“Sudah kubilang, kalian tidak boleh menatap calon istriku,” ancam Gregory posesif. Pria itu sudah selesai berpakaian dan keluar dari kamar dokter Helena. Dia menyerahkan ponsel wanita itu yang terus berdengung sejak tadi.“Siapa yang menelpon?” tanya Gregory.“Ini chat dari kepala pelayan Tan. Aku diminta datang ke mansion. Ah, mobilku masih di bengkel,” keluh dokter Helena sambil membalas chat dari kepala pelayan Tan.“Ada mobil yang bisa mengantarmu di bawah. Cepat ganti baju, wife. Aku tidak bisa menemanimu ke mansion. Kabari aku tentang keadaan Megan nanti,” ucap Gregory sambil berdiri di hadapan dokter Helena.“Ada apa? Kau tidak berangkat?” tanya dokter Helena heran.Gregory menunduk lalu menunjuk keningnya minta diciumm dokter Helena. Pria itu menitahkan kalau dokter Helena harus melakukannya setiap kali mereka akan berpisah dan sibuk dengan aktifitas masing-masing.“Kau konyol sekali, hubby. Ada mereka disini, kamu nggak malu?” tanya dokter Helena.Tapi Gregory tetap kekeh ing
Di Mansion Wibisana, Ethan baru saja keluar dari ruang kerjanya setelah bicara dengan Ilham, Michela dan perawat jaga. Tujuan utama Ethan adalah kamar tidurnya tempat dia membawa Megan untuk beristirahat tadi. Kepala pelayan Tan yang melihat sosok Ethan, menghentikan pria itu tepat waktu.“Tuan, Nona dibawa ke Mansion Stephenson oleh dokter Helena,” lapor kepala pelayan Tan.“Siapa yang mengizinkannya?! Kenapa kepala pelayan Tan tidak memanggilku?!” kejar Ethan sambil berjalan mendekati pintu keluar.Tapi kepala pelayan Tan menghalangi langkah Ethan dan memberanikan dirinya untuk bicara. Pria tua itu mengatakan kepada Ethan kalau setelah Megan masuk ke dalam kamar, wanita itu tidak mau bicara apa-apa selain kepada dokter Helena. Karena khawatir dengan kondisi Megan yang sedang hamil muda, kepala pelayan Tan mengambil inisiatif untuk memanggil dokter Helena.“Tuan, sepertinya Nona mengalami trauma. Nona tampak ketakutan melihat siapapun mendekatinya, termasuk saya. Nona hanya mau bicar
“Aku tahu. Ayo kita kesana sekarang. Kepala pelayan Tan, jaga Ethan. Cepat kabari kami tentang keadaannya nanti,” titah Ilham lalu bersiap-siap menuju Mansion Stephenson bersama Michela.Sepanjang perjalanan, Michela terus melamun sambil menatap keluar jendela. Mereka naik mobil yang biasa dipakai mengantar Megan kemana-mana. Michela merasa dirinya tidak pantas berada di mobil Ilham lagi. Keengganan Michela membuat Ilham mengalah, yang paling penting baginya saat ini adalah berusaha memperbaiki segalanya.“Michela, sampai kapan kau akan mendiamkan aku seperti ini? Kau hanya bicara seperlunya,” ucap Ilham sendu.“Memangnya aku harus bicara apa lagi, Tuan Ilham. Jangan lupa, apa yang sudah kau ucapkan. Seharusnya kita sudah mengurus perceraian dengan pengacara. Tapi untuk saat ini, aku hanya ingin menantu dan anakku baik-baik saja,” ucap Michela dingin.Ilham hampir bicara lagi, tapi mereka sudah hampir sampai di Mansion Stephenson. Kehadiran mereka berdua rupanya mengejutkan Gregory da
“Aku akan bicara dengan dokter Helena, kak. Untuk saat sekarang, bersabarlah dan perhatikan kesehatanmu,” pinta Joshua.“Tapi kenapa Megan bersikap seperti itu? Kenapa dia pergi dari sini?” tanya Ethan sambil memijat tengkuknya yang sakit.Joshua tidak mengatakan apa-apa lalu menutup sambungan teleponnya dengan Michela. Saat ini satu-satunya orang yang bisa menjawab pertanyaan Ethan adalah dokter Helena. Joshua pun memutuskan kalau sebaiknya Ethan langsung pergi menemui Megan di Mansion Gregory.“Kita bicara dulu dengan dokter Hell disana, sebelum bertemu kakak ipar. Aku juga tidak menjamin kalau kakak ipar mau bertemu dengan Kakak. Tapi setidaknya kakak ipar bisa melihat kesungguhan Kakak,” ucap Joshua.Ethan hanya mengangguk lalu mengikuti Joshua keluar dari kamar tamu. Saat itu kepala pelayan Tan sedang bicara dengan seseorang di depan pintu. Ethan tersenyum teduh ketika melihat siapa yang sedang berdiri di depan kepala pelayan Tan.“Adam!” panggil Ethan lalu bergegas mendekati Ada
Ethan hanya diam mendengarkan penuturan Megan. Ilham belum mengatakan apapun tentang menerima Megan sebagai menantu keluarga Wibisana. Entah ini permainan baru Ilham atau kenyataannya pria itu memang benar-benar sudah sadar dengan kesalahannya. Satu hal yang Ethan ingin pastikan adalah Ilham tidak akan menjadi musuhnya lagi.“Mas, kamu dengerin aku nggak?” tanya Megan membuyarkan lamunan Ethan.“Iya, aku dengar semuanya. Aku hanya sedang berpikir. Betapa beruntungnya aku memiliki seorang istri yang baik dan bijaksana sepertimu. Aku harap putra kita nanti akan sama baik dan bijaksana sepertimu, Megan,” ucap Ethan tulus.“Bagaimana kalau dia perempuan?” tanya Megan sambil mengelus perutnya.Ethan tersenyum ke arah Megan lalu mengucapkan sebaris kalimat yang membuat Megan menutup mulutnya saking terharunya. “Putri kita akan menjadi putri yang kuat dan tabah. Dia yang akan melindungi semua orang di keluarga WIbisana. Penghapus bagi setiap air mata yang jatuh dari mata kita, orang tuanya.
