Share

Melawan Sosok Lain Sean.

Author: Winarsih_wina
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Talak bab 135

"Sayang, aku membawamu kemari bukan untuk kerja. Tapi untuk liburan, bisa gak sih berhenti dulu? Serahkan pekerjaan itu pada asistenmu," pinta Sean.

Rani tak menghiraukan suaminya, yang tengah merengek seperti anak kecil. Sedangkan tadi dia yang sibuk bekerja, kini dia pula yang ribut. "Sebentar lagi, Sayang. Aku tinggal kirim email saja." Rani terpaksa membuka mulutnya, karena Sean mulai memasang wajah kesal.

"Sudah selesai. Ayo, mau kemana kau membawaku?" tanya Rani. "Ayo kita pergi sekarang." Sean mengulurkan tangannya. Rani menyambut tangan itu dengan senang hati.

"Sean, syukurlah aku temukan kau di sini." Rani dan Sean terkejut saat membuka pintu villa. Seorang gadis sudah berdiri di depan pintu. "Kau bereskan urusanmu, sepertinya aku mau tidur saja." Rani menepis tangan Sean kemudian memutar tubuhnya, kembali ke dalam villa. "Bukan kau yang harus pergi."

Sean mengangkat tubuh istrinya yang tengah merajuk. Menggendongnya seperti seorang pengantin, membuat Olivia mer
Winarsih_wina

Happy reading and bantu vote ya guys. terima kasih.

| 2
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Winarsih_wina
ok kak terima kasih mengikuti cerita ini.
goodnovel comment avatar
Riana Tepuna
lanjutan ceritanya menarik perhatian ditunggu lanjutannya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Bagaimana Rasanya Menjadi Wanita Penghancur.

    Talak bab 136Rani mencium kening dan pipi Sean. Pria itu tertidur setelah membuat jantung sang istri berdenyut karena takut, perlahan Rani turun dari tempat tidur, lalu keluar melihat para tamu yang tak mereka undang. Mereka terlihat santai duduk di depan villa. Seolah sedang piknik, memang di depan ada kursi yang terletak di bawah pohon mangga. Mereka duduk sambil makan camilan. "Tante Stella bisa kita bicara berdua?" tanya Rani pelan dengan wajah datar. Dia tak merasa bersalah sama sekali, karena membiarkan para tamu itu di luar villa."Apa yang ingin kau bicarakan dengan Tante, Rani?" tanya Stella dengan wajah yang tak kalah datar. Rani tertawa melihat perubahan Stella, selama ini mereka tak pernah bicara berduaan. Selalu ada Sean di antara mereka, kali ini berhadapan langsung, akhirnya wanita ini menunjukkan wajah aslinya."Aku minta bawa mereka meninggalkan tempat ini. Jika tidak, aku takut kau akan menghadapi masalah besar. Asal tau saja Sean sebenarnya sudah tau, kalau wanita

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Wanita Yang Meninggalkan Bayinya.

    Talak bab 137"Apa ini, Kak? Kenapa jadi begini?" tanya Wendi sembari meletakkan sebuah map ke hadapan Rani. Perlahan wanita itu mengambil dan membukanya, jelas Rani tau apa yang tertera di dalam map itu."Aku tak bermaksud menyembunyikan semua ini darimu. Semua ini menjadi bebanku juga, karena tak bisa bicara langsung padamu. Selain itu ada satu lagi rahasia besar, yang juga takut aku ungkapkan padamu." Rani mencoba mendekati Wendi yang terlihat pucat. Duduk memeluk lututnya, dia tau ini hal besar yang sulit Wendi terima. "Masih ada rahasia lain lagi. Kali ini apa lagi, Kak?" tanya Wendi frustasi. "Ini tentang ...ibumu," jawab Rani lirih.Mendengar kata ibu membuat Wendi gemetar. Rani buru-buru memeluk Wendi agar pria itu tenang, luka hati dan kekecewaan, membuat Wendi tak ingin mendengar tantang wanita keji itu. Wanita yang meninggalkannya, saat masih berusia belum genap satu tahun."Apa dia masih hidup? Bagaimana hidupnya sekarang?" tanya Wendi lirih. "Awalnya hidupnya terlalu baha

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Ada Apa Dengan Sean.

