Beranda / Fantasi / Takdir Di Bawah Langit Naga / Bab 17: Ujian di Lembah Tianlong

Share

Bab 17: Ujian di Lembah Tianlong

Penulis: ACANKUN
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-15 22:32:31

Setelah mendapatkan kekuatan awal dari Kitab Dewa Naga, Xiao Feng kembali menuju Lembah Tianlong, di mana zirah besi legendaris menunggu untuk diuji. Malam hari, Lembah Tianlong diselimuti kabut tebal yang menambah suasana misterius, dan suara gemuruh air terjun terdengar dari kejauhan, seakan-akan menandakan kekuatan alam yang tersembunyi di lembah itu.

Setiap langkah yang ia ambil terasa semakin berat. Xiao Feng tahu, kekuatan barunya yang bersumber dari Kitab Dewa Naga masih jauh dari kata sempurna. Tubuhnya yang dipenuhi energi Ki yang baru dan kuat belum sepenuhnya terbiasa menanggung kekuatan besar ini. Tapi, ia sadar bahwa ujian seperti ini adalah bagian dari jalannya untuk menjadi semakin kuat.

Waktu berlalu dengan cepat, saat ia tiba dimana tempat yang telah ia lewati sebelumnya, kabut perlahan terpecah dan memperlihatkan pemandangan yang luar biasa.

Namun sebelum ia sempat melangkah lebih dekat, sosok makhluk penjaga muncul dari tempat tersebut, berbeda dari sebelumnya, keti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 18: Bayangan di Lembah

    Setelah pertarungan yang melelahkan dengan penjaga zirah, Xiao Feng berjalan keluar dari gua, mengenakan zirah besi legendaris yang kini menyatu dengan tubuhnya. Cahaya bulan menyentuh permukaan zirah itu, memantulkan kilauan perak dan emas yang memancarkan aura kekuatan. Tubuhnya masih terasa lelah, tapi ada rasa damai dalam hatinya saat ini.Namun tiba-tiba, langkahnya terhenti ketika sebuah suara dari kejauhan memecah keheningan malam yang membuat ia menjadi waspada.“Xiao Feng...” Suara itu pelan, hampir seperti bisikan, namun terdengar jelas di telinganya.Xiao Feng menoleh, matanya menyipit untuk mencari asal suara. Kabut lembah kembali menebal, membuat jarak pandang menjadi terbatas. Jantungnya berdegup kencang, firasat buruk mulai menguasai pikirannya.“Siapa di sana?” tanyanya dengan nada waspada.Tiba-tiba, dari balik kabut, muncul tiga sosok bertudung hitam. Mereka berdiri dengan postur tegap, mengelilingi Xiao Feng seperti pemburu yang mengintai mangsanya.“Sekte Hitam...”

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 19: Langkah Menuju Kekaisaran

    Setelah malam yang penuh pertarungan yang sangat melelahkan, pada akhirnya ia masih membutuhkan gurunya, Xiao Chen. Dengan nafas yang masih cuup berat Xiao Feng ditemani gurunya untuk sedikit memulihkan tenaga, mereka duduk bersila di pinggir lembah, sembari menunggu terbitnya fajar.Matahari mulai terbit di ufuk timur, menyinari dunia dengan cahaya keemasan. Zirah besi yang ia kenakan tampak berkilauan di bawah sinar pagi itu, memberikan kesan bahwa ia bukan hanya seorang pendekar biasa, tapi seorang yang telah melewati banyak ujian besar.Xiao Chen duduk tak jauh darinya, memperhatikan muridnya dengan pandangan tajam namun penuh kasih. “Kau telah berkembang, Xiao Feng. Namun perjalananmu masih sangat panjang.” Ungkap Xiao Chen kepada muridnya, seolah pemuda itu adalah anaknya sendiri.Xiao Feng membuka matanya perlahan, sembari mengangguk kecil. “Guru, aku merasa kekuatan dari Kitab Dewa Naga dan zirah ini baru sebagian kecil dari yang bisa kugunakan. Apa yang harus kulakukan untuk

