Beranda / Pernikahan / Istri Yang Tersakiti / Dalam Keadaan Gelap Gulita

Share

Dalam Keadaan Gelap Gulita

Penulis: Mayangnoura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-08 00:40:11

Sementara itu di Red's Hotel, Leo membaringkan Astrid yang berada dalam gendongannya ke atas tempat tidur sebelum akhirnya tubuhnya sendiri berada di atas tubuh wanita itu dengan tangan sebagai penyangga. Leo menatap wajah cantik Astrid dengan penuh seksama. Tapi entah mengapa dia justru melihat wajah Moza.

Leo mengedipkan matanya berkali-kali untuk menghilangkan bayangan Moza itu. 'Kenapa ini? Kenapa aku melihat wajah Moza?' batinnya tidak terima. Astrid yang melihat itu, menyipitkan matanya tajam.

"Kenapa sayang? Apa ada yang salah dengan wajahku?"

Leo menggeleng. "Tidak. Tidak ada yang salah dengan wajahmu. Akan tetapi aneh sekali. Aku melihat wajah Moza di wajah kamu."

Astrid menipiskan bibir. Apa yang diucapkan Leo barusan jelas melukainya. Bagaimana bisa saat sedang bersamanya seperti ini, Leo malah melihat wajah Moza. Jangan-jangan Leo sudah mencintai Moza melebihi cinta Leo kepadanya.

"Mungkin itu karena kamu belum terbiasa denganku, Leo. Bukankah selama bertahun-tahun kamu hidup bersamanya?"

"Ya, aku rasa begitu. Sebentar." Leo bergerak dari atas tubuh Astrid dan duduk di tepi tempat tidur. Dia mengambil ponselnya dari atas nakas dan mulai mencari salah satu nama di ponselnya. Astrid yang mulai merasa kesal, lalu bangun dan menaruh dagunya di atas bahu Leo.

"Kamu mau menelpon siapa sayang?"

"Moza. Aku mau menelpon Moza. Aku mau bertanya apakah dia sudah sampai rumah apa belum. Hujan di luar sangat deras. Aku takut terjadi apa-apa padanya di jalan."

"Tapi 'kan kamu sudah menitipkannya pada Bayu. Dia pasti baik-baik saja kok."

"Meski begitu, aku harus memastikan Moza selamat sampai di rumah. Bayu itu orang lain, akulah suaminya. Jadi aku harus memikirkan keadaannya."

Astrid menjauhkan dagunya dari bahu Leo. Dia lalu menghela nafas berat. Moza secara tidak langsung telah mengganggu malam pertamanya. Dia benci ini. Bukankah selama ini Moza sudah memiliki Leo?

Tuuuut...tuuut...

Panggilannya tersambung ke nomor Moza. Tapi Moza tidak mengangkatnya juga. Leo tampak gelisah. Dia kembali menelpon Moza.

"Ayo dong Moza...angkat..." gerutu Leo pada dirinya sendiri. Tapi sampai di coba beberapa kali, Moza tidak juga mengangkat telpon darinya.

"Aduuh...kamu ini kemana, Moza? Kenapa tidak juga mengangkat telpon?" Leo panik, membuat Astrid yang melihatnya jengah. Astrid jadi ingin segera menyingkirkan Moza dari hidup Leo karena jika Moza terus ada, maka bisa dipastikan bahwa dia bukan hanya istri kedua Leo tapi akan selalu menjadi yang nomor dua di hidup Leo. Astrid tidak mau.

Sementara itu di tempat lain, Moza menatap layar ponsel yang menunjukan nama Mas Leo. Suaminya itu sudah menelponnya beberapa kali, tapi tidak dia angkat. Hati Moza terasa sakit begitu melihat nama itu tertera di layar ponselnya.

Setelah hampir dua puluh kali Leo memanggil, akhirnya panggilan itu berhenti dan berganti dengan sebuah pesan masuk.

'Moz, kamu baik-baik saja 'kan? Kamu sudah sampai rumah 'kan?'

Moza menelan salivanya. Haruskah dia membalas pesan itu?