    Talak bab 138"Sudah siap?" tanya Rani pada Wendi. Pria itu terlihat tak baik-baik saja, Rani terpaksa membawanya menemui orang yang selama ini Wendi cari selama hidupnya."Aku sudah siap, Kak. Hanya saja aku heran, kenapa kau membawaku ke tempat ini, setahuku ini properti milik Sean." Wendi menatap Rani namun wanita itu tak banyak bicara, hanya mengengam tangan Wendi dan membawanya masuk."Dimana dia?" tanya Rani singkat pada seorang pelayan yang Miko tugaskan merawat mama Sean. "Apa dia menjadi pelayan di sini?" tanya Wendi sinis. Dia melirik mama Sean yang duduk di kursi roda tanpa bergerak. Dia masih tak memperhatikan Rani yang menatap dirinya. Wanita itu mengeratkan genggaman tangannya, membuat Wendi beralih lalu menatap tangannya. "Ada apa?" tanyanya pada Rani. Bukannya menjawab, Rani hanya menunjuk ke arah wanita lumpuh di atas kursi roda. Wendi masih tak mengerti membuat Rani, terpaksa membuka mulutnya. "Citra Dwi Astuti, Dia merubah wajahnya menjadi Sagita Rahayu. Demi memb

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Terungkap Satu Rahasia.

    Talak bab 139Rani berjalan mondar-mandir di ruang kerjanya. Sejak tadi pekerjaannya sudah selesai, hanya saja dia memilih kembali ke kantornya saat melihat keadaan Sean yang terlihat aneh. "Apa dia melihat aku dan Wendi berciuman semalam? Jika iya, kenapa dia tak marah. Hanya saja wajahnya terlihat sedih." Rani terus memikirkan perubahan suaminya. Perubahan yang membuatnya sedih dan merasa kehilangan kehangatan sang suami.Merasa pusing Rani melangkah menuju ke jendela. Menempelkan keningnya lalu membenturkan ke kaca jendela, awalnya pelan hingga akhirnya lebih keras. Hingga dia terkejut saat merasa keningnya membentur benda lain. "Sayang!" Rani terkejut karena melihat keningnya membentur telapak tangan Sean. Dia tak mendengar, saat pria itu memasuki ruang kerjanya. "Apa yang kau lakukan, Sayang?" tanya Sean. Sembari mengusap kening sang istri."Aku tak melakukan apa-apa. Hanya merasa sedikit pusing." Rani melangkah menuju ke sofa. Dia duduk lalu memijit keningnya lagi, dia tak ingi

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Rani Mulai Menyerang Musuhnya.

    Talak bab 140"Kenapa mereka berdua ada di sini?" tanya Sean, saat melihat Wendi dan Marco telah duduk di taman belakang. "Aku ada urusan dengan mereka, apa kau merasa keberatan, Sayang?" Rani melingkarkan tangannya ke leher Sean. Membuat pria itu tak berkutik, namun pria itu terlihat memijit keningnya yang tiba-tiba terasa pusing.Dengan kesal menghampiri kedua pria yang membuatnya sakit kepala. Satu pria mengharapkan janda istrinya, satu lagi berani menikmati bibir Rani. Bagaimana bisa wanita kejam itu, masih bisa membuatnya berhadapan dengan keduanya."Jangan memasang wajah masam begitu. Beri mereka senyum manismu, agar mereka tak merasa tertekan saat berada di tempat kita," pinta Rani di samping Sean. Sebelum pria itu melangkah menuju ke arah Marco dan Wendi. "Apa kalian benar-benar tak memikirkan wanita lain? Hingga malam Minggu pun, masih sibuk kerja dan menganggu ketenangan istriku," tanya Sean sinis.Wendi dan Marco saling tatap lalu tak membuka mulutnya. Mereka tau Sean hanya

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Aku Beri Satu Lagi Kepercayaan Padamu, Sean.

    Talak bab 141."Sean, sedang apa kau di situ? Ini masih malam, kau bisa tidur sebentar sebelum pergi ke kantor." Saat menyapa Sean, tangan Rani bergerak cepat menekan keypad laptopnya. Gerakannya cepat namun halus. Sean bisa melihat gerakan itu, membuat hatinya masam. Dia menduga sang istri tak ingin dia tau apa yang dia lakukan. "Aku membawa susu hangat dan roti bakar, bisa mengganjal perutmu sebelum waktu sarapan." Sean meletakkan nampan berisi susu dan roti di hadapan Rani. Wanita itu tersenyum, lalu meraih gelas untuk meminum susu buatan sang suami. "Terima kasih," ucap Rani pelan. "Sama-sama, itu aku minta seorang pelayan membuatkannya." Sean mengatakan dengan ringan. Namun cukup membuat Rani tersedak, lalu berlari ke toilet untuk memuntahkan apa yang baru saja dia minum.Sean menatap Rani yang baru keluar dari kamar mandi, dengan wajah tegang. Selama ini dia terlalu waspada pada semua orang di mansion, siapa sangka Sean akan meminta pelayan membuatkannya susu."Lain kali tidak

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Kabur Lagi.

