Tante Inda sudah datang duluan menyambut kedatangan kami,di susul oleh Mommy Meta. "Assalamualaikum ma...my..."aku menyapa kedua orang wanita yang berada di hadapanku ini, mereka berdua adalah wanita yang telah melahirkan kedua orang laki laki yang telah mengisi seluruh relung hatiku. "Waallaikum salam... Nak, Alhamdulillah akhirnya kalian pulang juga, Mama sudah kangen dengan kalian utamanya si boy yang ganteng ini Al Keenan....sini Nak biar mama saja yang gendong..."Tante Inda meminta untuk menggendong Al Keenan. "Tapi ma... apakah tidak merepotkan mama.... Humairah tidak enak hati banyak tamu undangan yang liatin."aku bukan tidak mau Mama menggendong Al Keenan hanya saja tidak enak hati takut merepotkan. "Tidak apa-apa Nak..."Tante Inda langsung meraih tubuh mungil Al Keenan dengan hati hati takut jangan sampai dia terjatuh.Dengan pelan Tante Inda mengecup keningnya Al Keenan dengan penuh kasih sayang.cup.... Aku sama Bang Rendi mengikuti langkah Tante Inda dan Mommy Meta dari
Sambil menyusui Al Keenan,aku mulai memindai seluruh isi kamar,ada yang berbeda, mulai dari warna cat kamar sudah berubah, ada beberapa furniture baru,dan juga boks bayi.Bi Jumi cukup mengerti dengan apa yang ada di dalam pikiranku saat ini. "Bu...ini semua pak Rendi yang melakukannya,memang ini bukan Pak Rendi sendiri yang turun tangan,semua ini anak buah Pak Rendi yang mengerjakannya,ini semua idenya Pak Rendi..."Bi Jumi menjelaskan kepadaku dengan gamblang. "Ooo gitu ya bi... bagus juga warnanya,aku suka bikin betah kalau duduk lama lama di sini...."aku senang, ternyata Bang Rendi sangat perhatian, sampai interior kamar kami saja dia ganti.Aku diam diam tersenyum bahagia. "Sepertinya ada yang sedang jatuh cinta...diam diam menyimpan perasaan...,ibu tidak usah malu-malu, Pak Rendi itu orang baik banget, penuh perhatian, yang tidak kalah penting dia sangat mencintai ibu dan anak anak....ibu beruntung bisa mendapatkan suami seperti Pak Rendi.... mulai sekarang ibu harus perawatan,
Aku mengajak Bang Rendi untuk makan di meja makan saja tidak usah ke makan di tenda depan. "Bang...ayo kita makan di meja makan saja Ummi tadi sudah menyiapkannya di sana..." "Ayo... sebenarnya Abang itu sudah lapar sedari tadi,tapi karena Abang lihat kamu belum makan... Abang tungguin saja agar kita bisa makan bareng...." "Maaf Bang...tadi aku susui dulu Al Keenan.... jadi Abang nunggu aku lama deh... sampai kelaparan..."aku jadi tidak enak hati sama Bang Rendi. "Tidak apa-apa...masa Abang makan duluan sementara istri Abang masih kelaparan..." Kami jalan beriringan sampai di meja makan. "Bang ... silahkan duduk ...biar aku menyiapkan semuanya untuk Abang...."aku mempersilakan Bang Rendi untuk duduk. Aku layani Bang Rendi terlebih dahulu baru aku mengambil untung diriku sendiri.Tidak lupa juga aku menyiapkan air minum untuk kami berdua. Bang Rendi yang melihat sang istri melayaninya dengan telaten ada sebuah kehangatan merayapi relung hatinya, secara tidak sadar senyum manisn
Setelah kedua orang tuanya Bang Rendi pamit pulang,aku harus membujuk Mommy Meta agar tidak sedih pada saat kami pergi kerumah orang tuanya Bang Rendi. "My.... Humairah bisa bicara sebentar kalau Mommy tidak keberatan..." "Iya Nak... Mommy tidak keberatan,ayo kita bicara di dalam saja..." "Iya my....ayo."Aku menggandeng tangannya Mommy Meta menuju kedalam rumah,kami berdua ngobrol di ruang keluarga. "My... maafkan Humairah kalau sudah menyinggung dan menyakiti hati Mommy... Humaira tau Mommy keberatan kan kalau kami pindah ke rumah orang tuanya Bang Rendi... Mommy takut jangan sampai Almeera dan Al Jazair melupakannya Mommy dan Papi...."aku mulai membukakan obrolan dengan Mommy Meta. "Iya Nak.... Mommy bukannya keberatan kamu mau ikut suamimu... tapi Mommy sedih karena Almeera dan Al Jazair akan meninggalkan kami... setelah Brian pergi meninggalkan kami untuk selama-lamanya, hanya mereka bertiga yang kami miliki..." "My... Humairah tidak akan pernah memisahkan mereka dari Mommy.
