Hening. Semua bodyguard itu saling pandang tanpa berani menjawab Gregory. Tentu saja hal itu membuat Gregory heran. Sekali lagi pria itu mempertanyakan kesanggupan para bodyguardnya. Mereka tidak langsung menjawab dengan kompak tapi hanya satu dua saja yang menyahut.“Kalian kenapa? Ada masalah?” tanya Gregory sedikit kesal.Setelah para bodyguard itu saling sikut, seorang bodyguard akhirnya mau bicara. “Tuan, beneran akan segera menikah? Menjadi suami istri?”Dokter Helena mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan bodyguard itu dan membuat otaknya traveling kemana-mana. Apa mungkin pria itu memiliki kelainan yang membuatnya diragukan? Gregory yang menyadari cara dokter Helena menatapnya, kembali fokus pada bodyguard di depannya.“Memangnya kenapa kalau aku mau menikah? Tidak boleh?” tanya Gregory kesal.“Akhirnya! Tuan kita akan menikah!” Para bodyguard itu kompak berseru dan saling memeluk satu sama lain sambil memberikan selamat.Selama ini Gregory tidak pernah memperkenalkan wani
“Sebaiknya kau cari wanita lain yang bisa kau nikahi. Aku yakin Megan akan mengerti setelah tahu tentang statusku sebagai janda. Tidak ada yang akan menerima status seperti itu di keluarga manapun. Pak sopir, sebentar lagi kita sampai. Di depan belok kanan ya. Gedungnya sudah terlihat dari sini,” ucap dokter Helena tenang.Gregory tetap tidak mengatakan apa-apa ketika mobil berbelok sesuai permintaan dokter Helena. Akhirnya mereka tiba juga di lobby apartemen wanita itu. Dokter Helena menoleh sebentar ke arah Gregory, lalu mengucapkan terima kasih padanya dengan formal. Wanita itu keluar dari mobil setelah bodyguard Gregory membuka pintu untuknya.Tanpa menoleh ke belakang, dokter Helena terus berjalan mendekati pintu lobby yang selalu terkunci. Entah karena rasa kantuknya atau pikirannya yang kacau karena ulah Gregory, dokter Helena tidak sengaja menjatuhkan tas tangannya saat mencari kartu apartemennya. Wanita itu membungkuk mengambil tas tangannya lalu bersandar pada pintu lobby.“
“Bukan itu alasannya. Aku takut tidak bisa menahan diri untuk tidak melakukan ini ….” Gregory menurunkan tali kecil di pundak dokter Helena lalu mengecup leher wanita itu.“Hiii!” pekik Dokter Helena kaget tapi Gregory sudah lebih dulu menahan kedua lengan wanita itu agar tidak menjauh darinya.“Aku tidak akan membiarkan pria lain melihat tubuh calon istriku. Jadi berhentilah memancingku untuk melakukannya di tempat umum. Sekarang kau mengerti?” tanya Gregory sambil terus mengecup punggung dokter Helena.Dokter Helena hanya bisa mengangguk dengan tubuh gemetar. Dia belum siap melakukan apa yang dia kira sedang dipikirkan Gregory saat ini. Merasakan tubuh wanita di depannya gemetar ketakutan, Gregory menghentikan perbuatannya dan kembali berbaring menghadap ke atas. Pria itu mengeluh kurang tidur dan mulai memejamkan matanya.Dokter Helena menoleh menatap Gregory yang sudah memejamkan matanya lebih dulu. Ragu-ragu wanita itu ikut berbaring dan menyadari bantalnya telah berganti menjadi
“Sudah kubilang, kalian tidak boleh menatap calon istriku,” ancam Gregory posesif. Pria itu sudah selesai berpakaian dan keluar dari kamar dokter Helena. Dia menyerahkan ponsel wanita itu yang terus berdengung sejak tadi.“Siapa yang menelpon?” tanya Gregory.“Ini chat dari kepala pelayan Tan. Aku diminta datang ke mansion. Ah, mobilku masih di bengkel,” keluh dokter Helena sambil membalas chat dari kepala pelayan Tan.“Ada mobil yang bisa mengantarmu di bawah. Cepat ganti baju, wife. Aku tidak bisa menemanimu ke mansion. Kabari aku tentang keadaan Megan nanti,” ucap Gregory sambil berdiri di hadapan dokter Helena.“Ada apa? Kau tidak berangkat?” tanya dokter Helena heran.Gregory menunduk lalu menunjuk keningnya minta diciumm dokter Helena. Pria itu menitahkan kalau dokter Helena harus melakukannya setiap kali mereka akan berpisah dan sibuk dengan aktifitas masing-masing.“Kau konyol sekali, hubby. Ada mereka disini, kamu nggak malu?” tanya dokter Helena.Tapi Gregory tetap kekeh ing
