Home / Thriller / TUKANG SOL SEPATU / Bab 8 "Langkah Terakhir: Pertempuran Dendam di Rumah Sakit"

Share

Bab 8 "Langkah Terakhir: Pertempuran Dendam di Rumah Sakit"

Author: tedi sugiri
last update Last Updated: 2024-02-08 08:00:41

Danil menerima telepon dari pembunuh yang memberikan detail rencana mereka, di mana pembunuh tersebut akan menyamar menjadi seorang dokter untuk menangani Zaki di rumah sakit. Tugas Danil adalah untuk membantu melancarkan aksi pembunuhan tersebut.

Setelah menerima telepon itu, Danil memutuskan untuk berperan dalam rencana pembunuhan tersebut. Dia melihat kesempatan ini sebagai cara untuk menyelesaikan masalah dengan Zaki dan pada saat yang sama, menjalin hubungan yang lebih kuat dengan gengster Harimau Terbang.

*Danil, dengan hati-hati, mengambil teleponnya dan memilih untuk menelepon dokter yang sedang merawat Zaki di rumah sakit. Dia memutuskan untuk menyamarkan suaranya agar menyerupai Roni, menciptakan kesan bahwa panggilan itu berasal dari kepolisian.*

**Danil (mengubah suaranya agar menyerupai Roni):** "Dokter, ini Roni dari kepolisian. Kami membutuhkan bantuan Anda dengan segera di rumah sakit lainnya. Ada pasien darurat yang membutuhkan kehadiran Anda. Mohon segera datang."

*Danil berharap bahwa dokter tersebut akan tergoda untuk segera meninggalkan rumah sakit tempat Zaki berada, sehingga rencana pembunuhan bisa berjalan sesuai rencana.*

*Doctor tersebut merespons dengan pertanyaan yang wajar, meminta kepastian atas panggilan tersebut.*

**Doctor:** "Apakah tidak ada dokter lain di sana, Pak Roni?"

*Danil, dengan suara yang mirip dengan Roni, memberikan penjelasan tegas.*

**Danil (menyerupai suara Roni):** "Tidak ada, Dokter. Anda adalah satu-satunya dokter yang memiliki keahlian di bidang kardiologi, dan kami membutuhkan Anda segera. Pasien darurat ini membutuhkan bantuan Anda. Tolong segera datang."

*Danil berharap bahwa dokter tersebut akan terdorong untuk segera meninggalkan rumah sakit tempat Zaki berada, sehingga rencana pembunuhan bisa berjalan sesuai rencana.*

*Ketika mendengar penjelasan Danil yang menyamar sebagai Roni, dokter tersebut merasa terikat dengan kewajibannya untuk menolong pasien yang membutuhkan bantuan medis segera.*

**Doctor:** "Baiklah, saya akan segera datang. Pasien darurat memang menjadi prioritas utama saya."

*Dengan tekad untuk memberikan bantuan medis yang diperlukan, dokter tersebut segera bersiap untuk meninggalkan rumah sakit tempat Zaki berada dan menuju ke tempat yang diminta oleh Danil.*

*Danil, meskipun merasa lega bahwa rencananya berhasil, tetap waspada terhadap kemungkinan apa pun yang dapat terjadi di rumah sakit dan berharap bahwa rencana pembunuhan akan berjalan sesuai dengan rencananya.*

*Dokter tersebut memberitahukan kepada suster yang sedang merawat Zaki bahwa dia harus pergi ke rumah sakit lain karena ada pasien darurat yang membutuhkan pertolongan secepatnya. Zaki, yang sedang berada di dekatnya, mendengar percakapan itu, tetapi tidak mencurigai apapun.*

**Dokter:** "Suster, saya harus pergi sebentar ke rumah sakit lain. Ada pasien darurat yang membutuhkan pertolongan secepatnya. Tolong beritahu Zaki bahwa saya akan segera kembali."

*Suster mengangguk memahami, dan dokter itu segera meninggalkan ruangan menuju rumah sakit lain.*

*Zaki, meskipun mendengar percakapan itu, tidak merasa curiga. Dia tetap berada di tempat tidur, memikirkan hal-hal lain dalam pikirannya yang dipenuhi dengan pertempuran batin dan dendam.*

*Danil tiba dengan cepat di rumah sakit setelah menerima telepon dari pembunuh. Saat dia sampai di sana, dia melihat dokter yang sedang merawat Zaki bersiap-siap untuk pergi. Danil segera menyadari kesempatan yang ada dan memutuskan untuk bertindak.*

**Danil:** "Maaf, Dok. Mau kemana?"

*Dokter tersebut menjawab dengan ramah,* "Saya mau menuju rumah sakit yang lain, Pak Danil. Ada pasien yang membutuhkan pertolongan dengan segera."

