Home / Thriller / TUKANG SOL SEPATU / Bab 2 AMBISI YANG MEMATIKAN

Share

Bab 2 AMBISI YANG MEMATIKAN

Author: tedi sugiri
last update Last Updated: 2024-02-01 11:47:49

Beberapa tahun sebelum kejadian di masa kini, saat Kakek Zaki masih muda, kehidupannya sangat berbeda. Zaki tinggal di daerah perkotaan bersama kedua orang tuanya, namun kisahnya penuh dengan kebandelan.

Sejak kecil, Zaki telah menunjukkan sikap yang sangat bandel dan tidak patuh terhadap kedua orang tuanya. Dia sering melanggar aturan dan seringkali terlibat dalam kegiatan yang tidak diizinkan. Meskipun begitu, ada satu hal yang membuatnya fokus dan berkomitmen, yaitu hobi berlatih beladiri.

Zaki menyimpan obsesi yang mendalam terhadap seni bela diri sejak usia dini. Meskipun dia tidak selalu patuh di rumah, namun ketika berlatih beladiri, dia menunjukkan kegigihan yang luar biasa. Rutin berlatih setiap hari, Zaki mengembangkan keahlian bela diri hingga mencapai tingkat yang luar biasa, melebihi batas kemampuan rata-rata.

Keahlian bertarung Zaki terus berkembang, dan dia mulai dikenal di kalangan beladiri lokal. Teman-teman sebayanya mengagumi skilnya yang luar biasa, meskipun kedua orang tuanya terus merasa cemas dengan tingkah bandelnya di luar lingkungan latihan.

Suatu hari, Zaki terlibat dalam situasi yang memaksa dia menggunakan keahliannya di luar dojo. Konfrontasi dengan sekelompok preman di lingkungan sekitarnya membawa Zaki untuk melibatkan diri dalam pertarungan jalanan. Dengan keterampilan bela dirinya yang tak tertandingi, Zaki berhasil mengatasi para preman tersebut.

Namun, peristiwa itu juga membuat kedua orang tuanya semakin khawatir. Meskipun Zaki memiliki bakat luar biasa, tetapi penggunaannya dalam pertarungan jalanan membuat mereka resah terhadap masa depan anak mereka.

Saat itu, Zaki, terjerumus dalam pergaulan yang keras, dipenuhi ambisi terhadap kekuasaan, dan akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan kelompok gangster yang disebut Gelang Hitam. Sebagai syarat untuk menjadi anggota, Zaki harus menjalani tes kemampuan yang tidak mudah.

**Pimpinan Gelang Hitam:** "Hei, Zaki, sebelum kamu bisa bergabung dengan kita, kamu harus melewati tes kemampuan dulu. Bersiaplah untuk diuji!"

**Zaki:** "Baik, saya siap. Lakukanlah tes kemampuan itu."

Tanpa ampun, beberapa anggota Gelang Hitam mulai menyerang Zaki secara tiba-tiba. Meskipun dikeroyok tanpa ragu, Zaki dengan ambisinya dan keahliannya dalam bela diri menunjukkan ketangguhannya.

**Anggota Gangster 1:** "Kamu pikir bisa bergabung dengan Gelang Hitam? Kami akan membuatmu menyesal!"

**Anggota Gangster 2:** "Kamu orang baru, harus diuji dengan keras!"

Zaki dengan sigap dan tanpa ragu melawan serangan brutal para anggota Gelang Hitam. Setiap gerakan yang dia lakukan penuh kebrutalan, membuat mereka terkejut dan kagum.

**Pimpinan Gelang Hitam:** "Lihat dia, dia bukan orang sembarangan. Ambisinya dan keahliannya luar biasa!"

Zaki berhasil mengatasi serangan para anggota Gelang Hitam dengan kebrutalan dan kecepatan yang luar biasa. Pimpinan kelompok, yang sebelumnya meremehkan Zaki, kini melihat potensi besar dalam dirinya.

**Pimpinan Gelang Hitam:** "Hentikan! Kamu melebihi harapan kami. Kamu layak menjadi bagian dari Gelang Hitam. Selamat, Zaki!"

