Nadine memiringkan kepalanya berpikir sesaat. Hanya beberapa gambaran yang dapat dibayangkannya. Namun, setelah mendengar perkataan instruktur, dia menjadi tidak begitu buruk lagi.Siang hari, ketika suhu mulai panas, mereka diizinkan turun ke air. Ada beberapa jenis baju selam. Mereka memilih sesuai keinginan masing-masing. Kelly memilih yang seksi, sedangkan Nadine memilih yang agak tertutup.Meskipun begitu, ketika mereka keluar dari ruang ganti, banyak tatapan yang tertuju pada mereka. Bahkan, ada yang bersiul kepada mereka.Sebelum turun ke air, instruktur menyuruh mereka mencoba suhu air dulu."Jangan terlalu gugup setelah turun. Aku akan membawa kalian ke lokasi menyelam. Tim penyelamat ada di sekitar. Kalau terjadi sesuatu, beri isyarat tangan saja. Mereka akan langsung menolong kalian.""Oke." Nadine memandang ke depan dengan penuh penantian."Kalau begitu, selamat datang di dunia bawah laut. Semoga menyenangkan."Nadine tersenyum melihat instruktur itu tersenyum. Hanya saja,
Setelah memikirkan ini, Nadine langsung berbalik dan berenang secepat mungkin. Ikan-ikan di sekitar juga ketakutan dan melarikan diri. Nadine menggertakkan giginya sambil melirik ke belakang. Ternyata ikan hiu itu telah mengejarnya dengan kecepatan tinggi.Nadine melirik ke sekeliling. Di sekitarnya adalah terumbu karang. Namun, tidak jauh dari sana, ada gua untuk bersembunyi.Setelah melihat ini, Nadine mengubah arahnya dan berenang ke gua itu. Dia bisa merasakan ikan hiu itu makin dekat dengannya. Dia tidak berani menoleh. Di momen genting, Nadine berenang masuk ke dalam gua itu.Bam! Tubuh ikan hiu yang besar menabrak gua, membuat terumbu karang di sekitar berguncang. Benturan kuat itu membuat lengan Nadine terhempas ke belakang. Rasanya sakit sekali.Nadine mencoba menggerakkan lengannya. Untungnya masih aman. Setelah ikan hiu itu pergi, dia akan berenang ke atas.Namun, beberapa menit kemudian, Nadine mendapati oksigennya sudah menipis. Ada yang aneh! Sebelum turun ke air, instruk
"Wajahnya agak pucat. Mau diantar ke rumah sakit nggak?" Instruktur yang diabaikan Kelly dan Nadine sejak tadi tiba-tiba bertanya demikian.Nadine baru menyadari orang-orang di sekitarnya tampak lega melihatnya selamat. Kelly berucap, "Aku sudah panggil ambulans tadi. Apa masih ada yang sakit?""Sepertinya tanganku cedera." Nadine mencoba menggerakkan tangannya. Tadi masih bisa bergerak, tetapi sekarang tidak bisa lagi."Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa tiba-tiba tenggelam?" tanya Kelly."Sepertinya tabung oksigenku bermasalah," timpal Nadine setelah terdiam sejenak.Kelly terpikir akan sesuatu. Dia segera mengambil tabung oksigen yang dilemparkannya ke samping. Sepertinya tidak ada yang salah, tetapi bagian bawah tabungnya ... berlubang? Lubangnya memang sangat kecil, tetapi tetap berbahaya.Kelly langsung menatap instruktur dengan tatapan tajam. Instruktur buru-buru menjelaskan dengan panik, "Ini nggak mungkin. Semua barang kami diganti setiap tahun. Selain itu, kami memeriksanya