**Danil:** "Oh begitu, Dok! Semoga bisa membantu pasien di sana. Silahkan."

*Danil berpura-pura terkejut dan bersikap kooperatif, tetapi dalam hatinya dia tahu bahwa rencana pembunuhan akan segera berlangsung. Dia berharap bahwa segala sesuatunya akan berjalan sesuai rencana.*

*Setelah memastikan bahwa dokter telah pergi, Danil segera mengambil langkah berikutnya. Dengan hati-hati agar tidak terdengar oleh siapapun, dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon kembali pembunuh untuk memberi tahu situasi terbaru.*

**Danil:** "Dia sudah pergi. Saya berhasil meyakinkannya untuk pergi ke rumah sakit lain. Sekarang saatnya untuk bertindak. Pastikan semuanya berjalan sesuai rencana."

*Danil memberikan instruksi dengan tegas kepada pembunuh, memastikan bahwa rencana pembunuhan terhadap Zaki akan berjalan sesuai rencana yang telah disusun sebelumnya.*

*Dengan hati-hati dan cepat, Danil kembali ke posisinya, siap untuk mengawasi situasi dan memastikan bahwa rencana tersebut berhasil dilaksanakan.*

*Tidak lama kemudian, pembunuh yang menyamar sebagai dokter tiba di rumah sakit tempat Zaki berada. Dia telah berpakaian dengan lengkap, mengenakan seragam dokter dengan sangat profesional. Tanpa menimbulkan kecurigaan sedikit pun dari petugas keamanan atau orang lain di rumah sakit, pembunuh tersebut dengan lancar masuk ke dalam ruangan Zaki.*

*Saat masuk, suster yang berada di ruangan sedikit terkejut karena tidak mengenalinya. Namun, pembunuh tersebut dengan sikap yang sangat profesional berbicara kepada suster, menyatakan bahwa dia adalah dokter yang akan menggantikan untuk merawat Zaki sementara waktu.*

**Pembunuh:** "Maaf mengganggu, saya adalah dokter yang dijadwalkan untuk mengambil alih perawatan Pasien Zaki sementara waktu. Terima kasih."

*Suster merasa sedikit aneh, tetapi dengan kesan profesional dan percaya diri yang ditunjukkan oleh pembunuh tersebut, suster tidak mencurigainya. Dia mempercayakan perawatan Zaki kepada "dokter" tersebut dan meninggalkan ruangan.*

*lalu pembunuh tersebut dengan sangat profesional memeriksa Zaki, menyelidiki kondisinya dengan cermat.*

**Pembunuh:** "Bagaimana keadaanmu, Zaki?"

*Zaki menjawab dengan suara yang lemah,* "Sekarang rasa sakitnya sudah sedikit berkurang, Dok, tapi tubuh saya masih terasa lemas."

*Zaki tidak mencurigai apapun, percaya bahwa dia sedang berbicara dengan seorang dokter yang bertanggung jawab untuk merawatnya. Pembunuh itu menutupi identitasnya dengan baik dan bertindak dengan sangat ahli dalam menyamar sebagai profesional medis.*

*Pembunuh tersebut berkata dengan wajah yang tenang,* "Zaki, ada obat yang harus kamu minum. Obat ini dapat segera menyembuhkan luka-lukamu, dan kamu pasti akan segera pulih."

*Saat itu, Zaki menjawab dengan sepenuh kepercayaan,* "Baiklah, Dok."

*Namun, ketika pembunuh tersebut akan menyiapkan obatnya, tanpa sengaja Zaki melihat sebuah tato kecil bergambar harimau di leher pembunuh tersebut. Melihat tato tersebut, Zaki mulai merasa curiga dan ada yang aneh. Pertanyaan dan kecurigaan mulai muncul di benaknya tentang identitas sebenarnya dari orang yang berada di depannya ini.*

*Zaki mulai memperhatikan dengan sangat teliti seluruh tubuh dan gerak-gerik pembunuh tersebut. Setiap detail menjadi fokusnya saat kecurigaannya semakin menguat. Tato kecil bergambar harimau di leher pembunuh tersebut menjadi petunjuk awal yang mengundang pertanyaan dalam pikiran Zaki.*

