Share

Bab 120

Penulis: Patricia
Sore hari, aroma di dapur semerbak. Jeremy menyajikan sup sambil berkata, "Ini sup seafood. Aku baru mempelajarinya. Kamu cicipi."

Nadine menatap meja yang dipenuhi makanan. Daging rendang, ikan kukus, tumis sayur, dan sup seafood. Semuanya adalah makanan favorit Nadine.

Irene mengambilkan bagian daging terempuk untuk Nadine. "Ayahmu kurang pintar masak ikan, tapi aku sudah coba tadi. Ini rasa yang kamu suka. Ayo makan."

Jeremy pun memutar bola mata dan mencemberutkan bibirnya dengan jengkel. Irene dan Nadine merasa lucu melihat tingkahnya.

Irene mengangguk. "Ya deh. Kamu pintar masak. Kamu bisa masak semuanya. Sudah puas?"

"Begini baru benar. Tetangga kita saja minta resep dariku. Kamu seharusnya senang karena aku mau masak setiap hari untukmu."

"Ya, ya. Aku senang kok. Makan, makan."

"Kamu kedengarannya nggak ikhlas sekali. Coba kamu tanya saja Nadine. Pasti dia bilang masakanku enak."

Nadine tersenyum melihat ibu dan ayahnya berdebat. Dia memasukkan daging ikan ke mulutnya. Rasanya
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 121

    Nadine menggigitnya, lalu tersenyum. "Enak sekali."Irene menatap senyuman di wajah Nadine, lalu teringat pada ekspresi sedih Nadine tadi. Hatinya seketika tergerak. Dia meraih tangan Nadine dan mengelus kepalanya, lalu mengamatinya dengan saksama sebelum berujar, "Kamu kurusan.""Nggak kok. Perutku buncit. Aku saja ingin diet," timpal Nadine yang berpura-pura merasa gusar.Jeremy langsung mengernyit dan menegur, "Diet apanya? Kamu kurus begitu, masih mau diet? Mau jadi tengkorak ya?"Anak zaman sekarang terus menghabiskan waktu di internet. Kalau melihat ada yang kurus, mereka langsung mau diet. Sudah syukur tidak mati kelaparan. Masih mau diet.Mata Nadine berkaca-kaca. Dia meraih lengan Irene, lalu bersandar dengan culas. "Aku cuma iseng.""Nggak boleh. Awas kalau kulihat kamu makin kurus." Irene mengetuk kepala Nadine.Nadine pun tersenyum. "Aduh, ya deh."Irene tahu putrinya ini memang kurusan. Dia mengelus rambut Nadine dan akhirnya menanyakan pertanyaan yang sangat ingin dilonta

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 122

    "Atas dasar apa kamu mengatai hasil karyaku sampai seburuk itu? Kamu nggak tahu ini adalah hinaan besar bagi seorang penulis?""Ya, kamu seorang editor. Aku seharusnya percaya pada penilaian dan analisismu. Tapi, ini adalah keahlianku. Boleh saja kalau mau mengubah gaya menulis. Tapi, perubahan ini terlalu drastis.""Aku rasa kita sebaiknya tenangkan diri masing-masing. Sudah dulu, aku masih ada urusan."Irene mengakhiri panggilan, lalu berbalik dan melihat tatapan heran Nadine. Dia tersenyum sambil berkata, "Nggak apa-apa, editor mencariku.""Kamu yakin?""Tentu saja." Irene merangkul Nadine sambil menjelaskan, "Beberapa tahun ini, industri penerbitan mengalami penurunan. Banyak penulis beralih ke webnovel dan menghasilkan banyak uang.""Tapi, ada beberapa yang gagal menyesuaikan diri juga tersingkirkan. Editor menyuruhku menulis webnovel. Aku masih kurang yakin.""Webnovel? Genre apa?" tanya Nadine yang merasa agak kaget."Romansa." Senyuman Irene tampak agak kaku.Irene adalah penul

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 123

    Saat itu, Irene hampir mengalami depresi. Untungnya, ada suami dan putri yang menemaninya melewati masa-masa terpuruk itu. Sejak saat itu, Irene tidak bermain internet lagi dan hanya menggunakan ponsel jadul.Setelah novel kisah remaja itu, Irene pun tidak merilis hasil karya apa pun lagi."Sudahlah, ngapain dibahas? Rotinya enak nggak?""Enak, rasanya masih sama seperti dulu."Nadine menatap wajah ibunya. Dia hendak berbicara, tetapi akhirnya mengurungkan niatnya dan hanya berkata, "Tapi, masih sangat panas.""Masa? Ditiup saja."....Malam ini adalah malam tahun baru, jadi suasana di kota kecil menjadi sangat meriah. Ada banyak lampu digantung di kedua sisi jalan.Supermarket di dekat rumah pun sangat ramai. Barang-barang menjadi terbatas. Makanya, Irene memilih untuk pergi ke supermarket terbesar di pusat kota.Setelah memarkirkan mobil, keduanya naik lift. Sebelum memasuki supermarket, mereka melihat orang di dalam sangat banyak dan ada banyak perlengkapan tahun baru.Tidak ada ana

