Selina menoleh reflek pada lelaki yang berada di belakangnya. “Aa Adam?” ucap Selina melihat Adam di sana. “Aa, sudah tahu Shiza dirawat di sini?”“Sudah,” jawab Adam singkat.“Mari masuk Adam, Selina!” ajak Rakha pada mereka. Selina yang melihat perlakuan Rakha pada Adam, merasa aneh sebab tak biasanya Rakha bersikap baik pada sang kakak, apalagi setelah adegan pukul memukul dulu.Tanpa banyak tanya, Selina mengekori Rakha dan Adam masuk ke dalam ruangan di mana Shiza dirawat. Terlihat Shiza tengah duduk dengan tatapan kosong. Di sampingnya ada seorang perawat yang senantiasa mendampinginya. Perawat tersebut sedang berusaha menyuapi makan Shiza sebab semenjak dia dibawa ke sana dia tidak mau makan. Dia hanya diinfus agar tidak dehidrasi dan kelaparan. Berbagai cara telah dilakukan oleh ke dua orang tuanya termasuk sang kakak untuk membujuknya makan. Nihil, dia tidak mau.“Mbak, makan dulu yuk?” pinta sang perawat.Shiza tak menyahut. Hanya ada air mata yang berderai melalui pipinya
Tanpa menunggu lama, Dave menghubungi Dewi dan ingin bertemu dengannya. Namun nomor Dewi tak bisa dihubungi. Lantas dia menghubungi Dinda yang tak lain asistennya Dewi. Dia pun sama tidak mengangkat telepon darinya. Dewi telah mengganti nomor teleponnya sebab nomor sebelumnya diketahui oleh Rayyan, mantan suaminya atau ayah kandung Selina. Dewi sama sekali tidak ingin berkomunikasi dengan lelaki tersebut. Bahkan dia tidak tahu jika Rayyan mengalami kecelakaan. “Sepertinya aku harus ke Jakarta langsung,” gumam Dave. Dave sudah tak sabar ingin melamar Selina. Oleh karena itu dia memutuskan untuk segera menemui ibu kandung Selina agar dia pun bisa mengetahui ayah kandung Selina. Selina baru akan melepas lajangnya jika dia sudah bisa menemukan ibu kandungnya-yang tak lain Miss Dera, pasien Dave. Dave sudah berada di depan pintu apartemen. Dia lalu memencet bel. Seorang pemuda yang seumuran dengannya keluar. Lelaki bertubuh tinggi tegap, berwarna kulit kuning langsat dengan mata segaris.
Belum sempurna kalimat yang Selina ucapkan, Adam keburu membungkam bibir Selina dengan telapak tangannya yang besar, akhirnya membuat Selina tertawa karena tingkahnya sendiri.“Halalin Aa!” tukas Selina kembali menggoda Adam.“Kalian kebiasaan,” cetus Ustaz Bashor dengan mengernyitkan dahinya. Terkadang tingkah Selina dan Adam mirip Tom and Jerry.“Nunik sakit apa?” tanya Ummi Sarah tiba-tiba mengalihkan bahasan. Dia mendengar dari Arman jika Nunik dibawa ke rumah sakit umum saat Selina masih berada di rumah sakit jiwa.Deg,Selina tersentak saat mendengar soal Nunik. Dia dilanda bingung apakah dia akan menceritakan apa yang terjadi padanya ataukah berdusta demi menutupi aib gadis tersebut. Nunik meminta padanya untuk tidak menceritakan tentang soal kehamilannya yang mengalami keguguran. Hal tersebut bukan tanpa alasan, Nunik tak ingin keluar dari pesantren dan kembali ke rumah ke dua orang tuanya yang sangat galak. Namun soal alasan kenapa dia sudah hamil di luar nikah masih dia semb
Melihat Adam sedikit kesulitan membacakan ijab kabul, Ummi Sarah langsung memberinya minum dan menepuk bahunya.“Bismillah, Anisa sudah tenang Nak,” bisiknya pada telinga Adam.‘Astagfirullah,’ batin Adam beristighfar.Rakha mengulangi kalimah ijab lalu dijawab lagi kabul oleh Adam.“Qobiltu Nikahaha Wa Tazwijaha Shiza Anisa Hanifah binti Muhammad Rakha Alal Mahril wa madzkuur ala radhiitu bihi wallahu waliyyu taufiq,”Adam mengucapkan kalimat ijab kabul dalam bahasa Arab dengan sempurna. Ada rasa haru yang menggema di kediaman Rakha dan Ayu tersebut.Anisa ialah seseorang yang pernah singgah dan tak sampai menetap. Kini Adam berfokus pada kekasih halalnya. Untuk mengenangnya, sehari sebelum walimah digelar, Adam berziarah ke makamnya seolah dia ingin meminta ijin padanya.Semua orang lega setelah mendengar kata ‘sah’ mengudara. Setelah ijab kabul terucap, barulah Shiza keluar diapit oleh ke dua bidadari cantik yang tak kalah menarik dengan mempelai wanita. Shiza diapit oleh Zahrana d
