Beranda / Thriller / TUKANG SOL SEPATU / Bab 8 "Langkah Terakhir: Pertempuran Dendam di Rumah Sakit"

Share

Bab 8 "Langkah Terakhir: Pertempuran Dendam di Rumah Sakit"

Danil menerima telepon dari pembunuh yang memberikan detail rencana mereka, di mana pembunuh tersebut akan menyamar menjadi seorang dokter untuk menangani Zaki di rumah sakit. Tugas Danil adalah untuk membantu melancarkan aksi pembunuhan tersebut.

Setelah menerima telepon itu, Danil memutuskan untuk berperan dalam rencana pembunuhan tersebut. Dia melihat kesempatan ini sebagai cara untuk menyelesaikan masalah dengan Zaki dan pada saat yang sama, menjalin hubungan yang lebih kuat dengan gengster Harimau Terbang.

*Danil, dengan hati-hati, mengambil teleponnya dan memilih untuk menelepon dokter yang sedang merawat Zaki di rumah sakit. Dia memutuskan untuk menyamarkan suaranya agar menyerupai Roni, menciptakan kesan bahwa panggilan itu berasal dari kepolisian.*

**Danil (mengubah suaranya agar menyerupai Roni):** "Dokter, ini Roni dari kepolisian. Kami membutuhkan bantuan Anda dengan segera di rumah sakit lainnya. Ada pasien darurat yang membutuhkan kehadiran Anda. Mohon segera datang."

*Danil berharap bahwa dokter tersebut akan tergoda untuk segera meninggalkan rumah sakit tempat Zaki berada, sehingga rencana pembunuhan bisa berjalan sesuai rencana.*

*Doctor tersebut merespons dengan pertanyaan yang wajar, meminta kepastian atas panggilan tersebut.*

**Doctor:** "Apakah tidak ada dokter lain di sana, Pak Roni?"

*Danil, dengan suara yang mirip dengan Roni, memberikan penjelasan tegas.*

**Danil (menyerupai suara Roni):** "Tidak ada, Dokter. Anda adalah satu-satunya dokter yang memiliki keahlian di bidang kardiologi, dan kami membutuhkan Anda segera. Pasien darurat ini membutuhkan bantuan Anda. Tolong segera datang."

*Danil berharap bahwa dokter tersebut akan terdorong untuk segera meninggalkan rumah sakit tempat Zaki berada, sehingga rencana pembunuhan bisa berjalan sesuai rencana.*

*Ketika mendengar penjelasan Danil yang menyamar sebagai Roni, dokter tersebut merasa terikat dengan kewajibannya untuk menolong pasien yang membutuhkan bantuan medis segera.*

**Doctor:** "Baiklah, saya akan segera datang. Pasien darurat memang menjadi prioritas utama saya."

*Dengan tekad untuk memberikan bantuan medis yang diperlukan, dokter tersebut segera bersiap untuk meninggalkan rumah sakit tempat Zaki berada dan menuju ke tempat yang diminta oleh Danil.*

*Danil, meskipun merasa lega bahwa rencananya berhasil, tetap waspada terhadap kemungkinan apa pun yang dapat terjadi di rumah sakit dan berharap bahwa rencana pembunuhan akan berjalan sesuai dengan rencananya.*

*Dokter tersebut memberitahukan kepada suster yang sedang merawat Zaki bahwa dia harus pergi ke rumah sakit lain karena ada pasien darurat yang membutuhkan pertolongan secepatnya. Zaki, yang sedang berada di dekatnya, mendengar percakapan itu, tetapi tidak mencurigai apapun.*

**Dokter:** "Suster, saya harus pergi sebentar ke rumah sakit lain. Ada pasien darurat yang membutuhkan pertolongan secepatnya. Tolong beritahu Zaki bahwa saya akan segera kembali."

*Suster mengangguk memahami, dan dokter itu segera meninggalkan ruangan menuju rumah sakit lain.*

*Zaki, meskipun mendengar percakapan itu, tidak merasa curiga. Dia tetap berada di tempat tidur, memikirkan hal-hal lain dalam pikirannya yang dipenuhi dengan pertempuran batin dan dendam.*

*Danil tiba dengan cepat di rumah sakit setelah menerima telepon dari pembunuh. Saat dia sampai di sana, dia melihat dokter yang sedang merawat Zaki bersiap-siap untuk pergi. Danil segera menyadari kesempatan yang ada dan memutuskan untuk bertindak.*

**Danil:** "Maaf, Dok. Mau kemana?"

*Dokter tersebut menjawab dengan ramah,* "Saya mau menuju rumah sakit yang lain, Pak Danil. Ada pasien yang membutuhkan pertolongan dengan segera."