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 124

    Irene berkata, "Aku lupa beli merica. Nad, bantu aku ambil di sana.""Oke." Nadine tahu Irene tidak ingin dirinya mendengar obrolan mereka.Setelah melihat putrinya pergi, Irene berujar, "Sudah kubilang tadi pagi. Biar kupertimbangkan dulu.""Mau sampai kapan? Aku sudah mengusulkannya sejak tiga bulan lalu. Aku sudah beri waktu, kamu malah terus menunda. Sampai sekarang, kamu belum memberiku jawaban pasti."Irene mengernyit. "Kita sudah lama bekerja sama. Kamu seharusnya tahu keahlianku adalah novel misteri. Total kata pun sekitar 200 hingga 300 kata. Sekarang kamu mau aku menulis webnovel. Ini nggak sesuai denganku.""Keduanya sama-sama novel kok. Kenapa nggak sesuai? Semua sastra sama saja!" Nada bicaranya terdengar tajam. Senyumannya juga hilang.Irene mencoba menganalisis, "Begini, webnovel sangat panjang. Rata-rata berisi jutaan kata. Yang populer kebanyakan adalah romansa kota dan pernikahan keluarga kaya. Ini bukan keahlianku. Lalu, gimana aku bisa menulisnya?""Kamu masih ingat

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 125

    "Apa seorang penulis yang tidak bisa menghasilkan hasil karya pantas disebut sebagai penulis?"Irene mulai kesal. "Aku punya banyak ide, tapi kamu ...."Lauren menyela, "Idemu itu nggak unik dan nggak punya nilai jual. Sia-sia kalau ditulis karena nggak bakal laku! Kamu kira kamu masih Ratu Novel Misteri yang terkenal itu?""Kasarnya, kamu sudah kedaluwarsa! Irene, sebaiknya kamu menyadari posisimu sekarang! Berkaca dulu!""Ibu ...." Nadine tidak tahan lagi sehingga bergegas menghampiri.Irene segera menahan air matanya dan tersenyum. "Sudah ambil?"Nadine menggoyangkan merica di tangannya. "Nah. Sudah siang, mungkin Ayah sudah pulang. Lebih baik kita cepat bayar dan pulang.""Oke.""Bibi Lauren, kami pulang dulu." Nadine membantu ibunya berpamitan. Dia tahu Irene sedang sedih dan tidak ingin menghadapi orang yang membuatnya sedih."Ya, hati-hati di jalan." Lauren tersenyum. Kemudian, dia menatap Irene. "Coba pertimbangkan lagi. Kita teman lama. Kita sudah lama bekerja sama."Irene han

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 126

    Selain itu, dari percakapan Lauren dengan ibunya, Nadine tidak merasakan kepedulian editor terhadap penulis, melainkan penekanan dan manipulasi.Nadine memelas pada ibunya, "Boleh nggak? Boleh nggak ...?"Irene pasrah dan berkata, "Oke, nanti Ibu kirim habis pulang. Takutnya kamu nggak bisa baca sampai habis!"Nadine menjamin, "Pasti habis!"....Saat Nadine pulang ke rumah, Jeremy sedang menempel stiker kaligrafi di pintu, tetapi tidak bisa melihatnya secara keseluruhan. Nadine memiringkan kepala dan berkomentar, "Ayah, kayaknya agak miring. Ke kiri sedikit."Irene keluar dari mobil dan berdecak sambil menggelengkan kepala. Dia menyangkal, "Kenapa aku rasa agak ke atas? Coba turunkan sedikit."Jeremy dengan patuh menggeser stiker kaligrafi sedikit ke bawah. Lalu, Irene berkomentar lagi, "Nggak bisa, terlalu ke bawah. Naik sedikit lagi."Nadine berkata, "Kurang lebih oke."Usai menempel stiker kaligrafi, Jeremy turun dari tangga dan membandingkan kedua stiker kaligrafi. Rasanya agak a