    Talak bab 142."Bagaimana tugas kalian berdua?" tanya Rani pada Wendi dan Marco. mendengar pertanyaan Rani, kedua pria itu memasang wajah sedih, bukannya menjawab Wendi menyerahkan berkas yang dia bawa.Setelah memeriksa sebentar Rani akhirnya tersenyum. Senyum yang terlihat begitu bahagia, senyum yang dapat di lihat oleh Sean yang datang ingin menemui sang istri. Senyum yang justru membuat Sean kecewa. 'Dia bisa tersenyum selepas itu, hanya saat bersama Marco dan Wendi,' ujarnya dalam hati sebelum berbalik dan pergi. Sedang di ruangannya, Rani melempar kedua pria itu dengan kotak tissue. Mereka tertawa karena berhasil mengerjai Rani. "Ini luar biasa, kalian bahkan berhasil menandatangani enam kontrak besar." Rani tertawa namun mendadak dia terdiam saat menyadari sesuatu."Empat kontrak di tandatangani oleh seorang wanita. Apa ada trik yang kalian lakukan? Jawab dengan jujur." tanya Rani sembari menatap tajam Wendi dan Marco. "Trik apa sih, Kak? Kalau soal kerjasama dengan para wanit

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Pria Masa Remaja Rani.

    Talak bab 143"Apa tak capek setiap marah kabur? Setelah itu kembali seperti tak punya harga diri. Perempuan jalang miskin tapi belagu, aku yakin anak laki-laki itu bukan anak tuan muda besar. Pasti anak haramnya dengan pria lain, makanya dia bisa melarikan diri empat tahun yang lalu." Kata-kata itu membuat Rani sangat emosi. Dia mendekati pelayan muda yang selalu bicara padanya dengan sangat ketus, dengan cepat tangannya menghajar gadis muda itu. Dia bahkan menginjak-injak tubuh pelayan itu, aksinya berhenti saat paman Shaleh mencegah perbuatannya."Paman Shaleh, pecat gadis ini sekarang juga! Aku tak mau melihat wajahnya lagi. Kau perempuan bodoh lain kali jaga bicaramu, jika tidak, kau mungkin tak akan bisa hidup lebih lama lagi." Rani kembali memukul kepala pelayan muda itu. "Maaf Nyonya muda, saya tidak bisa memecat pelayan ini. Tanpa seijin Tuan muda besar, mohon maafkan saya." Paman Shaleh terlihat bingung. Dia melirik pelayan muda itu, yang terlihat kesakitan. Bukan dia tak

Latest chapter

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Serangan Dari Riri.

    Rani berhenti menguap saat melihat di depan lobby perusahaannya penuh wartawan. Dia dan Sean saling pandang setelah itu sibuk mengaktifkan ponselnya, benar saja ratusan panggilan dan pesan masuk tanpa di buka.'Buka link ini.' Pesan Wendi. Pesan yang sama dari Marco, Gilang dan yang lainnya. Sean segera menyambar ponsel sang istri lalu membuka link dari Wendi. Sean terlihat marah begitu melihat Vidio lama Rani saat di bully."Berikan padaku." Rani merampas ponselnya dari tangan Sean. Meski dia tau Sean bukan marah padanya tapi tetap saja dia tak mau sang suami melihat keadaannya yang memalukan itu, apalagi dia tau vidio itu telah di edit sedemikian rupa. "Jangan menangis." Sean memeluk tubuh Rani yang mulai bergetar. Pria itu menghapus airmata di pipi sang istri dan menenangkan. Rani mencoba memejamkan mata untuk bersiap menghadapi wartawan, Sean menggenggam telapak tangannya dan meminta agar tidak keluar tapi Rani menolaknya. "Ini kesempatan bagus untuk menghancurkan Riri dan membe

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Suami-Istri Saling Memanjakan

    Talak bab 202Rani menatap Marco dan Wendi yang duduk di depannya setelah memberikan laporan. Wanita itu tersenyum sinis sembari mengetukkan jarinya di atas meja. "Lawan yang lumayan tangguh, kelicikan mereka patut mendapatkan acungan jari jempol. Kali ini Hardian yang mereka gigit sampai mati." Rani tertawa sinis."Ada bagusnya juga jadi aku bisa menendang mereka dengan kekuatanku sendiri. Kalian bisa istirahat sisanya biar aku yang membereskannya." Rani kembali menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Di Sedangkan Marco dan Wendi menikmati camilan buatan Rani. "Sebenarnya aku kasihan dengan teman kedua wanita itu. Dia hanya ingin menjilat tapi baru mulai langsung jadi korban fitnah, siapa sangka dia akan menjadi tersangka hanya karena meletakkan lipstik di dalam tas menjadi meletakkan narkoba." Wendi teringat pada wanita yang menangis sembari memohon saat di kantor polisi."Justru para penjilat seperti itu yang pantas di musnahkan, mereka yang punya andil besar untuk menyakiti orang ya