Moza menggeleng kecil. Dia merasa begitu enggan untuk membalas.

'Moza, kamu membaca pesan ini. Tapi kenapa kamu tidak juga membalasnya?' Pesan dari Leo lagi.

Tapi lagi-lagi Moza hanya membacanya saja tanpa berniat untuk membalas. Hatinya masih sangat marah. Tidak mudah baginya menyingkirkan kemarahan dan seolah menganggap tak terjadi apa-apa.

Moza menaruh ponselnya di atas meja. Dia lalu beranjak dari sofa mendekati tempar tidur. Kemudian dia membuka handuk yang melingkar di kepala dan membiarkan rambut panjangnya yang belum kering menimpa bantal. Moza mencoba untuk tidur dengan memejamkan matanya. Sayang, dia kesulitan untuk tidur. Bayangan Leo sedang menikmati syurga dunia bersama Astrid terus berkelebat dalam benaknya. Membuatnya sesak dan kemudian sulit untuk tidur. Alhasil, Moza berulang kali pindah posisi saja.

Hingga tiba-tiba...

JEGGAAAR!!!

Suara petir yang luar biasa besar itu membuat Moza terlonjak kaget. Lebih kaget lagi ketika tiba-tiba lampu padam. Moza pun bingung dalam kegelapan. Apa yang harus dia lakukan dalam keadaan seperti ini? Dia tidak tahu dimana letak lilin karena pembantunya yang menyimpannya. Hanya saja dia yakin ada di bawah.

Moza pun memutuskan untuk turun dari tempat tidur dan merayap mendekati meja tempatnya tadi menaruh ponsel. Dengan susah payah, bahkan beberapa kali kakinya tersandung, akhirnya Moza berhasil menemukan ponselnya.

"Alhamdulillah...gumamnya. Dia lalu mengambil ponsel tersebut dan menyalakan senter ponselnya. Setelah memakai hijab sorongnya dan dengan sinar dari lampu itu, dia melangkah keluar untuk mencari lilin yang ada di lantai bawah. Tapi baru beberapa langkah meninggalkan kamar, lampu ponselnya pun ikut padam. Rupanya ponselnya sudah kehabisan baterai. Moza menghela nafas kecewa.

"Aduh, bagaimana ini?"

Membuang kebingungannya, Moza memutuskan untuk terus melangkah. Bagaimana pun dia harus mendapatkan lilin agar rumah ini tidak gelap gulita.

Dengan langkah hati-hati, Moza terus berjalan dengan merayap. Hingga akhirnya dia merasakan langkahnya sudah sampai di anak-anak tangga menuju lantai bawah. Moza pun menuruni anak-anak tangga itu dengan hati-hati.

"Mas! Mas Bayu!" seru Moza memanggil sopir pribadi Leo tersebut. Dia tidak tahu Bayu tidur dimana. Di sofa ruang tamu atau di tempat lainnya. Tapi dia ingin memastikan pria itu masih ada di rumah ini. Di saat seperti ini, tentu dia merasa takut sendirian. Kehadiran Bayu dipastikan akan membuatnya sedikit merasa tenang. Dia bersyukur Leo meminta Bayu menemaninya.

"Mas! Mas Bayu!" seru Moza lagi karena tidak juga mendapat sahutan dari Bayu. Kini kakinya sudah menyentuh lantai bawah. Keadaan yang gelap gulita membuat Moza tidak bisa melihat apa-apa. Apalagi melihat Bayu.

"Mas Bayu kemana, sih? Jangan sampai dia meninggalkan aku sendirian dalam keadaan menyeramkan seperti ini," ucap Moza lirih pada dirinya sendiri. Dia tidak menyadari kalau Bayu berdiri di belakangnya dengan pandangan hewan buas memindai mangsa.

Bayu yang memiliki nama asli Arthur Rajendra adalah seorang cassanova yang kaya raya dan merupakan seorang pemilik sebuah perusahaan yang hobi menyamar itu, terbiasa mendapatkan apa yang diinginkannya dengan mudah. Dan saat ini, dia menginginkan Moza. Dia menginginkan tubuh Moza.

