Home / Thriller / TUKANG SOL SEPATU / Bab 6 Misteri Penembakan, Geng Gelang Hitam, dan Rencana Tersembunyi

Share

Bab 6 Misteri Penembakan, Geng Gelang Hitam, dan Rencana Tersembunyi

Author: tedi sugiri
last update Last Updated: 2024-02-05 08:13:17

kumpulan pemuda tersebut terkejut melihat foto yang ditunjukan oleh roni. "inikan zaki, pa, dia adalah anggota geng gelang hitam. Zaki ini orang yang sangat kuat dan berbahaya, serta sangat brutal. Semua anggota geng di kota ini sangat takut padanya. Namun yang saya dengar, anehnya zaki bisa terbunuh oleh geng rifal, padahal sebelumnya zaki bisa membantai geng sebelumnya yang lebih kuat dan ditakuti dari geng rifal.

*Roni mendengarkan dengan serius informasi yang diberikan oleh kumpulan pemuda. Ia bertanya lebih lanjut,* "Apakah ada yang tahu lebih banyak mengenai konflik antara Zaki dan Geng Rifal? Mengapa Zaki bisa kalah dan bagaimana Geng Rifal bisa mengalahkannya? Setiap informasi akan membantu penyelidikan kami."

Namun disini ketika pemuda tersebut akan menjelaskan kembali, tiba tiba pemuda tersebut langsung terjatuh terkena tembakan tepat di kepalanya. *Suasana menjadi tegang setelah pemuda yang hendak memberikan informasi mendadak terjatuh oleh tembakan. Roni dan rekannya bersiap menghadapi ancaman, mengeluarkan senjata mereka, dan memperhatikan setiap gerak di sekitar mereka. Dengan hati-hati, Roni bertanya kepada rekannya,* "Siapa yang menembak? Kita harus waspada."

*Setelah pemuda itu terjatuh akibat tembakan, suasana seketika menjadi tegang. Roni dan rekannya langsung mengambil posisi siaga sambil mengeluarkan senjata mereka. Roni segera menghubungi markas polisi.*

**Roni:** (sambil berbicara di telepon) "Markas, ini Roni. Ada kejadian darurat di perkotaan besar. Ada penembakan, kami membutuhkan bantuan segera!"

*Sementara menunggu bantuan, roni dan rekannya menjaga situasi dengan ketat. Mereka melihat pemuda yang terluka, dan suasana gelap dan tegang memenuhi jalanan yang sepi.*

**Rekan Roni:** "Apa kita harus mendekati korban, Roni?"

**Roni:** "Tidak, kita harus tetap waspada. Jangan lupakan, kita tidak tahu siapa yang menyerang."

*Beberapa menit kemudian, suara sirene kendaraan polisi terdengar mendekat. Tim polisi lainnya tiba dengan cepat, bersama dengan ambulan untuk mengevakuasi korban.*

**Petugas Polisi Lainnya:** "Apa yang terjadi di sini, Roni?"

**Roni:** "Tidak tahu persis. Kami sedang mencari informasi tentang orang ini, dan tiba-tiba dia ditembak."

*Tim polisi segera mulai menyelidiki kejadian, mengumpulkan bukti dan menyusun rencana untuk mengidentifikasi penyerang. Atmosfer tetap tegang, dan pertanyaan tentang siapa yang menembak pemuda ini masih belum terjawab.*

**Roni:** "Situasi sudah terkendali. Kita kembali ke markas. Semoga kita dapat informasi lebih lanjut tentang orang ini."

*Setelah memastikan bahwa jalanan kembali aman, Roni dan rekannya kembali ke markas polisi. Namun, di dalam hatinya, Roni masih penasaran dengan hubungan antara zaki, geng rifal, dan geng gelang hitam.*

**Rekan Roni:** "Apa kita harus menyelidiki lebih lanjut tentang zaki, Roni?"

**Roni:** "Iya, saya rasa ini terlalu aneh. Kita harus mencari tahu apa yang sedang terjadi."

*Ketika malam tiba, Roni dan rekannya memutuskan untuk mengunjungi rumah sakit tempat zaki dirawat. Saat mereka tiba, suasana rumah sakit sepi, dan penerangan lampu temaram. Mereka mendekati ruangan zaki dengan hati-hati.*

ketika roni dan rekannya akan masuk ke ruangan zaki dirawat, tiba tiba terlihat seorang docter berlari ketakutan menghampiri roni. Melihat itu roni terkejut. "Ada apa ini?" Docter tersebut menjawab dengan bergetar. "Ada dua orang bersenjata masuk kerumah sakit ini pa, mereka langsung masuk ke ruangan orang yang dirawat. Saya ketika itu langsung berlari karena ketakutan, dan semua orang disini, termasuk sekuriti di masukan ke ruangan mayat dan di kunci diluar oleh dua orang tersebut. Mendengar hal itu, roni langsung mengeluarkan senjata dan bersiaga.