**Zaki:** "Terima kasih, tapi ingatlah, saya tidak bergabung untuk menjadi boneka kalian. Saya ingin kekuasaan, dan saya akan memastikan bahwa Gelang Hitam mendominasi kota ini!"

Pimpinan Gelang Hitam tersenyum puas, "Kamu punya ambisi besar, Zaki. Ayo, mari kita bangun kekuasaan bersama-sama!"

Dengan itu, Zaki resmi menjadi anggota Gelang Hitam, membuka babak baru dalam kehidupannya yang penuh intrik dan kegelapan. Ambisinya untuk kekuasaan membawanya ke dalam dunia yang lebih rumit dan berbahaya.

Semenjak Zaki bergabung dengan anggota Gelang Hitam, jarang pulang dan pertemuan dengan kedua orangtuanya menjadi semakin jarang. Kecemasan di wajah orangtuanya semakin mendalam, tetapi Zaki tetap bersikeras dengan pilihannya, tanpa penyesalan sedikitpun.

**Ibu Zaki:** "Anakku, mengapa kau terus hidup seperti ini? Kami khawatir dan merindukanmu."

**Zaki:** "Kalian tidak perlu campur tangan dalam hidupku. Aku tidak butuh keterikatan keluarga seperti kalian selalu sampaikan."

Orangtuanya mencoba memahami, tetapi jawaban Zaki penuh dengan penuh kebencian dan ketidakpedulian.

**Ayah Zaki:** "Zaki, keluarga adalah segalanya. Kami hanya ingin kebaikanmu."

**Zaki:** "Keluarga? Hanya penghalang dalam hidupku. Jangan berpura-pura peduli."

Kedua orangtuanya merasakan patah hati, seakan-akan anak satu-satunya telah berubah menjadi sosok yang tidak dikenal.

**Ibu Zaki:** "Anakku, bahkan saat kau menghina kami, hati ini masih memilih mencintaimu."

Namun, Zaki hanya mengabaikan pernyataan ibunya dan meninggalkan rumah tanpa sepatah kata pun. Kedua orangtuanya terdiam, meratapi kepergian anak yang kini terjebak dalam gelapnya kehidupan yang dipilihnya sendiri.

**Ayah Zaki:** "Kita mungkin tidak bisa menyelamatkannya, tapi kita akan selalu mendoakannya agar sadar dari jalur yang salah."

Sementara Zaki melanjutkan hidupnya dalam kegelapan, orangtuanya ditinggalkan dalam kesedihan dan kehilangan, tanpa tahu apakah suatu hari nanti Zaki akan menyadari arti keluarga yang sesungguhnya.

Suatu hari, di tengah persaingan sengit antar kelompok geng di kota, Zaki mendapat perintah tak terelakkan dari bosnya, Bruno. Tugasnya adalah menghancurkan salah satu geng yang telah menipu dalam bisnis haram Gelang Hitam. Bruno ingin memberikan peringatan kepada semua pihak bahwa kekecewaan terhadap Gelang Hitam akan berakhir dengan konsekuensi yang mematikan.Bruno: "Zaki, ini tugas spesial untukmu. Ada geng yang berani menipu kita dalam bisnis ini. Hancurkan mereka, tunjukkan pada semua orang bahwa tidak ada yang bisa mengecewakan Gelang Hitam."Zaki: "Akan kuselesaikan tugas ini, Bruno. Mereka akan merasakan akibat dari perbuatannya."Tanpa ragu, Zaki melangkah ke dalam misi yang gelap, bertekad untuk menjalankan perintah bosnya dengan cara yang tak terlupakan.

Malam itu, Zaki memimpin sepuluh anggota Geng Gelang Hitam untuk menyusup ke wilayah geng rival. Dalam kegelapan yang menyelimuti, mereka menyusup tanpa diketahui, siap untuk memulai pertempuran yang dahsyat.

Saat mereka tiba di markas lawan, atmosfer tegang segera terasa. Anggota Geng Gelang Hitam yang dipimpin oleh Zaki bersiap untuk pertempuran hebat. Teriakan pertama meletus, memecah keheningan malam.

