Share

Ada Apa Dengan Sean.

Author: Winarsih_wina
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Talak bab 138

"Sudah siap?" tanya Rani pada Wendi. Pria itu terlihat tak baik-baik saja, Rani terpaksa membawanya menemui orang yang selama ini Wendi cari selama hidupnya.

"Aku sudah siap, Kak. Hanya saja aku heran, kenapa kau membawaku ke tempat ini, setahuku ini properti milik Sean." Wendi menatap Rani namun wanita itu tak banyak bicara, hanya mengengam tangan Wendi dan membawanya masuk.

"Dimana dia?" tanya Rani singkat pada seorang pelayan yang Miko tugaskan merawat mama Sean. "Apa dia menjadi pelayan di sini?" tanya Wendi sinis. Dia melirik mama Sean yang duduk di kursi roda tanpa bergerak.

Dia masih tak memperhatikan Rani yang menatap dirinya. Wanita itu mengeratkan genggaman tangannya, membuat Wendi beralih lalu menatap tangannya. "Ada apa?" tanyanya pada Rani.

Bukannya menjawab, Rani hanya menunjuk ke arah wanita lumpuh di atas kursi roda. Wendi masih tak mengerti membuat Rani, terpaksa membuka mulutnya.

"Citra Dwi Astuti, Dia merubah wajahnya menjadi Sagita Rahayu. Demi memb
Winarsih_wina

Happy reading and bantu vote ya guys. terima kasih.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Riana Tepuna
lanjutan daripada ceritanya makin penasaran
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Terungkap Satu Rahasia.

    Talak bab 139Rani berjalan mondar-mandir di ruang kerjanya. Sejak tadi pekerjaannya sudah selesai, hanya saja dia memilih kembali ke kantornya saat melihat keadaan Sean yang terlihat aneh. "Apa dia melihat aku dan Wendi berciuman semalam? Jika iya, kenapa dia tak marah. Hanya saja wajahnya terlihat sedih." Rani terus memikirkan perubahan suaminya. Perubahan yang membuatnya sedih dan merasa kehilangan kehangatan sang suami.Merasa pusing Rani melangkah menuju ke jendela. Menempelkan keningnya lalu membenturkan ke kaca jendela, awalnya pelan hingga akhirnya lebih keras. Hingga dia terkejut saat merasa keningnya membentur benda lain. "Sayang!" Rani terkejut karena melihat keningnya membentur telapak tangan Sean. Dia tak mendengar, saat pria itu memasuki ruang kerjanya. "Apa yang kau lakukan, Sayang?" tanya Sean. Sembari mengusap kening sang istri."Aku tak melakukan apa-apa. Hanya merasa sedikit pusing." Rani melangkah menuju ke sofa. Dia duduk lalu memijit keningnya lagi, dia tak ingi

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Rani Mulai Menyerang Musuhnya.

    Talak bab 140"Kenapa mereka berdua ada di sini?" tanya Sean, saat melihat Wendi dan Marco telah duduk di taman belakang. "Aku ada urusan dengan mereka, apa kau merasa keberatan, Sayang?" Rani melingkarkan tangannya ke leher Sean. Membuat pria itu tak berkutik, namun pria itu terlihat memijit keningnya yang tiba-tiba terasa pusing.Dengan kesal menghampiri kedua pria yang membuatnya sakit kepala. Satu pria mengharapkan janda istrinya, satu lagi berani menikmati bibir Rani. Bagaimana bisa wanita kejam itu, masih bisa membuatnya berhadapan dengan keduanya."Jangan memasang wajah masam begitu. Beri mereka senyum manismu, agar mereka tak merasa tertekan saat berada di tempat kita," pinta Rani di samping Sean. Sebelum pria itu melangkah menuju ke arah Marco dan Wendi. "Apa kalian benar-benar tak memikirkan wanita lain? Hingga malam Minggu pun, masih sibuk kerja dan menganggu ketenangan istriku," tanya Sean sinis.Wendi dan Marco saling tatap lalu tak membuka mulutnya. Mereka tau Sean hanya

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Aku Beri Satu Lagi Kepercayaan Padamu, Sean.