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 127

    Mereka hanya perlu menjaga kesantunan dan tidak mencari masalah satu sama lain. Reagan yang terapit di tengah-tengah mereka lebih sering memilih untuk cuek. Reagan tidak mau mengungkit hal itu maupun banyak tanya, hanya menutup sebelah mata. Reagan tidak pernah berniat untuk menyelesaikan konflik antara pacar dan ibunya. Nadine juga tidak pernah mengajukan permintaan karena memaklumi Reagan. Misalnya, tentang melewatkan malam tahun baru di mana, menemaninya atau menemani Rebecca. Nadine tidak pernah menyulitkan Reagan.Jika dipikirkan lagi saat ini, pengalahan, penahanan, dan pemakluman Nadine sebelumnya hanya bersifat sepihak. Pria tidak akan menghargai pengorbanan wanita, melainkan merasa biasa dan memang sudah sepantasnya.Nadine berkata, "Ya. Aku kangen orang tuaku, jadi beli tiket pulang."Meskipun jawaban Nadine singkat, Kelly tahu betul betapa sulit Nadine mengumpulkan keberanian untuk pulang.Kelly bertanya, "Gimana kabar Paman dan Bibi? Sudah lama nggak ketemu mereka. Titip s

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 128

    Nadine tersenyum seraya berucap, "Nggak apa-apa. Nggak usah dipikirkan."Meskipun begitu, suasana menjadi hening. Tiba-tiba, di sisi Kelly menjadi berisik. Kelly berkata, "Nadine, sudah dulu. Acara keluarga sudah mau mulai. Ibuku sibuk cari aku.""Oke," sahut Nadine. Nadine menutup telepon dan ingin menaruh ponselnya. Tepat saat itu, ada beberapa pesan masuk di WhatsApp dari Stendy. Isinya adalah gugatan lintas batas, tanda terima penanganan kasus, pemberitahuan kemajuan kasus secara ringkas, serta dokumen-dokumen yang perlu ditandatangani oleh Nadine.Proses gugatan lintas batas lebih rumit dibanding gugatan pada umumnya dan memakan waktu yang lebih banyak. Sejujurnya, Nadine agak terkejut terhadap kemajuan penanganan kasus secepat itu.Nadine mengunduh dokumen dan membubuhkan tanda tangan digital, lalu mengirim kembali dokumen itu kepada Stendy. Stendy langsung menerima dokumen pada detik berikutnya. Stendy mengirim pesan WhatsApp dengan nada bercanda.[ Percaya banget sama aku? Ng

Bab terbaru

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 510

    "Ada apa?" tanya Nadine.Keduanya langsung mendongak, seperti anak kecil yang akhirnya melihat orang tua mereka setelah mendapatkan perlakuan tidak adil.Mikha langsung berlari ke arahnya, matanya sudah memerah bahkan sebelum sempat bicara. Darius menyusul di belakang, ekspresinya jelas tegang dan tangannya juga terkepal erat.Nadine langsung merasa ada sesuatu yang tidak beres. Namun, dia tetap tenang. "Apa yang terjadi? Kenapa kalian duduk di luar dan nggak masuk?""Kak Nadine ...." Mikha berusaha menahan air matanya. Meskipun matanya sudah berkaca-kaca, dia tetap bersikeras untuk tidak membiarkannya jatuh. "Kami nggak bisa masuk lagi!""Apa maksudnya nggak bisa masuk lagi?" Nadine terkejut."Kemarin, tim inspeksi kampus dan pemadam kebakaran distrik tiba-tiba datang ke laboratorium untuk melakukan pemeriksaan ...."Pemeriksaan kebakaran adalah prosedur rutin, jadi mereka berdua tidak berpikir terlalu banyak dan langsung membukakan pintu serta bekerja sama dengan baik.Siapa sangka,

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 509

    "Ibu, sadarlah, aku ini anakmu! Kelly itu siapa? Kenapa aku baru bilang satu dua kata tentang dia, kamu langsung mau patahin kakiku?"Phoebe menyahut, "Karena dia adalah menantuku yang sudah kutetapkan! Nggak boleh ada yang menyakitinya, termasuk kamu!"Teddy merasa mata dan hidungnya sedikit memanas. Menantu ....Dia membalikkan badan, menyilangkan tangan di dada, lalu bergumam dengan suara rendah, "Dia punya standar tinggi, barang-barang ini mungkin nggak menarik baginya ...." Sama seperti Teddy yang juga tidak menarik baginya!"Benar juga." Phoebe mengangguk santai. "Kelly punya standar tinggi, tapi dia juga punya modal untuk mencari yang lebih baik! Kamu kira semua orang sepertimu? Kerjaannya cuma bersenang-senang."Teddy langsung berbalik dan berteriak dengan kesal, "Aku ini anak kandungmu! Anak kandung!""Tahu kok, nggak perlu teriak.""?""Pokoknya, aku tinggalkan perhiasan ini di sini. Kamu cari kesempatan untuk memberikannya pada Kelly. Ngerti?"Teddy tidak merespons. Phoebe l