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 20: Pendakian Menuju Kilat

    Saat mereka mulai melakukan perjalanan itu, angin dingin menerpa wajah Xiao Feng dan Xiao Chen ketika memulai pendakian menuju puncak Gunung Petir. Kabut tebal menutupi sebagian besar jalur, dan di atas mereka, awan gelap berputar dengan kilatan petir yang sesekali menerangi langit. Setiap langkah terasa sangat berat, seolah-olah gunung itu sendiri menolak kehadiran mereka yang hendak mencapai puncaknya.“Guru, energi di sini terasa sangat aneh,” kata Xiao Feng sambil melirik sekeliling mereka.Xiao Chen mengangguk. “Gunung ini bukan tempat biasa. Bai Lian memilih tinggal di sini karena medan yang sulit dan aura petirnya yang kuat. Jika kau bisa bertahan hingga ke puncak, itu sudah menjadi ujian pertama.” Pungkasnya.Baru beberapa saat mereka mendaki, tanah di bawah kaki mereka mulai bergetar. Xiao Feng berhenti, memegang pedangnya erat. “Apa itu?”Sebuah raungan keras menggema, dan dari balik kabut muncul seekor binatang buas yang menyerupai serigala besar dengan bulu keperakan yang

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 21: Ujian Petir Bai Lian

    Energi petir yang melingkupi area tersebut, menyengat kulit Xiao Feng dan membuat setiap helaan napas terasa penuh muatan listrik yang menyempitkan dada. Disaat yang bersamaan Xiao Chen memandang kuil tempat Bai Lian berada dengan mata tajam, mengisyaratkan Xiao Feng untuk tetap waspada.Saat itu pintu kuil terbuka perlahan, diiringi bunyi derak kayu yang menggema. Tepat berada disana seorang wanita berdiri di ambang pintu, tubuhnya memancarkan aura keperakan seperti kilat yang siap menyambar. Bai Lian, si Tarian Petir, tampak anggun tapi mematikan. Rambutnya yang panjang melambai seperti aliran energi, dan matanya bersinar biru terang seolah ingin melahap semua yang berada dihadapannya.“Xiao Chen,” suara Bai Lian tenang namun penuh kekuatan, “kau membawa muridmu ke sini untuk apa?” tanya wanita misterius itu, seakan membaca pikiran Xiao Chen saat itu juga.Xiao Chen menangkupkan tangannya memberi hormat, ketika menatap Bai Lian. “Aku memohon bantuanmu untuk membimbingnya, Bai Lian.

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 22: Ujian Jiwa dan Raga

    Waktu silih berganti. Pagi itu, kabut menyelimuti pegunungan, menciptakan suasana yang dingin dan sunyi. Xiao Feng berdiri di tengah lapangan latihan, tubuhnya terasa berat akibat latihan keras sebelumnya. Bai Lian, dengan tatapan tajam, berdiri di hadapannya, sementara Xiao Chen mengamati dari kejauhan.“Latihan hari ini bukan sekadar tentang kekuatan fisik,” kata Bai Lian. Suaranya tenang, tetapi penuh tekanan. “Untuk menguasai elemen petir, kau harus memahami bahwa ini bukan hanya energi destruktif, tapi juga kekuatan pengendalian.”Mendengar hal yang baru saja disampaikan oleh Bai Lian Xiao Feng menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan detak jantungnya. Tubuhnya masih terasa lelah, tapi tekadnya tetap menyala.Tanpa menunggu waktu lebih lama, Bai Lian melangkah maju, tangannya bergerak dengan elegan. Seketika, udara di sekitar mereka terasa seperti bergetar. Kilatan petir meluncur dari ujung jarinya, menyambar tanah di dekat kaki Xiao Feng.“Wsuhhh! Bzzzt!” suara sambaran it