    Talak bab 141."Sean, sedang apa kau di situ? Ini masih malam, kau bisa tidur sebentar sebelum pergi ke kantor." Saat menyapa Sean, tangan Rani bergerak cepat menekan keypad laptopnya. Gerakannya cepat namun halus. Sean bisa melihat gerakan itu, membuat hatinya masam. Dia menduga sang istri tak ingin dia tau apa yang dia lakukan. "Aku membawa susu hangat dan roti bakar, bisa mengganjal perutmu sebelum waktu sarapan." Sean meletakkan nampan berisi susu dan roti di hadapan Rani. Wanita itu tersenyum, lalu meraih gelas untuk meminum susu buatan sang suami. "Terima kasih," ucap Rani pelan. "Sama-sama, itu aku minta seorang pelayan membuatkannya." Sean mengatakan dengan ringan. Namun cukup membuat Rani tersedak, lalu berlari ke toilet untuk memuntahkan apa yang baru saja dia minum.Sean menatap Rani yang baru keluar dari kamar mandi, dengan wajah tegang. Selama ini dia terlalu waspada pada semua orang di mansion, siapa sangka Sean akan meminta pelayan membuatkannya susu."Lain kali tidak

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Kabur Lagi.

    Talak bab 142."Bagaimana tugas kalian berdua?" tanya Rani pada Wendi dan Marco. mendengar pertanyaan Rani, kedua pria itu memasang wajah sedih, bukannya menjawab Wendi menyerahkan berkas yang dia bawa.Setelah memeriksa sebentar Rani akhirnya tersenyum. Senyum yang terlihat begitu bahagia, senyum yang dapat di lihat oleh Sean yang datang ingin menemui sang istri. Senyum yang justru membuat Sean kecewa. 'Dia bisa tersenyum selepas itu, hanya saat bersama Marco dan Wendi,' ujarnya dalam hati sebelum berbalik dan pergi. Sedang di ruangannya, Rani melempar kedua pria itu dengan kotak tissue. Mereka tertawa karena berhasil mengerjai Rani. "Ini luar biasa, kalian bahkan berhasil menandatangani enam kontrak besar." Rani tertawa namun mendadak dia terdiam saat menyadari sesuatu."Empat kontrak di tandatangani oleh seorang wanita. Apa ada trik yang kalian lakukan? Jawab dengan jujur." tanya Rani sembari menatap tajam Wendi dan Marco. "Trik apa sih, Kak? Kalau soal kerjasama dengan para wanit

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Pria Masa Remaja Rani.

    Talak bab 143"Apa tak capek setiap marah kabur? Setelah itu kembali seperti tak punya harga diri. Perempuan jalang miskin tapi belagu, aku yakin anak laki-laki itu bukan anak tuan muda besar. Pasti anak haramnya dengan pria lain, makanya dia bisa melarikan diri empat tahun yang lalu." Kata-kata itu membuat Rani sangat emosi. Dia mendekati pelayan muda yang selalu bicara padanya dengan sangat ketus, dengan cepat tangannya menghajar gadis muda itu. Dia bahkan menginjak-injak tubuh pelayan itu, aksinya berhenti saat paman Shaleh mencegah perbuatannya."Paman Shaleh, pecat gadis ini sekarang juga! Aku tak mau melihat wajahnya lagi. Kau perempuan bodoh lain kali jaga bicaramu, jika tidak, kau mungkin tak akan bisa hidup lebih lama lagi." Rani kembali memukul kepala pelayan muda itu. "Maaf Nyonya muda, saya tidak bisa memecat pelayan ini. Tanpa seijin Tuan muda besar, mohon maafkan saya." Paman Shaleh terlihat bingung. Dia melirik pelayan muda itu, yang terlihat kesakitan. Bukan dia tak

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Ngidam Bikin Perkara.

    Talak bab 144Rani baru saja memasuki tempat parkir perusahaan, saat melihat Sean berdiri di depan mobilnya. Pria itu merentangkan tangan seolah tidak takut mati di tabrak. "Jika ingin mati, jangan menyusahkan aku dan anak dalam perutku, Sean!" Rani berteriak keras. Wanita itu keluar dari mobilnya lalu menghampiri Sean. Dengan marah dia memukuli pria itu mengunakan tas mahalnya, dia seolah tak perduli meski Sean tak menghindari pukulannya.Kehamilan membuat pikirannya tidak stabil. Kemarahan pada Sean akhirnya dia luapkan begitu saja, namun rasa sakit dan kecewa, membuatnya menangisi semua hal yang telah terjadi. Melihat Rani berhenti memukul dan memilih duduk di tanah. membuat Sean merasakan sakit yang luar biasa, kali ini rasa takut, kecewa dan kemarahannya menguap begitu saja. Dia tak bermaksud menyakiti atau mengabaikan sang istri, hanya saja kebenaran yang baru dia temukan membuatnya merasa Rani menipunya."Maafkan aku, Sayang." Sean memeluk Rani lalu mengangkatnya dari tanah. T

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Menginginkan Istriku, Langkahi Dulu Mayatku!