*Saat Zaki terus mengamati, kecurigaannya semakin menguat. Dia merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan situasi ini. Andrenalinnya mulai terpancing, dan meskipun dia masih terluka dan lemas, dia mulai mempersiapkan diri secara mental dan fisik untuk menghadapi apa pun yang mungkin terjadi.*

*Pembunuh tersebut, ternyata memiliki niat jahat untuk memberikan racun mematikan kepada Zaki. Saat pembunuh tersebut mendekati Zaki dengan membawa obat dan air, Zaki tetap siaga dengan tatapan tajam. Ketika pembunuh tersebut menyuruh Zaki untuk minum, Zaki menolaknya dengan tegas. Pembunuh tersebut mulai menyadari bahwa Zaki sudah mencurigainya.*

*Merasa rencananya terbongkar, pembunuh tersebut langsung mengeluarkan senjata tajam yang disembunyikan di belakang jas dokternya. Tanpa ragu, ia meluncurkan serangan langsung ke arah kepala Zaki. Namun, meskipun Zaki belum pulih sepenuhnya, dia masih memiliki kecepatan refleks yang luar biasa. Dengan gerakan yang cepat, Zaki berhasil menghindari serangan pembunuh tersebut.*

*Ketika pertarungan pecah, Zaki menggunakan keahliannya untuk bertahan. Dengan keberaniannya, Zaki berhasil merebut senjata tajam dari tangan pembunuh tersebut. Dengan sekali gerakan, Zaki menyerang tanpa ampun hingga pembunuh tersebut tewas.*

*Saat itu, ruangan Zaki berantakan, ranjang tempat tidur Zaki terguling, dan Zaki berada di bawah, tetapi dia berhasil mempertahankan diri dan mengalahkan pembunuh yang berusaha membunuhnya.*

*Dalam hatinya yang dipenuhi amarah dan kesal, Zaki merenung dengan tajam. Dia bertanya-tanya siapa yang ada di balik upaya pembunuhan tersebut dan mengapa sudah dua kali orang mencoba membunuhnya. Dia yakin bahwa gang rival, menyadari bahwa dia masih hidup. Dan jika gang rival mengetahui keberadaannya, pasti ada mata-mata di antara mereka. Namun, Zaki tidak tahu siapa mata-mata itu.*

*Kali ini, Zaki bersumpah untuk menjadi lebih waspada dan bertindak dengan lebih tegas. Dia berencana untuk menghancurkan gang rival sampai ke akarnya. Ini bukan hanya tentang membalas dendam, tapi juga tentang memastikan keselamatannya dan melindungi kedua orangtuanya.*

*Dengan tekad yang kuat, Zaki memutuskan untuk meninggalkan rumah sakit meskipun masih dalam kondisi yang lemah. Dia mengesampingkan rasa sakitnya dengan adrenalin dan mengandalkan keahliannya. Tanpa ragu, Zaki langsung keluar dari ruangan dan berlari menuju pintu keluar rumah sakit.*

*Para suster yang sedang bertugas terkejut melihat Zaki berlari keluar begitu cepat. Mereka tidak mengetahui apa yang sedang terjadi dan hanya bisa menyaksikan dengan keterkejutan.*

*Saat itu Zaki segera dihentikan oleh petugas keamanan rumah sakit begitu ia berlari keluar. Namun, dengan terpaksa, Zaki menggunakan keahliannya untuk melumpuhkan petugas keamanan tersebut agar pingsan. Dengan gerakan cepat dan tepat, Zaki berhasil menyingkirkan penghalang tersebut dan melanjutkan pelariannya.*

*Danil yang sedang mengawasi dari jauh di luar rumah sakit terkejut melihat Zaki berlari keluar dari rumah sakit. Tanpa ragu, Danil segera merespons dengan sigap dan memulai pengejaran terhadap Zaki dengan cepat, memastikan agar Zaki tidak berhasil melarikan diri.*

*Saat itu Zaki menyadari bahwa Danil sedang mengejarnya, dan dengan terpaksa, ia terus berlari untuk menghindarinya karena Zaki bertekad untuk menyelesaikan urusannya sendiri. Namun, yang mengejutkan Zaki, Danil beberapa kali melakukan tembakan ke arahnya. Zaki terus berlari dengan cepat, hingga akhirnya memasuki wilayah pemukiman. Tanpa ragu, Zaki melompat ke sungai yang mengalir deras, dan tubuhnya tidak terlihat lagi.*

