TIT!Terdengar suara dari laptop Adam di dalam kamar Ethan. Saat pria itu sedang asyik bermesraan dengan Megan, aplikasi pencari kecocokan wajah telah selesai melakukan tugasnya. Angka 99,99% muncul secara dramatis di layar laptop itu. Menunjukkan kecocokan hampir 100% antara wajah Alexandra dengan wajah Megan.Tentu saja Ethan belum menyadari kalau aplikasinya sudah menyelesaikan tugasnya dengan baik. Perlahan layar laptop Adam mulai menghitam dan berada dalam mode sleep. Ketika Megan akhirnya beranjak dari atas tempat tidur, Ethan juga melakukan hal yang sama. Dia kembali duduk di atas sofa lalu mengambil ponselnya. Cukup banyak panggilan tak terjawab dan chat dari beberapa rekan bisnisnya termasuk Tuan Herlan dan Tuan Derlan.Kedua pria itu mengatakan kalau mereka sudah menemukan istri mereka masing-masing dan menanyakan tentang kondisi Megan. Tentu saja Ethan langsung membalasnya dengan cepat. Megan sudah ditemukan dan dalam keadaan baik-baik saja, begitu ketiknya. Sesuatu yang me
“Nyonya mencari saya?” Adam yang dicari-cari tiba-tiba muncul di belakang Megan.Wanita itu segera menarik ujung jas Adam lalu memintanya duduk di sofa. Tanpa basa-basi, Megan menanyakan semua yang Adam tahu tentang kejadian saat Ethan bersama dengan Annie. Tentu saja Adam mengatakan semuanya dengan jujur tanpa ada embel-embel kebohongan. Saat Adam selesai menceritakan semuanya, Ethan sudah berdiri di depan keduanya.“Kalian bicara apa? Kenapa duduknya dekat-dekat?!” hardik Ethan sambil berkacak pinggang.Megan dan Adam saling pandang melihat posisi duduk mereka. Jelas sekali mereka duduk di sofa yang terpisah. Megan duduk di sofa panjang, sedangkan Adam duduk di sofa tunggal. Ada meja kaca yang memisahkan mereka berdua.“Mas, ini sudah setengah meter jaraknya. Masa dekat-dekatan. Duduk sini, mas,” pinta Megan sambil menepuk tempat kosong di sampingnya.Ethan menurut, lalu duduk di samping Megan. Wanita itu menatap kagum pada sosok Ethan yang terlihat tampan dengan kemeja biru dongker
“Aku rasa, aku tahu harus mulai darimana? Kita harus bertanya pada Ibu dan Ayah mertua. Mereka pasti tahu sesuatu tentang kejadian di malam itu. Adam, kau juga selidiki ada kejadian apa malam itu. Tidak mungkin Megan tiba-tiba ditinggalkan di samping bangunan tua begitu saja,” ucap Ethan cepat.“Baik, Tuan. Mau berangkat sekarang, Tuan?” tanya Adam yang ingin menggoda Ethan.“Kemana?” tanya Ethan tiba-tiba blank.“Bertanya pada orang tua Nyonya Megan,” sahut Adam sambil menutup laptopnya.Tatapan tajam langsung menyerang Adam dari mata hazelnut Ethan. Dia masih ingin menghabiskan waktunya berbulan madu di Dubai bersama Megan. Mendengar dirinya akan segera pulang untuk bertemu orang tuanya, Megan langsung tersenyum sumringah.“Kita pulang ya. Aku kangen Ibu dan Ayah, mas. Penasaran juga sama ceritaku waktu kecil dulu,” ucap Megan bersemangat.“Yah, kita baru sehari disini, sayang. Kamu juga belum jalan-jalan ‘kan? Kita belum coba nunu nana di sofa, di dapur, di lemari baju, di--.”“Nga
Di dalam pesawat jet pribadi Ethan, Megan sedang tertidur pulas setelah kelelahan karena terlalu tegang. Dia baru pertama kali melihat langsung seseorang ditembak di depan matanya. Sewaktu kejadian tembak-tembakan dulu saat pertama bertemu Ethan, Megan hanya fokus melarikan diri.Ethan pun beranjak dari sisi Megan dan berjalan mendekati kursi Adam. Dia ingin membahas beberapa hal penting sebelum beristirahat. Melihat bosnya berjalan mendekati tempat duduknya, Adam segera bergeser ke samping. Ethan pun duduk di samping Adam. Pandangan matanya langsung tertuju pada layar laptop Adam.“Kamu lagi ngapain?” tanya Ethan.“Saya mencari berita tentang kejadian 23 tahun lalu, Tuan. Ada berita tentang kecelakaan yang menimpa orang tua Gregory. Saat itu hanya Nona Alexandra yang selamat. Mereka baru saja pulang dari rumah sakit setelah Nona Alexandra dilahirkan dan mobil mereka tertabrak truk,” ucap Adam cepat.“Hanya 1 bayi? Lalu bagaimana dengan Megan? Tidak mungkin dia muncul dari langit begi
