Share

Bab 34

Author: Patricia
Nadine sontak termangu. Adegan Reagan dan Eva bergandengan tangan muncul di benaknya. Kemudian, dia berkata dengan nada datar, "Ke rumah sakit saja. Aku bukan dokter."

Selesai berbicara, Nadine langsung mengakhiri panggilan. Nadanya yang begitu datar seolah-olah mengisyaratkan bahwa mereka adalah orang asing sekarang.

Reagan murka hingga menggertakkan gigi. Sekujur tubuhnya gemetaran. Dia langsung membanting ponsel itu ke dinding.

Julia pun tercengang melihat ponselnya yang hancur. Itu ponselnya!

Reagan merasa perutnya makin sakit karena Nadine. Pada akhirnya, dia masuk ke kamarnya dan mengunci pintu untuk membuktikan dirinya bisa hidup tanpa Nadine. Nadine mengira dirinya tidak bisa hidup tanpanya? Konyol sekali!

Julia menatap ponselnya yang hancur, lalu teringat pada obrolan singkat Reagan dengan Nadine. Dia hanya bisa menggeleng dan menghela napas. Entah apa yang dipikirkan bosnya ini. Nadine adalah wanita yang begitu baik, tetapi Reagan malah mencampakkannya.

Sore hari, setelah sel
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Rna 1122
rasain ngapain lu berharap nadien peduli padamu hoeeee laki" brengsekkk suruh sana jalang eva ngrawat eluuu !!! ini juga si lampir tua luu kira nadien babu luuu
goodnovel comment avatar
Helmi Wati
.........sangat puas di bab ini, bab sebelumnya bikin hati perih, aahh semoga akhirnya tidak mengecewakan, rasanya nadin gak pantas buat reagan, dia terlalu baik buat seorang pecundang
goodnovel comment avatar
Fitriah Sukmawati
Seru banget. Gak sangka bakal sejauh ini baca di sini ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 35

    Clarine juga merasa heran. Biasanya, Nadine pasti melayani kakaknya di pinggir ranjang, bahkan matanya berkaca-kaca saking sedihnya. Kenapa sekarang batang hidungnya tak terlihat?Begitu ucapan ini dilontarkan, suasana menjadi sunyi senyap. Reagan terdiam dengan ekspresi datar, sedangkan Philip dan lainnya tidak berani bersuara.Pada akhirnya, Stendy berkata, "Mereka sudah putus. Kalian nggak tahu?"Rebecca mengernyit. "Kenapa masih merajuk? Sudah berapa hari ini? Kekanak-kanakan sekali!"Ekspresi Reagan tampak makin masam."Ehem! Bibi, sepertinya kali ini mereka nggak bakal balikan lagi," ujar Stendy melirik Rebecca."Apa maksudmu? Nadine berani bersikap sombong sekarang?" bentak Rebecca."Ibu!" Reagan sontak menyela dengan nada dingin, "Kali ini kami benaran putus. Aku yang minta.""Apa?" Rebecca dan Clarine termangu. Jika dipikir-pikir, memang sudah lama Nadine merajuk.Rebecca keluar dari bangsal. Sebelum meninggalkan rumah sakit, dia sudah menelepon Nadine. Panggilan tersambung. S

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 36

    Nadine segera memeriksa kulkasnya. Bahan masak yang dibeli kemarin masih banyak. Dia akan masak tumis daging kentang, iga asam manis, telur tomat, dan tumis sayur hijau.Nadine melakukan semua dengan cekatan, membuat Taufan yang tidak bisa masak merasa takjub. Taufan berkata, "Zaman sekarang kebanyakan orang selalu pesan makanan dari luar. Sudah nggak banyak wanita sepertimu."Nadine tersenyum tipis dan menyahut, "Kehidupan setiap orang berbeda. Aku sudah terbiasa masak sendiri."Taufan menatap sosok belakang Nadine, lalu mengamati ke sekeliling. Tempat ini tidak besar, tetapi sangat rapi dan enak dipandang.Di ruang tamu, ada rak buku yang dipenuhi buku. Dia melirik sekilas, menemukan semua itu adalah buku profesional. Di antaranya terdapat yang agak berbeda. Itu buku fisika.Taufan merasa kurang sopan jika mengamati rumah seorang wanita sampai sedetail itu. Jadi, dia berhenti memandang.Segera, Nadine menghidangkan masakannya dan nasi panas. Aroma yang wangi memenuhi seluruh ruangan.