Roni: "Segera panggil bantuan, dan pastikan semua pasien dan staf diungsikan ke tempat aman. Kami akan menghadapi mereka."Dengan senjata di tangan, Roni dan rekannya melangkah dengan hati-hati menuju ruangan tempat zaki dirawat. Saat pintu ruangan terbuka, **Roni:** "Apa ini? Di mana Zaki?"

*Dengan kebingungan, Roni dan rekannya melihat ruangan yang berantakan, tanpa jejak Zaki.*

**Rekan Roni:** "Sepertinya kita ketinggalan sesuatu. Apakah ini ada hubungannya dengan penyerangan tadi?"

**Roni:** "Kita perlu cari tahu apa yang terjadi. Pastikan area ini aman."

*Dengan senjata mereka siap sedia, Roni dan rekannya mulai menyelusuri ruangan, mencari petunjuk tentang keberadaan Zaki dan para penyerang.*

setelah roni dan rekannya menyelusuri tiap ruangan, roni dan rekannya terkejut melihat zaki sedang duduk di halaman belakang rumah sakit, dengan kondisi lemah dan tangan yang masih dibalut, terdapat banyak darah. Dan ketika roni menghampiri zaki, roni melihat ke samping dan nampak sosok dua orang berbadan kekar dan bertato, tergeletak tidak bernyawa, dengan lehernya patah, dan mengeluarkan darah di mulutnya.

**Roni:** "Zaki, apa yang sebenarnya terjadi di sini?"

*Zaki hanya diam, lemah, dengan tatapan yang terfokus ke kejauhan.*

**Rekan Roni:** "Kita perlu tahu apa yang sebenarnya terjadi. Siapa mereka?"

*Zaki masih tetap diam, mempertahankan misteri di balik tatapannya yang lelah.*

**Roni:** "Kita butuh penjelasan, Zaki. Siapa yang datang ke sini dan mengapa?"

*Zaki masih lemah dan tidak menjawab, membiarkan rahasia dan misteri menyelimuti kejadian tersebut.*

**Rekan Roni:** "Jangan berikan informasi palsu. Kami di sini untuk membantu, tapi kami juga butuh kerjasamamu."

*Zaki tetap diam, dan mereka memutuskan membawa Zaki kembali ke ruangannya.*

Setelah zaki berada di ruangannya, roni dan rekannya memberikan waktu dan ruang supaya dokter merawatnya. Lalu saat itu roni dan rekannya langsung menuju dua orang sosok tadi yang sudah tidak bernyawa.

**Roni:** "Coba kita cek identitas mereka, mungkin kita bisa menemukan petunjuk."

*Rekan Roni membantu menyelidiki identitas dua orang yang tergeletak. Mereka menemukan kartu identitas palsu dan tato yang mencolok di lengan kiri mereka.*

**Rekan Roni:** "Ini pasti bukan orang sembarangan. Tapi kenapa mereka ingin menyusup ke rumah sakit dan apa kaitannya dengan Zaki?"

**Roni:** "Kita perlu melacak asal usul kartu identitas ini dan memberitahu markas. Ada yang tidak beres di sini."

*Mereka kemudian menghubungi markas dan memberikan informasi yang mereka temukan, memulai perjalanan untuk memecahkan misteri ini.*

Disini roni penasaran, siapa yang melakukan ini kepada dua orang tersebut. "Sepertinya orang yang melakukan ini merupakan orang yang sangat terlatih."

**Roni:** "Sangat misterius. Orang ini pasti memiliki keterampilan dan kedisiplinan yang tinggi. Kita butuh informasi lebih lanjut."

*Rekan Roni menambahkan,* "Apakah mereka bekerja untuk geng atau memiliki agenda sendiri? Sementara itu, bagaimana dengan Zaki? Apakah dia bisa memberikan petunjuk?"

**Roni:** "Mari kita tanyakan pada Zaki begitu dia pulih. Dan mari kita telusuri jejak kedua orang ini. Siapa tahu, mereka bisa membuka tabir di balik semua ini."

roni dan rekannya sambil menunggu diluar ruangan, bertanya tanya, apa mungkin yang melakukan tindakan brutal terhadap dua orang penyusup yang sudah tidak bernyawa tadi, adalah zaki?

