Setelah menemui suster dan mendapatkan informasi kalau besok pagi Humaira sudah bisa pulang Bang Rendi langsung memerintahkan beberapa orang anak buahnya untuk menyiapkan sebuah boks bayi untuk Al Keenan dan beberapa furniture lainnya untuk dia letakkan di dalam kamar tidur Humairah tentunya bersama dirinya juga, gimanapun sekarang ini Bang Rendi sudah resmi menjadi suami Humairah jadi wajar kalau mereka tidur sekamar. Tapi sebelum Bang Rendi mengubah desain interior tempat tidur mereka terlebih dahulu dia minta izin dulu kepada Papi Yuda pemilik rumah, lewat pesan singkat. ("Assalamualaikum Pi.... maaf mengganggu waktu istirahat Papi sebentar....") ("Waallaikum salam Nak Rendi... tidak apa-apa, apakah ada sesuatu yang penting..") ("Iya Pi....saya mau menyampaikan insya Allah besok pagi Humairah sudah bisa pulang, sekalian saya mau minta izin sama Papi....") ("Syukur Alhamdulillah kalau begitu Nak, Papi sangat senang mendengarkan berita ini, Nak Rendi mau minta izin apa.... silah
Begitu sampai di area parkiran,ada pemandangan aneh bagaimana tidak di area parkiran tidak ada mobil sama sekali yang ada hanya jet pribadinya Bang Rendi.Sepertinya Bang Rendi cukup paham dengan apa yang ada di dalam pikiranku sekarang ini."Ayo baby.... kenapa berhenti katanya sudah tidak sabar untuk bertemu dengan anak anak...." Bang Rendi melayangkan senyum manis kearahku, sambil mengedipkan salah satu matanya."He..eh....iya Bang....tapi kenapa kita tidak pakai mobil saja,masa pulangnya pakai jet pribadinya Abang....mentang mentang Abang punya segalanya.... untuk pulang saja harus naik ini....""Bukan mentang mentang Abang punya segalanya, tapi menyenangkan hati istri itu sangat penting dan harus, Abang ingin kamu merasakan bahagia.... terutama Al Keenan...dia itu harus hidup bahagia dengan apa yang Abang berikan mulai saat dia di lahirkan sampai dia dewasa nanti....""Baiklah...ayo... Bang mana Abah sama Ummi aku tidak melihat mereka....""Abah sama Ummi sudah naik duluan...."K
Tante Inda sudah datang duluan menyambut kedatangan kami,di susul oleh Mommy Meta. "Assalamualaikum ma...my..."aku menyapa kedua orang wanita yang berada di hadapanku ini, mereka berdua adalah wanita yang telah melahirkan kedua orang laki laki yang telah mengisi seluruh relung hatiku. "Waallaikum salam... Nak, Alhamdulillah akhirnya kalian pulang juga, Mama sudah kangen dengan kalian utamanya si boy yang ganteng ini Al Keenan....sini Nak biar mama saja yang gendong..."Tante Inda meminta untuk menggendong Al Keenan. "Tapi ma... apakah tidak merepotkan mama.... Humairah tidak enak hati banyak tamu undangan yang liatin."aku bukan tidak mau Mama menggendong Al Keenan hanya saja tidak enak hati takut merepotkan. "Tidak apa-apa Nak..."Tante Inda langsung meraih tubuh mungil Al Keenan dengan hati hati takut jangan sampai dia terjatuh.Dengan pelan Tante Inda mengecup keningnya Al Keenan dengan penuh kasih sayang.cup.... Aku sama Bang Rendi mengikuti langkah Tante Inda dan Mommy Meta dari
Sambil menyusui Al Keenan,aku mulai memindai seluruh isi kamar,ada yang berbeda, mulai dari warna cat kamar sudah berubah, ada beberapa furniture baru,dan juga boks bayi.Bi Jumi cukup mengerti dengan apa yang ada di dalam pikiranku saat ini. "Bu...ini semua pak Rendi yang melakukannya,memang ini bukan Pak Rendi sendiri yang turun tangan,semua ini anak buah Pak Rendi yang mengerjakannya,ini semua idenya Pak Rendi..."Bi Jumi menjelaskan kepadaku dengan gamblang. "Ooo gitu ya bi... bagus juga warnanya,aku suka bikin betah kalau duduk lama lama di sini...."aku senang, ternyata Bang Rendi sangat perhatian, sampai interior kamar kami saja dia ganti.Aku diam diam tersenyum bahagia. "Sepertinya ada yang sedang jatuh cinta...diam diam menyimpan perasaan...,ibu tidak usah malu-malu, Pak Rendi itu orang baik banget, penuh perhatian, yang tidak kalah penting dia sangat mencintai ibu dan anak anak....ibu beruntung bisa mendapatkan suami seperti Pak Rendi.... mulai sekarang ibu harus perawatan,