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Mengancam Balik

    Talak bab 201"Kau sudah gila, Sean!" pekik Rani saat melihat siapa orang-orang yang ada di dalam kantor polisi. "Kau bahkan membawa orang dari dinas pendidikan, juga Kepala sekolah yang lama." Rani merasa kakinya lemas. Uang menyelesaikan masalah yang tak dia selesaikan selama lebih dari sepuluh tahun."Setelah masalah ini selesai, kau harus mengalihkan sebagian hartamu padaku," dengus Rani dengan kesal. "Macam orang miskin aja gayamu." Sean juga tak mau kalah mencibir istrinya tanpa menyadari di belakang mereka Della dan Hardian sudah sampai, mereka mendengar suami-istri itu bercanda berdua. "Cepat jalan!" Sean dan Rani berbalik saat mendengar bentakan itu.Mereka tersenyum melihat Della dan Hardian datang. Sean merengkuh bahu sang istri menghindari Della dan Hardian, kedua orang itu terpaksa melangkah masuk dan terpekik saat melihat keluarga mereka datang. "Anak kurang ajar, kau membuat keluarga kita malu." Della jatuh setelah sang ibu mendorongnya. Wanita itu meringis saat merasaka

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Membalaskan Dendam Sang Istri.

    Talak bab 200Wendi dan Marco terlihat duduk sambil cemberut. Mereka kesal karena harus mengikuti permintaan Rani, sedangkan Sean terlihat diam sembari menggenggam telapak tangan sang istri. "Selama ini aku tidak berada di sampingmu saat kau membutuhkanku, tapi saat ini aku akan menemanimu untuk bermain sampai puas." Sean mengecup kening Rani lalu membiarkannya keluar dari mobil.Rani berdiri di depan hotel tempat reuni di adakan. Dia tersenyum walau terlihat getir, dia tau sudah waktunya dia membalas apa yang dia dapatkan selama sekolah dulu. "Sayang tenang saja aku ada di belakangmu. Bermain saja sepuasmu urusan lainnya aku yang akan membereskannya," ujar Sean dari dalam mobil.Rani berbalik sebentar lalu menganggukkan kepala. Setelah itu dia berjalan menuju ke dalam hotel, dengan senyum di bibir dia menghampiri kerumunan orang yang pasti sedang menunggunya. "Kau berjalan kaki apa tidak naik mobil, Ran?" tanya seseorang seperti yang dia duga mereka memang menunggunya."Naik, tapi tur

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Trauma Rani.

    Talak bab 199Marco berdiri di depan Rani dengan kepala menunduk. Dia menatap berkas di tangannya, namun tak berani menyerahkan pada wanita itu. Wendi yang juga berada di ruangan itu bersama Rani merasa heran, karena merasa bosan dengan keraguan Marco, maka Wendi segera merampas berkas itu dan menyerahkan pada Rani. Hanya saja Wendi tidak menyangka setelah itu Marco akan kabur begitu saja. Merasa ada yang aneh pria itu segera berdiri dan bersiap untuk melarikan diri, sayangnya dia terlambat karena Rani sudah menarik kerah bajunya dan menjambak rambutnya dengan keras. "Brengsek, Sean mengenal Della wibisana!" Mendengar ucapan Rani membuat otak Wendi nyaris meledak. Pantas saja Marco Kabur secepat kilat dan dia dengan bodohnya mengorbankan diri menerima kemarahan Rani. "Pergi, bantu Marco menyelidiki sejak kapan mereka kenal!" Rani kembali berteriak membuat Wendi segera keluar dari ruangan Rani. Begitu sampai depan pintu matanya berkilau, saat melihat Sean datang membawa banyak bungku

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Undangan Reuni.