Nadine mulai merasa dingin. Angin laut berembus. Dia tak kuasa merinding. "Achoo ...."Kelly tentu tahu orang-orang ini saling menyalahkan. Dia semula ingin mengusut masalah ini hingga tuntas, tetapi Nadine bersin dan batuk. Jadi, Kelly hanya bisa mengantar Nadine ke helikopter dulu.Sesampainya di rumah sakit, suster segera membawakan pakaian ganti saat melihat Nadine basah kuyup. Kelly khawatir pada tangan Nadine. Dia berpesan pada dokter untuk memeriksa dengan baik.Untungnya, tidak ada masalah besar. Tidak ada cedera tulang dan hanya terkilir. Nadine akan pulih dalam dua hari.Setelah mengambil salep untuk melancarkan peredaran darah, keduanya naik helikopter lagi untuk kembali ke hotel di pulau.Kelly masih jengkel. Dia ingin mencari orang yang menyediakan jasa penyelaman. Sikap orang itu termasuk baik, tetapi tetap mengelak bahwa ini adalah kesalahan pihak hotel.Ketika Kelly berdebat dengan penanggung jawab itu, Reagan kebetulan kembali. Begitu mendengar mereka menyebut nama Nad
Nadine memandang ke sekeliling. Kamar yang gelap gulita membuatnya merasa dirinya seperti sudah mati. Untung hanya mimpi.Nadine tak kuasa menarik napas dalam-dalam. Dia seperti baru diangkat dari laut dan butuh udara segar.Ting! Angin berembus, membuat lonceng angin menimbulkan suara. Nadine melirik ke luar. Malam yang tenang membuat deru ombak terdengar jelas.Nadine masih merasa takut akibat mimpi buruk tadi. Dia berbaring, tetapi tidak bisa tidur. Jadi, dia mengambil jaketnya dan memutuskan untuk keluar.Larut malam, angin laut terasa makin dingin. Nadine mengeratkan jaketnya sambil menginjak pasir dengan santai.Malam ini tidak ada bintang. Langit gelap gulita. Hanya ada beberapa lampu kecil di tepi pantai. Jika dipikir-pikir, Nadine merasa ada yang tidak beres dengan kejadian hari ini. Intuisi memberitahunya bahwa ada sesuatu yang dilewatkannya.Semuanya terlihat seperti kecelakaan, tetapi juga terlalu kebetulan. Petugas bersikeras mengatakan terlambat menolong karena ke kamar m
Nadine melirik Savero, seorang mitra senior di Firma Hukum Venus, pengacara handal yang khusus menangani urusan Keluarga Sanjaya. Nadine menahan diri, lalu menarik rambutnya yang berantakan ke belakang telinga dan mengucapkan terima kasih sekali lagi, "Terima kasih."Keluarga Sanjaya memiliki tim pengacara terbaik di negara ini. Dengan bantuan mereka, banyak prosedur rumit berhasil disederhanakan. Bagi Nadine, ini bukan sekadar masalah uang yang bisa diselesaikan dengan mudah.Stendy menoleh padanya. Sorot matanya yang kelam tampak serius. "Aku bukan orang baik, bahkan mungkin bukan orang yang layak. Hanya karena korbannya adalah kamu, makanya aku bersedia melakukan ini ...."Nadine menghindari tatapannya dan memandang ke arah laut, "Kamu tadi bilang apa? Aku nggak dengar ...."Stendy tertawa, "Ah, nggak masalah kalau kamu nggak dengar. Aku bisa mengatakannya sekali lagi, mau dengar?"Nadinet terdiam. Dalam hatinya membatin, 'Nggak perlu, terima kasih.'....Di bawah langit malam yang
Rasa dibutuhkan dan dirindukan ini benar-benar membuat Reagan merasa luar biasa. Hal ini tak pernah dia dapatkan dari Nadine. Namun setelah benar-benar bersama Eva, dia mulai merasakan ada sesuatu yang kurang, meski tak tahu apa itu.Saat berjalan, tanpa sadar langkahnya membawanya ke tepi pantai. Tiba-tiba, langkah Reagan terhenti. Tatapannya semakin dingin dan wajahnya perlahan-lahan berubah muram.Di atas kursi pantai di kejauhan, Nadine dan Stendy sedang duduk bersebelahan sambil tertawa santai dan minum bersama. Eva yang baru selesai memakai masker wajah dan mengenakan serum seadanya, buru-buru menyusul Reagan. Namun, karena memakai sepatu berhak di atas pasir, dia agak kesulitan dan butuh waktu lama untuk mengejarnya."Sayang, apa yang sedang kamu lihat?" Eva mengikuti arah pandang Reagan dan berkata, "Kelihatannya Kak Nadine dan Stendy dekat sekali ya?" Dia tersenyum polos sambil menambahkan, "Mereka bahkan minum bersama."Reagan tetap diam dengan wajah tanpa ekspresi. "Dari kej