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 37

    Jelas-jelas masakan Nadine sangat lezat, tetapi Taufan malah merasa canggung. Setelah selesai makan, Taufan pun langsung pamit.Rumah seketika menjadi hening. Nadine membereskan semua peralatan makan. Tiba-tiba, ucapan Clarine terngiang di benaknya.Lambung Reagan berlubang .... Karena tidak fokus, Nadine tidak sengaja menjatuhkan piring hingga pecah.Nadine tanpa sadar memungut dengan tangan. Tangannya tergores. Dia merintih kesakitan. Air mata menetes.Enam tahun. Bukan enam hari atau enam bulan. Nadine sudah terbiasa merasa cemas mendengar Reagan masuk rumah sakit. Dia ingin menjenguk, tetapi akal sehat menghentikannya melakukan itu.Nadine yakin dirinya akan pelan-pelan terbiasa dan tidak akan menangis lagi. Dia dan Reagan saling mencintai hingga akhirnya merasa bosan dan berpisah. Entah sejak kapan, hubungan mereka mulai retak.Mungkin sejak Reagan mengingkari janjinya untuk pertama kali, mungkin sejak Reagan berbohong untuk pertama kali .... Nadine sudah mulai lupa. Hubungan enam

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 38

    Awal bulan Juli suhu makin tinggi. BMKG sampai mengeluarkan peringatan. Selama seminggu ini, suhu terus mencapai 35 derajat. Pada saat yang sama, eksperimen Arnold akhirnya mencapai kemajuan.Arnold akhirnya bisa beristirahat. Dia menarik tubuhnya yang lelah ke lantai 7. Ketika hendak beristirahat dengan baik, tiba-tiba terdengar suara di seberang.Arnold tidak jadi memasuki kontrakannya. Dia berbalik menatap pintu yang tertutup rapat, lalu mengetuk pintu dan bertanya, "Nadine, kamu di rumah nggak?"Tidak ada respons apa pun. Arnold mencoba mengetuk lagi. Namun, hasilnya tetap sama. Arnold ragu-ragu sejenak. Ketika memikirkan harus melapor polisi atau tidak, tiba-tiba pintu terbuka.Nadine mengintip dari dalam dan hanya memperlihatkan sedikit celah. Dia bertanya, "Apa ada urusan?"Ekspresi Nadine terlihat datar. Nada bicaranya pun terdengar tenang seperti biasanya. Namun, entah mengapa, Arnold bisa merasakan bahwa suasana hati Nadine sedang buruk. Nadine seperti bunga mawar yang akan l

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 39

    Ini adalah kesempatan emas bagi Nadine."Kalau kamu tertarik, bawa pulang saja untuk dibaca." Arnold mengambilkan flashdisk untuk Nadine dan meneruskan, "Di dalam sini ada data eksperimen yang rinci."Nadine menunduk. Matanya tampak berbinar-binar. Dia menyahut, "Terima kasih, akan kupertimbangkan dengan baik."Pukul 10 malam, Nadine pulang. Arnold mengantarnya sampai ke depan pintu rumahnya."Aku cuma tinggal di seberang. Kamu nggak perlu repot-repot mengantarku." Nadine tidak bisa menahan tawanya.Arnold tidak sengaja melirik jari tangan Nadine. Dia memperingatkan, "Plester luka nggak boleh ditempel terlalu lama. Lebih baik disinfeksi dengan yodium dan dibiarkan terbuka."Nadine tanpa sadar menekuk jari tangannya, lalu membalas, "Terima kasih, aku tahu kok."Arnold tidak berbicara lagi dan hanya mengangguk ringan. Kemudian, dia menyodorkan sebuah tanaman sukulen berwarna merah muda. "Ini untukmu."Nadine mengejapkan matanya dengan terkejut sekaligus gembira. Dia menatap tanaman sukul