    Talak bab 198Wendi menatap tajam dua orang di depannya. Dia kesal karena menangkap adegan tak pantas di dalam lift. Saat dia sedang kesal, Sean dan Rani tengah bercumbu dengan penuh nafsu.Jika dia tidak menarik kerah baju Sean, pria itu tidak akan pernah tau kalau pintu lift sudah terbuka cukup lama. Bukannya malu Sean sempat mencium lagi bibir sang istri sebelum membawanya keluar dan berjalan menuju ke ruangan Wendi."Bersihkan bibirmu itu." Wendi melemparkan kotak tisu di depan Sean, sedangkan Rani langsung kabur ke kamar mandi membenarkan lipstiknya. "Kau sudah cukup dewasa dan tau rasanya pisah lama dengan wanitamu. Jangan bilang kau belum menyentuh gadis itu?" Sean menunjuk pada foto di meja Wendi.Wajah seorang gadis yang mengorbankan diri demi Rani dan Wendi. Gadis satu-satunya yang menguasai jiwa dan raga Wendi, mendengar pertanyaan Sean membuat Wendi meringis karena dia memang belum menyentuh pujaan hatinya itu."Tunggu apa lagi? Nikahi dia. Jika kau tak berani maka biarkan

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Rahasia Stella Terungkap.

    Talak bab 197Rumah keluarga Narendra gempar saat Rani kembali membawa kedua anaknya pulang. Kedua orang tua Rani dan kedua orang tua Sean menangis, saat melihat kedua cucunya dalam keadaan sehat.Semua orang bahagia kecuali Sean. Pria itu menatap di kejauhan Rani tengah berbicara dengan Wendi, dia merasa marah dan cemburu namun tak mampu berbuat apa-apa. Jari lentiknya mengetuk meja dari pelan kemudian menjadi cepat saat melihat Rani memeluk Wendi. "Tetap di tempat, Daddy. Jika tidak mommy bisa mengamuk saat seseorang menganggu dia yang sedang bicara." Entah sejak kapan Junior sudah duduk di sampingnya. Menatap seolah kasihan pada sang ayah.Sean menarik napas sembari menatap sang anak. Semakin lama anak ini semakin mirip Wendi selalu membuatnya kesal, lihat caranya bicara seolah dia bukan ayahnya. "Apa kau tau, Jun? Papi bisa mengirim dirimu pergi jika terus membuat Papi kesal," ancam Sean.Bukannya takut Junior malah menatap seolah tak percaya. Hal itu membuat Sean semakin kesal, t

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Kembali pulang.

    Talak bab 196Di jalanan sepi terlihat sebuah mobil Fortuner melaju dengan sangat cepat. Di belakangnya terlihat beberapa motor mengejar, Lotus terlihat begitu tenang mengemudikan mobil Fortuner itu, di belakangnya Junior duduk sibuk dengan ponselnya.Meski berusia belia tapi anak itu mewarisi ketenangan Rani. Sesekali dia melirik ke belakang lalu memberi perintah, untuk melaju ke arah yang sudah dia tentukan. "Apa Tuan muda sudah menunggu di sana, Tuan Muda kecil?" tanya Lotus dengan suara masih terdengar santai. Junior tak menjawab tapi menganggukkan kepala. "Kita akan lihat siapa yang akan muncul duluan," jawab Junior dengan wajah tenang. Lotus membawa mobilnya menuju jalan yang sudah Junior tentukan. Di belakangnya para pengejarnya masih berusaha mengalahkan Lotus, tapi mereka resah karena orang yang mereka kejar sangat ahli mengemudi.Tak berapa lama Junior meminta Lotus melambatkan mobilnya. Para pengejar itu terlihat bingung namun mereka senang, karena mengira pekerjaan mereka

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Perintah Menghabisi Nyawa Junior.

    Talak bab 195Keluarga Narendra gempar saat mendengar penangkapan Stella. Tuduhannya tak main-main pengedar dan penyalahgunaan obat terlarang. Pihak rumah sakit segera menghubungi Sean, karena ada dugaan Stella menyalahgunakan jabatannya saat bekerja di rumah sakit mereka."Ini gila! Berani sekali wanita itu melakukan hal seperti ini." Sean meradang setelah mengetahui perbuatan Stella. Tak ada cara lain Sean juga melaporkan temuannya.Dalam beberapa hari Sean menghadapi banyak tekanan. Apalagi saat mendengar Margin juga di tangkap, saat sedang pesta seks dan narkoba di sebuah hotel. Nama baik rumah sakitnya harus terseret, karena Stella dan Margin pernah bekerja di tempatnya."Sial!" pekik Sean dengan kesal. Di depannya Miko hanya bisa diam, karena dia juga tidak tau cara menghadapi situasi mereka saat ini. "Kirim pengacara untuk menghadapi jika ada tuduhan dari Stella dan Margin. Mereka pasti tidak mau jatuh sendiri, pasti mencari kambing hitam." Sean memberi perintah pada Miko. Mere

DMCA.com Protection Status