Beranda / Romansa / Takdir Pilihan CEO / Persiapan Malam Pertama

Share

Persiapan Malam Pertama

Penulis: Revi Auliya
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-11 20:55:53

"Memangnya enggak boleh ya aku tidur bareng kamu? kamu kan calon istriku," ucap Kevin dengan senyum jahilnya.

"Ih kamu apaan sih, jangan gitu ah," ujar Ara malu.

"Calon Nyonya Alterio, harus nurut dong," ucap Kevin lagi semakin menggoda Ara.

"Pergi sekarang, kita kan belum nikah, lagian juga mama enggak ada bilang kalau kamu boleh tidur sama aku!"

"Mama kan cuma enggak ada nyuruh, bukan berarti mama ngelarang iya kan? ayo lah, sekali aja, pembukaan sebelum sah," ujar Kevin semakin menggoda dan berusaha mendekati Ara.

Tapi sayang, aksi Kevin tertangkap oleh Kaila.

"Kevin! apa yang kamu lakukan?" tanya Kaila sambil berkacak pinggang di hadapan Kevin.

"Enggak ngapa-ngapain Ma, cuma mau nengok Ara aja, kira-kira dia nyenyak enggak tidurnya malam ini, iya kan sayang?" sedangkan Ara yang ditanya hanya dapat mengangguk pasrah, sambil menahan tawa melihat tingkah calon suaminya itu.

"Awas aja ya kalau aneh-aneh, ayo kembali ke kamarmu sendiri, jangan ganggu Ara! dia capek," perintah Kaila.

"Iya Ma, Kevin balik sekarang, bye sayang," ucap Kevin sambil tersenyum manis ke arah Ara. 

"Mama tinggal ya sayang, kalau ada apa-apa kabarin, tidur nyenyak, janga begadang!" Lalu Kaila pun ikut pergu dari kamar Ara.

**

Pagi harinya, Ara sarapan bersama Kevin, Kaila, dan Kenzo.

"Pagi cantik!" ucap Kaila, dan Kenzo menyapa calon menantunya itu.

"Pagi Ma, Pa," sahut Ara sambil tersenyum manis.

"Kamu enggak nyapa calon istrimu, Vin?" tanya Kaila heran.

"Pagi sayangku, cintaku, pujaan hatiku," ujar Kevin sambil tersenyum lebar.

"Dasar aneh, gara-gara ketahuan tadi malam jadi kesal sendiri kan," sindir Kaila.

"Ada apa memangnya tadi malam?" sahut Kenzo penasaran.

"Itu loh Pa..." ucapan Kaila terpotong karena Kevin menatap Kaila dengan tajam.

"Oke mama enggak cerita, makanya kamu nurut! awas aja ya siang nanti kamu telat datang ke butik!" ancam Kaila.

"Iya Ma, sudah lah, Kevin mau berangkat kerja dulu," Kevin pun bangkit dari kursinya, dan menghampiri Ara untuk mengecup kening Ara di depan kedua orang tuanya. Ara yang sedang asik makan, sontak terdiam akibat perlakuan Kevin ini.

"Wah, sudah berani terang-terangan dia sekarang," goda Kenzo, tetapi Kevin bodo amat dan segera berjalan ke parkiran mobilnya.

**

"Kabarnya, tiga hari lagi kamu mau nikah, benar Vin?" tanya Harly ke Kevin.

"Iya benar," sahut Kevin.

"Wah berarti, beneran jadi nikah sama cewek itu dong?"

"Iyalah, siapa lagi kalau bukan sama dia, kan pas pemilihan takdir kemarin aku milih dia gimana sih," ucap Kevin heran.

"Btw Vin, Ara itu cantik banget loh, mustahil kalau kamu enggak jatuh cinta ke dia," ujar Harly.

"Iya, aku pun mengakuinya, tapi untuk saat ini, aku belum merasakan cinta sih ke dia."

"Kalau kamu enggak mau sama dia, kasih ke aku aja," ujar Harly dengan percaya dirinya.

"Enak aja, kamu kan sudah ada jatah jodohnya sendiri!"

"Jodohku kurang wah."