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 40

    Nadine selesai lari pagi. Setelah mandi, dia berdiri di balkon sambil melihat sederet tanaman hijau dengan berbagai bentuk. Kini, bertambah tanaman sukulen berwarna merah muda.Nadine menyentuh tanaman sukulen itu dengan telunjuknya. Suasana hatinya seketika membaik.Saat ini, ponsel di meja berdering. Ketika melihat nama Philip, dia menjawab panggilan dengan penasaran. "Philip, kenapa meneleponku? Apa ada urusan?""Kak Nadine, apa kabarmu belakangan ini?" tanya Philip."Lumayan. Gimana denganmu?" balas Nadine.Kesempatan akhirnya datang! Philip duduk dengan tegak dan berkata, "Aku ... kurang sehat.""Kenapa?" Nadine mengernyit."Mungkin karena bergadang dan minum alkohol. Lambungku sakit. Aku nggak selera makan dan terus terpikir akan bubur buatanmu. Aku ingin makan itu. Kamu bisa masak untukku nggak?" Philip memelas.Philip tidak akan berani mengatakan Reagan yang ingin makan bubur buatan Nadine. Dia terpaksa berkorban.Nadine mengenal Philip melalui Reagan. Selama bertahun-tahun ini

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 41

    Stendy duduk di sofa. Ketika melihat Philip yang canggung, dia tersenyum tipis dan berkata, "Itu nggak usah kamu pikirkan. Philip bilang dia yang ingin makan bubur, makanya Nadine mau masak. Nadine nggak bakal datang kemari."Begitu mendengarnya, ekspresi Reagan menjadi masam. Dia melirik Philip dengan dingin dan bertanya, "Apa aku menyuruhmu mencarinya? Siapa suruh kamu membuat keputusan sendiri?"Philip pun menunduk. Dia berdeham sebelum menjelaskan, "Namanya juga aku mencemaskan kesehatanmu. Kamu makan sedikit sekali beberapa hari ini. kalau Kak Nadine nggak masak bubur, kamu pasti nggak mau makan."Ekspresi Reagan tampak dingin. Dia tidak melontarkan sepatah kata pun. Philip meneruskan, "Omong-omong, aku ke rumah Kak Nadine tadi. Sekarang tempat tinggalnya sempit dan kumuh, bahkan nggak ada lift. Dia harus naik tangga sampai ke lantai tujuh setiap hari. Kasihan sekali."Philip tidak lupa mengamati ekspresi Reagan. Reagan bergumam, "Rasain!" Namun, tebersit kecemasan pada tatapannya

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 42

    Di dalam perpustakaan, Nadine mengerjakan dua lembar kertas soal berturut-turut. Dia terhenti saat mengerjakan soal terakhir.Nadine sudah menghitung cukup lama, tetapi tetap tidak menemukan solusi. Dia teringat pernah melihat bentuk soal yang mirip di sebuah buku. Dia berdiri dan menuju ke area peminjaman, lalu mulai mencari referensi dan bentuk soal yang serupa.Setelah mencari beberapa menit, Nadine hendak kembali ke tempat duduknya. Namun, buku di samping menarik perhatiannya.Judul bukunya adalah "Rekombinasi dan Penggabungan Urutan Gen". Nadine teringat dengan perkataan Arnold dan tanpa sadar mengambil buku itu.Sesudah membaca beberapa halaman, Nadine menemukan bahwa gagasan buku ini sangat mirip dengan pemikirannya. Dia membaca beberapa halaman lagi. Makin dibaca, makin menarik. Dia keasyikan membaca buku ini.Tiba-tiba, ponsel di dalam sakunya bergetar. Notifikasi WhatsApp muncul di layar. Itu adalah pesan dari Kelly.[ Tebak, aku di mana? ]Nadine mengira Kelly sedang bermain