Di Mansion Wibisana, Ethan baru saja keluar dari ruang kerjanya setelah bicara dengan Ilham, Michela dan perawat jaga. Tujuan utama Ethan adalah kamar tidurnya tempat dia membawa Megan untuk beristirahat tadi. Kepala pelayan Tan yang melihat sosok Ethan, menghentikan pria itu tepat waktu.“Tuan, Nona dibawa ke Mansion Stephenson oleh dokter Helena,” lapor kepala pelayan Tan.“Siapa yang mengizinkannya?! Kenapa kepala pelayan Tan tidak memanggilku?!” kejar Ethan sambil berjalan mendekati pintu keluar.Tapi kepala pelayan Tan menghalangi langkah Ethan dan memberanikan dirinya untuk bicara. Pria tua itu mengatakan kepada Ethan kalau setelah Megan masuk ke dalam kamar, wanita itu tidak mau bicara apa-apa selain kepada dokter Helena. Karena khawatir dengan kondisi Megan yang sedang hamil muda, kepala pelayan Tan mengambil inisiatif untuk memanggil dokter Helena.“Tuan, sepertinya Nona mengalami trauma. Nona tampak ketakutan melihat siapapun mendekatinya, termasuk saya. Nona hanya mau bicar
“Aku tahu. Ayo kita kesana sekarang. Kepala pelayan Tan, jaga Ethan. Cepat kabari kami tentang keadaannya nanti,” titah Ilham lalu bersiap-siap menuju Mansion Stephenson bersama Michela.Sepanjang perjalanan, Michela terus melamun sambil menatap keluar jendela. Mereka naik mobil yang biasa dipakai mengantar Megan kemana-mana. Michela merasa dirinya tidak pantas berada di mobil Ilham lagi. Keengganan Michela membuat Ilham mengalah, yang paling penting baginya saat ini adalah berusaha memperbaiki segalanya.“Michela, sampai kapan kau akan mendiamkan aku seperti ini? Kau hanya bicara seperlunya,” ucap Ilham sendu.“Memangnya aku harus bicara apa lagi, Tuan Ilham. Jangan lupa, apa yang sudah kau ucapkan. Seharusnya kita sudah mengurus perceraian dengan pengacara. Tapi untuk saat ini, aku hanya ingin menantu dan anakku baik-baik saja,” ucap Michela dingin.Ilham hampir bicara lagi, tapi mereka sudah hampir sampai di Mansion Stephenson. Kehadiran mereka berdua rupanya mengejutkan Gregory da
“Aku akan bicara dengan dokter Helena, kak. Untuk saat sekarang, bersabarlah dan perhatikan kesehatanmu,” pinta Joshua.“Tapi kenapa Megan bersikap seperti itu? Kenapa dia pergi dari sini?” tanya Ethan sambil memijat tengkuknya yang sakit.Joshua tidak mengatakan apa-apa lalu menutup sambungan teleponnya dengan Michela. Saat ini satu-satunya orang yang bisa menjawab pertanyaan Ethan adalah dokter Helena. Joshua pun memutuskan kalau sebaiknya Ethan langsung pergi menemui Megan di Mansion Gregory.“Kita bicara dulu dengan dokter Hell disana, sebelum bertemu kakak ipar. Aku juga tidak menjamin kalau kakak ipar mau bertemu dengan Kakak. Tapi setidaknya kakak ipar bisa melihat kesungguhan Kakak,” ucap Joshua.Ethan hanya mengangguk lalu mengikuti Joshua keluar dari kamar tamu. Saat itu kepala pelayan Tan sedang bicara dengan seseorang di depan pintu. Ethan tersenyum teduh ketika melihat siapa yang sedang berdiri di depan kepala pelayan Tan.“Adam!” panggil Ethan lalu bergegas mendekati Ada
Ethan hanya diam mendengarkan penuturan Megan. Ilham belum mengatakan apapun tentang menerima Megan sebagai menantu keluarga Wibisana. Entah ini permainan baru Ilham atau kenyataannya pria itu memang benar-benar sudah sadar dengan kesalahannya. Satu hal yang Ethan ingin pastikan adalah Ilham tidak akan menjadi musuhnya lagi.“Mas, kamu dengerin aku nggak?” tanya Megan membuyarkan lamunan Ethan.“Iya, aku dengar semuanya. Aku hanya sedang berpikir. Betapa beruntungnya aku memiliki seorang istri yang baik dan bijaksana sepertimu. Aku harap putra kita nanti akan sama baik dan bijaksana sepertimu, Megan,” ucap Ethan tulus.“Bagaimana kalau dia perempuan?” tanya Megan sambil mengelus perutnya.Ethan tersenyum ke arah Megan lalu mengucapkan sebaris kalimat yang membuat Megan menutup mulutnya saking terharunya. “Putri kita akan menjadi putri yang kuat dan tabah. Dia yang akan melindungi semua orang di keluarga WIbisana. Penghapus bagi setiap air mata yang jatuh dari mata kita, orang tuanya.