Setelah berjalan sekitar lima menit, mereka tiba di helipad. Keduanya langsung berpencar menuju helikopter masing-masing. Helikopter Gregory berangkat lebih dulu dan langsung menuju ke Mansion Stephenson. Sedangkan Ethan yang ingin meminta pilot helikopternya untuk berputar sebentar, mengurungkan niatnya. Megan sudah tertidur lelap dan tidak sadar kalau tubuhnya sedang terbang di dalam helikopter saat ini.Satu jam kemudian, helikopter mendarat di helipad Mansion Wibisana. Bertepatan dengan Megan yang terbangun dari tidurnya. Wanita itu menggeliat dalam dekapan Ethan lalu tersenyum pada suaminya itu. Melihat istrinya yang cantik, Ethan tidak bisa menahan dirinya untuk mengecup sayang bibir Megan.“Mas … emm …,” lirih Megan yang terkejut mendapat serangan Ethan.Tapi Ethan tidak peduli dan terus saja mencumbu istrinya di dalam helikopter. Pria itu baru berhenti ketika seorang bodyguard mengetuk pintu helikopter. Dengan wajah pucat, bodyguard itu mengatakan kalau Michela sedang menunggu
“Menurutmu apa? Bertahun-tahun hidup dengan papa seperti dia, aku berjuang setiap detik untuk bisa tinggal jauh darinya dan mandiri. Semua yang aku lakukan tidak pernah membuatnya puas. Semuanya dia yang mengatur, seolah aku ini tidak punya pikiran sendiri. Menjadi CEO Wibisana Corp. adalah langkah awalku untuk pergi dari papa. Tapi tetap saja, papa ikut campur dalam urusan rumah tanggaku. Aku muak, Megan,” ucap Ethan menahan kekesalannya untuk tidak membentak istrinya.Megan menatap Ethan dengan tatapan kasihan. Saat Ethan berpaling darinya, Megan merasakan suaminya itu terlihat kesepian. Dua orang disampingnya itu sama-sama terluka selama bertahun-tahun oleh satu orang yang saat ini sedang terbaring sakit.“Bisa nggak kasih kesempatan kedua,” ucap Megan untuk mengalihkan pandangan Ethan kembali kepadanya.“Terlalu banyak kesempatan yang sudah dia lewatkan begitu saja hanya demi mengejar kekayaan dan kejayaan. Dan aku sudah capek untuk memberinya kesempatan lagi. Kalau bisa, aku tida
“Sudah, sudah. Ethan mengalah sama Megan. Istrimu sedang hamil. Jangan bertengkar dengannya,” ucap Michela lalu meminta Ethan untuk membersihkan dirinya lagi. Dengan patuh, Ethan pun berlalu menuju kamarnya. Belum sampai di tengah tangga, Megan berseru agar Ethan berhenti memakai sabun yang berbau harum.“Iya, iya. Sekarang sabun juga nggak boleh, kemarin parfum. Besok apalagi?” dumel Ethan yang masih bisa didengar Megan.“Kamu bilang apa, mas?!”Ethan langsung menoleh lalu nyengir lebar dan menggelengkan kepalanya. Pria itu buru-buru menaiki tangga lalu menghilang di lorong lantai dua. Barusan Ethan menghilang, tiba-tiba seseorang masuk ke dalam mansion itu. Gregory baru saja tiba di mansionnya ketika teringat belum membicarakan pesta ulang tahun Megan. Pria itu ingin mengadakan sebuah pesta sesuai keinginan Megan.“Selamat siang, semuanya,” sapa Gregory pada semua orang.Melihat Joshua dan dokter Helena berada disana, Gregory segera mendekati Megan karena mengira sudah terjadi sesua
“Haduh, leganya,” ucap Megan lalu menoleh ke kanan dan ke kiri. Wanita itu masih belum menyerah menjodohkan dokter Helena dengan Gregory.“Dokter, tolong penuhi permintaanku ini. Demi bayiku ya. Ya?” rayu Megan sambil mengerjapkan matanya berkali-kali.“Aku tidak bisa, Megan. Tolong maafkan aku ya. Aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa lagi,” ucap dokter Helena lalu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan cepat menuju pintu keluar mansion.Melihat Joshua hampir beranjak dari duduknya, Gregory menghentikannya dan mengatakan kalau dia yang akan mengantar dokter Helena pulang. Sebelum beranjak dari sisi Megan, Gregory mengecup kening adiknya itu dan mengatakan akan menelponnya nanti. Megan hanya mengangguk sambil menghabiskan acar mangganya yang terakhir.Gregory pun mengejar dokter Helena keluar dari mansion itu, lalu menarik wanita itu masuk ke dalam mobilnya. Dokter Helena sempat meronta sebelum akhirnya menurut ketika mendengar ancaman Gregory. Terlebih lagi bodyguard Gregory jug