Latest chapter

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 715

    Stendy menyahut, "Aku pikir-pikir dulu, nanti baru kita putuskan setelah ketemu.""Oke." Nadine mengakhiri panggilan, lalu langsung memakai jaket bulu tebal dan sepatu bot musim dingin, juga mengambil tas. Dia keluar dalam waktu kurang dari tiga menit!Cuaca tidak sedingin sebelumnya lagi, tetapi matahari masih tidak muncul.Begitu turun, Nadine langsung melihat Stendy berdiri di ujung gang, bersandar santai di samping mobil Maybach edisi terbatas. Pria yang memakai mantel hitam itu pun memutar-mutar kunci mobilnya.Begitu melihat Nadine, tubuh Stendy langsung tegak. Nadine tersenyum dan berjalan mendekat. Wajah Stendy yang tadi terlihat agak dingin langsung berubah cerah, bibirnya tersenyum.Begitu masuk mobil, Stendy menyerahkan sekantong sarapan, "Nih, susu kedelai dan roti, makan selagi masih hangat."Nadine menaikkan alisnya. "Pak Stendy bukan cuma jadi sopir, tapi juga beliin aku sarapan? Ini layanan bintang lima sih. Aku nggak berani menikmatinya."Stendy terkekeh-kekeh. "Kenapa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 714

    "Nad, sejak pertama kali kita ketemu di kafe, aku ....""Eh? Pak Arnold, Nadine, kok berdiri di sana? Nggak naik?" Tetangga mereka yang tinggal di lantai bawah, datang dengan membawa banyak kantong belanjaan. Begitu melihat mereka, dia langsung menyapa dengan ramah."Dingin banget ya hari ini, aku hampir beku .... Tapi karena diskon, aku tetap keluar malam-malam begini!"Supermarket besar di dekat sana memang sering mengadakan diskon besar setelah pukul 9 malam. Sebagai orang yang pintar mengatur uang, wanita ini sering keluar malam untuk belanja hemat.Situasi sekarang jelas tidak cocok untuk melanjutkan obrolan mereka. Arnold terpaksa menelan kembali semua yang ingin dia ucapkan tadi."Ayo, kita sama-sama naik!" ajak wanita itu.Nadine melangkah maju, langsung mengambil salah satu kantong belanjaan dari tangan wanita itu. "Biar kubantu ...."Namun, Arnold langsung mengambil alih kantong belanjaan itu dari tangan Nadine. Dengan cepat, dia berjalan di depan mereka. "Biar aku saja."Wan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 713

    Nadine tersenyum mencela dirinya sendiri.Arnold tiba-tiba terdiam, napasnya tercekat. Entah kenapa, senyuman kecil di ujung bibir gadis itu membuat hatinya terasa panik. Seolah-olah dia baru saja melewatkan sesuatu yang sangat penting.Mereka meninggalkan pabrik saat senja hari. Satpam yang berjaga sudah berganti. Paman ramah penuh canda tawa tadi sudah pulang, digantikan oleh seorang pemuda yang tampak pemalu.Setelah menerima kunci dari mereka, pemuda itu meletakkannya, lalu membukakan pintu gerbang untuk mereka.Langit belum sepenuhnya gelap. Cahaya senja menyelimuti cakrawala dalam warna kelabu suram. Di sepanjang jalan, cabang-cabang pohon yang gundul menambah kesan sepi.Nadine dan Arnold berjalan berdampingan tanpa berbicara. Keheningan mengisi jarak di antara mereka. Arnold sempat membuka mulut, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana.Dia bisa merasakan perubahan suasana hati Nadine, tetapi tidak tahu penyebabnya. Jadi, yang bisa dia lakukan hanyalah diam dan berhati-hati aga