“Nyonya, senang bertemu dengan anda lagi,” ucap kepala pelayan Tan penuh hormat.Pelan-pelan Megan mulai menyadari keberadaannya. Dia melihat sekeliling ruang tamu itu dan mengangguk yakin kalau dirinya pernah ke Mansion itu.“Mas, aku pernah kesini loh. Waktu itu aku mengembalikan paket yang kesasar. Jadi ini rumahmu, mas?” tanya Megan pada Ethan.“Tentu saja kau pernah kesini. Aku yang mengirimkan paket kesasar itu untuk mengujimu.” Ethan berjengit kaget karena keceplosan sendiri.“Mengujiku? Kenapa?” tanya Megan bingung. Tetapi sedetik kemudian, dia seperti tersadar kenapa Ethan melakukan itu.“Jadi kamu kira aku wanita matre? Suka sama uang dan barang-barang berharga? Tega kamu, mas.”Megan menepuk dada Ethan dengan keras lalu mencubit lengan suaminya itu. Ethan hanya bisa pasrah menanggapi kekesalan Megan. Dia menurunkan Megan dengan hati-hati lalu menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Megan yang masih kesal, terus memukuli Ethan sampai perutnya berbunyi lagi.GRUK!Megan m
“Mas!” pekik Megan gelagapan tiba-tiba diserang suaminya.“Dadah, sayang. Hati-hati di jalan. Nanti malam, kita ngadon anak lagi ya. Kali ini kamu yang diatas, biar mantep goyangnya,” ucap Ethan sambil cengengesan.“Mas! Iih! Malu didengar yang lain!” Megan langsung menutup wajahnya dengan kedua tangan.Ethan lalu keluar dari mobil Jeep itu dan menunggu Moji masuk ke dalam mobil. Bodyguard itu duduk di belakang bersama Megan. Sebelum Moji menutup pintu mobil, Ethan memperingatkan Moji untuk menjaga jaraknya dari Megan.“Baik, Tuan. Saya mengerti,” sahut Moji sambil nyengir.“Kenapa kamu cengar-cengir. Senang ya, bisa duduk dekat-dekat istriku!” tuduh Ethan tanpa dasar.“Ti--tidak, Tuan. Saya senang karena bisa ketemu Boni,” sahut Moji sambil garuk-garuk kepala.“Tuan, mereka sudah seperti air kelapa dan ampasnya. Tidak terpisahkan. Kalau ditugaskan ke dua tempat yang berbeda, mereka saling merindukan satu sama lain,” celetuk Adam dingin.“So sweet banget,” sahut Megan geli.“Kalian no
Di kantor Wibisana Corp..Segera setelah Adam menutup teleponnya, Ethan sudah bertanya duluan pada asisten pribadinya itu.“Ada apa, Adam?! Megan--.”“Tuan, kita harus pergi,” ucap Adam cepat memotong ucapan Ethan.Ethan segera berdiri lalu menyambar mantelnya kembali. Dia berjalan memutari meja kerjanya dan melewati Sekretaris Tania begitu saja.“Tuan, ini belum selesai,” ucap Sekretaris Tania tetapi Ethan hanya mengangkat tangannya untuk menghentikan sekretarisnya itu.Adam tidak sempat bicara lagi dan dengan cepat membuka pintu ruang kerja Ethan. Dia tahu kalau Ethan akan memerintahkan mereka segera ke rumah Megan meskipun tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya.“Tuan, ada beberapa orang yang menyerang rumah Nyonya. Boni baru saja melaporkannya. Saya menduga kalau mereka orang-orang suruhan Gregory,” ucap Adam ketika mereka sudah masuk ke dalam lift.Ethan mengepalkan tangannya geram. Dia tidak perlu bicara apa-apa untuk membuat Adam tahu kalau dirinya sedang murka. Dahinya menggel
Moji dan Boni memaksakan tubuh mereka untuk berdiri tegak meskipun dengan tubuh gemetar. Bukan mereka takut akan dihukum, tetapi akibat pukulan para penyerang mereka tadi baru terasa sekarang. Melihat Ethan keluar dari mobilnya dan langsung berjalan cepat menuju ke arah mereka, Moji dan Boni nyengir lebar ke arah mereka.“Kalian ….” Ethan tertegun melihat wajah Moji dan Boni yang babak belur. Kemarahannya langsung menurun 10% dari sebelumnya.“Tuan, kami sempat mengejar mobil itu tadi. Kami sudah mengambil foto--.” Belum selesai Moji bicara, tubuhnya sudah limbung.Moji nyaris jatuh tersungkur di tanah kalau Ethan tidak sigap membantunya. Kondisi Boni juga sama saja dengan Moji. Babak belur dengan dasar mengalir dari sudut bibir dan kening mereka. Gigi Boni bahkan ada yang hilang satu ketika dia nyengir barusan dan sepertinya pria itu tidak sadar dengan kondisinya sendiri.“Kalian duduk dulu. Adam, periksa mereka,” ucap Ethan berusaha untuk tenang. Dia akan menyimpan tenaganya untuk m