'Moza... kamu memintaku untuk tidak melangkahkan kaki di lantai dua tempat kamarmu berada. Tapi kamu justru turun dan mencariku. Kamu benar-benar memancing hasratku sebagai seorang laki-laki, Moza. Selama ini kamu dan Leo tidak tau siapa aku. Aku adalah orang berbahaya buat Leo. Tapi buat kamu, aku akan menjadi orang yang membahagiakan kamu. Akan aku buat kamu menjadi milikku. Cepat atau lambat,' gumam Bayu dalam hati dengan terus mengarah pandang pada punggung Moza.

Bayu alias Arthur melangkah mengikuti langkah Moza yang tengah mencari dirinya. Meskipun tanpa penerangan, mata coklatnya mempunyai pandangan yang terang dan tajam seperti elang. Dalam keadaan gelap gulita, samar-samar Bayu bisa melihat bayangan lekuk tubuh Moza yang meskipun memakai baju tertutup selalu membuat khayalannya melambung jauh ke atas tempat tidur.

Moza terus melangkahkan kakinya menuju ke arah dapur. Tentu saja dengan arah yang menerka. Dia memutuskan untuk mencari lilin terlebih dahulu. Jika sudah menemukan lilinnya, baru dia akan mencari Bayu. Dia menduga, Bayu tertidur lelap di suatu tempat di rumah ini karena kelelahan. Sejak sebulan lalu, Bayu adalah salah satu orang yang sibuk membantu mempersiapkam pernikahan Leo dan Astrid. Jadi wajar jika Bayu tertidur pulas dan tidak menyadari lampu yang padam.

Moza masih melangkah dengan merayap. Tapi dia lupa kalau lantai ruang tengah lebih tinggi daripada dapur. Ada dua anak tangga di sana. Otomatis, tubuh Moza tak seimbang dan hampir roboh. Tapi Bayu yang dari tadi mengikuti langkahnya dan sudah berfikir yang tidak-tidak, langsung menangkap tubuh Moza dan memeluk wanita itu erat.

Bersambung...

Bab terkait

  • Istri Yang Tersakiti   Apa Saya Cocok Jadi Presiden Direktur?

    Moza terhenyak ketika tiba-tiba dia sudah berada dalam pelukan seseorang. Dari otot-otot tangan yang terpegang, Moza tahu yang menangkapnya adalah seorang laki-laki. Tapi siapa?Moza mendorong tubuh depan pria itu dengan panik. Tapi pria itu memeluknya cukup erat dan tenaganya sebagai seorang wanita tidak bisa mendorongnya. "Siapa kamu?! Lepaskan aku!" teriak Moza sembari terus mendorong tubuh pria itu, mencoba keluar dari dekapan kuat itu. Sementara Bayu, tampak tenang saja sembari terus memeluk Moza. Dia merasakan pergerakan tubuh Moza membuat hasratnya kian terpancing akibat pergesekan tubuhnya dan tubuh wanita yang kini dalam dekapannya. Dia ingin melakukan yang lebih dari ini, tapi...Dengan berat hati, Bayu lalu melepaskan tubuh Moza. Pikirannya masih waras saat ini untuk tidak berbuat nekad tanpa ada rencana di awal. Bayu sering menjebak orang hingga tak berkutik. Dan orang-orang yang berada dalam genggamannya selalu tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi saat ini, dia belum memili

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Istri Yang Tersakiti   Penantian

    Leo terbangun dari tidurnya yang nyenyak. Sebenarnya dia belum tidur dengan kenyang karena semalam mereka bertempur hingga jam tiga pagi. Baik Leo maupun Astrid sama-sama memiliki gelora hasrat yang luar biasa sehingga mereka terus merasa tidak terpuaskan. Mereka baru puas setelah melakukan sebanyak beberapa ronde. Tapi sinar matahari pagi masuk menyusup melalui celah-celah tirai jendela dan membuat silau mata Leo sehingga silau Itulah yang membangunkan Leo. Ah, bahkan kepalanya terasa pusing. Dia masih ingin memejamkan matanya. Leo menoleh ke sebelah kiri. Astrid masih tertidur nyenyak di pangkuannya. Semalam istri keduanya ini sangat ganas. Malah lebih ganas dari dirinya. Astrid tidak cukup dua kali, dia meminta untuk yang ketiga kali atau bahkan yang keempat kali. Leo sebenarnya sudah hampir menyerah di yang ketiga tapi Astrid terus merangsangnya sehingga lagi-lagi kepunyaannya berdiri. Bagi seorang laki-laki, tentu senang jika terus diberi. Lagian, dia tidak terlalu capek karena