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 23: Puncak Ketahanan dan Penguasaan Jiwa

    Waktu kembali berlalu dengan cepat, hari ini langit Gunung Tianmu diselimuti awan gelap seolah murka dengan aktifitas yang manusia lakukan dibawahnya. Angin bertiup kencang, membawa hawa dingin yang menusuk hingga ke tulang. Xiao Feng berdiri di sebuah dataran tinggi yang curam, tubuhnya penuh luka dari latihan sebelumnya. Di hadapannya, Bai Lian memandang dengan tatapan tajam, sementara Xiao Chen lebih memilih duduk di sebuah batu sembari duduk bersilah, ia ingin mengamati latihan muridnya dari waktu ke waktu.“Pelatihan hari ini akan lebih berat,” ujar Bai Lian sambil melipat tangannya di dada. “Jika kau berpikir latihan kemarin adalah yang terberat, kau salah besar.”Mendengar hal itu, Xiao Feng mengepalkan tangan, menatap gurunya tanpa ragu. “Aku siap, lebih siap dari sebelumnya.”Bai Lian tersenyum dingin, seolah meremehkan kesungguhan Xiao Feng. “Baiklah. Mari kita mulai.”Tanpa menunggu waktu lebih lama, Bai Lian menggerakkan tangannya perlahan, dan angin kencang mulai berputar

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 24: Tantangan Jiwa dan Tubuh

    Setelah malam yang panjang, Bai Lian memutuskan untuk memberikan Xiao Feng waktu pemulihan, namun tetap menegaskan bahwa ujian berikutnya akan lebih berat daripada sebelumnya. Mau tidak mau, berat ataupun mudah, ia harus tetap melewati ujian itu dengan sepenuh hati, karena jika tidak, mana mungkin kekuatan yang besar akan dia miliki.Selanjutnya, di kaki Gunung Tianmu, Bai Lian memimpin mereka ke area baru, Xioa Chen dan juga muridnya itu, tentu saja harus mengikuti Bai Lian yang menuntun arah. Lokasinya berupa dataran berbatu dengan tebing curam yang menghadap jurang besar. Kabut yang tebal menyelimuti tempat itu, membuat suasananya terasa mencekam.“Di sini kau akan menghadapi pelatihan fisik dan mental yang lebih berat,” ujar Bai Lian, berdiri tegap di tepi jurang. “Jika kau tidak bisa melewatinya, kau tidak hanya gagal, tapi mungkin juga kehilangan nyawamu.” Pungkasnya memastikan, "dan ingat! kau tidak harus selalu bergantung pada zirah besi itu, ia hanya tameng semeta, selebihnya

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 25: Sambutan Petir di Bawah Langit

    Setelah mendapatkan kristal itu Xiao Feng memandangi kristal Petir Langit yang berkilauan di tangannya. Energi kristal itu menyatu dengan tubuhnya seperti denyut nadi yang baru, setiap detik membuatnya lebih sadar akan kekuatan dahsyat yang terkandung di dalamnya. Namun, tak ada waktu untuk beristirahat kali ini. Tiba-tiba suara dari dalam tebing kembali bergema, samar dan nyaris seperti bisikan, memanggilnya untuk kembali.Xiao Chen mulai merasakan sesuatu yang aneh, kakinya terasa berat seperti ditambatkan beban tak kasat mata. Setiap langkah membawa perasaan ganjil, seolah tanah yang dipijaknya sedang menguji keberaniannya. "Apa yang sedang terjadi denganku?" gumamnya.Bai Lian yang menyadari hal itu langsung berkata, “Langkahmu berat karena Kristal Petir Langit menguji hatimu,” ucapnya. Mendengar hal tersebut, Xiao Feng terkejut dengan apa yang baru saja terjadi dengannya, ia tidak menjawab perkataan Bai Lian, melainkan ia mulai memajamkan mata berusaha untuk memahani lebih jauh