**Danil:** "Oh begitu, Dok! Semoga bisa membantu pasien di sana. Silahkan."

*Danil berpura-pura terkejut dan bersikap kooperatif, tetapi dalam hatinya dia tahu bahwa rencana pembunuhan akan segera berlangsung. Dia berharap bahwa segala sesuatunya akan berjalan sesuai rencana.*

*Setelah memastikan bahwa dokter telah pergi, Danil segera mengambil langkah berikutnya. Dengan hati-hati agar tidak terdengar oleh siapapun, dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon kembali pembunuh untuk memberi tahu situasi terbaru.*

**Danil:** "Dia sudah pergi. Saya berhasil meyakinkannya untuk pergi ke rumah sakit lain. Sekarang saatnya untuk bertindak. Pastikan semuanya berjalan sesuai rencana."

*Danil memberikan instruksi dengan tegas kepada pembunuh, memastikan bahwa rencana pembunuhan terhadap Zaki akan berjalan sesuai rencana yang telah disusun sebelumnya.*

*Dengan hati-hati dan cepat, Danil kembali ke posisinya, siap untuk mengawasi situasi dan memastikan bahwa rencana tersebut berhasil dilaksanakan.*

*Tidak lama kemudian, pembunuh yang menyamar sebagai dokter tiba di rumah sakit tempat Zaki berada. Dia telah berpakaian dengan lengkap, mengenakan seragam dokter dengan sangat profesional. Tanpa menimbulkan kecurigaan sedikit pun dari petugas keamanan atau orang lain di rumah sakit, pembunuh tersebut dengan lancar masuk ke dalam ruangan Zaki.*

*Saat masuk, suster yang berada di ruangan sedikit terkejut karena tidak mengenalinya. Namun, pembunuh tersebut dengan sikap yang sangat profesional berbicara kepada suster, menyatakan bahwa dia adalah dokter yang akan menggantikan untuk merawat Zaki sementara waktu.*

**Pembunuh:** "Maaf mengganggu, saya adalah dokter yang dijadwalkan untuk mengambil alih perawatan Pasien Zaki sementara waktu. Terima kasih."

*Suster merasa sedikit aneh, tetapi dengan kesan profesional dan percaya diri yang ditunjukkan oleh pembunuh tersebut, suster tidak mencurigainya. Dia mempercayakan perawatan Zaki kepada "dokter" tersebut dan meninggalkan ruangan.*

*lalu pembunuh tersebut dengan sangat profesional memeriksa Zaki, menyelidiki kondisinya dengan cermat.*

**Pembunuh:** "Bagaimana keadaanmu, Zaki?"

*Zaki menjawab dengan suara yang lemah,* "Sekarang rasa sakitnya sudah sedikit berkurang, Dok, tapi tubuh saya masih terasa lemas."

*Zaki tidak mencurigai apapun, percaya bahwa dia sedang berbicara dengan seorang dokter yang bertanggung jawab untuk merawatnya. Pembunuh itu menutupi identitasnya dengan baik dan bertindak dengan sangat ahli dalam menyamar sebagai profesional medis.*

*Pembunuh tersebut berkata dengan wajah yang tenang,* "Zaki, ada obat yang harus kamu minum. Obat ini dapat segera menyembuhkan luka-lukamu, dan kamu pasti akan segera pulih."

*Saat itu, Zaki menjawab dengan sepenuh kepercayaan,* "Baiklah, Dok."

*Namun, ketika pembunuh tersebut akan menyiapkan obatnya, tanpa sengaja Zaki melihat sebuah tato kecil bergambar harimau di leher pembunuh tersebut. Melihat tato tersebut, Zaki mulai merasa curiga dan ada yang aneh. Pertanyaan dan kecurigaan mulai muncul di benaknya tentang identitas sebenarnya dari orang yang berada di depannya ini.*

*Zaki mulai memperhatikan dengan sangat teliti seluruh tubuh dan gerak-gerik pembunuh tersebut. Setiap detail menjadi fokusnya saat kecurigaannya semakin menguat. Tato kecil bergambar harimau di leher pembunuh tersebut menjadi petunjuk awal yang mengundang pertanyaan dalam pikiran Zaki.*

*Saat Zaki terus mengamati, kecurigaannya semakin menguat. Dia merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan situasi ini. Andrenalinnya mulai terpancing, dan meskipun dia masih terluka dan lemas, dia mulai mempersiapkan diri secara mental dan fisik untuk menghadapi apa pun yang mungkin terjadi.*

