Setelah kedua orang tuanya Bang Rendi pamit pulang,aku harus membujuk Mommy Meta agar tidak sedih pada saat kami pergi kerumah orang tuanya Bang Rendi. "My.... Humairah bisa bicara sebentar kalau Mommy tidak keberatan..." "Iya Nak... Mommy tidak keberatan,ayo kita bicara di dalam saja..." "Iya my....ayo."Aku menggandeng tangannya Mommy Meta menuju kedalam rumah,kami berdua ngobrol di ruang keluarga. "My... maafkan Humairah kalau sudah menyinggung dan menyakiti hati Mommy... Humaira tau Mommy keberatan kan kalau kami pindah ke rumah orang tuanya Bang Rendi... Mommy takut jangan sampai Almeera dan Al Jazair melupakannya Mommy dan Papi...."aku mulai membukakan obrolan dengan Mommy Meta. "Iya Nak.... Mommy bukannya keberatan kamu mau ikut suamimu... tapi Mommy sedih karena Almeera dan Al Jazair akan meninggalkan kami... setelah Brian pergi meninggalkan kami untuk selama-lamanya, hanya mereka bertiga yang kami miliki..." "My... Humairah tidak akan pernah memisahkan mereka dari Mommy.
Kami sudah mendapat kesepakatan, kalau beberapa hari kedepan kami akan ikut tinggal di kediamannya Pak Hermawan orang tua Bang Rendi. Almeera dan Al Jazair juga mau ikut bersama kami, hanya saja mereka membagi jadwal,dua hari ikut aku di rumahnya Bang Rendi,dua hari menginap di rumahnya Papi Yuda,kata mereka biar adil. Tok... Tok... "Bu.... maaf apakah bibi bisa masuk..."Bi Jumi berdiri di depan pintu kamar kebetulan pintu terbuka. "Iya Bi.... silahkan..."aku mempersilakan Bi Jumi untuk masuk kedalamnya. "Bu...ini bibi antarkan jamunya...ibu harus minum ya.. agar pada saat ibu ketemu dengan Pak Rendi bisa tambah jos....he..he..."kata kata Bi Jumi cukup membuat aku tersipu malu. "Bi...ada ada saja deh...bi tolong pelankan suaranya jangan kencang kencang malu kalau di dengar orang..." "Maafkan bibi ya... bibi tidak mau Pak Rendi mencari 'gang gang sempit' di luar sana karena dia merasa seperti berjalan di 'jalan tol 'pada saat bersama ibu... maksud bibi...ibu harus melakukan per
Bang Rendi mendengar bibi Jumi pamit keluar langsung berjalan meninggalkan tempat dia berdiri tadi dengan cepat jangan sampai ketahuan kalau dia tadi sempat mendengarkan pembicaraan mereka. 'Apa sih maksudnya bi Jumi tadi kalau saya akan mencari 'gang gang sempit', sepertinya saya harus meminta penjelasan kepada Humairah... tadi juga bi jumi sempat bilang Brian tidak bisa berpaling dari Humairah karena Humairah selalu memberikan pelayanan maksimal di atas ranjang untuk Brian, apalagi Humairah bisa menjaga organ intimnya walaupun sudah memiliki anak tapi rasanya seperti perawan,apa iya seperti itu bikin saya menginginkan Humairah sekarang juga....hiss... kenapa juga bagian tubuh saya yang lain bereaksi dengan cepat gara gara mendengarkan pembicaraan Humaira dengan Bi Jumi tadi kalau sudah begini kan saya jadi susah memenangkannya....'bang Rendi bermotor sendiri. Humairah sudah segar kembali setelah membersihkan tubuhnya dengan air hangat, Humairah sudah mengganti pakaian yang dia ken
Sekarang kami sudah berada di kediaman orang tuanya Bang Rendi.Selama aku berada di rumahnya Bang Rendi aku melaksanakan kewajibanku sebagai istri dan juga sebagai anak.Alhamdulillah kondisi tubuhku sudah pulih seperti sedia kala karena khasiat jamunya Bi Jumi... tubuhku terasa ringan sehingga aku bisa melaksanakan kewajibanku tanpa ada hambatan sedikit pun. Awal awal aku berada di kediaman orang tuanya Bang Rendi, Mama Inda merasa bingung dan heran,karena aku melayani mereka dengan tulus, termasuk semua yang kami konsumsi,aku selalu menghidangkan makanan yang sehat mengingat usia kedua orang tuanya Bang Rendi sama dengan Abah dan Ummi, jadi aku selalu memperhatikan asupan gizi yang mereka konsumsi.Syukur Alhamdulillah orang tuanya Bang Rendi tidak pernah protes dan mau menikmati semua hidangan yang aku suguhkan, Bang Rendi juga begitu. Almeera dan Al Jazair juga tidak pernah melupakan janji mereka untuk selalu adil dalam membagi waktu mereka untuk Mommy Meta dan dan juga Mama Inda.