Pertempuran pun dimulai, dan kekerasan meletus di antara dua kelompok geng yang saling bersaing. Zaki memimpin dengan kebrutalan dan keahlian beladiri yang mematikan. Anggota Geng Gelang Hitam dan rival saling berhadapan, senjata-senjata tajam berkelebat di udara.

Saat pertarungan berlangsung, keanggotaan Geng Rival mulai berkurang. Dari sepuluh anggota, hanya tinggal dua orang yang berdiri tegak.

**Zaki (dengan sombong):** "Kalian lihat? Mereka tidak sebanding dengan kekuatan Gelang Hitam. Hanya dua orang yang tersisa, kita selesaikan dengan mudah."

Zaki mengejek sisa anggota rival, meremehkan keberadaan mereka. Namun, apa yang terjadi selanjutnya melebihi ekspektasi.

Sisa dua anggota rival yang tersisa, meskipun kelelahan, menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Mereka menghadapi Zaki dengan tekad yang kuat. Tanpa basa-basi, Zaki mulai membantai mereka tanpa belas kasihan.

Wajahnya yang dingin dan tatapan matanya yang kejam menunjukkan bahwa dia tidak mengenal belas kasihan. Zaki melakukan serangkaian gerakan beladiri yang diluar batas, membuat lawannya tidak berdaya. Pukulan dan tendangan yang presisi membuat darah bercucuran di medan pertempuran.

Saat terakhir pun tiba, Zaki dengan dinginnya menatap sisa anggota rival yang bersujud di hadapannya. Dengan satu gerakan yang tajam dan brutal, dia mengakhiri nyawa mereka tanpa ragu.

**Zaki (dengan dingin):** "Jangan sekali-kali menantang Gelang Hitam. Ini hanyalah pembelajaran untuk kalian semua."

Setelah mengakhiri pertempuran dengan brutal, Zaki dengan dingin memutuskan untuk membiarkan dua orang anggota geng rival yang tersisa tetap hidup. Alasan di balik keputusan itu adalah agar mereka dapat menyampaikan kekejaman dan kekalahan yang mereka alami kepada bos besar geng rival.

**Zaki (dengan dingin):** "Bawalah pesan ini kepada bos besar kalian. Gelang Hitam tidak mengenal belas kasihan. Mereka harus tahu apa yang mereka hadapi jika melawan kita."

Kedua anggota geng rival yang selamat, meskipun terluka dan penuh rasa takut, dipaksa berlutut di hadapan Zaki. Mereka kemudian diberi aman untuk kembali ke markas geng rival mereka, membawa cerita pahit tentang pertemuan dengan Gelang Hitam.

Saat Zaki kembali ke markas Gelang Hitam, langit masih diwarnai oleh bayang-bayang malam. Bruno, sang bos, menanti di tengah kegelapan, dan tatapan tajamnya segera melihat keberhasilan Zaki.

**Bruno (dengan bangga):** "Zaki, kau membuktikan dirimu dengan baik. Bagaimana jalannya pertempuran?"

**Zaki (dengan puas):** "Semua berjalan sesuai rencana. Sisa dua anggota rival akan menyampaikan pesan kita kepada bos mereka."

Bruno tersenyum puas, menilai keberhasilan misi tersebut sebagai langkah maju dalam persaingan antar geng.

**Bruno:** "Kau memberi peringatan yang tepat. Mari bersiap, Zaki, Gelang Hitam akan semakin dihormati di jalanan kota ini."

Zaki merasa puas dengan kemenangan ini, tetapi dalam hatinya, kegelapan dan ambisi masih terus tumbuh. Pertempuran tadi menjadi momentum yang semakin meresapi dirinya dengan kekerasan dan ketidakberdayaan.

Seiring langkahnya kembali menuju ke dalam gelap, Zaki membawa kemenangan Gelang Hitam, namun juga membawa beban dari kebrutalan yang telah dia lakukan. Misi ini telah menandai perjalanan Zaki ke dalam jalur yang semakin gelap dan tak terduga.