Kami sudah mendapat kesepakatan, kalau beberapa hari kedepan kami akan ikut tinggal di kediamannya Pak Hermawan orang tua Bang Rendi. Almeera dan Al Jazair juga mau ikut bersama kami, hanya saja mereka membagi jadwal,dua hari ikut aku di rumahnya Bang Rendi,dua hari menginap di rumahnya Papi Yuda,kata mereka biar adil. Tok... Tok... "Bu.... maaf apakah bibi bisa masuk..."Bi Jumi berdiri di depan pintu kamar kebetulan pintu terbuka. "Iya Bi.... silahkan..."aku mempersilakan Bi Jumi untuk masuk kedalamnya. "Bu...ini bibi antarkan jamunya...ibu harus minum ya.. agar pada saat ibu ketemu dengan Pak Rendi bisa tambah jos....he..he..."kata kata Bi Jumi cukup membuat aku tersipu malu. "Bi...ada ada saja deh...bi tolong pelankan suaranya jangan kencang kencang malu kalau di dengar orang..." "Maafkan bibi ya... bibi tidak mau Pak Rendi mencari 'gang gang sempit' di luar sana karena dia merasa seperti berjalan di 'jalan tol 'pada saat bersama ibu... maksud bibi...ibu harus melakukan per
Bang Rendi mendengar bibi Jumi pamit keluar langsung berjalan meninggalkan tempat dia berdiri tadi dengan cepat jangan sampai ketahuan kalau dia tadi sempat mendengarkan pembicaraan mereka. 'Apa sih maksudnya bi Jumi tadi kalau saya akan mencari 'gang gang sempit', sepertinya saya harus meminta penjelasan kepada Humairah... tadi juga bi jumi sempat bilang Brian tidak bisa berpaling dari Humairah karena Humairah selalu memberikan pelayanan maksimal di atas ranjang untuk Brian, apalagi Humairah bisa menjaga organ intimnya walaupun sudah memiliki anak tapi rasanya seperti perawan,apa iya seperti itu bikin saya menginginkan Humairah sekarang juga....hiss... kenapa juga bagian tubuh saya yang lain bereaksi dengan cepat gara gara mendengarkan pembicaraan Humaira dengan Bi Jumi tadi kalau sudah begini kan saya jadi susah memenangkannya....'bang Rendi bermotor sendiri. Humairah sudah segar kembali setelah membersihkan tubuhnya dengan air hangat, Humairah sudah mengganti pakaian yang dia ken
Sekarang kami sudah berada di kediaman orang tuanya Bang Rendi.Selama aku berada di rumahnya Bang Rendi aku melaksanakan kewajibanku sebagai istri dan juga sebagai anak.Alhamdulillah kondisi tubuhku sudah pulih seperti sedia kala karena khasiat jamunya Bi Jumi... tubuhku terasa ringan sehingga aku bisa melaksanakan kewajibanku tanpa ada hambatan sedikit pun. Awal awal aku berada di kediaman orang tuanya Bang Rendi, Mama Inda merasa bingung dan heran,karena aku melayani mereka dengan tulus, termasuk semua yang kami konsumsi,aku selalu menghidangkan makanan yang sehat mengingat usia kedua orang tuanya Bang Rendi sama dengan Abah dan Ummi, jadi aku selalu memperhatikan asupan gizi yang mereka konsumsi.Syukur Alhamdulillah orang tuanya Bang Rendi tidak pernah protes dan mau menikmati semua hidangan yang aku suguhkan, Bang Rendi juga begitu. Almeera dan Al Jazair juga tidak pernah melupakan janji mereka untuk selalu adil dalam membagi waktu mereka untuk Mommy Meta dan dan juga Mama Inda.
Kami semua sudah duduk melingkar meja makan, Almeera dan Al Jazair juga sudah datang bergabung dengan kami semua. "Assalamualaikum Om, Opa, Papa...."sapa Almeera dan Al Jazair secara bersamaan.Mereka juga menyalami tangannya Papa Hermawan dan Mama Inda dan juga Bang Rendi secara bergantian. "Waallaikum salam Nak....ayo kita duduk kita makan siang bareng bareng..."sahut kami semua, mama Inda langsung menyuruh mereka berdua untuk duduk bergabung dengan kami semua. Terlebih dahulu aku melayani kedua orang tuanya Bang Rendi seperti aku melayani Abah dan Ummi selama ini,aku juga melayani Bang Rendi, kemudian aku menyiapkan untuk diriku sendiri.Almeera dan Al Jazair sudah tidak mau aku layani, mereka sudah mandiri. Suasana meja makan hening seketika karena kami semua fokus dengan makanan yang di atas piring depan kami masing-masing,kami melahapnya dengan tanpa suara, yang terdengar hanya suara dentingan sendok makan dan garpu yang beradu di atas piring hingga selesai,kami juga menyesap