“Perasaan cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya, terkadang karena waktu, intensitas bertemu, dan kehadiran seorang anak,”Ayu berkomentar. Dia paham betul apa yang disampaikan oleh Aqsa. Aqsa menyindir Zahrana. Namun Ayu sepakat dengan Rakha untuk memberi kesempatan ke dua pada Zahrana. Zahrana berjanji akan membuat Aqsa jatuh hati padanya. Selama ini Zahrana bersikap baik pada mereka. Kekhilafan yang dia lakukan hanyalah pada cara dia memperoleh Aqsa melalui sebuah sandiwara.Ayu merasa iba pada Zahrana karena dia tengah hamil anak Aqsa.“Mari makan!” ucap Ayu menggandeng menantunya, Zahrana untuk ikut bersama. Dia tak ingin melihat Zahrana bersedih hati setelah mendengar perkataan Aqsa yang menyakitkan.‘Kamu harus kuat, Baby,’ batin Zahrana seraya mengelus perutnya yang sudah mulai kelihatan berisi.Sementara itu Selina memeluk Shiza sahabatnya setelah memeluk sang kakak.“Bestie, barokallahu laka wabaroka alaikuma wàjmaa bainakuma pi khoir. Selamat Sahabatku! Akhirnya kalian bi
Shiza dan Adam sudah resmi menikah dan menjadi sepasang suami istri. Shiza dan Adam memilih tinggal di rumah Aqsa terlebih dahulu demi pengobatannya. Shiza tak ingin tinggal bersama dengan keluarganya demi menghormati suaminya. Dia juga tak betah sebab ada Zahrana yang masih bertahan di sana. Shiza masih marah pada Zahrana alasannya.Adam meraih jari jemari Shiza dengan sedikit rikuh. Namun karena dia seorang pemimpin, dia harus berusaha memberanikan lebih dulu. Menuntunnya untuk memasuki rumah Aqsa yang ternyata merupakan rumah untuk Selina.Adam sedikit mencelos saat kakinya berpijak di halaman yang luas tersebut. Pemandangan yang tersuguh untuk pertama kalinya yaitu fasad yang indah dengan berhiaskan tulisan A dan S. Sudah bisa ditebak, tulisan tersebut adalah inisial nama Aqsa dan Selina. Aqsa sepertinya sangat mencintai Selina, pikirnya. Namun Allah ternyata tidak merestui hubungan ke duanya.“Aku panggil apa? Aa atau Mas?” tanya Shiza sembari tersenyum dan menatap Adam dengan ti
“Kamu bisa mandi sendiri? Um .. maksudku …” seru Adam dengan sedikit tergeragap, khawatir salah bicara.Shiza hanya tersenyum. “Bisa, aku sudah belajar mandi sendiri, makan sendiri bahkan masak dan bersih-bersih rumah sejak aku keluar rumah sakit, Aa. Saat aku dengar Aa akan melamarku. Aku harus bisa mengurus diriku agar bisa mengurus suamiku,” “Kamu sangat manis,”Adam spontan mencubit pipinya.“Baiklah, Aa tidak akan menutup kamar mandi. Um, maksud Aa membiarkan pintunya sedikit terbuka agar kalau ada apa-apa kamu bisa memanggil Aa,”Adam segera beringsut mundur dan membiarkan istrinya mandi sendiri.“Siap, Aa,”Shiza pun membersihkan dirinya di kamar mandi. Dia mencelupkan tubuhnya ke dalam bathtub berisi air hangat. Sebetulnya dia agak kesulitan tetapi dia berusaha keras hanya untuk melakukan sebuah aktifitas rutin yang biasa orang normal lakukan yaitu mandi.Adam pun membiarkan Shiza melakukannya sendiri. Dia bahkan berdiri mematung di bibir pintu menatap istrinya yang tengah ma
[RURI?]Selina terkejut saat layar kamera ponselnya menampilkan wajah anak muridnya. Di luar dugaan ternyata sosok yang merindukannya ialah Ruri bukan lelaki itu. Ada rasa lega dan sedikit kecewa bersamaaan. Dalam hati kecilnya Selina mengharapkan lelaki tersebut. Namun hati kecilnya yang lain menganggap sebuah kekeliruan andai dia mengharapkan lelaki itu yang merindukannya. Dia bukan siapa-siapa.[Bagaimana kabarmu Bu?][Alhamdulillah, sehat Ruri. Bagaimana denganmu? Betah tinggal di pesantren?][Betah gak betah Bu]Ruri menjawab dengan nyengir. Tanpa menjelaskan apapun Selina sudah mengetahui isi kepala anak itu. Seorang anak yang manja akan mengalami kesulitan jika langsung terpisah dengan ke dua orang tuanya.[Sabar ya Ruri, memang awalnya tak betah tapi lama kelamaan insyaallah betah. Di sana kamu belajar mandiri. Kelak kamu terbiasa saat sudah dewasa sehingga kamu tidak akan kaget. Apalagi seorang lelaki adalah imam yang kelak akan memimpin keluarga kecilnya: istri dan anak-anak