Kembali ke markas Gelang Hitam setelah memenangkan pertempuran, Zaki disambut dengan tepuk tangan meriah dari para anggota geng dan Bruno sendiri. Keberhasilannya di medan pertempuran membuatnya mendapatkan pengakuan yang luar biasa.

**Bruno (dengan bangga):** "Zaki, kau telah membuktikan dirimu sebagai prajurit yang tak tergoyahkan. Kalian semua, beri hormat pada pahlawan kita!"

Para anggota geng Gelang Hitam bersorak dengan penghormatan, mengakui kehebatan dan keberanian Zaki. Bruno mengulurkan tangannya kepada Zaki dengan senyuman yang bangga.

**Bruno:** "Zaki, kau telah membawa Gelang Hitam ke tingkat baru. Untuk pengorbanan dan keberanianmu, aku memberimu posisi khusus. Kini, kau akan menjadi tangan kananku."

Keputusan ini memicu reaksi positif dari seluruh anggota. Zaki, dengan wajah tanpa ekspresi, menerima penghargaan tersebut. Dia kini memiliki posisi yang sangat dihormati di dalam geng Gelang Hitam.

**Zaki:** "Terima kasih, Bruno. Aku akan melaksanakan tugas ini dengan setia."

Dengan posisi barunya, Zaki menjadi sosok yang semakin mendominasi dan dihormati di antara rekan-rekannya. Gelang Hitam kini memiliki pemimpin yang handal dan kejam dalam diri Zaki.

Pada malam itu, di tengah sorakan dan perayaan, Zaki menghadapi masa depan yang semakin tak terduga. Keberhasilannya di medan pertempuran membuka pintu menuju posisi yang lebih tinggi, tetapi juga membawanya semakin dalam kegelapan yang menyelimuti jalannya.

Related chapters

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 3 Bayangan Gelap Zaki - Kemenangan Brutal di Dunia Gelap

    Keahlian dan kebrutalan Zaki segera menjadi pembicaraan di kalangan semua kumpulan geng di kota. Cerita tentang bagaimana Zaki berhasil menghancurkan geng rival dan mendapatkan posisi tangan kanan Bruno menyebar dengan cepat, memicu rasa penasaran dan ketakutan di antara kumpulan geng lainnya.Setiap gosip dan kisah seram tentang Zaki menjadi semakin berwarna, membuatnya menjadi sosok yang didambakan dan ditakuti di jalanan kota. Anggota geng lainnya mulai bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya Zaki dan dari mana asal usul keahliannya yang luar biasa.Pada setiap pertemuan antar geng, cerita tentang Zaki menjadi topik utama pembicaraan. Para pemimpin geng saling bertukar informasi, mencoba mencari tahu lebih banyak tentang sosok misterius ini yang telah mengubah dinamika persaingan antar geng.**Pemimpin Geng A:** "Kau dengar cerita tentang Zaki dari Gelang Hitam? Katanya, dia membantai seluruh geng rival tanpa ampun."**Pemimpin Geng B:** "Benarkah? Bagaimana mungkin satu orang bis

    Last Updated : 2024-02-02
  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 4 Ketegangan dan Pengorbanan Zaki dalam Pertarungan Melawan Geng Rifal

    Di rumah sederhana Zaki, suasana terlihat cemas dan penuh kekhawatiran. Kedua orangtuanya selalu mencemaskan Zaki, anak satu-satunya mereka. Saat malam tiba, mereka duduk bersama di ruang tamu, penuh ketidakpastian tentang keberadaan dan keadaan Zaki.**Ibu Zaki (cemas):** "Dimana ya Zaki sekarang? Kenapa dia tidak pulang?"**Ayah Zaki (khawatir):** "Dia selalu begini setiap kali terlibat dalam urusan gengnya. Tapi kali ini terasa berbeda."Orangtua Zaki saling pandang, menunjukkan kecemasan yang mendalam. Mereka hanya bisa mendoakan agar Zaki tetap dalam keadaan baik-baik saja dan segera pulang.**Ibu Zaki (berdoa):** "Ya Allah, lindungilah Zaki. Semoga dia selamat dan segera kembali ke rumah."**Ayah Zaki (merestui):** "Amin. Semoga anak kita dalam lindungan-Nya."Ketidakpastian dan kekhawatiran orangtua Zaki semakin tumbuh seiring berjalannya waktu. Mereka hanya bisa berharap agar Zaki selalu dalam perlindungan Tuhan dan segera pulang ke pelukan orangtuanya.Lalu di tempat lain

