Share

Bab 175

Penulis: Patricia
Namun kini ... semua itu tidak lagi berarti apa-apa. Perasaan yang datang terlambat tidaklah berharga.

Ekspresi Nadine tetap datar setelah mendengar semua yang dikatakan Reagan. Tangannya yang memegang gagang pintu tetap erat, menunjukkan sikap waspada. Dengan nada tegas dan pelan, dia berkata, "Maaf, aku menolak."

Tidak ada maaf, tidak ada kesempatan kedua.

Reagan terlihat jelas mulai kehilangan kendali atas emosinya. "Kenapa? Jelaskan padaku, kenapa?! Dulu kamu menolak karena Eva. Sekarang aku sudah putus dengannya, kenapa kamu tetap nggak mau?!"

Dia merasa sudah berkompromi banyak sekali, tetapi kenapa Nadine masih tidak bisa menerima? Apa lagi yang dia inginkan?

Berbeda dengan kemarahan Reagan, Nadine tetap tenang. "Dulu, duniaku hanya berputar di sekitarmu. Bagiku, kamu adalah segalanya." Demi dia, Nadine bahkan rela meninggalkan impian untuk melanjutkan studi pascasarjana.

Ketika cinta mereka masih hangat dan indah, Reagan adalah seluruh dunianya. Pria yang ingin dia percayakan u
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 176

    "Kamu bawa pulang untuk dibaca. Kuliah akan mulai bulan September nanti. Kamu harus punya pemahaman umum tentang penelitian supaya nggak bingung setelah bergabung dengan tim eksperimen."Nadine menatap data di tangannya dan mengangguk. "Tenang saja. Aku pasti bakal menguasainya dengan cepat. Aku nggak bakal menjadi penghambatmu."Saat melihat Nadine yang dipenuhi kepercayaan diri, Freya tergelak. "Ya, ya. Aku memang percaya padamu kok. Aku sudah lihat video wawancaramu. Sebelumnya aku lumayan cemas, entah kamu mampu beradaptasi dengan kecepatan penelitian sekarang nggak."Freya menepuk bahu Nadine. "Tapi, setelah melihat videonya, aku tahu kamu selalu ingat ajaran sebelumnya."Pertanyaan Arnold juga mengejutkannya. Jujur saja, mahasiswa pascasarjana belum tentu bisa menjawab sebaik itu. Baik atau buruknya bukan tergantung pada benar atau tidaknya jawaban itu, melainkan pada kemampuan berpikir dan logika yang ditunjukkan Nadine."Kamu muridku. Nggak ada yang lebih memahami bakatmu darip

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 177

    Bukankah Jalan Chava di sekitar perusahaan Kelly? Begitu mendengarnya, Nadine makin khawatir dan hampir menangis.Pria paruh baya itu mengatakan mereka seharusnya membutuhkan 30 menit untuk sampai di rumah sakit, tetapi dia berkemudi dengan cepat sehingga hanya memakan waktu 15 menit.Begitu turun dari mobil, Kelly yang berdiri di luar rumah sakit langsung mendengar sirene ambulans. "Cepat, ini korban kecelakaan Jalan Chava. Cepat dibawa ke UGD!"Nadine melihat korban yang berlumuran darah dan kesadarannya menurun. Seketika, punggungnya terasa dingin. Dia bergegas masuk dan menuju ke meja resepsionis untuk menanyakan nomor kamar Kelly."Kamu keluarganya?""Ya, tadi aku ditelepon.""Kamu ...." Suster berjeda sebelum menunjukkan ekspresi menyayangkan. "Kamu temui dia saja."Nadine makin cemas. Dia berusaha mengendalikan tangannya agar tidak bergetar. Setelah menarik napas dalam-dalam, dia membuka pintu dan melihat sebuah tubuh yang ditutupi kain putih.Kaki Nadine melemas. Dia hampir ter

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 178

    "Ya, ya. Kamu memang hebat. Sudah puas?""Menurut prosedur di rumah sakit, mereka harus menghubungi anggota keluarga korban. Aku nggak ingin orang tuaku khawatir, makanya aku memberi mereka nomormu."Usai berbicara, Kelly menghela napas dan mengeluarkan ponselnya. Dia mengeluh dengan kesal, "Kalau ponselku nggak rusak, aku pasti meneleponmu untuk mengabarimu."Pantas saja, Nadine menelepon tadi, tetapi ponsel Kelly tidak aktif. Kini, Nadine mencemaskan kesehatan Kelly. "Terus, sekarang gimana kondisimu? Apa ada yang sakit?""Sebelum kamu datang, aku sudah melakukan banyak pemeriksaan. Semuanya normal kok. Setelah mengurus prosedur, aku boleh pulang."Nadine menghela napas lega. "Syukurlah."Kelly mengambil tas, lalu mereka sama-sama pergi membayar. Ketika hendak pergi, mereka malah melihat Rebecca. Di sampingnya adalah Eva.Keduanya tampak menunduk dan membahas sesuatu. Rebecca tersenyum, Eva mengangguk. Kedua wanita ini terlihat sangat akrab."Kamu harus lebih hati-hati. Jangan sampai