"Eh bentar ada telepon masuk," ucap Kevin sambil mengangkat ponselnya yang bergetar sejak tadi.

"Halo Kevin!" ucap Kaila dari telepon.

"Iya Ma, ada apa?"

"Kamu enggak lupa pesan mama kan?"

"Enggak Ma, kan ini masih jam sembilan pagi, belum kan? kata mama siang," ujar Kevin.

"Iya siang, tapi siangnya jam dua belas, awas kalau kamu lupa!"

"Enggak lupa Ma, Kevin masih banyak kerjaan nih," ucap Kevin lagi.

"Makanya datang sekarang."

"Kok sekarang? kata mama siang, gimana sih," ujar Kevin bingung.

"Sebelum fitting baju, kita ke tempat catering dulu, ke tempat dekorasi juga, memangnya kamu enggak mau acaramu mewah?"

"Haduh, iya deh ma iya,ya sudah bentar lagi Kevin nyusul."

"Oke, mama tunggu!" kemudian panggilan telepon pun terputus.

"Aku harus pergi sekarang," ucap Kevin bergegas pergi.

"Mau kemana?" tanya Harly.

"Biasalah, tahu sendiri kan mamaku gimana?" 

"Gini amat nasib calon pengantin baru, semangat bro!" ucap Harly memberi semangat.

Setelah menempuh waktu kurang lebih dua puluh menit, Kevin pun sampai di tempat catering yang diberi tahu mamanya, disana sudah ada Ara, dan Kaila yang menunggu, Kevin pun mencicipi makanan yang akan dihidangkan di acara pernikahannya nanti. Setelah dari catering, mereka ke tempat dekorasi, Kevin, dan Ara sepakat untuk memilih tema dengan nuansa silver agar terlihat lebih elegan. Setelah selesai memilih tema dekorasi, mereka pun akhirnya ke butik.

"Lumayan melelahkan ya hari ini," ucap Kaila.

"Iya Ma, akhirnya sudah sampai di tujuan terakhir kita," sahut Ara.

"Ayo masuk!" ajak Kaila menggandeng Ara, sedangkan Kevin di belakangnya berjalan sendiri bagaikan pengawal yang sedang mengawasi tuan putri.

"Mana calon mempelai prianya?" tanya petugas butik tersebut, Kevin pun datang dan mencoba beberapa jas, dan pakaian pernikahan lainnya, dan dari kejauhan nampak Ara yang juga sedang mencoba pakaian-pakaian tersebut. 

Ketika melihat Ara memakai gaun putih dengan motif elegan, seketika Kevin terpesona melihatnya, ia berdecak kagum. Lalu ia segera menghampiri Ara.

"Cantik sekali," celetuk Kevin sambil memandangi Ara.

"Ih kamu apaan sih, aku kan jadi malu," ucap Ara malu-malu.

"Seksi, cantik, sangat sempurna di tubuhmu," ujar Kevin dengan senyum jahilnya.

"Terima kasih," sahut Ara lalu hendak pergi dari tempat ganti baju itu, tetapi Kevin menahannya, Kevin hendak mendaratkan ciumannya di bibir ranum Ara, tetapi tiba-tiba Kevin melihat pantulan bayangan Kaila, seketika Kevin menghentikan aksinya.

"Bagaimana? sudah puas pilih-pilihnya? apa ingin motif, atau model yang lain?" tanya Kaila.

"Tidak Ma, ini saja cukup," sahut Kevin.

"Em oke kalau begitu, mari kita pulang."

Setelah fitting baju selesai, mereka pun pulang, tetapi Kevin menahan Ara agar tidak pulang bersama Kaila, karena Kevin ingin mengajak Ara ke suatu tempat.

"Memangnya kalian mau kemana?" tanya Kaila heran.

"Ada deh, sudah lah Ma, enggak perlu khawatir, Kevin enggak bakal berbuat yang aneh-aneh kok ke Ara," ucap Kevin berusaha meyakinkan Kaila.

"Oke lah kalau begitu, Ara segera kabari mama ya jika terjadi sesuatu, jangan biarkan Kevin berbuat yang tidak-tidak ke kamu," pesan Kaila ke Ara, Ara pun hanya mengangguk, dan kemudian segera ikut pergi bersama Kevin.