*Danil dengan penuh kemarahan terus melakukan tembakan ke arah sungai, tetapi Zaki tidak terlihat lagi. Danil merasa sangat marah dan frustrasi karena merasa bahwa pembunuhan tersebut gagal dan Zaki berhasil melarikan diri.*

Related chapters

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 9 Perburuan Zaki dalam Dunia Kejahatan

    Danil (dalam hati dengan kesal): "Kurang ajar, berarti gagal lagi untuk mengeksekusi Zaki. Dia memang hebat. Sekarang saya harus kembali ke rumah sakit dan berpura-pura tidak tahu apa yang terjadi." Saat itu akhirnya Danil menuju ke rumah sakit kembali dan langsung masuk ke dalam.Di dalam rumah sakit terlihat orang-orang berkumpul di dekat ruangan Zaki.Suster yang merawat Zaki langsung menghampiri Danil dengan kecemasan."Suster, apa yang terjadi di ruangan Zaki?" tanya Danil dengan khawatir."Pa Danil, telah terjadi sesuatu di ruangan Zaki. Saya tadi masuk ke ruangan Zaki, dan sudah terlihat ruangan Zaki berantakan, serta seorang dokter yang akan merawat Zaki, terlihat sudah tergeletak tidak bernyawa dengan bersimbah darah. Saya tidak tahu apa yang telah terjadi," jelas suster dengan nada panik. Saat itu, Danil langsung masuk ke ruangan Zaki dan melihat pembunuh yang menyamar sebagai dokter tersebut. Mata Danil menyipit tajam, mengisyaratkan kekesalan yang mendalam. Dia tahu betu

    Last Updated : 2024-02-09
  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 10 Misi Pembalasan Zaki

    Setelah Zaki masuk ke markas gengster tersebut, dia langsung dikepung oleh kumpulan anggota gangster bersenjata tajam. Meskipun dihadapkan pada situasi yang mengancam, Zaki tetap tenang tanpa rasa takut sedikitpun. Ketua gengster, yang memperhatikan sosok Zaki dengan muka tertutup kain diikat, merasa mengenali postur tubuh Zaki. Hingga akhirnya, dengan suara tajamnya, dia bertanya kepada Zaki, "Siapa kamu? Coba buka penutup mukamu." Zaki memperhatikan ketua gengster itu dengan waspada sebelum akhirnya menjawab dengan suara tenang, "Nama saya tidak penting. Saya datang bukan untuk berkelahi, tapi untuk berbicara dengan Anda, ketua.""Kamu datang ke sini dengan berani, tapi enggan memperlihatkan wajahmu," ujar ketua gengster dengan nada tajam. "Kamu pikir kamu bisa datang ke sini tanpa memberikan identitasmu?"Zaki menggeleng, tetap tenang. "Identitas saya tidak akan mengubah apa pun. Saya hanya ingin membicarakan suatu hal dengan Anda, ketua. Sesuatu yang mungkin bisa menguntungkan kita

    Last Updated : 2024-02-10
  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 11 Bayang-Bayang Mafia: Misson Balas Dendam Zaki

    Lalu di tempat lain Saat itu, Roni terkejut mendengar telepon dari dokter yang merawat Zaki. "Apa yang terjadi?" tanyanya dengan cepat.Dokter menjelaskan situasinya dengan cepat, bahwa dia telah menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai Roni, meminta dokter untuk segera datang ke rumah sakit di daerah lain karena ada pasien darurat yang memerlukan pertolongan. Namun, setelah dokter sampai di sana, dia menyadari bahwa informasi itu palsu. Ketika dia kembali ke rumah sakit tempat Zaki dirawat, dia melihat telah terjadi musibah di sana. Roni merasa kebingungan dan khawatir. "Saya tidak pernah menelepon sama sekali," ucapnya dengan suara tegang, mencoba memahami apa yang sedang terjadi. Saat itu, Roni segera menyampaikan informasi dari dokter kepada Danil. Danil pura-pura terkejut dan mengatakan, "Kenapa bisa terjadi begitu, Ron? Apakah dokter itu tidak mengenali suaramu?""Kalau kejadiannya seperti ini, berarti selama ini ada yang mengawasi kita, atau ada mata-mata di antara

    Last Updated : 2024-02-11
  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 12 Bayangan Kegelapan: Kembalinya Zaki