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 179

    Jadi, Rebecca hanya bisa memelototi Kelly. Jika tatapan bisa berubah menjadi pisau, Kelly pasti sudah tersayat-sayat sejak tadi."Kelly, sepertinya kamu salah paham padaku." Eva mendongak dengan takut dan menatap Kelly dengan sedih.Sayangnya, Kelly tidak akan termakan sandiwaranya ini. "Salah paham apa? Kamu bukan orang yang nggak tahu malu?""Kelly, jangan keterlaluan! Aku lebih senior darimu!" sergah Rebecca."Oh, kamu kalah, jadi mau menekanku dengan senioritas? Sayangnya, aku bukan orang yang takut sama ancaman kalian. Aku bahkan bisa lebih dari ini. Mau dicoba nggak?"Rebecca tidak bisa berkata-kata."Kelly, sudahlah. Nggak ada gunanya berdebat dengan mereka," bujuk Nadine yang malas berbasa-basi. Lagi pula, apa gunanya menang berdebat?Nada bicara Nadine yang datar dan sorot matanya yang tenang bak sumbu yang membuat amarah Rebecca meledak.Rebecca terkekeh-kekeh. "Kamu pasti merasa rendah diri, 'kan? Kamu mengikuti Reagan bertahun-tahun, tapi nggak hamil. Eva dan Reagan pacaran

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 180

    Makin dipikirkan, Rebecca merasa makin enggan. Pada akhirnya, dia mengejar Nadine dan Kelly. Padahal, biasanya dia tidak bertingkah seperti ini.Kala ini, Rebecca tidak ada bedanya dengan anjing yang panik hingga menggigit orang. "Kalian ini kurang ajar sekali! Pantas saja, kalian bisa jadi teman! Benar-benar nggak berpendidikan!"Kelly merasa lucu. Namun, dia tidak akan membiarkan siapa pun berbicara buruk tentang Nadine. "Tutup mulutmu deh, Nenek Lampir!""Memangnya aku salah ngomong? Dia ikut putraku selama enam tahun, tapi nggak hamil. Itu berarti dia nggak subur! Kenapa reaksi kalian malah berlebihan sekali? Kalian pasti malu karena omonganku benar, 'kan?""Heh!" Kelly tersenyum dingin. "Nggak hamil selama enam tahun ya? Kamu yakin bukan kesehatan putramu yang bermasalah? Dia sering masuk rumah sakit, suka merokok dan minum-minum. Lebih baik suruh putramu periksakan kesehatannya. Mungkin saja dia punya penyakit."Usai berbicara, tatapan Kelly tertuju pada perut Eva. Ekspresi Eva s

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 181

    Kelly mencebik. "Dasar manusia tercela.""Kamu nggak seharusnya menghalangiku tadi." Kelly hanya mengerahkan 30% kekuatannya tadi. Jika dia serius, Rebecca bukan lawannya.Nadine terkekeh-kekeh mengingat wajah masam Eva saat pergi. Dia membujuk Kelly, "Sudah, sudah. Jangan merajuk lagi. Mereka cuma orang nggak penting."Kelly mengangguk. "Kamu benar. Tapi, kalau masih ada kesempatan, aku pasti akan mencabik-cabik mereka!"Nadine punya karakter yang lembut, jadi Kelly yang akan turun tangan untuk membantunya. Dia kuat."Ya, ya." Nadine tertawa. "Kamu pasti sangat syok hari ini. Biar kutraktir. Kamu mau makan apa?"Kelly merangkul bahu Nadine. "Aku menunggumu mengatakan ini dari tadi. Ayo, kubawa kamu makan makanan enak!""Hm? Bukannya aku yang seharusnya ngomong begitu?""Sama saja!"....Di dalam mobil, Rebecca memegang hasil tes dan teringat pada ucapan dokter yang mengatakan kondisi janin Eva sangat baik. Dia tersenyum lebar hingga tidak bisa menutup mulutnya.Ketika melihat ekspresi