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Istri Yang Tersakiti   Rencana Bayu

    Robi menunduk hormat pada Bayu. "Maaf Tuan Arthur jika saya mengganggu."Melihat Robi menunduk, Bayu langsung melayangkan pandang ke sekitar. Dia takut ada yang melihatnya. Lalu pandangannya kembali pada Robi dengan tatapan kesal. "Apa-apaan kamu hormat begitu?" ucap Bayu setengah berbisik. Menurutnya, dinding pagar juga bisa mendengar. "Aku sudah bilang bukan, jangan hormat padaku di sembarang tempat!""Iya tuan, saya mengerti. Tapi setiap bertemu tuan, tetap saja saya tidak enak jika tidak bersikap hormat karena...""Sudah jangan diteruskan! Kamu mau melaporkan apa?" sela Bayu tidak sabar."Ini tuan, mengenai Pak Leo yang melakukan kecurangan di perusahaan. Saya sudah mendapatkan bukti-buktinya. Hanya kurang beberapa lagi. Kapan anda akan ke perusahaan dan memeriksa bukti-bukti itu?"Bayu terdiam. Sudah lima hari dia tidak berangkat ke perusahaan karena membantu Leo mengurus pernikahannya dengan Astrid. Sebagai orang yang menyamar menjadi supir dan assisten Leo, maka dia tidak akan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Istri Yang Tersakiti   Sebuah Janji

    Mengetahui Leo akan pulang, Moza langsung menyiapkan makan siang buat suaminya itu. Sup yang tadi pagi dia masak dan sudah dingin, dia hangatkan lagi. Kalau Leo meminta Bayu untuk menjemputnya, itu artinya suaminya pulang sendirian. Karena kalau pulang bersama Astrid, Leo tidak akan meminta Bayu menjemput. Astrid mempunyai mobil sendiri sehingga tidak memerlukan mobil yang lain. Tapi mobil yang dimiliki wanita itu bukan mobil yang didapat dari jerih payah sendiri, melainkan mobil peninggalan orang tua yang sekarang sudah meninggal.Makan siang sudah siap di atas meja makan ketika Moza mendengar suara deru mobil memasuki halaman rumah. Moza langsung melangkah keluar menuju teras. Tepat pada saat itu, Leo keluar dari mobil. Seperti dugaannya, Leo sendirian. Dia tidak bersama Astrid. Moza pun melangkah mendekati Leo dengan senyum yang mengembang. Dengan penuh hormat, dia meraih tangan Leo dan mengecupnya.Melihat senyum itu, Leo pun merasa lega. Ternyata benar apa kata Bayu bahwa Moza ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Istri Yang Tersakiti   Mengingkari Janji

    Leo menatap benda pipih yang disodorkan Astrid kepadanya. Sebenarnya dia tadi mendengar nama Astrid disebutkan tapi pura-pura tidak mendengar dan masih bertanya pada Moza siapa yang menelpon. "Kenapa mas bengong? Astrid yang telpon mas." Moza menegaskan jawabannya. Leo melihat ketidakberesan di wajah Moza. Sebenarnya apa yang dikatakan oleh Astrid kepada istri pertamanya itu?"Oh, iya." Leo mengambil ponsel dari tangan Moza dan kemudian menatap Moza lekat. "Apa boleh mas bawa ponselnya keluar?"Moza balas menatap Leo. Wanita itu merasa aneh dengan pertanyaan Leo. Membawa ponsel keluar? Adakah ada rahasia yang tidak boleh dia dengar? Bukankah Astrid sudah menjadi istri Leo sehingga hubungan mereka tidak perlu di sembunyikan?Tapi Moza tidak ingin berdebat. Dia masih syok dengan ucapan kasar Astrid tadi. "Ya, bawalah."Leo memegang bahu Moza. "Terima kasih ya." Tanpa menunggu balasan dari Moza lagi, Leo membawa ponsel Moza keluar. Di sana dia bicara setengah berbisik."Halo Astrid! Ken