    Setelah memastikan kedua orang tuanya berada di tempat yang aman, Zaki kembali ke medan pertempuran. Di sana, beberapa anggota Gang Gelang Hitam tampak kewalahan, satu per satu mereka bertumbangan. Tanpa ragu, Zaki menerobos ke tengah pertarungan. Dengan keahliannya yang mumpuni, Zaki membantai satu per satu anggota kelompok Gang Rival secara brutal, hingga darah bercipratan ke segala arah.Dalam kekacauan tersebut, Zaki bergerak dengan cepat dan efisien, mengalahkan musuh-musuhnya dengan kekuatan dan ketangkasan. Setiap gerakannya dipenuhi dengan ketegasan dan keberanian, tanpa ada belas kasihan untuk para penjahat yang berani mencelakai kedua orang tuanya."Pergilah, kalian tidak punya tempat di sini!" teriak Zaki kepada para anggota Gang Rival yang tersisa, sementara ia menatap mereka dengan mata yang memancarkan kemarahan yang membara.Mereka yang masih bertahan tidak berani menantang Zaki, dan dengan cepat mereka berlarian menjauh dari medan pertempuran, meninggalkan Zaki dalam p

    Last Updated : 2024-02-12
  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 13 Intrik dan Keberanian dalam Dunia Kriminal

    Para pembunuh terbaik dari Harimau Terbang, yang terkenal dengan keterampilan dan keberaniannya, telah menerima instruksi dari Alex. Bersenjata lengkap dan siap menghadapi apapun, mereka bersiap-siap untuk menemukan dan membunuh Zaki di markas Gang Gelang Putih.Dalam kegelapan malam, mereka bergerak seperti bayangan, dengan langkah-langkah yang ringan dan penuh kehati-hatian. Setiap gerakan mereka terencana dengan baik, tidak meninggalkan jejak yang dapat dicurigai oleh pihak berwajib. Dengan peralatan canggih dan keterampilan tempur yang mumpuni, para pembunuh tersebut siap menghadapi siapapun yang menghalangi misi mereka. Lalu disisi lain, Setelah hancurnya gang rival, Roni, dengan keahliannya dalam penyelidikan, mulai menemukan titik terang tentang Zaki. Dia menyadari bahwa Zaki adalah tangan kanan dari Gang Gelang Putih, sebuah geng yang kembali berkuasa setelah keberadaan Zaki di dalamnya. Selain itu, Roni mulai mengetahui tentang Gang Harimau Terbang, sebuah geng yang menginc

    Last Updated : 2024-02-13
  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 14 Pertempuran antara Keadilan dan Ambisi

    Dengan kepiawaian dan ketangkasan yang dimiliki Zaki, ia melakukan gerakan-gerakan cepat seperti bayangan, membuat para pembunuh harimau terbang kebingungan."Sialan, dia terlalu cepat! Bagaimana kita bisa menghadapinya?" ujar salah satu pembunuh dengan nada frustrasi."Jangan panik! Kita harus tetap waspada dan fokus. Jangan biarkan dia mengalahkan kita," sahut pembunuh lainnya sambil menahan serangan Zaki.Namun, Zaki terus melancarkan serangan demi serangan dengan kebrutalannya. Dalam sekejap, dua pembunuh terbaik harimau terbang sudah terkapar di tanah, menjadi korban tebasan samurai Zaki. Dengan gerak cepat, Zaki berhasil bersembunyi kembali di tempat yang lebih aman. Para pembunuh harimau terbang yang kesal dan marah segera menembaki tempat di mana Zaki bersembunyi, mencoba mengakhiri hidupnya. Namun, tembakan-tembakan tersebut melesat hampa, tidak mengenai sasarannya."Mana dia? Jangan biarkan dia lolos! Kita harus menemukannya dan menghabisinya sekarang juga!" ujar salah satu

    Last Updated : 2024-02-14
  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 15 Antara Tugas dan Kesulitan Moral

    Di sisi lain di markas polisi, Roni: "Komandan, saya memiliki informasi yang cukup untuk melakukan penggerebegan ke markas Harimau Terbang. Mereka adalah ancaman serius bagi keamanan kota ini dan kita harus bertindak segera."Komandan: "Roni, saya menghargai kerja kerasmu, tapi saya rasa ini bukan waktu yang tepat untuk mengambil tindakan terhadap Harimau Terbang."Roni memandang komandan dengan heran.Roni: "Tapi, komandan, mereka telah melakukan serangkaian kejahatan yang merugikan masyarakat. Mengapa kita tidak bertindak?"Komandan: "Kamu harus percaya padaku, Ronny. Kadang-kadang, ada faktor-faktor yang tidak terlihat dari permukaan. Ada kepentingan-kepentingan tertentu yang harus kami pertimbangkan."Roni merasa semakin bingung dengan respons komandan. Sesuatu yang tidak beres terlihat dari sikapnya.Roni: "Maaf, komandan, tapi saya tidak bisa diam. Saya harus melakukan apa yang benar demi keamanan kota ini."Tanpa menunggu tanggapan lebih lanjut dari komandannya, Roni langsung me