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 182

    Setelah mengantar Eva sampai ke gerbang sekolah, Rebecca berpesan kepadanya untuk hati-hati. Kemudian, dia menyuruh sopir mengantarnya pulang."Baik, Bu."Rebecca duduk di jok belakang sambil menatap syal jelek di sampingnya. Dia tak kuasa mengernyit. Makin dilihat makin kesal. Dia akhirnya melemparkan syal itu ke bawah jok, lalu buru-buru menarik tangannya seperti takut tangannya kotor.Ketika teringat pada penampilan Eva, Rebecca tak kuasa menghela napas. Penampilan Eva tampak biasa-biasa saja, sikapnya juga kurang dermawan. Sementara itu, syal buatannya berwarna merah, sama sekali tidak ada kesan elegan. Sebagus apa pun bungkusannya, isinya tetap jelek.Harus diakui bahwa wanita dari keluarga kecil seperti Eva memang memiliki keterbatasan. Rebecca mengingat hadiah pemberian Nadine. Syal, perhiasan, tas, semuanya sangat cantik dan cocok dengannya. Bisa dilihat bahwa Nadine memilihnya dengan cermat.Setelah memikirkan ini, Rebecca meludah dalam hati, 'Cih! Kenapa malah kepikiran wanit

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 183

    Di mata Rebecca, putranya adalah yang terhebat dan tak tertandingi. Menantunya minimal harus lulusan S2. Lebih bagus lagi kalau lulusan luar negeri.Sementara itu, Eva sama sekali tidak memenuhi kualifikasi. Rebecca bersedia menemuinya hanya karena anak di kandungannya itu.Kalau soal menikah dengan Reagan dan menjadi menantu Keluarga Yudhistira ... itu tidak mungkin terjadi!Setelah mendengarnya, Clarine mengedikkan bahunya, sama sekali tidak terkejut dengan jawaban Rebecca. Kemudian, dia membuang syal itu ke tong sampah dan menyeka tangan dengan tisu basah."Sudah seharusnya seperti itu. Eva bukan siapa-siapa dan nggak pantas jadi kakak iparku. Dia bahkan kalah dari Nadine."Selain paras Eva yang masih termasuk bisa dilihat, wanita ini tidak memiliki apa-apa. Clarine tidak mengerti, entah apa yang membuat kakaknya tertarik pada Eva."Sudahlah, aku nggak mau dengar soal kakakku lagi. Aku mau keluar!" Clarine membawa beberapa hadiah dan buah impor, lalu bersiap-siap untuk keluar.Hari

Bab terbaru

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 518

    Kedua orang itu langsung menoleh ke arah Darius. Darius menggaruk kepalanya. "Kenapa kalian melihatku seperti ini ...." Rasanya agak canggung."Darius, sebenarnya keluargamu itu bergerak di bidang apa sih?" Mikha menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu.Nadine ikut bertanya, "Aku ingat, terakhir kali kamu bilang orang tuamu ... adalah pegawai negeri?"Kelihatannya, pegawai negeri yang dimaksud bukan pegawai biasa. Nadine hanya menyebutkan secara singkat dan tidak bertanya lebih jauh.Mikha mungkin blak-blakan, tetapi dia juga tahu kapan harus berhenti. Ada yang bilang anak-anak dari keluarga pejabat tinggi biasanya sangat low profile. Jadi, masuk akal kalau Darius tidak pernah menyebutkannya sebelumnya.Darius akhirnya menghela napas lega. "Aku pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengurusnya.""Oke!" Mikha mengangkat tangan, "Demi laboratorium ...."Darius menyambung, "Demi nggak diusir lagi ...."Keduanya menoleh menatap Nadine.Nadine sempat terdiam, lalu spontan berseru, "M

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 517

    "Ayahku punya properti, rumahnya tak terhitung jumlahnya! Dia yang selalu mengusir orang lain, nggak ada yang bisa mengusirnya!""Jadi, semuanya harus milik kita sendiri agar kita punya posisi kuat! Akademi meminjamkan kita ruangan bobrok, nggak ada CPRT, alat pemadam kebakaran pun nggak lengkap. Kita mati-matian menghasilkan penelitian, tapi akhirnya semua kredit jatuh ke akademi?""Memangnya di dunia ini ada hal sebaik itu? Aku sudah muak!"Mikha tidak pernah mengalami ketidakadilan seperti ini."Apa hebatnya sih? Cuma sebuah ruangan usang, alat-alatnya pun kita beli sendiri!"Amarah Mikha meledak-ledak. Dia benar-benar tidak bisa menoleransi ketidakadilan ini. Ketika dia melampiaskan kekesalan, air liurnya bahkan hampir menciprat ke mana-mana, membuat Darius dan Nadine melongo."Eh ... apa aku menakuti kalian?" Wajah Mikha yang bulat tampak malu untuk sesaat. Dia buru-buru menjelaskan, "Biasanya aku nggak seperti ini. Tapi kalau sudah marah, aku susah berhenti .... Ehem, ehem!"Dari