Sudah berkali-kali Eva mencoba bersikap aktif, tetapi Reagan tetap tak tergoyahkan. Dia benar-benar tidak mengerti, apa yang sebenarnya membuat Reagan ragu? Apa dia pikir dengan bersikap seperti ini, dia sedang "menjaga kesetiaan" untuk Nadine? Konyol sekali!Di kamar ....Reagan mematikan lampu dan berniat tidur. Namun setiap kali dia memejamkan mata, yang muncul hanyalah pemandangan Nadine dan Stendy yang sedang minum dan bercanda bersama di tepi pantai. Sepanjang malam, dia tidak bisa tidur nyenyak dan terus membolak-balikkan tubuhnya di tempat tidur.Keesokan paginya.Dengan lingkaran hitam di bawah mata akibat kurang tidur, Reagan pergi ke restoran untuk sarapan. Eva menggandeng tangannya dengan hati-hati sepanjang jalan. Tepat di depannya, Stendy keluar dari lift lain dan suasana di antara mereka langsung terasa tegang.Saat itu juga, Nadine dan Kelly masuk dari pintu lain. Melihat mereka, Stendy langsung tersenyum dan menyapa, "Pagi, kalian tidur nyenyak semalam?"Dia menyapanya
"Ada apa?" tanya Nadine.Keduanya langsung mendongak, seperti anak kecil yang akhirnya melihat orang tua mereka setelah mendapatkan perlakuan tidak adil.Mikha langsung berlari ke arahnya, matanya sudah memerah bahkan sebelum sempat bicara. Darius menyusul di belakang, ekspresinya jelas tegang dan tangannya juga terkepal erat.Nadine langsung merasa ada sesuatu yang tidak beres. Namun, dia tetap tenang. "Apa yang terjadi? Kenapa kalian duduk di luar dan nggak masuk?""Kak Nadine ...." Mikha berusaha menahan air matanya. Meskipun matanya sudah berkaca-kaca, dia tetap bersikeras untuk tidak membiarkannya jatuh. "Kami nggak bisa masuk lagi!""Apa maksudnya nggak bisa masuk lagi?" Nadine terkejut."Kemarin, tim inspeksi kampus dan pemadam kebakaran distrik tiba-tiba datang ke laboratorium untuk melakukan pemeriksaan ...."Pemeriksaan kebakaran adalah prosedur rutin, jadi mereka berdua tidak berpikir terlalu banyak dan langsung membukakan pintu serta bekerja sama dengan baik.Siapa sangka,
"Ibu, sadarlah, aku ini anakmu! Kelly itu siapa? Kenapa aku baru bilang satu dua kata tentang dia, kamu langsung mau patahin kakiku?"Phoebe menyahut, "Karena dia adalah menantuku yang sudah kutetapkan! Nggak boleh ada yang menyakitinya, termasuk kamu!"Teddy merasa mata dan hidungnya sedikit memanas. Menantu ....Dia membalikkan badan, menyilangkan tangan di dada, lalu bergumam dengan suara rendah, "Dia punya standar tinggi, barang-barang ini mungkin nggak menarik baginya ...." Sama seperti Teddy yang juga tidak menarik baginya!"Benar juga." Phoebe mengangguk santai. "Kelly punya standar tinggi, tapi dia juga punya modal untuk mencari yang lebih baik! Kamu kira semua orang sepertimu? Kerjaannya cuma bersenang-senang."Teddy langsung berbalik dan berteriak dengan kesal, "Aku ini anak kandungmu! Anak kandung!""Tahu kok, nggak perlu teriak.""?""Pokoknya, aku tinggalkan perhiasan ini di sini. Kamu cari kesempatan untuk memberikannya pada Kelly. Ngerti?"Teddy tidak merespons. Phoebe l