**Roni:** "Sulit dipercaya jika Zaki yang melakukannya. Dia pun lemah dan terluka. Kita perlu menyelidiki kemungkinan adanya pihak ketiga yang terlibat. Selidiki hubungan Zaki dengan geng dan coba temukan motif di balik tindakan ini."

*Rekan Roni menanggapi,* "Kita juga perlu menyelidiki lebih dalam tentang geng rifal. Apakah mereka yang melakukan ataukah ada elemen lain yang ikut campur dalam situasi ini?"

**Roni:** "Kita bisa mulai dengan memeriksa rekam jejak Zaki dan geng rifal. Dan jangan lupakan bahwa Zaki mungkin memiliki musuh pribadi yang bisa terlibat."

*Rekan Roni menimpali,* "Saya setuju. Mari kita periksa semuanya dengan hati-hati. Selain itu, kita harus waspada terhadap kemungkinan ancaman lain yang mungkin muncul."

akhirnya dokter keluar ruangan dan menyampaikan bahwa zaki belum bisa di ajak komunikasi dulu, karena kondisinya sangat lemah, mungkin akibat peristiwa tadi.

**Roni:** "Terima kasih, dokter. Sampaikan padanya untuk beristirahat dan sembuh secepatnya. Kami akan kembali besok untuk memastikan keadaannya."

*Dokter menanggapi,* "Baik, segera pulihkan kekuatannya. Jika ada perkembangan, saya akan memberi tahu Anda."

**Roni:** "Mari kita periksa lebih lanjut tentang geng rifal dan hubungannya dengan Zaki. Ada sesuatu yang tidak beres, dan kita perlu mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi."

Lalu di tempat lain di sebuah markas besar dan tersembunyi, terlihat bos besar sedang berbincang dengan salah satu anak buahnya.

Bos besar ini bernama Alex, dan anak buah terbaiknya bernama hidra. Alex dan hidra ini merupakan petinggi dari geng harimau terbang, yang mana geng harimau terbang ini tidak terlalu dikenal oleh geng yang lainnya.

Tapi geng harimau terbang ini, merupakan geng paling terkaya diantara geng yang lainnya, yang mana tujuan utama geng harimau terbang ini ingin menguasai bisnis haram dari semua geng. Disini yang menjadi penghalang utama bagi geng harimau terbang, adalah zaki. Karena alex ternyata merupakan orang yang mengenal zaki dari dulu.

"Saya kira si zaki, benar telah terbunuh oleh geng rifal, sehingga kita bisa leluasa untuk mengambil alih paksa bisnis dari semua geng. Tapi ternyata dia masih hidup. Kurang ajar!" Ucap alex dengan nada kesal.

"Benar bos, saya juga berfikir demikian. Tapi untungnya kita punya mata mata di pihak kepolisian, yang setia membantu kita." Ucap hidra dengan mantap.

"waktu itu juga kalau rekan kita tidak cepat menghubungi kita, maka keberadaan kita dan geng yang lainnya akan terbongkar oleh kepolisian. Dan untung juga tembakan kamu tepat mengenai sasaran." Ucap alex dengan bangga.

"Benar bos, tapi sekarang masalahnya dua orang pembunuh terbaik kita, berhasil dilumpuhkan oleh zaki. Saya tidak mengira dengan kondisi lemah dan terluka, zaki masih bisa melakukan perlawanan. Padahal dua orang pembunuh terbaik kita itu, merupakan orang orang yang tangguh dan sangat ahli."

Ucap hidra terkejut.

"ya benar juga hidra, saya juga tidak menyangka hal itu masih bisa dilakukan zaki dengan kondisi belum sembuh total. Tapi memang hidra, zaki itu dulu semenjak berlatih beladiri dengan saya, dia selalu bersaing kemampuan dengan saya, Dan waktu itu kita seimbang, sehingga saya dan zaki merupakan petarung terbaik saat itu." Ucap alex menjelaskan.

*Lalu disisi lain, Setelah Roni dan rekannya menyelidiki ke setiap daerah, mereka menghadapi kesulitan mendapatkan informasi. Kejadian penembakan pemuda oleh penembak jitu telah menciptakan atmosfer ketegangan di kota, membuat orang-orang enggan berbicara.*

**Roni:** "Ini semakin sulit. Setiap orang sepertinya takut untuk membicarakan kejadian ini. Kita butuh pendekatan yang lebih hati-hati."

**Rekan Roni:** "Mungkin kita perlu mencari tahu lebih lanjut tentang korban penembakan itu. Mungkin ada petunjuk atau koneksi dengan konflik yang sedang terjadi."