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Istri Yang Tersakiti   Kesempatan

    Arthur adalah pria berusia 32 tahun. Kelebihannya selain mempunyai wajah yang tampan dan tubuh yang athetis, dia juga kaya raya. Namun dengan kelebihannya sekarang ini, sangat disayangkan dia masih sendiri.Beberapa kali Arthur menjalin kasih dengan seorang wanita. Tapi tak ada yang membuatnya ingin membawa kekasihnya itu ke pelaminan. Pasalnya, para kekasihnya terlalu gampangan. Sekali ditawarkan naik ke atas tempat tidur, mereka langsung mau. Sama sekali tidak menjaga harga dirinya sebagai seorang wanita.Selain itu, mereka juga matrelialistis. Matanya langsung ijo melihat barang-barang mewah seperti berlian, mobil, tas, pakaian, dan lainnya.Hal yang berbeda terlihat dari seorang Moza. Wanita itu sangat menjaga diri dari sentuhan pria lain selain suaminya. Wanita itu juga tampak sederhana dengan pakaian sopan yang dikenakannya. Tak ada berlian di tubuhnya. Wanita itu juga hanya punya satu dua tas bagus. Itu pun yang harganya standar. Arthur tahu betul bagaimana Moza menolak setiap

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Istri Yang Tersakiti   Kecemburuan Leo

    Moza Bella adalah wanita cantik yang kini berusia 25 tahun. Ketika menikah dengan Leo, dia masih berusia 20 tahun. Sebelum menikah, banyak pria yang berusaha mendekatinya. Tapi Moza tertarik dengan pria yang bernama Arif. Arif adalah kakak tingkat ketika dia masih kuliah.Arif sendiri juga merasakan hal yang sama pada Moza. Keduanya terlibat dalam sebuah organisasi keislaman. Mereka sering mengobrol dan saling tahu menyukai satu sama lain. Akan tetapi, tak ada yang mengungkapkan isi hati di antara keduanya. Cinta memang begitu. Meski tidak dilafadzkan dengan kata-kata, pandangan mata saja sudah mencerita semua isi hati.Tepat seminggu setelah Moza bertunangan dengan Leo, Arif datang pada Moza. Dia mengatakan bahwa dirinya ingin melamar Moza. Pada saat itu, Moza seperti menyesalkan takdirnya. Dia sangat menyukai Arif, tapi sayang dia sudah dijodohkan dengan Leo. Dia berandai-andai jika tidak ada perjodohan di antara dirinya dan Leo, pasti dia akan dengan senang hati menerima lamaran Ar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Istri Yang Tersakiti   Video Lucu

    Leo memejamkan matanya sembari mengatur emosi yang merangkak naik. Baru saja dia ketus kepada Astrid. "Maaf, aku hanya merasa tidak senang melihat kebersamaan mereka berdua.""Kalau mas tidak senang, kenapa mas suruh Bayu menemani Moza? Suruh dia di rumah saja seperti biasa dan jangan kemana-mana.""Aku kasihan dengan Moza, Astrid. Dia juga butuh hiburan."Astrid menghela nafas berat. "Ya sudah. Terserah mas saja."Astrid kembali menikmati makan siangnya. Dia sudah tidak lagi perduli dengan Leo yang terus memperhatikan Moza dan Bayu.Sementara itu, pesanan makanan Moza dan Bayu baru saja datang. Dengan antusiasnya, Bayu mengambilkan Moza makanan dan menaruhnya di piring wanita itu."Apa daging kepitingnya mau aku bantu dikeluarkan dari cangkangnya, nona? Ini keras sekali lho," tanya Bayu. Suaranya agak dikeraskannya dengan harapan Leo dapat mendengarnya. Dari sudut matanya, Bayu tahu Leo tengah memperhatikannya dan Moza."Hm, gimana ya... tapi boleh, deh," jawab Moza. Dia hanya berfik