Setelah pria itu pergi, Kelly menatap peralatan makan di meja dengan jijik. Seharusnya, tadi dia menyuruh Teddy merapikan semuanya dulu sebelum pergi."Halo, tolong panggilkan petugas kebersihan untuk dua jam .... Ya, bersih-bersih ... seluruh rumah. Semuanya harus bersih ... terutama sofa ...."Sementara itu, setelah Teddy membanting pintu dan pergi, dia langsung mengemudi pulang ke apartemennya. Kecepatannya hampir mencapai 150 km/jam, seakan-akan tak takut mati.Begitu masuk, Teddy langsung melepas baju dan masuk ke kamar mandi, mencoba menghilangkan aroma yang tertinggal karena kejadian semalam.Namun entah kenapa, setelah selesai mandi, aroma samar khas Kelly masih saja tercium olehnya."Sial ...." Dengan marah, Teddy menendang sofa.Namun akibatnya ... ingatan tentang kejadian semalam sontak menyeruak di kepalanya, dimulai di sofa, lalu berlanjut ke kamar .... Penuh gairah, penuh kegilaan.Teddy berpikir mati-matian, tetapi tetap tidak mengerti. Kenapa wanita yang semalam begitu
Senyuman Teddy langsung membeku. "Maksudmu?"Membereskan barang-barang dan pergi bukan masalah. Namun, apa maksudnya jangan datang lagi?Kelly menjawab dengan tenang, "Maksudnya seperti yang kamu dengar. Aku ingat aku pernah bilang, aku nggak akan terlibat dengan pria yang punya hubungan kerja sama denganku.""Setelah kejadian semalam, kita sudah jelas terlibat. Satu-satunya solusi adalah kita nggak bekerja sama lagi."Teddy perlahan duduk tegak, menatapnya dengan tatapan suram. "Aku nggak mabuk semalam. Dari caramu merespons, kamu juga nggak mabuk, 'kan?""Benar."Saat hubungan itu terjadi, mereka berdua sadar sepenuhnya. Jadi, ini bukan sekadar khilaf karena alkohol."Heh ...." Teddy tertawa dingin. "Kita baru saja tidur bersama dan aku bahkan belum pakai baju, tapi sekarang kamu mau mencampakkanku begitu saja?"Sudut bibir Kelly berkedut. "Kamu sendiri yang memilih nggak pakai baju, itu salah siapa? Aku sih nggak keberatan.""Aku keberatan, sialan!" Suara Teddy tiba-tiba meninggi. "
Pagi-pagi, sinar matahari menyinari masuk. Pakaian berserakan di lantai, dari sofa ruang tamu hingga depan ranjang kamar. Hampir semuanya adalah pakaian pria, hanya ada satu jubah tidur wanita.Teddy menggerakkan kelopak matanya dan terbangun. Ketika mengingat kembali kegilaan dan keintiman semalam, sudut bibirnya terangkat tanpa sadar.Teddy menoleh ke samping, melihat wanita yang masih terlelap. Ekspresinya lembut dan penuh kehangatan yang bahkan tidak disadarinya.Kelly masih tidur, matanya terpejam rapat dan napasnya stabil. Tatapan Teddy menyusuri wajah cantiknya, lalu turun ke leher. Kulit putihnya dipenuhi bekas yang ditinggalkan Teddy saat malam penuh gairah itu.Teddy bukan lagi anak muda yang mudah terpukau oleh tubuh wanita. Namun, semalam dia seperti binatang buas yang pertama kali merasakan daging. Sungguh liar dan tak kenal lelah. Pada akhirnya, Kelly harus menamparnya agar dia berhenti.Sakit? Ya, memang sakit. Namun, puas tidak? Benar-benar puas!Memikirkan itu, senyuma
Teddy kehabisan kata-kata."Selesai," katanya sambil mematikan pengering rambut.Kelly merapikan rambutnya dengan jari. Harus diakui, hasilnya halus tapi tetap lembut. Teddy menyeringai. "Gimana?"Untuk pertama kalinya, Kelly mengangguk puas. "Buka salon deh, aku langsung jadi member VIP."Teddy berpikir, 'Terima kasih, tapi nggak deh.'Kelly menguap, lalu berjalan ke tempat tidur. Setelah menjatuhkan diri dan berguling dua kali, dia membungkus dirinya dengan selimut. "Aku tidur dulu. Tolong matikan lampu, tutup pintu, lalu pulang. Bye-bye ...."Memangnya aku ini pembantunya?! Teddy menggerutu dalam hati, tapi tangannya tetap patuh. Dia mematikan lampu, menutup pintu dengan pelan, lalu keluar.Setelah minum anggur, Kelly tertidur dalam keadaan sedikit mabuk. Hanya dalam sekejap, dia telah tertidur nyenyakBegitu keluar, Teddy melihat botol anggur di wajan kaca yang masih tersisa. Setelah berpikir sejenak, dia mengambil gelas anggur dan menuangkan segelas untuk dirinya sendiri.Kemudian