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 516

    Nadine melihat ekspresi tak berdaya di wajah Arnold dan tak bisa menahan tawa."Ambil saja, Paman. Daging sapi bumbu buatan ayahku ini luar biasa enak, nggak semua orang bisa mencicipinya.""Kamu memanggilku apa?" Dia melangkah mendekat dan satu tangan bertumpu di dinding. "Hmm?"Nadine tak punya ruang untuk mundur lagi, hanya bisa menatapnya dengan wajah polos. "Aku cuma menyampaikan kata-kata ayahku, bukan aku yang mengatakannya.""Pak, lorong ini sempit. Kamu ... nggak mau mundur sedikit?"Arnold teringat bahwa dirinya masih sakit dan khawatir menularkannya pada Nadine. Dia menghela napas pelan, menarik kembali tangannya, lalu mundur ke samping.Nadine sekali lagi merasa kagum. Pria ini benar-benar mudah diajak bicara dan sangat gentleman.Arnold menerima daging sapi itu, sementara Nadine membawa sisanya kembali ke rumah. Dia lalu memotret dan mengirimkannya kepada Jeremy.Balasan segera masuk.[ Sudah kasih Arnold? ][ Sudah, sudah! Ayah, bukankah kamu terlalu baik padanya? ]Jerem

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 515

    Nadine agak tertegun. "Untukku? Lalu, kamu ...."Arnold berkata, "Aku nggak kedinginan.""Terima kasih."Setibanya di ujung gang, Arnold meminta Nadine menunggu sebentar, lalu masuk ke minimarket di samping. Tak sampai satu menit, dia keluar dengan dua cangkir minuman di tangannya."Nah."Nadine menerimanya, lalu mencium aromanya dengan penasaran. "Apa ini?""Teh merah jahe."Nadine mengangkat alis. "Minimarket menjual ini?" Kenapa dia sama sekali tidak punya kesan tentang itu?"Menu musiman, baru saja tersedia.""Punyamu juga?"Arnold menggeleng. "Bukan, aku pesan teh gandum hitam."Nadine menggenggam cangkir kertas itu, telapak tangannya terasa hangat. Ditambah jaket yang masih menyelimutinya, seluruh tubuhnya seperti dipenuhi kehangatan. Bahkan, pipinya tampak agak merah.Setelah naik tangga, Nadine melepaskan jaket itu dan mengembalikannya kepada Arnold. "Terima kasih, selamat malam."Arnold tersenyum tipis. "Selamat malam."Keduanya pun masuk ke rumah masing-masing.Setelah mandi,

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 514

    Arnold hari ini ada kelas. Saat jam istirahat, dia mendengar dua mahasiswa membicarakan bahwa ada laboratorium di Fakultas Ilmu Hayati yang diberikan surat perintah renovasi oleh dinas pemadam kebakaran.Awalnya dia tidak terlalu peduli, sampai tiba-tiba nama Nadine disebut dalam percakapan mereka. Begitu bertanya lebih lanjut, dia baru tahu bahwa laboratorium yang dimaksud adalah milik Nadine.Tanpa berpikir panjang, Arnold langsung menuju ke sana dan tiba tepat saat ketiga orang itu sedang berbicara."Pak." Nadine menyapanya, "Kenapa tiba-tiba ke sini? Silakan masuk."Mikha dan Darius juga segera menyapa.Arnold berkata, "Aku sudah tahu semuanya. Kalau renovasi pemadam kebakaran dilakukan sesuai prosedur, setidaknya akan memakan waktu 2 bulan. Untuk sementara, pakai saja laboratoriumku. Kalian bisa memindahkan semua peralatan ke sana, pasti muat."Kedengarannya memang solusi yang cukup baik .... Namun, Mikha dan Darius tidak langsung menyetujui. Mereka justru menatap Nadine untuk mem