    Last Updated : 2024-02-15
  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 16 Pertempuran di Antara Gang

    Lalu tidak lama kemudian, datanglah danil langsung menghampiri Zaki yang sudah menyerah. Danil, wajahnya memerah oleh kemarahan, bergerak cepat mendekati Zaki. Dengan penuh amarah, ia memarahi Zaki sambil melancarkan serangkaian pukulan ke arahnya."Kau pikir kau bisa lolos begitu saja?" pekik Danil sambil menyerang Zaki. "Kau telah menghancurkan begitu banyak nyawa, dan sekarang, akhirnya kau berada di bawah kendali kami!"Para polisi yang lain terkejut melihat tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Danil terhadap Zaki yang sudah menyerah.Meskipun menerima pukulan dengan tenang, Zaki tetap diam tanpa sepatah kata pun. Dia telah mengetahui bahwa Danil adalah mata-mata dari gang harimau terbang, dan kehadirannya di markas polisi bukanlah tanpa maksud.Dalam keheningan yang tegang, tindakan brutal Danil terhadap Zaki menggambarkan ketegangan yang mendalam antara keterlibatan rahasia mereka dalam pertempuran antara gang-gang kriminal yang berkuasa. Danil, setelah melancarkan serangkai

    Last Updated : 2024-02-16

Latest chapter

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 82 Warisan Kakek Zaki: Cahaya Perjuangan dan Kebajikan

    Lalu dikeesokan harinya, Maya kembali ke rumah sakit, namun kali ini maya bersama anaknya indri, dan kakek roni juga dicki. Saat itu di rumah sakit kakek zaki dengan kondisi lemah tapi sudah sadar.Maya memasuki ruangan perawatan bersama Indri, Kakek Roni, dan Dicki. Mereka melihat Kakek Zaki terbaring di tempat tidur, wajahnya pucat dan tubuhnya lemah. Meskipun begitu, matanya bersinar ketika melihat mereka semua masuk.Indri berlari mendekati tempat tidur Kakek Zaki dengan mata berkaca-kaca, mencium tangannya lembut. Kakek Zaki tersenyum lemah dan meraih tangannya dengan lembut. Kakek Roni dan Dicki juga mendekat dengan penuh kekhawatiran.Maya berdiri di samping tempat tidur, mencoba menahan air matanya. Dia menatap Kakek Zaki dengan penuh kasih sayang dan kekhawatiran. Hatinya terasa berat melihat keadaan Kakek Zaki yang lemah seperti itu.Kakek Zaki tersenyum tipis melihat mereka semua berkumpul di sekitarnya. Dia mencoba memberi mereka senyuman yang kuat, meskipun tubuhnya teras

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 81 Perjuangan Melawan Teror dan Pemulihan yang Penuh Semangat

    Dalam sekejap, hutan menjadi sorotan api dan suara peluru yang membahana. Kakek Zaki dan timnya segera mengambil posisi perlindungan, membalas tembakan dengan sigap. Meskipun mereka terluka, tekad untuk menangkap Cakra tidak pernah padam.Dalam kekacauan pertempuran, kakek Zaki melihat sebuah gerakan di semak-semak di seberangnya. Tanpa ragu, ia mengambil sikap serangan, berlari maju dengan samurainya yang siap menyerang. Namun, Cakra dan anak buahnya sudah melarikan diri, meninggalkan jejak-jejak perlawanan mereka.Saat asap mereda dan suara senjata reda, kakek Zaki dan timnya mengecek keadaan. Beberapa anggota terluka, tapi semuanya masih bisa berdiri tegak. Mereka mengetahui bahwa pertempuran belum berakhir, dan Cakra pasti akan kembali dengan rencana baru.Dengan hati yang penuh dengan tekad dan keberanian, kakek Zaki memimpin timnya melanjutkan pengejaran mereka melalui hutan yang gelap. Mereka tahu bahwa mereka harus bertindak cepat sebelum Cakra melancarkan serangan lainnya. Pe