Aku mengajak Bang Rendi untuk makan di meja makan saja tidak usah ke makan di tenda depan. "Bang...ayo kita makan di meja makan saja Ummi tadi sudah menyiapkannya di sana..." "Ayo... sebenarnya Abang itu sudah lapar sedari tadi,tapi karena Abang lihat kamu belum makan... Abang tungguin saja agar kita bisa makan bareng...." "Maaf Bang...tadi aku susui dulu Al Keenan.... jadi Abang nunggu aku lama deh... sampai kelaparan..."aku jadi tidak enak hati sama Bang Rendi. "Tidak apa-apa...masa Abang makan duluan sementara istri Abang masih kelaparan..." Kami jalan beriringan sampai di meja makan. "Bang ... silahkan duduk ...biar aku menyiapkan semuanya untuk Abang...."aku mempersilakan Bang Rendi untuk duduk. Aku layani Bang Rendi terlebih dahulu baru aku mengambil untung diriku sendiri.Tidak lupa juga aku menyiapkan air minum untuk kami berdua. Bang Rendi yang melihat sang istri melayaninya dengan telaten ada sebuah kehangatan merayapi relung hatinya, secara tidak sadar senyum manisn
Setelah kedua orang tuanya Bang Rendi pamit pulang,aku harus membujuk Mommy Meta agar tidak sedih pada saat kami pergi kerumah orang tuanya Bang Rendi. "My.... Humairah bisa bicara sebentar kalau Mommy tidak keberatan..." "Iya Nak... Mommy tidak keberatan,ayo kita bicara di dalam saja..." "Iya my....ayo."Aku menggandeng tangannya Mommy Meta menuju kedalam rumah,kami berdua ngobrol di ruang keluarga. "My... maafkan Humairah kalau sudah menyinggung dan menyakiti hati Mommy... Humaira tau Mommy keberatan kan kalau kami pindah ke rumah orang tuanya Bang Rendi... Mommy takut jangan sampai Almeera dan Al Jazair melupakannya Mommy dan Papi...."aku mulai membukakan obrolan dengan Mommy Meta. "Iya Nak.... Mommy bukannya keberatan kamu mau ikut suamimu... tapi Mommy sedih karena Almeera dan Al Jazair akan meninggalkan kami... setelah Brian pergi meninggalkan kami untuk selama-lamanya, hanya mereka bertiga yang kami miliki..." "My... Humairah tidak akan pernah memisahkan mereka dari Mommy.
Kami sudah mendapat kesepakatan, kalau beberapa hari kedepan kami akan ikut tinggal di kediamannya Pak Hermawan orang tua Bang Rendi. Almeera dan Al Jazair juga mau ikut bersama kami, hanya saja mereka membagi jadwal,dua hari ikut aku di rumahnya Bang Rendi,dua hari menginap di rumahnya Papi Yuda,kata mereka biar adil. Tok... Tok... "Bu.... maaf apakah bibi bisa masuk..."Bi Jumi berdiri di depan pintu kamar kebetulan pintu terbuka. "Iya Bi.... silahkan..."aku mempersilakan Bi Jumi untuk masuk kedalamnya. "Bu...ini bibi antarkan jamunya...ibu harus minum ya.. agar pada saat ibu ketemu dengan Pak Rendi bisa tambah jos....he..he..."kata kata Bi Jumi cukup membuat aku tersipu malu. "Bi...ada ada saja deh...bi tolong pelankan suaranya jangan kencang kencang malu kalau di dengar orang..." "Maafkan bibi ya... bibi tidak mau Pak Rendi mencari 'gang gang sempit' di luar sana karena dia merasa seperti berjalan di 'jalan tol 'pada saat bersama ibu... maksud bibi...ibu harus melakukan per
Bang Rendi mendengar bibi Jumi pamit keluar langsung berjalan meninggalkan tempat dia berdiri tadi dengan cepat jangan sampai ketahuan kalau dia tadi sempat mendengarkan pembicaraan mereka. 'Apa sih maksudnya bi Jumi tadi kalau saya akan mencari 'gang gang sempit', sepertinya saya harus meminta penjelasan kepada Humairah... tadi juga bi jumi sempat bilang Brian tidak bisa berpaling dari Humairah karena Humairah selalu memberikan pelayanan maksimal di atas ranjang untuk Brian, apalagi Humairah bisa menjaga organ intimnya walaupun sudah memiliki anak tapi rasanya seperti perawan,apa iya seperti itu bikin saya menginginkan Humairah sekarang juga....hiss... kenapa juga bagian tubuh saya yang lain bereaksi dengan cepat gara gara mendengarkan pembicaraan Humaira dengan Bi Jumi tadi kalau sudah begini kan saya jadi susah memenangkannya....'bang Rendi bermotor sendiri. Humairah sudah segar kembali setelah membersihkan tubuhnya dengan air hangat, Humairah sudah mengganti pakaian yang dia ken