*Namun, saat Roni dan rekannya mencoba mendekati teman-teman korban penembakan, mereka mendapati pintu-pintu tertutup dan tatapan yang penuh ketakutan.*

**Roni:** "Situasinya semakin rumit. Kita harus mencari cara agar orang-orang berani memberikan informasi."

**Rekan Roni:** "Mungkin kita perlu melibatkan pihak lain, seperti warga setempat atau sumber-sumber rahasia yang bisa membantu kita."

*Di saat yang sama, geng harimau terbang merasa senang dengan kesulitan yang dihadapi Roni dan rekannya.*

**Alex:** "Lihatlah bagaimana mereka kebingungan. Kita hanya perlu menjaga tekanan ini. Mereka tidak akan bisa menyelidiki apa pun dengan efektif."

*Hidra menambahkan,* "Saya setuju, bos. Semakin mereka kesulitan, semakin mudah bagi kita untuk mencapai tujuan kita."

*Di tengah ketidakpastian, Zaki yang lemah terus mencari jawaban di dalam rumah sakit. Pilihan Roni dan rekannya semakin terbatas, sementara geng harimau terbang terus merencanakan kendali penuh atas bisnis haram di kota ini, dan berencana untuk membunuh zaki.*

Related chapters

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 7 Bayangan Maut: Konflik dan Intrik dalam Kota

    Ketika Roni mendapat kabar bahwa Zaki sudah mulai membaik, dia dan rekannya segera meluncur ke rumah sakit dengan harapan mendapatkan informasi kunci yang dapat membuka kebenaran di balik serangkaian peristiwa misterius.***Roni:** "Kita harus segera berbicara dengan Zaki. Mungkin dia memiliki informasi yang dapat membantu kita mengungkap kebenaran."**Rekan Roni:** *(berpikir)* "Aku perlu berhati-hati agar Roni tidak mengetahui bahwa aku adalah mata mata dari geng harimau besar. Informasi ini bisa membuka tabir konflik yang lebih dalam."*Setibanya di rumah sakit, Roni dan rekannya disambut oleh suasana yang tenang dan lampu yang redup di lorong-lorongnya. Mereka mendekati ruangan Zaki dengan hati-hati.***Roni:** "Hati-hati, kita tidak tahu apa yang telah terjadi sejak terakhir kali kita melihat Zaki. Pastikan kita siap untuk segala kemungkinan."*Pintu ruangan Zaki terbuka, dan mereka melihat Zaki yang duduk di ranjang, wajahnya masih pucat, tetapi tatapannya kini lebih tajam.***

    Last Updated : 2024-02-07
  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 8 "Langkah Terakhir: Pertempuran Dendam di Rumah Sakit"

    Danil menerima telepon dari pembunuh yang memberikan detail rencana mereka, di mana pembunuh tersebut akan menyamar menjadi seorang dokter untuk menangani Zaki di rumah sakit. Tugas Danil adalah untuk membantu melancarkan aksi pembunuhan tersebut. Setelah menerima telepon itu, Danil memutuskan untuk berperan dalam rencana pembunuhan tersebut. Dia melihat kesempatan ini sebagai cara untuk menyelesaikan masalah dengan Zaki dan pada saat yang sama, menjalin hubungan yang lebih kuat dengan gengster Harimau Terbang. *Danil, dengan hati-hati, mengambil teleponnya dan memilih untuk menelepon dokter yang sedang merawat Zaki di rumah sakit. Dia memutuskan untuk menyamarkan suaranya agar menyerupai Roni, menciptakan kesan bahwa panggilan itu berasal dari kepolisian.***Danil (mengubah suaranya agar menyerupai Roni):** "Dokter, ini Roni dari kepolisian. Kami membutuhkan bantuan Anda dengan segera di rumah sakit lainnya. Ada pasien darurat yang membutuhkan kehadiran Anda. Mohon segera datang."

    Last Updated : 2024-02-08
  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 9 Perburuan Zaki dalam Dunia Kejahatan

    Danil (dalam hati dengan kesal): "Kurang ajar, berarti gagal lagi untuk mengeksekusi Zaki. Dia memang hebat. Sekarang saya harus kembali ke rumah sakit dan berpura-pura tidak tahu apa yang terjadi." Saat itu akhirnya Danil menuju ke rumah sakit kembali dan langsung masuk ke dalam.Di dalam rumah sakit terlihat orang-orang berkumpul di dekat ruangan Zaki.Suster yang merawat Zaki langsung menghampiri Danil dengan kecemasan."Suster, apa yang terjadi di ruangan Zaki?" tanya Danil dengan khawatir."Pa Danil, telah terjadi sesuatu di ruangan Zaki. Saya tadi masuk ke ruangan Zaki, dan sudah terlihat ruangan Zaki berantakan, serta seorang dokter yang akan merawat Zaki, terlihat sudah tergeletak tidak bernyawa dengan bersimbah darah. Saya tidak tahu apa yang telah terjadi," jelas suster dengan nada panik. Saat itu, Danil langsung masuk ke ruangan Zaki dan melihat pembunuh yang menyamar sebagai dokter tersebut. Mata Danil menyipit tajam, mengisyaratkan kekesalan yang mendalam. Dia tahu betu