Bab terbaru

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 35: Keheningan yang Dikhianati

    Xiao Feng menerima undangan pria tua yang ia temui di kedai teh beberapa hari yang lalu, seorang yang kelihatannya tak hanya ramah tapi juga memiliki kebijaksanaan tersirat. Pria itu memperkenalkan dirinya sebagai Li Zhong, mantan pendekar yang kini memilih hidup sederhana sebagai pemilik penginapan kecil di pinggiran kota Liyue.“Terima kasih atas keberanianmu melawan Lei Kun dan menyelamatkan kota ini,” ujar Li Zhong sambil tersenyum lemah. “Mungkin malam ini kau bisa beristirahat sejenak di tempatku. Penginapanku sederhana, tapi cukup nyaman.”Xiao Feng yang masih merasa lelah dari pertarungan sebelumnya mengangguk pelan. “Aku akan menerima tawaranmu. Namun, kota ini masih dalam bahaya. Aku bisa merasakannya.”Li Zhong tertawa kecil. “Kau benar, Pendekar Muda. Tapi malam ini, nikmatilah makanan dan minuman sebagai tanda terima kasih kami.”Penginapan Li Zhong ternyata lebih luas dari perkiraan. Xiao Feng dijamu dengan makanan lezat, mulai dari ikan panggang hingga sup herbal yang m

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 34: Duel Kilat di Ruang Tahta

    Ruangan besar itu dipenuhi percikan petir yang saling beradu. Xiao Feng dan Lei Kun berdiri saling berhadapan, aura petir di sekitar mereka membentuk medan energi yang menghentikan aliran udara di ruangan. Tombak Lei Kun berkilauan, sementara Xiao Feng memegang pedangnya dengan tangan yang mantap, zirah besinya berkilau samar di bawah cahaya lentera.Lei Kun tersenyum licik. "Jadi, kau juga seorang pengguna petir. Menarik. Tapi kau masih terlalu muda untuk menghadapi seseorang sepertiku."Xiao Feng membalas senyum itu. "Mungkin kau harus merasakan kekuatan sejati dari Kitab Dewa Naga."Hal itu membuat pria besar itu menaikkan alisnya, ia sedikit berkeringat ketika mendengar Kitab Dewa Naga, tentu saja ia mengetahui legenda tentang kitab tersebut. Kitab yang diperebutkan banyak pendekar hebat di dunia persilataan.Lei Kun melompat maju, tombaknya menghantam dengan kecepatan kilat. “Wsuhh!” Suara angin memecah keheningan saat ujung tombak hampir menyentuh tubuh Xiao Feng. Namun, zirah b

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 33: Jejak Lei Kun

    Malam menjelang di kota Liyue, dengan cahaya lentera yang berkelip-kelip di sepanjang jalan utama. Xiao Feng mengenakan jubah hitam panjang untuk menyembunyikan dirinya, memadukan gerakannya dengan bayang-bayang malam. Tujuannya malam ini adalah menyusup ke markas Klan Ular Emas, tempat Lei Kun memerintah dengan tangan besi.Ia telah mengamati gerak-gerik para penjaga selama beberapa jam, mencatat pola patroli mereka dan menemukan celah dalam pengawasan. Dengan lincah, ia melompati pagar tinggi yang mengelilingi markas besar. Sepasang mata elangnya mengawasi setiap sudut, memastikan ia tidak terdeteksi.Setelah masuk, Xiao Feng bergerak dengan tenang di lorong panjang yang diterangi oleh obor di dinding. Udara di dalam gedung terasa berat, seperti memancarkan aura kegelapan yang menyelimuti setiap sudut.Tiba-tiba, ia mendengar suara langkah kaki mendekat. Ia bersembunyi di balik pilar besar, menahan napas, sambil mendengarkan percakapan dua penjaga yang lewat.“Aku dengar Lei Kun sed