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 712

    Diskusi akademik antara keduanya akhirnya mencapai akhir. Kelly tidak bisa menahan diri untuk menghela napas panjang."Lain kali jangan ajak aku ke acara akademik kayak gini lagi ya. Buat capek saja ...." Kelly bergumam pelan, lalu mengangkat tangan memberi isyarat kepada pramusaji untuk menyajikan makanan.Seperti yang sudah diduga, semuanya adalah makanan favorit Nadine!Selesai makan, Kelly awalnya ingin jalan-jalan sebentar. Namun, baru saja keluar dari restoran, dia langsung menerima telepon kerja. "Iya, iya! Tunggu sehari lagi bisa mati ya?"Meskipun mengomel, dia tetap buru-buru pergi ke kantor setelah menutup telepon. Sebelum pergi, dia tidak lupa berpesan, "Kak Arnold, hari ini ulang tahun Nadine, kamu temani dia ya! Pokoknya turuti semua yang dia mau!""Oke." Setelah melihat Kelly pergi, Arnold tersenyum menatap Nadine. "Mau ke mana?""Benaran bisa ke mana saja?" Mata Nadine berbinar.Arnold berpikir sebentar. "Selama masih dalam batas kemampuanku.""Kalau begitu, boleh nggak

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 711

    "Ayo, biar aku pakaikan untukmu." Kelly memasangkan gelang itu ke pergelangan tangan Nadine yang ramping. Gelang itu membuat kulit putih Nadine terlihat semakin bersinar. "Aku tahu model dan warna ini cocok banget sama kamu!"Nadine menunduk melihatnya, semakin dilihat semakin suka.Kelly tiba-tiba bertanya, "Kamu kira ini udah selesai?""Hm?" Nadine mengangkat kepala dengan bingung. Masih ada acara lain?Kelly tersenyum tanpa menjawab, lalu mengangguk kecil ke arah pramusaji. Detik berikutnya, lagu ulang tahun mulai mengalun di dalam ruang privat.Diiringi musik yang lembut, Arnold mendorong masuk sebuah kue dan berjalan ke arah mereka. Di atas krim putih dan merah muda, berdiri boneka fondan yang sangat cantik.Matanya besar, ekspresinya penuh percaya diri dan ceria. Jelas, itu versi kartun dari Nadine sendiri. Di sekelilingnya pun dihiasi mutiara merah muda. Sederhana, tetapi sangat indah."Pak Arnold?" Nadine tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.Arnold menatapnya, bibirnya meny

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 710

    Irene berkata, "Sayang, selamat ulang tahun! Sebenarnya, aku dan ayahmu mau datang ke Kota Juanin dua hari lebih awal untuk merayakan ulang tahunmu.""Tapi, penerbit mendadak kasih tahu Seven Days akan dicetak ulang dan mereka mengirim 3 kotak penuh halaman depan untuk kutandatangani. Jadi, setelah berdiskusi dengan ayahmu, kami memutuskan untuk menunda kunjungan dan akan datang lain kali."Irene juga merasa tidak berdaya. Buku barunya laris manis dan sudah cetakan ketiga. Sekarang di ruang kerjanya, masih ada ribuan halaman depan yang menunggu tanda tangannya. Kadang, punya buku yang laris juga menjadi tantangan tersendiri.Nadine mengedipkan matanya dengan penuh pengertian. "Ibuku terkenal! Wajar dong kalau sibuk!"Nada dan ekspresi bangganya membuat Irene tertawa."Duh, kamu nggak tahu! Sekarang ibumu benar-benar terkenal! Beberapa waktu lalu, ada seorang penggemar fanatik berhasil mendapat nomor telepon ibumu.""Begitu menelepon, dia langsung bilang ingin mendapat buku dengan tanda