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22

Bab terbaru

  • Istri Yang Tersakiti   Terbongkarnya Siasat Busuk Rebeca

    "Maksud kamu apa sih?" tanya Haris dengan tatapan penuh selidik. Arthur tersenyum geli. Dia merasa lucu dengan drama ini. Dia lalu mencondongkan wajahnya pada Haris. "Paman mau tau apa yang sebenarnya sudah terjadi?"Haris tidak bereaksi. "Oke, lihat apa yang aku lakukan ya?"Dengan angkuhnya, Arthur mendekati tempat pembaringan Rebeca. Dia lalu duduk di samping Rebeca dekat kepala wanita itu. Dia menatap wajah Rebeca yang tampak lesu tidak berdaya."Oma," Arthur mulai berbisik di dekat telinga Rebeca. Tapi suaranya bisa di dengar oleh semua orang yang ada di dalam ruangan itu. "Kenapa Oma tidak bangun saja? Memangnya Oma tidak pegal berpura-pura sakit?"Deg.Saat itu juga, jantung Rebeca berdegup kencang. Apa maksud dari ucapan Arthur? Mungkinkah pria itu sudah mengetahui kepura-puraannya?"Sudahlah, Oma. Aku sudah tau kok kalau Oma itu sehat walafiat. Dan sakit Oma ini hanyalah sandiwara saja agar aku mengikuti keinginan Oma untuk menikah dengan Isyana."Melihat itu, Haris geram.

  • Istri Yang Tersakiti   Jebakan

    Akhirnya setelah dipikirkan dan setelah meminta pendapat Amelia, Moza ikut pulang bersama Arthur meski hatinya masih berkecamuk. Tapi dia memberi penegasan kapada suaminya itu bahwa di rumah nanti, dia ingin berpisah kamar dulu seperti yang pernah dia lakukan sampai tiga hari sesuai dengan kesepakan mereka. Arthur setuju dan akan secepatnya menyelesaikan masalah ini tanpa harus menyakiti hati siapa pun."Kamu tenang saja, ya. Masalah ini pasti akan selesai dengan baik. Aku butuh dukungan kamu untuk sabar dan jangan lagi melarikan diri. Kamu boleh marah padaku. Marah saja. Tapi jangan lagi melarikan diri. Aku sedang mencari jalan yang terbaik," ucap Athur sembari menggenggam tangan Moza. Moza mengangguk. "Iya, mas. Tapi waktu itu ketika aku marah dan tidak mau dikecup sama mas, mas balik marah sama aku dan langsung memaksaku."Glek.Arthur menelan salivanya. "Oh, kalau yang waktu itu sih aku sedang khilaf. Aku syok karena tiba-tiba kamu menolak.""Tapi tetap saja namanya mas tidak te

  • Istri Yang Tersakiti   Moza Yang Lelah

    "Aku lelah hidup seperti ini, Mel. Mengapa masalahku selalu ada orang ketiga? Mas Arthur memang berkata bahwa dia tidak akan menduakan aku dan lebih memilih diriku daripada keluarganya. Akan tetapi aku tidak nyaman dengan keadaan ini. Aku tidak mau dia berdosa mengabaikan keinginan almarhum kakek dan oma-nya. Gara-gara kehadiranku, oma-nya sampai sakit. Aku sepertinya jadi beban keluarganya."Amelia menghela nafas panjang. "Aku bingung mau memberi solusi apa, Moz. Aku merasa pendapat kalian berdua sama-sama benar. Kamu yang tidak nyaman di posisi ini lalu merasa lelah dan Mas Arthur yang lebih memilih kamu daripada keluarganya. Dia tidak mau dipaksa menikah dengan wanita yang tidak dia cinta.""Iya, bagaimana kalau oma-nya meninggal gara-gara ini? Aku merasa serba salah. Aku sudah capek dengan yang terjadi. Karena itu, aku merasa ingin menyerah saja. Aku tidak apa-apa kok hidup tanpa Mas Arthur.""Yakin kamu bisa hidup tanpa dia? Kamu itu sedang hamil anak dia. Jadi tentu saja kamu me