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 508

    Setelah pria itu pergi, Kelly menatap peralatan makan di meja dengan jijik. Seharusnya, tadi dia menyuruh Teddy merapikan semuanya dulu sebelum pergi."Halo, tolong panggilkan petugas kebersihan untuk dua jam .... Ya, bersih-bersih ... seluruh rumah. Semuanya harus bersih ... terutama sofa ...."Sementara itu, setelah Teddy membanting pintu dan pergi, dia langsung mengemudi pulang ke apartemennya. Kecepatannya hampir mencapai 150 km/jam, seakan-akan tak takut mati.Begitu masuk, Teddy langsung melepas baju dan masuk ke kamar mandi, mencoba menghilangkan aroma yang tertinggal karena kejadian semalam.Namun entah kenapa, setelah selesai mandi, aroma samar khas Kelly masih saja tercium olehnya."Sial ...." Dengan marah, Teddy menendang sofa.Namun akibatnya ... ingatan tentang kejadian semalam sontak menyeruak di kepalanya, dimulai di sofa, lalu berlanjut ke kamar .... Penuh gairah, penuh kegilaan.Teddy berpikir mati-matian, tetapi tetap tidak mengerti. Kenapa wanita yang semalam begitu

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 507

    Senyuman Teddy langsung membeku. "Maksudmu?"Membereskan barang-barang dan pergi bukan masalah. Namun, apa maksudnya jangan datang lagi?Kelly menjawab dengan tenang, "Maksudnya seperti yang kamu dengar. Aku ingat aku pernah bilang, aku nggak akan terlibat dengan pria yang punya hubungan kerja sama denganku.""Setelah kejadian semalam, kita sudah jelas terlibat. Satu-satunya solusi adalah kita nggak bekerja sama lagi."Teddy perlahan duduk tegak, menatapnya dengan tatapan suram. "Aku nggak mabuk semalam. Dari caramu merespons, kamu juga nggak mabuk, 'kan?""Benar."Saat hubungan itu terjadi, mereka berdua sadar sepenuhnya. Jadi, ini bukan sekadar khilaf karena alkohol."Heh ...." Teddy tertawa dingin. "Kita baru saja tidur bersama dan aku bahkan belum pakai baju, tapi sekarang kamu mau mencampakkanku begitu saja?"Sudut bibir Kelly berkedut. "Kamu sendiri yang memilih nggak pakai baju, itu salah siapa? Aku sih nggak keberatan.""Aku keberatan, sialan!" Suara Teddy tiba-tiba meninggi. "

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 506

    Pagi-pagi, sinar matahari menyinari masuk. Pakaian berserakan di lantai, dari sofa ruang tamu hingga depan ranjang kamar. Hampir semuanya adalah pakaian pria, hanya ada satu jubah tidur wanita.Teddy menggerakkan kelopak matanya dan terbangun. Ketika mengingat kembali kegilaan dan keintiman semalam, sudut bibirnya terangkat tanpa sadar.Teddy menoleh ke samping, melihat wanita yang masih terlelap. Ekspresinya lembut dan penuh kehangatan yang bahkan tidak disadarinya.Kelly masih tidur, matanya terpejam rapat dan napasnya stabil. Tatapan Teddy menyusuri wajah cantiknya, lalu turun ke leher. Kulit putihnya dipenuhi bekas yang ditinggalkan Teddy saat malam penuh gairah itu.Teddy bukan lagi anak muda yang mudah terpukau oleh tubuh wanita. Namun, semalam dia seperti binatang buas yang pertama kali merasakan daging. Sungguh liar dan tak kenal lelah. Pada akhirnya, Kelly harus menamparnya agar dia berhenti.Sakit? Ya, memang sakit. Namun, puas tidak? Benar-benar puas!Memikirkan itu, senyuma