Megan yang berada di kamarnya, secara kebetulan menoleh kearah jendela dan melihat Ethan bersama Gregory. Wanita itu mendekati jendela kamar lalu mengintip keluar. Pemandangan jendela kamar Megan memang langsung mengarah pada kolam renang di samping mansion.“Mereka lagi ngapain?” gumam Megan heran.Seseorang berjalan mendekati jendela, lalu melihat kearah yang sama dengan Megan. Alex mengamati apa yang akan dilakukan Ethan dan Gregory di dekat kolam renang. Dari tanda-tandanya, tidak mungkin rasanya mereka berdua akan bergulat di dalam kolam renang. Akhir-akhir ini hubungan antara Ethan dan Gregory sudah lebih baik dari sejak mereka bermusuhan.Alex yang sudah kembali sehat dan bisa melakukan tugasnya lagi, memberi kejutan di mansion itu ketika Megan tiba bersama mertuanya. Tentu saja Megan sangat senang melihat pelayan setia sekaligus pengawalnya itu sudah kembali bersamanya. Setidaknya Megan tidak akan merasakan kesepian lagi ketika Ethan sibuk bekerja.“Mereka nggak akan bertengka
Ethan sudah masuk ke kamar mandi di kamar Megan untuk mengganti pakaiannya yang basah ketika Alex menyusul mereka. Megan meminta pada Alex untuk mencarikan pakaian ganti untuk Ethan. Saat Ethan keluar dari kamar mandi, Megan menatap lekat-lekat tubuh suaminya itu yang hanya berbalut handuk menutupi pinggangnya.“Sayang, kalau disini tidak ada bajuku, aku pinjam bathrobe saja ya,” pinta Ethan pura-pura tidak melihat cara Megan menatapnya.Ethan sengaja terlihat biasa-biasa saja dihadapan Megan untuk melihat reaksi wanita itu. Perlahan Megan mendekati Ethan lalu menatapnya dalam. Dibandingkan dengan rasa takutnya pada teriakan Ethan, Megan kini merindukan suaminya itu. Dia sudah terbiasa tidur dalam pelukan Ethan, terlebih kondisinya sedang hamil saat ini.Ketika Alex kembali mengetuk pintu kamar, tidak ada seorangpun yang membukanya. Megan sudah menarik Ethan kembali ke dalam kamar mandi lalu mengisi bathup dengan air hangat. Ethan masih bersikap biasa padahal dalam hatinya girang sete
Gregory mengerutkan keningnya ketika melihat Ethan mendekatinya dengan langkah cepat. Pria itu baru saja keluar dari kamar Megan yang akhirnya tertidur pulas. Setelah Ethan menjatuhkan bobot tubuhnya di sofa ruang tengah, pria itu bersedekap sambil menatap tajam pada Gregory.“Ada apa? Tatapanmu itu seperti ingin menghabisiku saat ini juga. Apalagi yang tidak memuaskanmu?” tanya Gregory bertubi-tubi.“Satu-satunya yang memuaskanku hanya bercinta dengan Megan. Apa kau kekurangan bodyguard? Seseorang mengintip ke dalam kamar Megan tadi. Kalau mataku tidak waspada, dia bisa melihat tubuh polos Megan saat kami bercinta tadi,” ucap Ethan lancar jaya tanpa filter.“Kau itu mau mengajukan keluhan atau pamer. Kalau saja Helena mau kuapa-apain, kau tidak akan punya kesempatan untuk bicara seperti itu sekarang,” omel Gregory sebal.“Kau kan bisa ngapa-ngapain wanita lain kalau Helena tidak mau melakukannya sebelum menikah. Kenapa jadi kamu yang curhat?!” omel Ethan membalas Gregory.“Aku sudah