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 80 Perburuan kakek Zaki melawan Cakra

    Ketika kakek zaki mulai menemukan jejak cakra, tiba tiba kakek zaki mendapat telepon dari kakek roni menanyakan keberadaan kakek zaki, dan menyampaikan bahwa indri telah disandera oleh cakra.Kakek Zaki merasakan kejutan dan kecemasan merayapi dirinya saat mendengar kabar tersebut. Dalam sekejap, prioritasnya beralih dari mengejar Cakra menjadi menyelamatkan Indri. Tanpa ragu, dia meminta Kakek Roni untuk memberikan detail lokasi dan kondisi terbaru Indri.Namun disini kakek roni menyampaikan bahwa dirinya tidak mengetahui lokasi cakra sekarang, dan cakra meminta langsung berbicara dengan kakek zaki lewat telepon.Kakek Zaki merasa tegang saat mendengar permintaan tersebut, tetapi dia tetap tenang dan siap untuk berbicara dengan Cakra. Dia menerima panggilan telepon dengan hati-hati, siap menghadapi apa pun yang akan diungkapkan oleh musuh bebuyutannya.Kakek Zaki merasa perasaan campur aduk antara ketakutan akan keselamatan Indri dan amarahnya terhadap Cakra yang telah menyandera cuc

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 79 Penyamaran Canggih dan Penentangan Tidak Kenal Takut

    Saat itu akhirnya, dengan langkah tegap dan tekad yang kuat, Kakek Zaki meninggalkan rumah sakit untuk memulai pencarian yang berbahaya dan penuh dengan ketidakpastian. Meskipun cakra telah mengubah wujudnya menjadi seorang kakek-kakek yang tak dikenal, dan keberadaannya masih menjadi misteri, Kakek Zaki bertekad untuk menemukannya dengan segala cara.Diperkuat oleh kemarahan yang meluap-luap dan kebrutalannya yang legendaris, Kakek Zaki siap menghadapi bahaya dan menghadapinya dengan keahliannya. Dia tidak akan mengenal takut dan tidak akan berhenti sebelum dia menemukan dan menuntut balas atas kejahatan yang dilakukan oleh cakra.Dengan setiap langkah yang diambilnya, Kakek Zaki membayangkan wajah-wajah yang telah merenggut segalanya darinya, dan api kemarahannya semakin berkobar di dalam dirinya. Hatinya dipenuhi oleh tekad yang tak tergoyahkan untuk menyelamatkan Maya, membalas dendam atas kematian keluarganya, dan menghentikan keganasan cakra sekali dan untuk selamanya.Dalam per

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 78 Perjuangan Kakek Zaki untuk Keadilan dan Keselamatan

    Meskipun Kakek Zaki berhasil merebut senjata dari para penyerang, situasi di pasar tetap tegang dan berbahaya. Para pemuda, kakek-kakek, dan anak-anak tersebut masih terus melancarkan serangan, meskipun mereka tidak lagi memegang senjata. Mereka masih dipengaruhi oleh efek obat yang diberikan oleh tim Cakra, membuat mereka tidak bisa dihentikan begitu saja.Melihat situasi semakin tidak terkendali, para polisi yang bertugas segera mengambil tindakan. Dengan sigap, mereka menahan para penyerang yang masih berusaha menyerang, menggunakan keahlian dan keterampilan mereka untuk menahan mereka tanpa melukai lebih banyak orang.Dalam sekejap, para penyerang yang masih terpengaruh oleh obat tersebut berhasil ditangkap dan dibawa ke tempat yang aman. Meskipun situasi menjadi tegang, para polisi bertindak dengan profesionalisme dan keberanian untuk menyelesaikan konflik tersebut dengan sebaik mungkin, sambil tetap memastikan keselamatan semua pihak yang terlibat.Kakek Zaki, meskipun lega meli

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 77 Pertempuran Melawan Kekacauan