  • Istri Yang Tersakiti   Dilema

    Di ruangannya Arthur tampak gelisah. Apa yang terjadi semalam membuatnya tidak lagi fokus dengan pekerjaan yang seharusnya dia kerjakan saat ini. Rasanya pikirannya yang ruwet ini tidak bisa di ajak untuk bekerja. Roby yang sejak tadi ada bersama Arthur, sejak tadi memperhatikan atasannya tersebut. Dia ikut prihatin dengan masalah pelik yang menimpa Arthur. Dia ingin membantu jika memang memiliki cara yang tepat. Tiba-tiba saja, dia berfikir tentang sesuatu. Ini memang bukan untuk menyelesaikan masalah. Tapi ini adalah sesuatu yang membuat masalah menjadi jelas dan Arthur bisa mengambil keputusan dengan baik."Tuan." Panggilan itu cukup mengejutkan Arthur. Pria itu langsung menoleh pada Roby. "Ya, ada apa?""Ada yang ingin saya sampaikan.""Sampaikanlah saja."Roby mendekati Arthur dan membisiki sesuatu. Arthur angguk-angguk. Dia tampak setuju dengan apa yang disampaikan oleh Roby."Bagus itu. Aku setuju jika kamu mau melakukan itu. Aku akan mendukungnya. Kerjakan sekarang juga dan

  • Istri Yang Tersakiti   Penyebab Oma Tak Sadarkan Diri

    "Kamu keterlaluan Ar! Bisa-bisanya kamu menolak keinginan terakhir Oma! Kamu debat keinginan oma dan kakek kamu sendiri hanya demi seorang wanita! Kami ini keluargamu! Harusnya kamu mendengarkan keinginan kami juga! Lihat, Yana kamu buat tersinggung! Dan sekarang Oma jadi tidak sadarkan diri gara-gara kamu! Puas kamu!"Kalimat penuh amarah Haris terus berdengung di telinganya. Dia tidak menyangka kalau gara-gara penolakannya, Rebeca akhirnya tidak sadarkan diri. Semua keluarga sekarang menyalahkan dirinya. Mereka menganggap bahwa dirinya terlalu keras karena mempertahankan pendapatnya untuk tidak menyakiti istrinya dengan menikah lagi tapi menganggap tak punya hati kepada oma-nya sendiri.Akhirnya karena perdebatan itu, Rebeca pingsan dan akhirnya tidak sadarkan diri."Tuan masih memikirkan kejadian di rumah sakit tadi?" tanya Roby yang sejak tadi memperhatikan Arthur dari kaca tengah mobil."Ya, tentu saja aku memikirkannya. Kamu tau bukan kalau aku tidak mungkin mengingkari janjiku

  • Istri Yang Tersakiti   Keinginan Kakek

    Arthur mengalihkan pandangan dari layar tipisnya ke Candra yang baru saja masuk ke dalam ruangan. Setiap kali melihat orang-orang Rebeca, hatinya langsung merasa tidak enak. "Maaf tuan saya mengganggu," ucap Candra setelah mengangguk hormat. Arthur menatap tajam pada Candra. "Ada perlu apa kamu datang kemari? Apa kamu dapat perintah dari Oma untuk membujukku bertunangan dengan Isyana?""Tidak tuan. Saya tidak datang untuk itu.""Lalu?""Saya datang untuk memberi kabar yang kurang baik kepada anda."Kening Arthur mengerut. "Memangnya kabar apa?"Candra menunduk seolah sedih. "Nyonya...nyonya Rebeca drop. Dia sekarang terbaring di rumah sakit. Dia ingin bertemu dengan cucu-cucunya. Karena itu saya datang kesini tuan. Saya harap secepatnya anda mengunjungi Nyonya Rebeca. Karena walaupun anda tidak menyukainya, dia tetaplah nenek anda yang harus anda hargai dan hormati. Apalagi saat ini keadaan Nyonya sangat memprihatikan."Arthur terdiam. Selama ini setahunya Rebeca memang kerap drop.