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 505

    Teddy kehabisan kata-kata."Selesai," katanya sambil mematikan pengering rambut.Kelly merapikan rambutnya dengan jari. Harus diakui, hasilnya halus tapi tetap lembut. Teddy menyeringai. "Gimana?"Untuk pertama kalinya, Kelly mengangguk puas. "Buka salon deh, aku langsung jadi member VIP."Teddy berpikir, 'Terima kasih, tapi nggak deh.'Kelly menguap, lalu berjalan ke tempat tidur. Setelah menjatuhkan diri dan berguling dua kali, dia membungkus dirinya dengan selimut. "Aku tidur dulu. Tolong matikan lampu, tutup pintu, lalu pulang. Bye-bye ...."Memangnya aku ini pembantunya?! Teddy menggerutu dalam hati, tapi tangannya tetap patuh. Dia mematikan lampu, menutup pintu dengan pelan, lalu keluar.Setelah minum anggur, Kelly tertidur dalam keadaan sedikit mabuk. Hanya dalam sekejap, dia telah tertidur nyenyakBegitu keluar, Teddy melihat botol anggur di wajan kaca yang masih tersisa. Setelah berpikir sejenak, dia mengambil gelas anggur dan menuangkan segelas untuk dirinya sendiri.Kemudian

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 504

    Kelly meletakkan gelas anggurnya dan berdiri. "Sudah cukup." Minum terlalu banyak bisa menimbulkan masalah, apalagi kalau di rumah ada seorang pria. Dia masih tahu batasannya.Teddy menghentikan gerakannya. "Belum habis, kenapa berhenti?""Kamu kira ini bar? Mau minum sampai pagi?""Anggurnya udah aku siapin, kalau nggak habis, sayang dong?""Sayang buat siapa? Aku bisa minum sendiri besok."Teddy terdiam.Kelly melirik jam dinding. "Sudah malam, pulang sana.""Tunggu, kenapa begitu sih?""Aku kenapa?""Waktu butuh aku, kamu terima. Setelah nggak butuh, langsung diusir. Begitu caramu?""Terus mau gimana? Mau aku suruh kamu nginap?""Pacar nginap di rumah pacar itu hal biasa. Walaupun kita cuma pura-pura, tapi setidaknya harus terlihat meyakinkan, 'kan?"Kelly mendengus. "Sok drama! Memangnya ada yang peduli kita tidur bareng atau nggak?"Baru saja dia selesai bicara, ponsel Teddy berdering. Panggilan video dari WhatsApp. Dia melirik layarnya dan menyeringai. "Tuh, ada yang peduli."Kel

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 503

    Kelly menegaskan, "Aku. Nggak. Makan. Mi."Teddy menatapnya dengan ekspresi "Kamu pikir aku bakal percaya?"Saat Kelly berbalik hendak masuk kamar, Teddy tiba-tiba berseru, "Nggak mau coba segelas?"Kelly menoleh, matanya melirik wajan kaca yang berembun di meja. Kebetulan sekali, ini jenis anggur favoritnya dan sudah didinginkan dengan sempurna ...."Baiklah, tuangkan satu untukku!" Godaan yang sulit ditolak.Teddy langsung sigap mengambil gelas. "Ini, coba deh! Aku yang dinginkan, dijamin puas!"Kelly menerima gelasnya dan tersenyum sinis. "Itu semua karena anggur yang aku beli bagus.""Iya, iya. Anggurnya bagus, tapi teknikku juga hebat. Kalau digabung, hasilnya luar biasa. Gimana?""Nggak usah bawa-bawa aku," kata Kelly sambil meneguk seteguk pertama.Teddy terdiam. Bahkan dalam obrolan santai, Kelly tetap tidak mau rugi sedikit pun. Baru satu tegukan, Kelly langsung harus mengakui bahwa Teddy benar-benar punya keterampilan."Gimana? Nggak mengecewakan, 'kan?" Teddy mengangkat dagu

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 502

    "A-aku capek, jadi minggir sebentar buat istirahat, eh malah ketiduran ...."Kelly langsung memutar ke sisi lain mobil, menarik pintu kursi penumpang depan, dan duduk. "Kebetulan, antarin aku pulang."Teddy mendengus. "Kamu benaran nggak tahu malu, ya." Meskipun begitu, sudut bibirnya tetap melengkung ke atas."Oke deh, hari ini sekalian aku jadi malaikat baik hati. Pegangan yang kencang ...." Begitu dia menginjak gas, mobil melesat seperti anak panah yang dilepas dari busurnya.Kelly: "Gila! Pelan sedikit! Aku masih betah hidup, nggak mau ketemu malaikat maut bareng kamu!"Teddy: "Kenapa? Kita bisa dikubur dalam satu liang lahat, romantis, 'kan? Hehehe ...."Kelly hanya bisa memberikan tatapan menjijikkan kepadanya. Kalau pun mati, mereka pasti bakal dikubur di tempat terpisah!Dua puluh menit kemudian ....Kelly: "Berhenti di depan gerbang apartemen aja, aku jalan sendiri ke dalam.""Nggak bisa! Belum sampai depan pintu!"Dengan satu putaran setir, Teddy langsung mengarahkan mobil ma

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status