadakan sebuah pesta sesuai keinginan Megan.“Selamat siang, semuanya,” sapa Gregory pada semua orang.Melihat Joshua dan dokter Helena berada disana, Gregory segera mendekati Megan karena mengira sudah terjadi sesua
“Haduh, leganya,” ucap Megan lalu menoleh ke kanan dan ke kiri. Wanita itu masih belum menyerah menjodohkan dokter Helena dengan Gregory.“Dokter, tolong penuhi permintaanku ini. Demi bayiku ya. Ya?” rayu Megan sambil mengerjapkan matanya berkali-kali.“Aku tidak bisa, Megan. Tolong maafkan aku ya. Aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa lagi,” ucap dokter Helena lalu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan cepat menuju pintu keluar mansion.Melihat Joshua hampir beranjak dari duduknya, Gregory menghentikannya dan mengatakan kalau dia yang akan mengantar dokter Helena pulang. Sebelum beranjak dari sisi Megan, Gregory mengecup kening adiknya itu dan mengatakan akan menelponnya nanti. Megan hanya mengangguk sambil menghabiskan acar mangganya yang terakhir.Gregory pun mengejar dokter Helena keluar dari mansion itu, lalu menarik wanita itu masuk ke dalam mobilnya. Dokter Helena sempat meronta sebelum akhirnya menurut ketika mendengar ancaman Gregory. Terlebih lagi bodyguard Gregory jug
Saking kesalnya melihat mantan suaminya yang tidak merasa bersalah sama sekali, dokter Helena melangkah maju dengan cepat. Wanita itu bergerak dengan lincah meskipun menggunakan heels yang cukup tinggi. Sekali pukulan, Delon sudah terkapar di lantai dengan hidung berdarah.“Kau gila!” bentak Delon kesakitan.“Aku gila? Heh! Apa kau mau mati?” ucap dokter Helena lalu menendang tulang kering Delon dengan heelsnya.“Aooowww!” teriak Delon melolong seperti anjing kejepit pintu.Istri Delon yang berjongkok di samping Delon memohon pada dokter Helena agar mau melepaskan suaminya. Dokter Helena menatap tajam pada wanita itu lalu tersenyum smirk. Dia membungkuk sambil terus menekan tulang kering Delon.“Memaafkannya? Coba kau yang berada di posisiku. Harga dirimu dimana kalau cuma jadi alat menghasilkan anak. Beruntung aku tidak sempat menghabiskan malam dengan pria brengsek ini!” ucap dokter Helena geram.Terlihat muak berada di tempat itu lama-lama, dokter Helena berbalik cepat lalu berjala
“Mas, apa kamu juga akan berubah seperti itu?” tanya Megan meminta kepastian dari Ethan.“Berubah apa? Aku bukan papaku. Tidak sedetikpun pernah terlintas di pikiranku untuk mengabaikanmu, Megan. Sudah cukup aku saja yang merasakan penderitaan akibat tekanan dari papa. Jangan sampai anak-anakku merasakan hal yang sama,” sahut Ethan manis.“Beneran? Serius? Janji?” tanya Megan sambil mengerjapkan matanya yang indah.“Iya, sayang. Janji. Jangan cemberut lagi dong. Kamu mau makan apa?”Sebelum Megan menjawabnya, kepala pelayan Tan dan Joshua kompak menyahut ‘nasi Padang’ bersama-sama. Tapi Megan menggelengkan kepalanya dengan cepat. Dia ingin makan ayam panggang, tapi Ethan yang harus memasaknya sendiri. Ethan langsung kelimpungan karena dirinya tidak pernah masuk ke dapur apalagi memasak.Melihat wajah Ethan yang pucat, kepala pelayan Tan beringsut mendekati dapur lalu memanggil koki. Pria itu meminta koki menyiapkan bahan-bahan untuk membuat ayam panggang dan menyembunyikan sebagian ya