  • Istri Yang Tersakiti   Kembali Seperti Dulu

    Seperti biasa, Moza akan membersihkan dirinya sebelum tidur. Begitu pun dengan malam ini. Kebiasaan itu sudah dia terapkan sejak remaja. Moza tidak suka dengan make up tebal tapi membersihkan diri adalah kewajiban baginya.Setelah membersihkan diri dan menggosok gigi, Moza keluar dari dalam kamar mandi. Tak langsung naik ke atas tempay tidur, wanita itu melakukan perawatan wajah sebelum tidur yang rutin dia lakukan. Perawatannya simpen kok. Hanya meneteskan beberapa tetes serum ke kulit wajahnya. Sudah itu saja. Menurutnya, serum baik untuk menjaga kesehatan kulit wajah agar tetap sehat dan kenyal. Setelah perawatan wajahnya yang simpel itu selesai, Moza mematikan lampu kamar dan hanya membiarkan lampu tidur untuk tetap menyala. Tidur dalam keadaan gelap membuat tidur lebih nyenyak dan berkualitas. Paginya, biasanya tubuhnya akan terasa fit dan semangat pergi bekerja.Usai kamar agak gelap dan hanya remang-remang saja, Moza naik ke atas tempat tidur. Dia membaringkan tubuhnya di atas

  • Istri Yang Tersakiti   Merayu Moza

    Pagi ini Moza senang sekali karena bisa ke perusahaan lagi. Dia sengaja berangkat pagi dan tidak pamitan pada Arthur karena takut dilarang oleh suaminya itu. Jadi daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, lebih baik dia pergi sendiri menggunakan taksi. Sehari Moza tidak bekerja saja, Aditya merasa ada yang kurang. Dia kehilangan orang yang bisa dia ganggu. Akhirnya, ketika melihat Moza berangkat, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bercengkrama dengan wanita itu. Dia bercerita mengenai masa kecilnya yang dikejar-kejar induk ayam lantaran mengganggu anak-anaknya. Karena merasa ceritanya sangata lucu, Moza pun tertawa terpingkal-pingkal. Mereka berdua tidak sadar kalau Arthur sudah berdiri di dekat mereka."Ehem! Ehem!" Arthur berdehem kencang sekali. Jelas sekali itu adalah deheman yang dibuat-buat dan bukan karena batuk. Mereka berdua langsung menoleh dan terkesiap begitu tahu kalau Arthur telah berdiri di dekat mereka. Wajah pria itu tampak tidak senang.Tawa Moza dan

  • Istri Yang Tersakiti   Tempat Tidur Yang Lengang

    Mendengar Arthur menyetujui dirinya untuk pisah kamar, Moza langsung berdiri dan menyodorkan tangan kanannya pada Arthur. "Kalau begitu mana kuncinya?"Alis Arthur terangkat ke atas. "Semangat sekali sih untuk pisah kamar sama aku.""Aku mau cepat makan, mas. Aku lapar.""Lalu apa hubungannya makan dengan kunci kamar?""Aku tidak mau makan kalau mas belum beri kunci kamar tamu. Aku takut mas mengingkari janji mas untuk meminjamkan kamar kalau aku makan duluan."Arthur tersenyum. Pria itu langsung berdiri. "Kalau aku mengingkari janji aku, ya sudah. Tidur di kamar ini saja. Begitu saja kok repot.""Oh, oke. Kalau begitu aku tidak akan makan. Biar saja aku dan anakku sama-sama kelaparan."Arthur menipiskan bibir. Sepertinya bayi dalam perut dijadikan senjata bagi Moza untuk mengancamnya. Dasar."Ya, sudah. Aku ambil kunci dulu."Arthur beranjak dari duduknya dan langsung keluar kamar. Tak lama kemudian, dia kembali dengan membawa sebuah kunci. Kedatangan Arthur sudah ditunggu-tunggu ol

DMCA.com Protection Status