Di dalam mobil sangatlah sunyi, bahkan Ara tidak tahu Kevin hendak mengajaknya kemana.

"Kita mau kemana?" tanya Ara penasaran karena sudah lima belas menit perjalanan, tetapi belum juga sampai ke tujuan, bahkan perjalanannya semakin jauh karena melewati jalan yang begitu sepi.

"Sudah, enggak usah khawatir, aku bakal ngajak kamu ke suatu tempat yang enggak akan kamu lupakan," sahut Kevin meyakinkan Ara.

"Em oke, aku jadi penasaran kita mau kemana," ujar Ara.

Hingga akhirnya mereka sampai di suatu tempat setelah menempuh jarak selama kurang lebih tiga puluh menit. Waktu yang lumayan lama.

Bab terkait

  • Takdir Pilihan CEO   Selamat Tinggal

    Clara Felysia Jovanka, atau yang kerap disapa Ara, bersama teman kecilnya Eugenia Aileen, atau Jeni, kini telah genap berusia 18 tahun, dan ini merupakan suatu pertanda bahwa mereka harus segera pergi dari tempat mereka menghabiskan masa kecil itu."Enggak kerasa ya Ra, usia kita sekarang sudah 18 tahun, kita sudah boleh memilih takdir, dan kehidupan kita sudah bukan urusan negeri ini lagi," ucap Jeni kepada Ara."Benar, akhirnya kita sudah harus meninggalkan tempat ini, pasti kita bakal rindu banget sama kenangan-kenangan yang pernah kita buat disini," sahut Ara."Bunda pasti akan sangat rindu kalian, main-mainlah kesini nanti ya," ucap Bunda pengurus asrama yang sudah merawat Ara, dan Jeni sejak kecil."Bunda, jaga kesehatan baik-baik ya, kami sudah harus pergi sekarang, doakan kami, agar kami memiliki takdir yang baik.""Pasti, sayang, bunda akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian," ucap Dellysa sambil membelai lembut kepala Ara, dan Jen

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-11
  • Takdir Pilihan CEO   Yes or No?

    "Jen, kamu pasti bisa bertahan! kuat ya, bentar lagi bantuan datang kok!""Ra...a...ak...ku..s..su..dah..eng..gak..ku..at..la..gi..j..ja..ga..d..di..ri..ba..ik..ba..ik..ya!" ucap Jeni dengan suara yang terpotong-potong."Kamu kuat! ayo Jen, kamu kuat! pasti bisa bertahan, jangan tinggalin aku, aku enggak punya siapa-siapa lagi selain kamu!" ujar Ara sambil menangis histeris, tidak lama kemudian mata Jeni tertutup, ia meninggal di tempat."Jeni!! Jen, jangan tinggalin aku!" teriak Ara, bertepatan saat itu juga ambulan datang mengurus jenazah Jeni.Kini Ara tinggal seorang diri, tidak ada lagi kawan yang selalu ada untuknya, tidak ada lagi teman ceritanya, baru semalam mereka memulai kehidupan baru menjadi anak mandiri, tapi Jeni sudah meninggalkannya."Jen, kenapa kamu setega ini sih ninggalin aku sendirian, aku masih perlu kamu Jen," ucap Ara pada batu nisan bertuliskan nama 'Eugenia Aileen' yang ada di depannya itu."Tapi, aku janji,

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-11
  • Takdir Pilihan CEO   Dipilih Kamu?