Saking kesalnya melihat mantan suaminya yang tidak merasa bersalah sama sekali, dokter Helena melangkah maju dengan cepat. Wanita itu bergerak dengan lincah meskipun menggunakan heels yang cukup tinggi. Sekali pukulan, Delon sudah terkapar di lantai dengan hidung berdarah.“Kau gila!” bentak Delon kesakitan.“Aku gila? Heh! Apa kau mau mati?” ucap dokter Helena lalu menendang tulang kering Delon dengan heelsnya.“Aooowww!” teriak Delon melolong seperti anjing kejepit pintu.Istri Delon yang berjongkok di samping Delon memohon pada dokter Helena agar mau melepaskan suaminya. Dokter Helena menatap tajam pada wanita itu lalu tersenyum smirk. Dia membungkuk sambil terus menekan tulang kering Delon.“Memaafkannya? Coba kau yang berada di posisiku. Harga dirimu dimana kalau cuma jadi alat menghasilkan anak. Beruntung aku tidak sempat menghabiskan malam dengan pria brengsek ini!” ucap dokter Helena geram.Terlihat muak berada di tempat itu lama-lama, dokter Helena berbalik cepat lalu berjala
“Mas, apa kamu juga akan berubah seperti itu?” tanya Megan meminta kepastian dari Ethan.“Berubah apa? Aku bukan papaku. Tidak sedetikpun pernah terlintas di pikiranku untuk mengabaikanmu, Megan. Sudah cukup aku saja yang merasakan penderitaan akibat tekanan dari papa. Jangan sampai anak-anakku merasakan hal yang sama,” sahut Ethan manis.“Beneran? Serius? Janji?” tanya Megan sambil mengerjapkan matanya yang indah.“Iya, sayang. Janji. Jangan cemberut lagi dong. Kamu mau makan apa?”Sebelum Megan menjawabnya, kepala pelayan Tan dan Joshua kompak menyahut ‘nasi Padang’ bersama-sama. Tapi Megan menggelengkan kepalanya dengan cepat. Dia ingin makan ayam panggang, tapi Ethan yang harus memasaknya sendiri. Ethan langsung kelimpungan karena dirinya tidak pernah masuk ke dapur apalagi memasak.Melihat wajah Ethan yang pucat, kepala pelayan Tan beringsut mendekati dapur lalu memanggil koki. Pria itu meminta koki menyiapkan bahan-bahan untuk membuat ayam panggang dan menyembunyikan sebagian ya
Megan terus menjerit meminta siapapun untuk memanggil dokter. Sampai Joshua mendekat dan bicara padanya pun, wanita itu masih sibuk menekan luka di kaki Ethan. Ethan yang tersadar melihat Megan berlutut di sampingnya, segera menarik tangan istrinya itu dan menggendongnya.“Sayang, tenanglah!” pinta Ethan mencoba menenangkan Megan yang masih panik.“Kak, cepat masuk ke kamar. Aku obati luka kalian,” pinta Joshua sambil mendorong pintu kamar Ilham lebih lebar.Ethan pun bergegas masuk ke dalam kamar dan mendudukkan Megan di sofa besar yang ada di depan tempat tidur Ilham. Megan masih saja belum sadar kalau kakinya sedang terluka. Wanita itu terus mengkhawatirkan luka di kaki Ethan.“Sayang! Tenanglah. Megan!” panggil Ethan sambil mengguncang tubuh Megan untuk menyadarkan wanita itu.“Huh?!” Megan pun meringis merasakan sakit di lututnya setelah dia kembali fokus menatap Ethan. Air bening tampak meluncur turun membasahi kedua pipinya.“Tidak apa-apa. Dokternya sudah disini,” ucap Ethan l
Sontak wajah dokter Helena memerah dan berusaha melepaskan diri dari Gregory. Tapi pria itu menjatuhkan tubuh dokter Helena dengan cepat ke atas tempat tidur. Dokter Helena menatap wajah Gregory dengan mata terbelalak sebelum mengalihkan pandangannya dengan wajah merona.Gregory mendekatkan wajahnya setelah mengukung tubuh dokter Helena dengan kedua lengan kekarnya. Tangan pria itu terulur mengurai rambut dokter Helena yang menutupi sebagian wajahnya. Ketika Gregory hampir mengecup pipi dokter Helena, wanita itu buru-buru menutup mulut Gregory dengan tangannya.“Jam berapa sekarang?” tanya dokter Helena cepat.Seharusnya dokter Helena berteriak, menjerit, memukuli Gregory setelah pria itu mengambil kesempatan dalam kesempitan atas dirinya ketika sedang mabuk. Tapi saat ini, wanita itu tidak bisa berpikir dengan jernih dan memilih menghindari Gregory dulu.“Disaat seperti ini, kau masih memikirkan jam?” Meskipun heran, Gregory menoleh menatap jam diatas nakasnya dan menyebutkan beberap