    Talak bab 145Sean terdiam di dalam mobilnya. Ucapan Miko tadi sungguh membuatnya terpukul, seorang Miko, sahabat seumur hidupnya saja, pernah berniat meninggalkannya lalu bagaimana dengan Rani. Wanita yang dia nikahi tanpa cinta. Mengalami banyak ujian karena dirinya, bagaimana dia bisa berharap Rani akan bertahan dengannya, yang terbelenggu oleh dendam dan kebencian.Sean berteriak sembari memukuli dadanya. Rasa sakit kala di tinggalkan, di khianati dan tak diinginkan oleh siapa pun. Menambah rasa sakit itu semakin menyesakkan dadanya. 'aku hanya ingin di cintai dan itu cukup dari Rani dan anak-anakku. Apakah tak ada kesempatan sekali lagi untukku?' tanya Sean dalam hatinya. 'Tidak, aku bisa kehilangan segalanya tapi tidak kehilangan Rani dan anak-anakku,' pikir Sean lagi. Berpikir begitu Sean langsung melajukan mobilnya menuju ke kantor Rani. Jika dulu dia tak pernah menunjukkan cintanya, kali ini dia bertekad untuk kembali meraih cinta sang istri. 'Sayang, tunggu aku membuktikan

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Kecelakaan.

    Talak bab 146"Mau menjenguk orang sakit atau menemui seorang kekasih?" Pertanyaan yang membuat Sean terhenyak. Sedangkan pria yang bertanya hanya tersenyum sinis."Wendi diam." Rani terpaksa membungkam mulut Wendi. Dia iba melihat Sean yang terduduk lemas di sofa, pandangan matanya terlihat begitu menderita. "Lemah Kak, baru mendapat sedikit sindiran, sudah loyo seperti kerupuk kena air," ejek Wendi lagi."Kau mau diam atau aku suruh seseorang melemparkanmu keluar?" tanya Rani dengan kejam. Mendengar ucapan sang istri, tiba-tiba semangat Sean kembali lagi. "Tak perlu memanggil orang, Sayang. Aku akan membantumu melemparkan dia keluar." Sean melipat lengan bajunya. Bersiap untuk membawa Wendi keluar dari kantor istrinya, kalau perlu keluar dari hidup pujaan hatinya. "Bagus, setelah itu kau tak perlu masuk lagi kemari," ucapan Rani membuat Sean terkejut. Sedangkan Wendi terkekeh geli, untuk pertama kalinya dia merasa senang melihat ketegasan Rani. Walau kemudian dia harus menahan mual

Latest chapter

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Serangan Dari Riri.

    Rani berhenti menguap saat melihat di depan lobby perusahaannya penuh wartawan. Dia dan Sean saling pandang setelah itu sibuk mengaktifkan ponselnya, benar saja ratusan panggilan dan pesan masuk tanpa di buka.'Buka link ini.' Pesan Wendi. Pesan yang sama dari Marco, Gilang dan yang lainnya. Sean segera menyambar ponsel sang istri lalu membuka link dari Wendi. Sean terlihat marah begitu melihat Vidio lama Rani saat di bully."Berikan padaku." Rani merampas ponselnya dari tangan Sean. Meski dia tau Sean bukan marah padanya tapi tetap saja dia tak mau sang suami melihat keadaannya yang memalukan itu, apalagi dia tau vidio itu telah di edit sedemikian rupa. "Jangan menangis." Sean memeluk tubuh Rani yang mulai bergetar. Pria itu menghapus airmata di pipi sang istri dan menenangkan. Rani mencoba memejamkan mata untuk bersiap menghadapi wartawan, Sean menggenggam telapak tangannya dan meminta agar tidak keluar tapi Rani menolaknya. "Ini kesempatan bagus untuk menghancurkan Riri dan membe

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Suami-Istri Saling Memanjakan

    Talak bab 202Rani menatap Marco dan Wendi yang duduk di depannya setelah memberikan laporan. Wanita itu tersenyum sinis sembari mengetukkan jarinya di atas meja. "Lawan yang lumayan tangguh, kelicikan mereka patut mendapatkan acungan jari jempol. Kali ini Hardian yang mereka gigit sampai mati." Rani tertawa sinis."Ada bagusnya juga jadi aku bisa menendang mereka dengan kekuatanku sendiri. Kalian bisa istirahat sisanya biar aku yang membereskannya." Rani kembali menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Di Sedangkan Marco dan Wendi menikmati camilan buatan Rani. "Sebenarnya aku kasihan dengan teman kedua wanita itu. Dia hanya ingin menjilat tapi baru mulai langsung jadi korban fitnah, siapa sangka dia akan menjadi tersangka hanya karena meletakkan lipstik di dalam tas menjadi meletakkan narkoba." Wendi teringat pada wanita yang menangis sembari memohon saat di kantor polisi."Justru para penjilat seperti itu yang pantas di musnahkan, mereka yang punya andil besar untuk menyakiti orang ya

