Dalam sekejap, hutan menjadi sorotan api dan suara peluru yang membahana. Kakek Zaki dan timnya segera mengambil posisi perlindungan, membalas tembakan dengan sigap. Meskipun mereka terluka, tekad untuk menangkap Cakra tidak pernah padam.Dalam kekacauan pertempuran, kakek Zaki melihat sebuah gerakan di semak-semak di seberangnya. Tanpa ragu, ia mengambil sikap serangan, berlari maju dengan samurainya yang siap menyerang. Namun, Cakra dan anak buahnya sudah melarikan diri, meninggalkan jejak-jejak perlawanan mereka.Saat asap mereda dan suara senjata reda, kakek Zaki dan timnya mengecek keadaan. Beberapa anggota terluka, tapi semuanya masih bisa berdiri tegak. Mereka mengetahui bahwa pertempuran belum berakhir, dan Cakra pasti akan kembali dengan rencana baru.Dengan hati yang penuh dengan tekad dan keberanian, kakek Zaki memimpin timnya melanjutkan pengejaran mereka melalui hutan yang gelap. Mereka tahu bahwa mereka harus bertindak cepat sebelum Cakra melancarkan serangan lainnya. Pe
Lalu dikeesokan harinya, Maya kembali ke rumah sakit, namun kali ini maya bersama anaknya indri, dan kakek roni juga dicki. Saat itu di rumah sakit kakek zaki dengan kondisi lemah tapi sudah sadar.Maya memasuki ruangan perawatan bersama Indri, Kakek Roni, dan Dicki. Mereka melihat Kakek Zaki terbaring di tempat tidur, wajahnya pucat dan tubuhnya lemah. Meskipun begitu, matanya bersinar ketika melihat mereka semua masuk.Indri berlari mendekati tempat tidur Kakek Zaki dengan mata berkaca-kaca, mencium tangannya lembut. Kakek Zaki tersenyum lemah dan meraih tangannya dengan lembut. Kakek Roni dan Dicki juga mendekat dengan penuh kekhawatiran.Maya berdiri di samping tempat tidur, mencoba menahan air matanya. Dia menatap Kakek Zaki dengan penuh kasih sayang dan kekhawatiran. Hatinya terasa berat melihat keadaan Kakek Zaki yang lemah seperti itu.Kakek Zaki tersenyum tipis melihat mereka semua berkumpul di sekitarnya. Dia mencoba memberi mereka senyuman yang kuat, meskipun tubuhnya teras
Terlihat seorang wanita muda bernama Maya dan anaknya, Indri, keluar dari apartemennya di malam hari menuju temannya karena ada urusan penting. Saat mereka memasuki jalan yang sepi, sekelompok pemuda gangster tiba-tiba muncul dan menghalangi mereka."Ada apa lagi dengan kalian?" tanya Maya dengan tegas, terkejut oleh kehadiran mereka."Cepat tanda tangani berkas ini, May! Ini perintah dari mantan suamimu," ucap Bani, pemimpin kelompok tersebut."Saya sudah bilang, saya tidak akan menandatangani sertifikat rumah itu. Rumah itu milik saya, dan atas nama saya. Lagi pula, saya sudah mewariskannya kepada anak saya. Katakan pada bos kalian, saya tidak akan memberikannya kepada orang jahat seperti dia."Mendengar penolakan Maya, Bani yang menerima perintah dari Cakra, bos utama geng tersebut, langsung menyekap Maya dan anaknya. Maya berontak, tapi tak berdaya menghadapi kekuatan anggota geng yang kuat. Dia diancam bahwa jika tidak menandatangani, anaknya akan dibunuh.Ririn merasa ketakut
Beberapa tahun sebelum kejadian di masa kini, saat Kakek Zaki masih muda, kehidupannya sangat berbeda. Zaki tinggal di daerah perkotaan bersama kedua orang tuanya, namun kisahnya penuh dengan kebandelan.Sejak kecil, Zaki telah menunjukkan sikap yang sangat bandel dan tidak patuh terhadap kedua orang tuanya. Dia sering melanggar aturan dan seringkali terlibat dalam kegiatan yang tidak diizinkan. Meskipun begitu, ada satu hal yang membuatnya fokus dan berkomitmen, yaitu hobi berlatih beladiri.Zaki menyimpan obsesi yang mendalam terhadap seni bela diri sejak usia dini. Meskipun dia tidak selalu patuh di rumah, namun ketika berlatih beladiri, dia menunjukkan kegigihan yang luar biasa. Rutin berlatih setiap hari, Zaki mengembangkan keahlian bela diri hingga mencapai tingkat yang luar biasa, melebihi batas kemampuan rata-rata.Keahlian bertarung Zaki terus berkembang, dan dia mulai dikenal di kalangan beladiri lokal. Teman-teman sebayanya mengagumi skilnya yang luar biasa, meskipun kedu