    Last Updated : 2024-02-09
  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 10 Misi Pembalasan Zaki

    Setelah Zaki masuk ke markas gengster tersebut, dia langsung dikepung oleh kumpulan anggota gangster bersenjata tajam. Meskipun dihadapkan pada situasi yang mengancam, Zaki tetap tenang tanpa rasa takut sedikitpun. Ketua gengster, yang memperhatikan sosok Zaki dengan muka tertutup kain diikat, merasa mengenali postur tubuh Zaki. Hingga akhirnya, dengan suara tajamnya, dia bertanya kepada Zaki, "Siapa kamu? Coba buka penutup mukamu." Zaki memperhatikan ketua gengster itu dengan waspada sebelum akhirnya menjawab dengan suara tenang, "Nama saya tidak penting. Saya datang bukan untuk berkelahi, tapi untuk berbicara dengan Anda, ketua.""Kamu datang ke sini dengan berani, tapi enggan memperlihatkan wajahmu," ujar ketua gengster dengan nada tajam. "Kamu pikir kamu bisa datang ke sini tanpa memberikan identitasmu?"Zaki menggeleng, tetap tenang. "Identitas saya tidak akan mengubah apa pun. Saya hanya ingin membicarakan suatu hal dengan Anda, ketua. Sesuatu yang mungkin bisa menguntungkan kita

    Last Updated : 2024-02-10
  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 11 Bayang-Bayang Mafia: Misson Balas Dendam Zaki

    Lalu di tempat lain Saat itu, Roni terkejut mendengar telepon dari dokter yang merawat Zaki. "Apa yang terjadi?" tanyanya dengan cepat.Dokter menjelaskan situasinya dengan cepat, bahwa dia telah menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai Roni, meminta dokter untuk segera datang ke rumah sakit di daerah lain karena ada pasien darurat yang memerlukan pertolongan. Namun, setelah dokter sampai di sana, dia menyadari bahwa informasi itu palsu. Ketika dia kembali ke rumah sakit tempat Zaki dirawat, dia melihat telah terjadi musibah di sana. Roni merasa kebingungan dan khawatir. "Saya tidak pernah menelepon sama sekali," ucapnya dengan suara tegang, mencoba memahami apa yang sedang terjadi. Saat itu, Roni segera menyampaikan informasi dari dokter kepada Danil. Danil pura-pura terkejut dan mengatakan, "Kenapa bisa terjadi begitu, Ron? Apakah dokter itu tidak mengenali suaramu?""Kalau kejadiannya seperti ini, berarti selama ini ada yang mengawasi kita, atau ada mata-mata di antara

    Last Updated : 2024-02-11
  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 12 Bayangan Kegelapan: Kembalinya Zaki

    Setelah memastikan kedua orang tuanya berada di tempat yang aman, Zaki kembali ke medan pertempuran. Di sana, beberapa anggota Gang Gelang Hitam tampak kewalahan, satu per satu mereka bertumbangan. Tanpa ragu, Zaki menerobos ke tengah pertarungan. Dengan keahliannya yang mumpuni, Zaki membantai satu per satu anggota kelompok Gang Rival secara brutal, hingga darah bercipratan ke segala arah.Dalam kekacauan tersebut, Zaki bergerak dengan cepat dan efisien, mengalahkan musuh-musuhnya dengan kekuatan dan ketangkasan. Setiap gerakannya dipenuhi dengan ketegasan dan keberanian, tanpa ada belas kasihan untuk para penjahat yang berani mencelakai kedua orang tuanya."Pergilah, kalian tidak punya tempat di sini!" teriak Zaki kepada para anggota Gang Rival yang tersisa, sementara ia menatap mereka dengan mata yang memancarkan kemarahan yang membara.Mereka yang masih bertahan tidak berani menantang Zaki, dan dengan cepat mereka berlarian menjauh dari medan pertempuran, meninggalkan Zaki dalam p

    Last Updated : 2024-02-12
  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 13 Intrik dan Keberanian dalam Dunia Kriminal