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 513

    "Siapa yang menyuruh kalian masuk? Laboratorium kami nggak menerima hewan berkaki dua. Kalau punya akal, cepat pergi sebelum kami bertindak.""Siapa yang kamu maki, hah?" Kaeso berang hingga wajahnya memerah.Darius menimpali dengan santai, "Siapa yang menanggapi, berarti dia yang kumaki. Lihat saja, langsung ada binatang yang merasa tersindir.""Kamu ...."Nella tersenyum sinis. "Apa yang kalian banggakan sih? Seluruh laboratorium nggak bermasalah, cuma laboratorium kalian yang harus direnovasi. Malu-maluin saja, tapi masih berani keras kepala!""Kudengar, perbaikan keamanan kebakaran bisa makan waktu berbulan-bulan. Kasihan, kalian jadi nggak bisa pakai laboratorium dalam waktu dekat. Apa hebatnya menerbitkan makalah di Science? Nyatanya tetap nggak dianggap penting oleh fakultas. Ngapain sok hebat?"Nadine tersenyum. "Sebenarnya aku malas bicara karena takut kamu nggak sanggup menerimanya. Tapi kalau dipikir lagi, bersikap baik pada binatang buas sama saja dengan menyiksa diri sendi

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 512

    Diana menyilangkan tangan sambil menatap dari atas. "Laporan apa?""Jangan pura-pura bodoh! Inspeksi pemadam kebakaran di laboratorium lain nggak ada masalah, tapi cuma laboratorium Nadine yang diberi surat perintah perbaikan. Kamu berani bilang ini nggak ada hubungannya denganmu?"Diana tersenyum tipis. "Aku sibuk. Setiap hari harus mengurus laporan dan menulis jurnal, mana ada waktu untuk ribut dengan anak-anak kecil? Tapi ... kalau ada orang lain yang nggak suka dengan mereka, itu di luar kendaliku."Bagaimanapun, dia punya banyak mahasiswa. Kalau ada satu atau dua yang tidak suka dengan kelompok Nadine, itu hal yang wajar, 'kan?"Sekarang kamu semakin berani ya? Berani bertindak tanpa memberitahuku dulu. Kamu ini masih menganggapku sebagai atasanmu atau nggak?"Diana mengerutkan kening. "Kamu memanggilku cuma untuk ini? Sekarang kamu mau membela mahasiswa Freya? Heh, ini bukan gayamu."Konan tertawa dingin. "Kamu pikir trik murahanmu itu sangat cerdas? Dasar bodoh!""Inspeksi pemad

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 511

    "Saat itu kami ada di laboratorium, bukannya nggak ada orang. Mesin itu cuma nggak digunakan sementara, jadi secara otomatis masuk ke mode siaga. Kami juga akan menggunakannya lagi nanti. Siapa yang akan kurang kerjaan memutus dayanya?" jelas Mikha dengan kesal.Nadine sudah memiliki dugaan di benaknya, tetapi masih perlu memastikannya. "Ayo, kita ke laboratorium seberang."Mikha bingung. "Kenapa kita melihat mereka? Itu 'kan laboratorium dari jurusan lain, nggak ada hubungannya dengan kita ...."Darius juga merasa ada sesuatu yang aneh dan segera mengikuti Nadine. "Kalau disuruh pergi ya pergi, kenapa banyak tanya?"Mikha termangu sesaat. 'Wah, nyalinya semakin besar saja ya!'Ketiganya tiba di laboratorium seberang. Benar saja, sudut ruangan dilengkapi dengan satu set lengkap peralatan pemadam kebakaran."Ini ...." Mikha melongo. "Padahal bulan lalu belum ada!"Mereka memeriksa beberapa laboratorium lain. Hasilnya sama, semua yang sebelumnya tidak memiliki peralatan kini sudah lengka

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 510

    "Ada apa?" tanya Nadine.Keduanya langsung mendongak, seperti anak kecil yang akhirnya melihat orang tua mereka setelah mendapatkan perlakuan tidak adil.Mikha langsung berlari ke arahnya, matanya sudah memerah bahkan sebelum sempat bicara. Darius menyusul di belakang, ekspresinya jelas tegang dan tangannya juga terkepal erat.Nadine langsung merasa ada sesuatu yang tidak beres. Namun, dia tetap tenang. "Apa yang terjadi? Kenapa kalian duduk di luar dan nggak masuk?""Kak Nadine ...." Mikha berusaha menahan air matanya. Meskipun matanya sudah berkaca-kaca, dia tetap bersikeras untuk tidak membiarkannya jatuh. "Kami nggak bisa masuk lagi!""Apa maksudnya nggak bisa masuk lagi?" Nadine terkejut."Kemarin, tim inspeksi kampus dan pemadam kebakaran distrik tiba-tiba datang ke laboratorium untuk melakukan pemeriksaan ...."Pemeriksaan kebakaran adalah prosedur rutin, jadi mereka berdua tidak berpikir terlalu banyak dan langsung membukakan pintu serta bekerja sama dengan baik.Siapa sangka,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status