*Pembunuh tersebut, ternyata memiliki niat jahat untuk memberikan racun mematikan kepada Zaki. Saat pembunuh tersebut mendekati Zaki dengan membawa obat dan air, Zaki tetap siaga dengan tatapan tajam. Ketika pembunuh tersebut menyuruh Zaki untuk minum, Zaki menolaknya dengan tegas. Pembunuh tersebut mulai menyadari bahwa Zaki sudah mencurigainya.*

*Merasa rencananya terbongkar, pembunuh tersebut langsung mengeluarkan senjata tajam yang disembunyikan di belakang jas dokternya. Tanpa ragu, ia meluncurkan serangan langsung ke arah kepala Zaki. Namun, meskipun Zaki belum pulih sepenuhnya, dia masih memiliki kecepatan refleks yang luar biasa. Dengan gerakan yang cepat, Zaki berhasil menghindari serangan pembunuh tersebut.*

*Ketika pertarungan pecah, Zaki menggunakan keahliannya untuk bertahan. Dengan keberaniannya, Zaki berhasil merebut senjata tajam dari tangan pembunuh tersebut. Dengan sekali gerakan, Zaki menyerang tanpa ampun hingga pembunuh tersebut tewas.*

*Saat itu, ruangan Zaki berantakan, ranjang tempat tidur Zaki terguling, dan Zaki berada di bawah, tetapi dia berhasil mempertahankan diri dan mengalahkan pembunuh yang berusaha membunuhnya.*

*Dalam hatinya yang dipenuhi amarah dan kesal, Zaki merenung dengan tajam. Dia bertanya-tanya siapa yang ada di balik upaya pembunuhan tersebut dan mengapa sudah dua kali orang mencoba membunuhnya. Dia yakin bahwa gang rival, menyadari bahwa dia masih hidup. Dan jika gang rival mengetahui keberadaannya, pasti ada mata-mata di antara mereka. Namun, Zaki tidak tahu siapa mata-mata itu.*

*Kali ini, Zaki bersumpah untuk menjadi lebih waspada dan bertindak dengan lebih tegas. Dia berencana untuk menghancurkan gang rival sampai ke akarnya. Ini bukan hanya tentang membalas dendam, tapi juga tentang memastikan keselamatannya dan melindungi kedua orangtuanya.*

*Dengan tekad yang kuat, Zaki memutuskan untuk meninggalkan rumah sakit meskipun masih dalam kondisi yang lemah. Dia mengesampingkan rasa sakitnya dengan adrenalin dan mengandalkan keahliannya. Tanpa ragu, Zaki langsung keluar dari ruangan dan berlari menuju pintu keluar rumah sakit.*

*Para suster yang sedang bertugas terkejut melihat Zaki berlari keluar begitu cepat. Mereka tidak mengetahui apa yang sedang terjadi dan hanya bisa menyaksikan dengan keterkejutan.*

*Saat itu Zaki segera dihentikan oleh petugas keamanan rumah sakit begitu ia berlari keluar. Namun, dengan terpaksa, Zaki menggunakan keahliannya untuk melumpuhkan petugas keamanan tersebut agar pingsan. Dengan gerakan cepat dan tepat, Zaki berhasil menyingkirkan penghalang tersebut dan melanjutkan pelariannya.*

*Danil yang sedang mengawasi dari jauh di luar rumah sakit terkejut melihat Zaki berlari keluar dari rumah sakit. Tanpa ragu, Danil segera merespons dengan sigap dan memulai pengejaran terhadap Zaki dengan cepat, memastikan agar Zaki tidak berhasil melarikan diri.*

*Saat itu Zaki menyadari bahwa Danil sedang mengejarnya, dan dengan terpaksa, ia terus berlari untuk menghindarinya karena Zaki bertekad untuk menyelesaikan urusannya sendiri. Namun, yang mengejutkan Zaki, Danil beberapa kali melakukan tembakan ke arahnya. Zaki terus berlari dengan cepat, hingga akhirnya memasuki wilayah pemukiman. Tanpa ragu, Zaki melompat ke sungai yang mengalir deras, dan tubuhnya tidak terlihat lagi.*

*Danil dengan penuh kemarahan terus melakukan tembakan ke arah sungai, tetapi Zaki tidak terlihat lagi. Danil merasa sangat marah dan frustrasi karena merasa bahwa pembunuhan tersebut gagal dan Zaki berhasil melarikan diri.*

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status