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 32: Keanehan di Kota Liyue

    Langit senja kota Liyue dihiasi oleh awan kelabu yang seakan mencerminkan suasana hati penduduknya. Saat ini Xiao Feng berjalan di antara deretan rumah kayu yang berjajar rapi saat ia pertama kali tiba di kota tersebut, namun tatapan mata orang-orang di sekitarnya terasa seperti penuh ketakutan. Banyak yang menundukkan kepala, bahkan menghindari pandangannya."Kenapa kota ini terasa begitu suram?" pikir Xiao Feng sambil terus berjalan.Saat ia melewati pasar, ia melihat beberapa penjaga berseragam gelap dengan lambang ular emas berdiri di sudut jalan. Mereka memegang tombak dan pedang, wajah mereka keras tanpa senyuman. Penduduk yang berjualan tampak gelisah setiap kali penjaga itu mendekat.Tiba-tiba, seorang penjaga menghampiri seorang pedagang buah yang sedang membereskan dagangannya. “Hei, kau!” suara kasar penjaga itu membuat pedagang gemetar.“A-ada apa, Tuan?” jawab pedagang itu gugup.“Upeti hari ini. Jangan lupa! Kalau tidak, kau tahu akibatnya.”Pedagang itu segera menyerahk

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 31: Perjalanan Menuju Kota Liyue

    Fajar mulai menyingsing di ufuk timur, menandai awal perjalanan panjang bagi Xiao Feng. Pagi itu Ia berdiri di depan Bai Lian yang sudah menunggunya lebih awal. Beruntung ia tidak membuat Bai Lian menunggu lebih lama untuk memberikan salam perpisahan terakhir. “Terima kasih atas bimbinganmu, Bai Lian. Aku tidak akan melupakan pelajaran ini,” katanya sambil menundukkan kepala dengan hormat.Melihat sikap Xiao Feng dengan tulus, Bai Lian tersenyum tipis. “Kau telah menunjukkan potensi besar, Xiao Feng. Namun ingat, perjalananmu masih panjang. Jangan terlalu cepat merasa puas dengan kekuatan yang telah kau peroleh.”Xiao Feng mengangguk, mendengar perkataan Bai Lian barusan. Ia kemudian menoleh kearah gurunya, Xiao Chen, yang berdiri tidak jauh darinya, melihat wajah gurunya itu ingin rasanya ia mengeluarkan air mata, namun ia tahan dengan kuat perasaan itu. "Guru, apakah kau tidak akan ikut bersamaku ke Liyue?" tanya pemuda itu penuh harap.Xiao Chen menghela napas panjang, setelah meli

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 30: Kekuatan Petir Kristal Naga

    Saat ini Xiao Feng berdiri di tengah ruangan batu kuno, tubuhnya gemetar saat energi listrik berwarna biru menyelimuti tubuhnya. Di tangannya tergenggam Kristal Naga yang telah ia dapatkan atas arahan Bai Lian sebelumnya, sebuah artefak yang berkilau dengan cahaya yang menyilaukan. Bai Lian berdiri tidak jauh darinya, mengamati dengan ekspresi penuh keyakinan. Ia telah berjanji pada dirinya sendiri, jika kali ini ia akan memastikan Xiao Feng telah menyelesaikan semua ujian darinya."Rasakan kekuatan itu mengalir di tubuhmu," ujar Bai Lian, suaranya seperti angin yang berdesir. "Tapi jangan biarkan ia menguasaimu, lakukan seperti yang kau lakukan sebelumnya. Kau harus menjadi tuannya kali ini."Xiao Feng memejamkan mata, mencoba menyelaraskan dirinya dengan energi yang melonjak dari kristal itu. Petir kecil memancar dari tubuhnya, menciptakan suara “Crack, crack!” di udara. Setiap lonjakan membuat otot-ototnya terasa seperti terbakar, namun bersamaan dengan itu, kekuatan yang luar bias