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Mengancam Balik

    Talak bab 201"Kau sudah gila, Sean!" pekik Rani saat melihat siapa orang-orang yang ada di dalam kantor polisi. "Kau bahkan membawa orang dari dinas pendidikan, juga Kepala sekolah yang lama." Rani merasa kakinya lemas. Uang menyelesaikan masalah yang tak dia selesaikan selama lebih dari sepuluh tahun."Setelah masalah ini selesai, kau harus mengalihkan sebagian hartamu padaku," dengus Rani dengan kesal. "Macam orang miskin aja gayamu." Sean juga tak mau kalah mencibir istrinya tanpa menyadari di belakang mereka Della dan Hardian sudah sampai, mereka mendengar suami-istri itu bercanda berdua. "Cepat jalan!" Sean dan Rani berbalik saat mendengar bentakan itu.Mereka tersenyum melihat Della dan Hardian datang. Sean merengkuh bahu sang istri menghindari Della dan Hardian, kedua orang itu terpaksa melangkah masuk dan terpekik saat melihat keluarga mereka datang. "Anak kurang ajar, kau membuat keluarga kita malu." Della jatuh setelah sang ibu mendorongnya. Wanita itu meringis saat merasaka

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Membalaskan Dendam Sang Istri.

    Talak bab 200Wendi dan Marco terlihat duduk sambil cemberut. Mereka kesal karena harus mengikuti permintaan Rani, sedangkan Sean terlihat diam sembari menggenggam telapak tangan sang istri. "Selama ini aku tidak berada di sampingmu saat kau membutuhkanku, tapi saat ini aku akan menemanimu untuk bermain sampai puas." Sean mengecup kening Rani lalu membiarkannya keluar dari mobil.Rani berdiri di depan hotel tempat reuni di adakan. Dia tersenyum walau terlihat getir, dia tau sudah waktunya dia membalas apa yang dia dapatkan selama sekolah dulu. "Sayang tenang saja aku ada di belakangmu. Bermain saja sepuasmu urusan lainnya aku yang akan membereskannya," ujar Sean dari dalam mobil.Rani berbalik sebentar lalu menganggukkan kepala. Setelah itu dia berjalan menuju ke dalam hotel, dengan senyum di bibir dia menghampiri kerumunan orang yang pasti sedang menunggunya. "Kau berjalan kaki apa tidak naik mobil, Ran?" tanya seseorang seperti yang dia duga mereka memang menunggunya."Naik, tapi tur

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Trauma Rani.

    Talak bab 199Marco berdiri di depan Rani dengan kepala menunduk. Dia menatap berkas di tangannya, namun tak berani menyerahkan pada wanita itu. Wendi yang juga berada di ruangan itu bersama Rani merasa heran, karena merasa bosan dengan keraguan Marco, maka Wendi segera merampas berkas itu dan menyerahkan pada Rani. Hanya saja Wendi tidak menyangka setelah itu Marco akan kabur begitu saja. Merasa ada yang aneh pria itu segera berdiri dan bersiap untuk melarikan diri, sayangnya dia terlambat karena Rani sudah menarik kerah bajunya dan menjambak rambutnya dengan keras. "Brengsek, Sean mengenal Della wibisana!" Mendengar ucapan Rani membuat otak Wendi nyaris meledak. Pantas saja Marco Kabur secepat kilat dan dia dengan bodohnya mengorbankan diri menerima kemarahan Rani. "Pergi, bantu Marco menyelidiki sejak kapan mereka kenal!" Rani kembali berteriak membuat Wendi segera keluar dari ruangan Rani. Begitu sampai depan pintu matanya berkilau, saat melihat Sean datang membawa banyak bungku

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Undangan Reuni.