    "Oke kalau begitu, aku terima!" jawab Kevin dengan lantang."Bagus, gitu dong," ucap Harly dengan senyum liciknya.**"Kamu belum pulang, Ra?" tegur Miss Etha ke Ara yang sedang duduk di depan meja kasir."Eh, Miss Etha, sebentar lagi saya pulang kok hehe," sahut Ara dengan senyum manisnya."Bagaimana hari pertamamu? apakah menyenangkan?""Sangat menyenangkan! terima kasih banyak miss, berkat diterima di restoran ini, akhirnya saya bisa punya pekerjaan.""Terima kasih kembali ya, berkat kamu melamar disini, kinerja restoran ini jadi terbantu, karena sebelumnya pelayan yang lain kewalahan, oh iya, saya turut berduka cita ya atas perginya sahabatmu.""Iya miss, Jeni sudah tenang sekarang disana, saya yakin dia pasti juga bahagia kalau tahu saya bahagia disini.""Semangat terus ya, Ara! kalau begitu saya tinggal duluan ya, kamu jangan kelamaan disini, segera istirahat karena besok harus kembali kerja," ujar Miss Etha dengan s

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-11
  • Takdir Pilihan CEO   Calon Nyonya Alterio

    Kevin mengetik nama Ara, dan muncullah nama Clara Felysia Jovanka beserta foto dirinya, lalu Kevin segera mengklik tombol setuju, setelah itu muncul kembali pesan konfirmasi."Saveri Kevin Alterio, kehidupan yang anda pilih adalah kehidupan elit, dan mewah dengan penghasilan minimal $1.000.000/hari, dan jodoh yang anda pilih adalah Clara Felysia Jovanka, usia 18 tahun, ketik setuju sekali lagi jika data ini benar, karena pemilihan ini hanya dapat dilakukan sekali seumur hidup, jadi tolong pastikan bahwa data anda sudah benar," Kevin pun mengklik lagi tombol setuju, dan sistem langsung memproses, lalu menutup portal Ara, dan memberikan pemberitahuan kepada Ara sehingga Ara tidak bisa, dan tidak perlu memilih takdir lagi."Atas nama Clara Felysia Jovanka, takdir anda sudah dipilih oleh pria bernama Saveri Kevin Alterio, usia 28 tahun, kehidupan ekonomi yang dipilih adalah hidup mewah, dan elit dengan penghasilan minimal $1.000.000/hari, berikut foto pasangan anda," lalu

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-11

Bab terbaru

  • Takdir Pilihan CEO   Persiapan Malam Pertama

    "Memangnya enggak boleh ya aku tidur bareng kamu? kamu kan calon istriku," ucap Kevin dengan senyum jahilnya."Ih kamu apaan sih, jangan gitu ah," ujar Ara malu."Calon Nyonya Alterio, harus nurut dong," ucap Kevin lagi semakin menggoda Ara."Pergi sekarang, kita kan belum nikah, lagian juga mama enggak ada bilang kalau kamu boleh tidur sama aku!""Mama kan cuma enggak ada nyuruh, bukan berarti mama ngelarang iya kan? ayo lah, sekali aja, pembukaan sebelum sah," ujar Kevin semakin menggoda dan berusaha mendekati Ara.Tapi sayang, aksi Kevin tertangkap oleh Kaila."Kevin! apa yang kamu lakukan?" tanya Kaila sambil berkacak pinggang di hadapan Kevin."Enggak ngapa-ngapain Ma, cuma mau nengok Ara aja, kira-kira dia nyenyak enggak tidurnya malam ini, iya kan sayang?" sedangkan Ara yang ditanya hanya dapat mengangguk pasrah, sambil menahan tawa melihat tingkah calon suaminya itu."Awas aja ya kalau aneh-aneh, ayo kembali ke kamarmu

  • Takdir Pilihan CEO   Calon Nyonya Alterio

    Kevin mengetik nama Ara, dan muncullah nama Clara Felysia Jovanka beserta foto dirinya, lalu Kevin segera mengklik tombol setuju, setelah itu muncul kembali pesan konfirmasi."Saveri Kevin Alterio, kehidupan yang anda pilih adalah kehidupan elit, dan mewah dengan penghasilan minimal $1.000.000/hari, dan jodoh yang anda pilih adalah Clara Felysia Jovanka, usia 18 tahun, ketik setuju sekali lagi jika data ini benar, karena pemilihan ini hanya dapat dilakukan sekali seumur hidup, jadi tolong pastikan bahwa data anda sudah benar," Kevin pun mengklik lagi tombol setuju, dan sistem langsung memproses, lalu menutup portal Ara, dan memberikan pemberitahuan kepada Ara sehingga Ara tidak bisa, dan tidak perlu memilih takdir lagi."Atas nama Clara Felysia Jovanka, takdir anda sudah dipilih oleh pria bernama Saveri Kevin Alterio, usia 28 tahun, kehidupan ekonomi yang dipilih adalah hidup mewah, dan elit dengan penghasilan minimal $1.000.000/hari, berikut foto pasangan anda," lalu

  • Takdir Pilihan CEO   Dipilih Kamu?