    Para pembunuh terbaik dari Harimau Terbang, yang terkenal dengan keterampilan dan keberaniannya, telah menerima instruksi dari Alex. Bersenjata lengkap dan siap menghadapi apapun, mereka bersiap-siap untuk menemukan dan membunuh Zaki di markas Gang Gelang Putih.Dalam kegelapan malam, mereka bergerak seperti bayangan, dengan langkah-langkah yang ringan dan penuh kehati-hatian. Setiap gerakan mereka terencana dengan baik, tidak meninggalkan jejak yang dapat dicurigai oleh pihak berwajib. Dengan peralatan canggih dan keterampilan tempur yang mumpuni, para pembunuh tersebut siap menghadapi siapapun yang menghalangi misi mereka. Lalu disisi lain, Setelah hancurnya gang rival, Roni, dengan keahliannya dalam penyelidikan, mulai menemukan titik terang tentang Zaki. Dia menyadari bahwa Zaki adalah tangan kanan dari Gang Gelang Putih, sebuah geng yang kembali berkuasa setelah keberadaan Zaki di dalamnya. Selain itu, Roni mulai mengetahui tentang Gang Harimau Terbang, sebuah geng yang menginc

    Last Updated : 2024-02-13
  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 14 Pertempuran antara Keadilan dan Ambisi

    Dengan kepiawaian dan ketangkasan yang dimiliki Zaki, ia melakukan gerakan-gerakan cepat seperti bayangan, membuat para pembunuh harimau terbang kebingungan."Sialan, dia terlalu cepat! Bagaimana kita bisa menghadapinya?" ujar salah satu pembunuh dengan nada frustrasi."Jangan panik! Kita harus tetap waspada dan fokus. Jangan biarkan dia mengalahkan kita," sahut pembunuh lainnya sambil menahan serangan Zaki.Namun, Zaki terus melancarkan serangan demi serangan dengan kebrutalannya. Dalam sekejap, dua pembunuh terbaik harimau terbang sudah terkapar di tanah, menjadi korban tebasan samurai Zaki. Dengan gerak cepat, Zaki berhasil bersembunyi kembali di tempat yang lebih aman. Para pembunuh harimau terbang yang kesal dan marah segera menembaki tempat di mana Zaki bersembunyi, mencoba mengakhiri hidupnya. Namun, tembakan-tembakan tersebut melesat hampa, tidak mengenai sasarannya."Mana dia? Jangan biarkan dia lolos! Kita harus menemukannya dan menghabisinya sekarang juga!" ujar salah satu

    Last Updated : 2024-02-14

Latest chapter

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 82 Warisan Kakek Zaki: Cahaya Perjuangan dan Kebajikan

    Lalu dikeesokan harinya, Maya kembali ke rumah sakit, namun kali ini maya bersama anaknya indri, dan kakek roni juga dicki. Saat itu di rumah sakit kakek zaki dengan kondisi lemah tapi sudah sadar.Maya memasuki ruangan perawatan bersama Indri, Kakek Roni, dan Dicki. Mereka melihat Kakek Zaki terbaring di tempat tidur, wajahnya pucat dan tubuhnya lemah. Meskipun begitu, matanya bersinar ketika melihat mereka semua masuk.Indri berlari mendekati tempat tidur Kakek Zaki dengan mata berkaca-kaca, mencium tangannya lembut. Kakek Zaki tersenyum lemah dan meraih tangannya dengan lembut. Kakek Roni dan Dicki juga mendekat dengan penuh kekhawatiran.Maya berdiri di samping tempat tidur, mencoba menahan air matanya. Dia menatap Kakek Zaki dengan penuh kasih sayang dan kekhawatiran. Hatinya terasa berat melihat keadaan Kakek Zaki yang lemah seperti itu.Kakek Zaki tersenyum tipis melihat mereka semua berkumpul di sekitarnya. Dia mencoba memberi mereka senyuman yang kuat, meskipun tubuhnya teras

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 81 Perjuangan Melawan Teror dan Pemulihan yang Penuh Semangat

    Dalam sekejap, hutan menjadi sorotan api dan suara peluru yang membahana. Kakek Zaki dan timnya segera mengambil posisi perlindungan, membalas tembakan dengan sigap. Meskipun mereka terluka, tekad untuk menangkap Cakra tidak pernah padam.Dalam kekacauan pertempuran, kakek Zaki melihat sebuah gerakan di semak-semak di seberangnya. Tanpa ragu, ia mengambil sikap serangan, berlari maju dengan samurainya yang siap menyerang. Namun, Cakra dan anak buahnya sudah melarikan diri, meninggalkan jejak-jejak perlawanan mereka.Saat asap mereda dan suara senjata reda, kakek Zaki dan timnya mengecek keadaan. Beberapa anggota terluka, tapi semuanya masih bisa berdiri tegak. Mereka mengetahui bahwa pertempuran belum berakhir, dan Cakra pasti akan kembali dengan rencana baru.Dengan hati yang penuh dengan tekad dan keberanian, kakek Zaki memimpin timnya melanjutkan pengejaran mereka melalui hutan yang gelap. Mereka tahu bahwa mereka harus bertindak cepat sebelum Cakra melancarkan serangan lainnya. Pe