Kelly meletakkan gelas anggurnya dan berdiri. "Sudah cukup." Minum terlalu banyak bisa menimbulkan masalah, apalagi kalau di rumah ada seorang pria. Dia masih tahu batasannya.Teddy menghentikan gerakannya. "Belum habis, kenapa berhenti?""Kamu kira ini bar? Mau minum sampai pagi?""Anggurnya udah aku siapin, kalau nggak habis, sayang dong?""Sayang buat siapa? Aku bisa minum sendiri besok."Teddy terdiam.Kelly melirik jam dinding. "Sudah malam, pulang sana.""Tunggu, kenapa begitu sih?""Aku kenapa?""Waktu butuh aku, kamu terima. Setelah nggak butuh, langsung diusir. Begitu caramu?""Terus mau gimana? Mau aku suruh kamu nginap?""Pacar nginap di rumah pacar itu hal biasa. Walaupun kita cuma pura-pura, tapi setidaknya harus terlihat meyakinkan, 'kan?"Kelly mendengus. "Sok drama! Memangnya ada yang peduli kita tidur bareng atau nggak?"Baru saja dia selesai bicara, ponsel Teddy berdering. Panggilan video dari WhatsApp. Dia melirik layarnya dan menyeringai. "Tuh, ada yang peduli."Kel
Kelly menegaskan, "Aku. Nggak. Makan. Mi."Teddy menatapnya dengan ekspresi "Kamu pikir aku bakal percaya?"Saat Kelly berbalik hendak masuk kamar, Teddy tiba-tiba berseru, "Nggak mau coba segelas?"Kelly menoleh, matanya melirik wajan kaca yang berembun di meja. Kebetulan sekali, ini jenis anggur favoritnya dan sudah didinginkan dengan sempurna ...."Baiklah, tuangkan satu untukku!" Godaan yang sulit ditolak.Teddy langsung sigap mengambil gelas. "Ini, coba deh! Aku yang dinginkan, dijamin puas!"Kelly menerima gelasnya dan tersenyum sinis. "Itu semua karena anggur yang aku beli bagus.""Iya, iya. Anggurnya bagus, tapi teknikku juga hebat. Kalau digabung, hasilnya luar biasa. Gimana?""Nggak usah bawa-bawa aku," kata Kelly sambil meneguk seteguk pertama.Teddy terdiam. Bahkan dalam obrolan santai, Kelly tetap tidak mau rugi sedikit pun. Baru satu tegukan, Kelly langsung harus mengakui bahwa Teddy benar-benar punya keterampilan."Gimana? Nggak mengecewakan, 'kan?" Teddy mengangkat dagu
"A-aku capek, jadi minggir sebentar buat istirahat, eh malah ketiduran ...."Kelly langsung memutar ke sisi lain mobil, menarik pintu kursi penumpang depan, dan duduk. "Kebetulan, antarin aku pulang."Teddy mendengus. "Kamu benaran nggak tahu malu, ya." Meskipun begitu, sudut bibirnya tetap melengkung ke atas."Oke deh, hari ini sekalian aku jadi malaikat baik hati. Pegangan yang kencang ...." Begitu dia menginjak gas, mobil melesat seperti anak panah yang dilepas dari busurnya.Kelly: "Gila! Pelan sedikit! Aku masih betah hidup, nggak mau ketemu malaikat maut bareng kamu!"Teddy: "Kenapa? Kita bisa dikubur dalam satu liang lahat, romantis, 'kan? Hehehe ...."Kelly hanya bisa memberikan tatapan menjijikkan kepadanya. Kalau pun mati, mereka pasti bakal dikubur di tempat terpisah!Dua puluh menit kemudian ....Kelly: "Berhenti di depan gerbang apartemen aja, aku jalan sendiri ke dalam.""Nggak bisa! Belum sampai depan pintu!"Dengan satu putaran setir, Teddy langsung mengarahkan mobil ma