    "Oke kalau begitu, aku terima!" jawab Kevin dengan lantang."Bagus, gitu dong," ucap Harly dengan senyum liciknya.**"Kamu belum pulang, Ra?" tegur Miss Etha ke Ara yang sedang duduk di depan meja kasir."Eh, Miss Etha, sebentar lagi saya pulang kok hehe," sahut Ara dengan senyum manisnya."Bagaimana hari pertamamu? apakah menyenangkan?""Sangat menyenangkan! terima kasih banyak miss, berkat diterima di restoran ini, akhirnya saya bisa punya pekerjaan.""Terima kasih kembali ya, berkat kamu melamar disini, kinerja restoran ini jadi terbantu, karena sebelumnya pelayan yang lain kewalahan, oh iya, saya turut berduka cita ya atas perginya sahabatmu.""Iya miss, Jeni sudah tenang sekarang disana, saya yakin dia pasti juga bahagia kalau tahu saya bahagia disini.""Semangat terus ya, Ara! kalau begitu saya tinggal duluan ya, kamu jangan kelamaan disini, segera istirahat karena besok harus kembali kerja," ujar Miss Etha dengan s

  • Takdir Pilihan CEO   Yes or No?

    "Jen, kamu pasti bisa bertahan! kuat ya, bentar lagi bantuan datang kok!""Ra...a...ak...ku..s..su..dah..eng..gak..ku..at..la..gi..j..ja..ga..d..di..ri..ba..ik..ba..ik..ya!" ucap Jeni dengan suara yang terpotong-potong."Kamu kuat! ayo Jen, kamu kuat! pasti bisa bertahan, jangan tinggalin aku, aku enggak punya siapa-siapa lagi selain kamu!" ujar Ara sambil menangis histeris, tidak lama kemudian mata Jeni tertutup, ia meninggal di tempat."Jeni!! Jen, jangan tinggalin aku!" teriak Ara, bertepatan saat itu juga ambulan datang mengurus jenazah Jeni.Kini Ara tinggal seorang diri, tidak ada lagi kawan yang selalu ada untuknya, tidak ada lagi teman ceritanya, baru semalam mereka memulai kehidupan baru menjadi anak mandiri, tapi Jeni sudah meninggalkannya."Jen, kenapa kamu setega ini sih ninggalin aku sendirian, aku masih perlu kamu Jen," ucap Ara pada batu nisan bertuliskan nama 'Eugenia Aileen' yang ada di depannya itu."Tapi, aku janji,

  • Takdir Pilihan CEO   Selamat Tinggal

    Clara Felysia Jovanka, atau yang kerap disapa Ara, bersama teman kecilnya Eugenia Aileen, atau Jeni, kini telah genap berusia 18 tahun, dan ini merupakan suatu pertanda bahwa mereka harus segera pergi dari tempat mereka menghabiskan masa kecil itu."Enggak kerasa ya Ra, usia kita sekarang sudah 18 tahun, kita sudah boleh memilih takdir, dan kehidupan kita sudah bukan urusan negeri ini lagi," ucap Jeni kepada Ara."Benar, akhirnya kita sudah harus meninggalkan tempat ini, pasti kita bakal rindu banget sama kenangan-kenangan yang pernah kita buat disini," sahut Ara."Bunda pasti akan sangat rindu kalian, main-mainlah kesini nanti ya," ucap Bunda pengurus asrama yang sudah merawat Ara, dan Jeni sejak kecil."Bunda, jaga kesehatan baik-baik ya, kami sudah harus pergi sekarang, doakan kami, agar kami memiliki takdir yang baik.""Pasti, sayang, bunda akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian," ucap Dellysa sambil membelai lembut kepala Ara, dan Jen

DMCA.com Protection Status