Keahlian dan kebrutalan Zaki segera menjadi pembicaraan di kalangan semua kumpulan geng di kota. Cerita tentang bagaimana Zaki berhasil menghancurkan geng rival dan mendapatkan posisi tangan kanan Bruno menyebar dengan cepat, memicu rasa penasaran dan ketakutan di antara kumpulan geng lainnya.Setiap gosip dan kisah seram tentang Zaki menjadi semakin berwarna, membuatnya menjadi sosok yang didambakan dan ditakuti di jalanan kota. Anggota geng lainnya mulai bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya Zaki dan dari mana asal usul keahliannya yang luar biasa.Pada setiap pertemuan antar geng, cerita tentang Zaki menjadi topik utama pembicaraan. Para pemimpin geng saling bertukar informasi, mencoba mencari tahu lebih banyak tentang sosok misterius ini yang telah mengubah dinamika persaingan antar geng.**Pemimpin Geng A:** "Kau dengar cerita tentang Zaki dari Gelang Hitam? Katanya, dia membantai seluruh geng rival tanpa ampun."**Pemimpin Geng B:** "Benarkah? Bagaimana mungkin satu orang bis
Di rumah sederhana Zaki, suasana terlihat cemas dan penuh kekhawatiran. Kedua orangtuanya selalu mencemaskan Zaki, anak satu-satunya mereka. Saat malam tiba, mereka duduk bersama di ruang tamu, penuh ketidakpastian tentang keberadaan dan keadaan Zaki.**Ibu Zaki (cemas):** "Dimana ya Zaki sekarang? Kenapa dia tidak pulang?"**Ayah Zaki (khawatir):** "Dia selalu begini setiap kali terlibat dalam urusan gengnya. Tapi kali ini terasa berbeda."Orangtua Zaki saling pandang, menunjukkan kecemasan yang mendalam. Mereka hanya bisa mendoakan agar Zaki tetap dalam keadaan baik-baik saja dan segera pulang.**Ibu Zaki (berdoa):** "Ya Allah, lindungilah Zaki. Semoga dia selamat dan segera kembali ke rumah."**Ayah Zaki (merestui):** "Amin. Semoga anak kita dalam lindungan-Nya."Ketidakpastian dan kekhawatiran orangtua Zaki semakin tumbuh seiring berjalannya waktu. Mereka hanya bisa berharap agar Zaki selalu dalam perlindungan Tuhan dan segera pulang ke pelukan orangtuanya.Lalu di tempat lain
Zaki merasa kesal, "Kurang ajar! Lepaskan orangtuaku, mereka tidak tahu apa-apa. Urusanmu hanya dengan saya." Pimpinan geng Rifal tertawa puas, "Ternyata seorang Zaki yang pemberani dan brutal, lemah terhadap orangtuanya." Zaki merasa harga dirinya dipermalukan, tetapi tidak bisa melakukan apa-apa.Pimpinan Geng Rifal: "Zaki, kau terlalu naif jika berpikir bisa datang ke sini tanpa konsekuensi."Zaki: "Lepaskan orangtuaku! Urusan kita hanya antara kita berdua."Pimpinan Geng Rifal: "Seandainya begitu mudahnya, Zaki. Tapi aku punya kekuatan untuk membuatmu merasakan sakit yang luar biasa."Zaki: "Apa maksudmu?"Pimpinan Geng Rifal: "Anak buahku, tunjukkan padanya konsekuensi dari tindakannya."*Anak buah Geng Rifal menyerang Zaki dengan pukulan bertubi-tubi.*Zaki: "Aargh! Lepaskan mereka, kalian pengecut!"Pimpinan Geng Rifal: "Kau lihat, Zaki, keberanianmu tidak akan menyelamatkan mereka. Lebih baik menyerah sekarang juga."*Zaki berusaha melakukan tangkisan dan hindaran, namun
kumpulan pemuda tersebut terkejut melihat foto yang ditunjukan oleh roni. "inikan zaki, pa, dia adalah anggota geng gelang hitam. Zaki ini orang yang sangat kuat dan berbahaya, serta sangat brutal. Semua anggota geng di kota ini sangat takut padanya. Namun yang saya dengar, anehnya zaki bisa terbunuh oleh geng rifal, padahal sebelumnya zaki bisa membantai geng sebelumnya yang lebih kuat dan ditakuti dari geng rifal. *Roni mendengarkan dengan serius informasi yang diberikan oleh kumpulan pemuda. Ia bertanya lebih lanjut,* "Apakah ada yang tahu lebih banyak mengenai konflik antara Zaki dan Geng Rifal? Mengapa Zaki bisa kalah dan bagaimana Geng Rifal bisa mengalahkannya? Setiap informasi akan membantu penyelidikan kami." Namun disini ketika pemuda tersebut akan menjelaskan kembali, tiba tiba pemuda tersebut langsung terjatuh terkena tembakan tepat di kepalanya. *Suasana menjadi tegang setelah pemuda yang hendak memberikan informasi mendadak terjatuh oleh tembakan. Roni dan rekannya be