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 80 Perburuan kakek Zaki melawan Cakra

    Ketika kakek zaki mulai menemukan jejak cakra, tiba tiba kakek zaki mendapat telepon dari kakek roni menanyakan keberadaan kakek zaki, dan menyampaikan bahwa indri telah disandera oleh cakra.Kakek Zaki merasakan kejutan dan kecemasan merayapi dirinya saat mendengar kabar tersebut. Dalam sekejap, prioritasnya beralih dari mengejar Cakra menjadi menyelamatkan Indri. Tanpa ragu, dia meminta Kakek Roni untuk memberikan detail lokasi dan kondisi terbaru Indri.Namun disini kakek roni menyampaikan bahwa dirinya tidak mengetahui lokasi cakra sekarang, dan cakra meminta langsung berbicara dengan kakek zaki lewat telepon.Kakek Zaki merasa tegang saat mendengar permintaan tersebut, tetapi dia tetap tenang dan siap untuk berbicara dengan Cakra. Dia menerima panggilan telepon dengan hati-hati, siap menghadapi apa pun yang akan diungkapkan oleh musuh bebuyutannya.Kakek Zaki merasa perasaan campur aduk antara ketakutan akan keselamatan Indri dan amarahnya terhadap Cakra yang telah menyandera cuc

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 79 Penyamaran Canggih dan Penentangan Tidak Kenal Takut

    Saat itu akhirnya, dengan langkah tegap dan tekad yang kuat, Kakek Zaki meninggalkan rumah sakit untuk memulai pencarian yang berbahaya dan penuh dengan ketidakpastian. Meskipun cakra telah mengubah wujudnya menjadi seorang kakek-kakek yang tak dikenal, dan keberadaannya masih menjadi misteri, Kakek Zaki bertekad untuk menemukannya dengan segala cara.Diperkuat oleh kemarahan yang meluap-luap dan kebrutalannya yang legendaris, Kakek Zaki siap menghadapi bahaya dan menghadapinya dengan keahliannya. Dia tidak akan mengenal takut dan tidak akan berhenti sebelum dia menemukan dan menuntut balas atas kejahatan yang dilakukan oleh cakra.Dengan setiap langkah yang diambilnya, Kakek Zaki membayangkan wajah-wajah yang telah merenggut segalanya darinya, dan api kemarahannya semakin berkobar di dalam dirinya. Hatinya dipenuhi oleh tekad yang tak tergoyahkan untuk menyelamatkan Maya, membalas dendam atas kematian keluarganya, dan menghentikan keganasan cakra sekali dan untuk selamanya.Dalam per

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 78 Perjuangan Kakek Zaki untuk Keadilan dan Keselamatan

    Meskipun Kakek Zaki berhasil merebut senjata dari para penyerang, situasi di pasar tetap tegang dan berbahaya. Para pemuda, kakek-kakek, dan anak-anak tersebut masih terus melancarkan serangan, meskipun mereka tidak lagi memegang senjata. Mereka masih dipengaruhi oleh efek obat yang diberikan oleh tim Cakra, membuat mereka tidak bisa dihentikan begitu saja.Melihat situasi semakin tidak terkendali, para polisi yang bertugas segera mengambil tindakan. Dengan sigap, mereka menahan para penyerang yang masih berusaha menyerang, menggunakan keahlian dan keterampilan mereka untuk menahan mereka tanpa melukai lebih banyak orang.Dalam sekejap, para penyerang yang masih terpengaruh oleh obat tersebut berhasil ditangkap dan dibawa ke tempat yang aman. Meskipun situasi menjadi tegang, para polisi bertindak dengan profesionalisme dan keberanian untuk menyelesaikan konflik tersebut dengan sebaik mungkin, sambil tetap memastikan keselamatan semua pihak yang terlibat.Kakek Zaki, meskipun lega meli

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 77 Pertempuran Melawan Kekacauan