    Dengan tekad yang kuat dan niat yang gelap, Cakra dan timnya memasuki daerah pasar, tempat yang menjadi target utama mereka untuk melancarkan balas dendam terhadap Kakek Zaki. Mereka telah merencanakan setiap langkah dengan cermat, siap untuk menyebarkan kekacauan dan ketakutan di tengah-tengah masyarakat.Dengan mengenakan penampilan kakek-kakek yang ramah dan tidak mencurigakan, Cakra dan timnya mulai menjual makanan ringan mereka kepada pengunjung pasar yang ramai. Namun, di balik senyum mereka yang ramah, tersembunyi niat jahat untuk memanfaatkan orang-orang tersebut untuk mencapai tujuan mereka yang gelap.Mereka memilih sasaran mereka dengan hati-hati, mencari pemuda, kakek-kakek, dan bahkan anak-anak remaja yang rentan terhadap pengaruh mereka. Setiap kali ada yang tertarik dengan makanan mereka, Cakra dan timnya melihat kesempatan untuk memasukkan obat terlarang ke dalam makanan tersebut, merencanakan untuk mengendalikan korban mereka sesuai dengan kehendak mereka.Dengan seti

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 76. Pertempuran Melawan Terorisme dan Manipulasi Cakra

    Meskipun pimpinan teroris tersebut tetap teguh dalam menutup informasinya, kakek Zaki tidak putus asa. Dia terus berusaha dengan keras mmenggunakan segala cara yang dia punya untuk menggali informasi yang dibutuhkan.Setiap pertanyaan diajukan dengan tekad dan keteguhan meskipun jawaban yang didapat tetap minim.Namun situasi semakin rumit ketika pimpinan teroris tersebut beberapa kali mencoba untuk melakukan bunuh diri. Dalam momen momen tersebut, kakek Zaki dengan cepat bereaksi, mencegahnya untuk melukai dirinya sendiri.Dengan kecepatan dan ketepatan yang luar biasa, dia berhasil menghalangi upaya bunuh diri tersebut, menjaga agar pimpinan teroris itu tetap hidup."Dengarkanlah," ujar kakek Zaki dengan suara serius, "tidak ada jalan keluar bagi kita kecuali jika kamu mau bekerja sama. Kami tidak ingin melakukan kekerasan, tapi kami tidak akan ragu untuk melindungi masyarakat dari ancamanmu. Beri kami informasi yang kami butuhkan, dan mungkin ada kesempatan untukmu."Meskipun demik

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 75 Kemenangan dalam Kegelapan

    Ketika pimpinan teroris menyadari tindakan Kakek Zaki yang mengalahkan para pengikutnya tanpa menimbulkan cedera serius, dia merasa terkejut dan kesal. Marahnya meluap-luap, membuatnya membabi buta, memborbardir ke segala arah tanpa memperhatikan apa pun, termasuk posisi Kakek Zaki.Namun, Kakek Zaki telah menggunakan keahliannya untuk menyembunyikan diri dengan sempurna di antara bayangan dan gelapnya ruang markas teroris. Dengan kecerdasan dan kewaspadaannya yang luar biasa, dia berhasil menghindari serangan-serangan yang membabi buta dari pimpinan teroris tersebut.Dalam kegelapan dan kekacauan yang melanda, Kakek Zaki tetap tenang dan waspada, mencari peluang yang tepat untuk bertindak dengan efektif. Dia tahu bahwa dia harus bertindak dengan cepat dan cerdas untuk melindungi dirinya sendiri dan mengalahkan pimpinan teroris tersebut.Sementara itu, di luar markas teroris, Kakek Roni, Dicki, dan pasukan polisi terus mengamati situasi dengan ketegangan yang memuncak, siap untuk bert

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 74 Tarian Kematian: Kakek Zaki Melawan Pengaruh Teroris

    Dengan keputusan yang telah diambil, kakek Zaki kembali menyelinap diantara para pasukan teoris seperti bayangan tak terlihat.Gerakannya yang cepat dan tidak terduga, membuat kebingungan diantara para teroris, yang tidak dapat mengidentifikasi dari mana serangan datang.Dengan keahlian yang tak tertandingi, kakek Zaki mulai melibas kembali beberapa teroris dengan samurainya. Setiap gerakan samurai yang dia lakukan dipenuhi dengan keindahan dan kekuatan, membuat musuh musuhnya terpesona dan takluk oleh kemampuannya yang luar biasa.Para teroris berusaha untuk menghadapi serangan kakek Zaki dengan membalasnya, tetapi usahanya sia sia.Kekuatan dan kecepatan kakek Zaki membuatnya menjadi lawan yang tidak terkalahkan dalam pertempuran ini.Dalam kekacauan dan kebingungan yang melanda markas teroris, kakek Zaki tetap tenang dan fokus, memamfaatkan setiap kesempatan untuk mengalahkan musuh musuhnya satu per satu. Dia bertekad untuk menyelesailan misinya dengan sekses, tidak peduli apapun r

DMCA.com Protection Status