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 709

    Di tengah musim dingin yang menusuk, kompleks apartemen tua mulai sepi setelah pukul 9 malam. Lampu jalan di sekitar sering mati. Karena khawatir akan keselamatannya, Arnold selalu turun menunggunya setiap kali ada waktu.Meskipun waktu kepulangan Nadine tidak selalu sama, biasanya hanya selisih 20 atau 30 menit. Namun, malam ini dia terlambat hingga 2 jam, bahkan turun dari mobil Stendy. Arnold menebak, pasti ada sesuatu yang terjadi di jalan.Angin malam bertiup, membawa hawa dingin yang menusuk. Melihat ujung hidung Nadine yang merah karena kedinginan, Arnold berkata, "Ayo masuk, di luar terlalu dingin. Kita bicara di dalam saja."Nadine mengangguk, meniup telapak tangannya yang dingin, lalu berbalik untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Stendy.Di bawah sorot lampu malam, dua sosok berjalan berdampingan, langkah mereka pun seirama. Lampu di tangga menyala satu per satu, samar-samar terdengar percakapan ringan.Stendy tetap berdiri di tempatnya, menatap ke arah mereka pergi. Dala

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 708

    Nadine menoleh. Stendy menatapnya dengan bingung."Pak Stendy, sepertinya aku merepotkanmu lagi."Stendy sempat tertegun, lalu tersenyum tipis, "Aku suka direpotkan olehmu."Nadine menunduk, "Tapi rasa sukamu itu ... sepertinya aku nggak punya apa pun untuk membalasnya selain dengan ucapan terima kasih. Apakah itu sepadan?"Sebuah kalimat dengan makna ganda.Stendy tidak menyangka Nadine akan berterus terang seperti ini. Dia diam sejenak, lalu tetap tersenyum, "Sejak awal, sikapmu sudah sangat jelas. Tapi, sikapku juga sama jelasnya. Menolak adalah hakmu, tapi bertahan adalah pilihanku. Aku selalu percaya ...."Nadine mengangkat wajah.Stendy menatap matanya, lalu berkata dengan pelan, "Ketulusan akan menembus hati sekeras apa pun. Kalau sekarang belum tembus, berarti waktunya belum tiba.""Kalau waktunya memang nggak pernah datang?" tanyanya."Aku akan terus menunggu.""Itu akan membuatmu kecewa," ujarnya."Aku siap kalah, jadi aku nggak takut," jawabnya.Nadine membungkuk masuk ke da

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 707

    Pria gemuk itu juga akhirnya berhenti berpura-pura, "Kami ini sudah sangat sopan sama kamu! Kalau di kampung kami, wanita keras kepala seperti kamu sudah dihajar sampai babak belur! Kalau kamu nurut dan kasih satu miliar, kami langsung pergi!"Si kakek menghela napas, lalu mulai berperan pura-pura bijak, "Nona, kenapa harus begini? Kalau kamu tadi nurut dari awal, dua anakku juga nggak bakal marah. Cuma karena uang segitu, kamu rela mempertaruhkan keselamatanmu?""Kami cuma cari uang. Kamu saja nyetir Mercy. Uang satu miliar cuma recehan bagi kamu. Tenang saja, kami orangnya bisa dipercaya. Selama kamu mau bayar, kami langsung pergi dan nggak akan ganggu kamu lagi!"Nadine tak menyangka mereka seberani ini. Sudah tidak memakai kedok sama sekali. Apa bedanya dengan perampokan?Meski belum pernah mengalami situasi seperti ini, dia tetap tahu prinsip mengorbankan harta demi keselamatan. Akan tetapi ... satu miliar? Mustahil.Dengan wajah dingin, dia menjawab, "Aku cuma punya 60 juta. Mau

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status