    Dengan tekad yang kuat dan niat yang gelap, Cakra dan timnya memasuki daerah pasar, tempat yang menjadi target utama mereka untuk melancarkan balas dendam terhadap Kakek Zaki. Mereka telah merencanakan setiap langkah dengan cermat, siap untuk menyebarkan kekacauan dan ketakutan di tengah-tengah masyarakat.Dengan mengenakan penampilan kakek-kakek yang ramah dan tidak mencurigakan, Cakra dan timnya mulai menjual makanan ringan mereka kepada pengunjung pasar yang ramai. Namun, di balik senyum mereka yang ramah, tersembunyi niat jahat untuk memanfaatkan orang-orang tersebut untuk mencapai tujuan mereka yang gelap.Mereka memilih sasaran mereka dengan hati-hati, mencari pemuda, kakek-kakek, dan bahkan anak-anak remaja yang rentan terhadap pengaruh mereka. Setiap kali ada yang tertarik dengan makanan mereka, Cakra dan timnya melihat kesempatan untuk memasukkan obat terlarang ke dalam makanan tersebut, merencanakan untuk mengendalikan korban mereka sesuai dengan kehendak mereka.Dengan seti

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 76. Pertempuran Melawan Terorisme dan Manipulasi Cakra

    Meskipun pimpinan teroris tersebut tetap teguh dalam menutup informasinya, kakek Zaki tidak putus asa. Dia terus berusaha dengan keras mmenggunakan segala cara yang dia punya untuk menggali informasi yang dibutuhkan.Setiap pertanyaan diajukan dengan tekad dan keteguhan meskipun jawaban yang didapat tetap minim.Namun situasi semakin rumit ketika pimpinan teroris tersebut beberapa kali mencoba untuk melakukan bunuh diri. Dalam momen momen tersebut, kakek Zaki dengan cepat bereaksi, mencegahnya untuk melukai dirinya sendiri.Dengan kecepatan dan ketepatan yang luar biasa, dia berhasil menghalangi upaya bunuh diri tersebut, menjaga agar pimpinan teroris itu tetap hidup."Dengarkanlah," ujar kakek Zaki dengan suara serius, "tidak ada jalan keluar bagi kita kecuali jika kamu mau bekerja sama. Kami tidak ingin melakukan kekerasan, tapi kami tidak akan ragu untuk melindungi masyarakat dari ancamanmu. Beri kami informasi yang kami butuhkan, dan mungkin ada kesempatan untukmu."Meskipun demik

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 75 Kemenangan dalam Kegelapan

    Ketika pimpinan teroris menyadari tindakan Kakek Zaki yang mengalahkan para pengikutnya tanpa menimbulkan cedera serius, dia merasa terkejut dan kesal. Marahnya meluap-luap, membuatnya membabi buta, memborbardir ke segala arah tanpa memperhatikan apa pun, termasuk posisi Kakek Zaki.Namun, Kakek Zaki telah menggunakan keahliannya untuk menyembunyikan diri dengan sempurna di antara bayangan dan gelapnya ruang markas teroris. Dengan kecerdasan dan kewaspadaannya yang luar biasa, dia berhasil menghindari serangan-serangan yang membabi buta dari pimpinan teroris tersebut.Dalam kegelapan dan kekacauan yang melanda, Kakek Zaki tetap tenang dan waspada, mencari peluang yang tepat untuk bertindak dengan efektif. Dia tahu bahwa dia harus bertindak dengan cepat dan cerdas untuk melindungi dirinya sendiri dan mengalahkan pimpinan teroris tersebut.Sementara itu, di luar markas teroris, Kakek Roni, Dicki, dan pasukan polisi terus mengamati situasi dengan ketegangan yang memuncak, siap untuk bert

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 74 Tarian Kematian: Kakek Zaki Melawan Pengaruh Teroris

    Dengan keputusan yang telah diambil, kakek Zaki kembali menyelinap diantara para pasukan teoris seperti bayangan tak terlihat.Gerakannya yang cepat dan tidak terduga, membuat kebingungan diantara para teroris, yang tidak dapat mengidentifikasi dari mana serangan datang.Dengan keahlian yang tak tertandingi, kakek Zaki mulai melibas kembali beberapa teroris dengan samurainya. Setiap gerakan samurai yang dia lakukan dipenuhi dengan keindahan dan kekuatan, membuat musuh musuhnya terpesona dan takluk oleh kemampuannya yang luar biasa.Para teroris berusaha untuk menghadapi serangan kakek Zaki dengan membalasnya, tetapi usahanya sia sia.Kekuatan dan kecepatan kakek Zaki membuatnya menjadi lawan yang tidak terkalahkan dalam pertempuran ini.Dalam kekacauan dan kebingungan yang melanda markas teroris, kakek Zaki tetap tenang dan fokus, memamfaatkan setiap kesempatan untuk mengalahkan musuh musuhnya satu per satu. Dia bertekad untuk menyelesailan misinya dengan sekses, tidak peduli apapun r

DMCA.com Protection Status