Kami semua sudah duduk melingkar meja makan, Almeera dan Al Jazair juga sudah datang bergabung dengan kami semua. "Assalamualaikum Om, Opa, Papa...."sapa Almeera dan Al Jazair secara bersamaan.Mereka juga menyalami tangannya Papa Hermawan dan Mama Inda dan juga Bang Rendi secara bergantian. "Waallaikum salam Nak....ayo kita duduk kita makan siang bareng bareng..."sahut kami semua, mama Inda langsung menyuruh mereka berdua untuk duduk bergabung dengan kami semua. Terlebih dahulu aku melayani kedua orang tuanya Bang Rendi seperti aku melayani Abah dan Ummi selama ini,aku juga melayani Bang Rendi, kemudian aku menyiapkan untuk diriku sendiri.Almeera dan Al Jazair sudah tidak mau aku layani, mereka sudah mandiri. Suasana meja makan hening seketika karena kami semua fokus dengan makanan yang di atas piring depan kami masing-masing,kami melahapnya dengan tanpa suara, yang terdengar hanya suara dentingan sendok makan dan garpu yang beradu di atas piring hingga selesai,kami juga menyesap
Bang Rendi langsung masuk tanpa melepaskan genggaman tangannya dari tanganku,dia juga tidak lupa menutup pintu dan menguncinya dari dalam. "Bang....lepasin tangan aku, katanya mau main sama Al Keenan mana ..."aku berusaha melepaskan genggaman tanganku dari Bang Rendi, bukannya di lepaskan yang ada dia langsung memeluk tubuhku dari belakang dan melingkar kan kedua tangannya di atas perutku, hembuskan nafas Bang Rendi tepat mengenai daun telingaku, seketika bulu kudukku meremang.Sepertinya suamiku ini sedang menahan hasratnya. Takk.. Bang Rendi dengan secepat kilat menyentuh salah satu tombol remot yang tergelar di atas nakas,dan seketika itu juga terjadi pembatas ruangan antara tempat tidur kami dengan boksnya Al Keenan. Tiba tiba Bang Rendi sudah mendorong tubuhku hingga jatuh di atas kasur, Bang Rendi mulai memagut bibirku dengan ganas,karena mendapatkan serangan secara mendadak, jantungku berdetak lebih kencang juga, Bang Rendi berusaha menyeruak kedalam mulutku, dengan kasar di
Sementara di salah satu ruangan rumah sakit Bakti Husada,seoran dokter kandungan sedang merasa sangat gugup setelah membaca salah satu nama pasiennya hari ini Al Humairah Razak nama yang sangat familiar.Tidak lain dan tidak bukan dia adalah dokter Sony Sanjaya. 'Apakah ini benar Al.... setelah sekian tahun kita tidak bertemu, akhirnya aku bisa menemukanmu,aku yakin kamu tidak datang sendiri pasti ada Brian Aditama... rasanya aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan kalian....' gumam dokter Sony dalam hati. Gesture tubuh dokter Sony yang terlihat tidak seperti biasanya itu, menjadi tanya besar bagi para asistennya.Dokter Sony itu orang sangat irit bicara,dia tidak akan bersuara kalau tidak ada yang penting. Lain yang terjadi dengan dokter Sony lain juga yang terjadi dengan Humairah.Bang Rendi baru saja memarkirkan mobilnya di areal parkiran RS Bakti Husada ini.Bang Rendi sudah turun duluan dan membukakan pintu mobil untuk sang istri Al Humairah Razak. Dengan santai mereka jalan b
Akhirnya aku pasrah saja,ini hanya konsultasi bukan langsung pasang alat kontrasepsi spiral, nanti aku buat janji ulang dengan dokter Maria'lagi lagi aku bermimpi sendiri. "Selamat sore dok...."aku menyapa dokter yang ada di hadapanku ini untuk mencairkan suasana. "Selamat sore juga Humairah...."balas dokter Sony dengan suara lirih. Eits... suara itu sangat familiar pernah dengar tapi tidak tau di mana.Aku mulai menelisik wajah dokter yang barusan memanggil namaku dengan Humairah saja tanpa embel-embel yang lain. "Apa kabar Humairah....kamu pasti bingung kan... apakah kamu masih mengingat aku..."dokter Sony memulai obrolannya dengan panggilan aku kamu.Ambigu.. "Alhamdulillah sehat... dokter Sony ... Eh...benar ini mas Sony....aku tidak salah orang kan..."aku mulai ingat dokter ini Sony Sanjaya teman dekatnya Mas Brian dulu. "Iya betul sekali Humairah,aku Sony temannya Brian.... ngomong ngomong kenapa kamu masuk sendiri biasanya Brian ikut masuk juga kalau lagi konsultasi....oh
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men