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 29: Kabut Ujian Jiwa

    Xiao Feng dan gurunya Xiao Chen melanjutkan perjalanan mereka di tengah kabut yang semakin pekat. Hembusan angin dingin membawa bisikan yang terasa seperti suara manusia, menggetarkan keberanian siapa pun yang mendengarnya. Namun hal itu tentu akan berpengaruh pada orang biasa, bukan seperti kedua orang yang baru saja lewat ini. Xiao Feng menggenggam pedangnya erat-erat, memasang sikap waspada setiap saat.“Guru,” ujar Xiao Feng dengan suara pelan, “kenapa rasanya kabut ini seperti hidup?”Xiao Chen, yang berjalan beberapa langkah di depannya, menghentikan langkah kakinya. Ia menoleh, menatap Xiao Feng dengan serius. “Kabut ini bukan kabut biasa Feng. Ini adalah ujian jiwa. Siapa pun yang tidak kuat mentalnya akan tersesat di sini selamanya.” Ucap gurunya memastikan.Mendengar hal itu Xiao Feng menelan ludah. “Apakah kau pernah melewati ini sebelumnya guru?”“Pernah,” jawab Xiao Chen sambil menghela napas. “Tapi ujian jiwa ini berbeda bagi setiap orang. Aku tidak bisa membantumu. Kau

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 28: Hati yang Tangguh di Balik Puncak

    Tanpa menunggu lebih lama, Xiao Feng dan Xiao Chen melanjutkan perjalanan mereka, menuju ke area yang lebih dalam dari lembah Gunung Tianmu. Jalan setapak menjadi semakin sempit dan berbahaya, diapit oleh tebing-tebing tinggi yang tampak seolah hendak runtuh kapan saja. Setiap langkah terasa semakin berat, bukan hanya karena medan yang sulit, tetapi juga tekanan spiritual yang menekan mereka.“Bai Lian tidak pernah memberikan ujian tanpa alasan,” ujar Xiao Chen sambil melirik muridnya yang terus berjuang mendaki. “Dia ingin melihat apakah kau benar-benar layak untuk pelatihan selanjutnya.”Xiao Feng hanya mengangguk mendengar kata-kata dari gurunya. Luka-luka kecil di tubuhnya akibat perjalanan sebelumnya sudah mulai pulih sepenuhnya, tetapi kelelahan mental terasa seperti beban yang sulit dilepaskan dari ingatan.Lamanya perjalanan kali ini seolah tidak terasa, hingga langkah kaki mereka mencapai dataran kecil. Di tengah perjalanan itu, tiba-tiba suara gemuruh terdengar dari kejauhan

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 27: Lembah Ujian Tersembunyi

    Setelah melalui pelatihan berat dari Bai Lian, pada akhirnya wanita itu memutuskan untuk berhenti memberikan latihan lebih lanjut, karena merasa jika Xiao Feng sudah lebih dari cukup kuat untuk sekarang. Namun sebagai latihan pengganti, ia mengatakan kepada Xiao Chen jika muridnya itu harus mempelajari kembali Kitab Dewa Naga yang sudah ia dapatkan tersebut. Karena dengan itu, ia akan menjadi jauh lebih kuat dan menyatukan kekuatan petirnya yang sekarang.Mendengar arahan dari Bai Lian, Xiao Chen mengikuti kata-kata wanita itu, meski ia sendiri sebenarnya memiliki pemikiran yang sama namun hanya belum sempat untuk melakukannya.Langit semakin kelabu diikuti dengan angin dingin menghembus pelan, membawa bisikan yang hampir menyerupai suara manusia. Saat Xiao Feng dan Xiao Chen mulai melangkah lebih jauh ke dalam lembah, ketika mereka berniat untuk memperdalam kekuatan Xiao Feng, hal itu sempat membuat pertanyaan besar bagi Xiao Feng, tetapi ia menahan keinginan untuk bertanya.“Lembah

DMCA.com Protection Status