    Talak bab 198Wendi menatap tajam dua orang di depannya. Dia kesal karena menangkap adegan tak pantas di dalam lift. Saat dia sedang kesal, Sean dan Rani tengah bercumbu dengan penuh nafsu.Jika dia tidak menarik kerah baju Sean, pria itu tidak akan pernah tau kalau pintu lift sudah terbuka cukup lama. Bukannya malu Sean sempat mencium lagi bibir sang istri sebelum membawanya keluar dan berjalan menuju ke ruangan Wendi."Bersihkan bibirmu itu." Wendi melemparkan kotak tisu di depan Sean, sedangkan Rani langsung kabur ke kamar mandi membenarkan lipstiknya. "Kau sudah cukup dewasa dan tau rasanya pisah lama dengan wanitamu. Jangan bilang kau belum menyentuh gadis itu?" Sean menunjuk pada foto di meja Wendi.Wajah seorang gadis yang mengorbankan diri demi Rani dan Wendi. Gadis satu-satunya yang menguasai jiwa dan raga Wendi, mendengar pertanyaan Sean membuat Wendi meringis karena dia memang belum menyentuh pujaan hatinya itu."Tunggu apa lagi? Nikahi dia. Jika kau tak berani maka biarkan

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Rahasia Stella Terungkap.

    Talak bab 197Rumah keluarga Narendra gempar saat Rani kembali membawa kedua anaknya pulang. Kedua orang tua Rani dan kedua orang tua Sean menangis, saat melihat kedua cucunya dalam keadaan sehat.Semua orang bahagia kecuali Sean. Pria itu menatap di kejauhan Rani tengah berbicara dengan Wendi, dia merasa marah dan cemburu namun tak mampu berbuat apa-apa. Jari lentiknya mengetuk meja dari pelan kemudian menjadi cepat saat melihat Rani memeluk Wendi. "Tetap di tempat, Daddy. Jika tidak mommy bisa mengamuk saat seseorang menganggu dia yang sedang bicara." Entah sejak kapan Junior sudah duduk di sampingnya. Menatap seolah kasihan pada sang ayah.Sean menarik napas sembari menatap sang anak. Semakin lama anak ini semakin mirip Wendi selalu membuatnya kesal, lihat caranya bicara seolah dia bukan ayahnya. "Apa kau tau, Jun? Papi bisa mengirim dirimu pergi jika terus membuat Papi kesal," ancam Sean.Bukannya takut Junior malah menatap seolah tak percaya. Hal itu membuat Sean semakin kesal, t

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Kembali pulang.

    Talak bab 196Di jalanan sepi terlihat sebuah mobil Fortuner melaju dengan sangat cepat. Di belakangnya terlihat beberapa motor mengejar, Lotus terlihat begitu tenang mengemudikan mobil Fortuner itu, di belakangnya Junior duduk sibuk dengan ponselnya.Meski berusia belia tapi anak itu mewarisi ketenangan Rani. Sesekali dia melirik ke belakang lalu memberi perintah, untuk melaju ke arah yang sudah dia tentukan. "Apa Tuan muda sudah menunggu di sana, Tuan Muda kecil?" tanya Lotus dengan suara masih terdengar santai. Junior tak menjawab tapi menganggukkan kepala. "Kita akan lihat siapa yang akan muncul duluan," jawab Junior dengan wajah tenang. Lotus membawa mobilnya menuju jalan yang sudah Junior tentukan. Di belakangnya para pengejarnya masih berusaha mengalahkan Lotus, tapi mereka resah karena orang yang mereka kejar sangat ahli mengemudi.Tak berapa lama Junior meminta Lotus melambatkan mobilnya. Para pengejar itu terlihat bingung namun mereka senang, karena mengira pekerjaan mereka

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Perintah Menghabisi Nyawa Junior.

    Talak bab 195Keluarga Narendra gempar saat mendengar penangkapan Stella. Tuduhannya tak main-main pengedar dan penyalahgunaan obat terlarang. Pihak rumah sakit segera menghubungi Sean, karena ada dugaan Stella menyalahgunakan jabatannya saat bekerja di rumah sakit mereka."Ini gila! Berani sekali wanita itu melakukan hal seperti ini." Sean meradang setelah mengetahui perbuatan Stella. Tak ada cara lain Sean juga melaporkan temuannya.Dalam beberapa hari Sean menghadapi banyak tekanan. Apalagi saat mendengar Margin juga di tangkap, saat sedang pesta seks dan narkoba di sebuah hotel. Nama baik rumah sakitnya harus terseret, karena Stella dan Margin pernah bekerja di tempatnya."Sial!" pekik Sean dengan kesal. Di depannya Miko hanya bisa diam, karena dia juga tidak tau cara menghadapi situasi mereka saat ini. "Kirim pengacara untuk menghadapi jika ada tuduhan dari Stella dan Margin. Mereka pasti tidak mau jatuh sendiri, pasti mencari kambing hitam." Sean memberi perintah pada Miko. Mere

DMCA.com Protection Status