    Last Updated : 2024-02-03
  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 5 Pertarungan Pribadi Zaki Melawan Kekuatan Geng Rifal"

    Zaki merasa kesal, "Kurang ajar! Lepaskan orangtuaku, mereka tidak tahu apa-apa. Urusanmu hanya dengan saya." Pimpinan geng Rifal tertawa puas, "Ternyata seorang Zaki yang pemberani dan brutal, lemah terhadap orangtuanya." Zaki merasa harga dirinya dipermalukan, tetapi tidak bisa melakukan apa-apa.Pimpinan Geng Rifal: "Zaki, kau terlalu naif jika berpikir bisa datang ke sini tanpa konsekuensi."Zaki: "Lepaskan orangtuaku! Urusan kita hanya antara kita berdua."Pimpinan Geng Rifal: "Seandainya begitu mudahnya, Zaki. Tapi aku punya kekuatan untuk membuatmu merasakan sakit yang luar biasa."Zaki: "Apa maksudmu?"Pimpinan Geng Rifal: "Anak buahku, tunjukkan padanya konsekuensi dari tindakannya."*Anak buah Geng Rifal menyerang Zaki dengan pukulan bertubi-tubi.*Zaki: "Aargh! Lepaskan mereka, kalian pengecut!"Pimpinan Geng Rifal: "Kau lihat, Zaki, keberanianmu tidak akan menyelamatkan mereka. Lebih baik menyerah sekarang juga."*Zaki berusaha melakukan tangkisan dan hindaran, namun

    Last Updated : 2024-02-04
  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 6 Misteri Penembakan, Geng Gelang Hitam, dan Rencana Tersembunyi

    kumpulan pemuda tersebut terkejut melihat foto yang ditunjukan oleh roni. "inikan zaki, pa, dia adalah anggota geng gelang hitam. Zaki ini orang yang sangat kuat dan berbahaya, serta sangat brutal. Semua anggota geng di kota ini sangat takut padanya. Namun yang saya dengar, anehnya zaki bisa terbunuh oleh geng rifal, padahal sebelumnya zaki bisa membantai geng sebelumnya yang lebih kuat dan ditakuti dari geng rifal. *Roni mendengarkan dengan serius informasi yang diberikan oleh kumpulan pemuda. Ia bertanya lebih lanjut,* "Apakah ada yang tahu lebih banyak mengenai konflik antara Zaki dan Geng Rifal? Mengapa Zaki bisa kalah dan bagaimana Geng Rifal bisa mengalahkannya? Setiap informasi akan membantu penyelidikan kami." Namun disini ketika pemuda tersebut akan menjelaskan kembali, tiba tiba pemuda tersebut langsung terjatuh terkena tembakan tepat di kepalanya. *Suasana menjadi tegang setelah pemuda yang hendak memberikan informasi mendadak terjatuh oleh tembakan. Roni dan rekannya be

    Last Updated : 2024-02-05
  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 7 Bayangan Maut: Konflik dan Intrik dalam Kota

    Ketika Roni mendapat kabar bahwa Zaki sudah mulai membaik, dia dan rekannya segera meluncur ke rumah sakit dengan harapan mendapatkan informasi kunci yang dapat membuka kebenaran di balik serangkaian peristiwa misterius.***Roni:** "Kita harus segera berbicara dengan Zaki. Mungkin dia memiliki informasi yang dapat membantu kita mengungkap kebenaran."**Rekan Roni:** *(berpikir)* "Aku perlu berhati-hati agar Roni tidak mengetahui bahwa aku adalah mata mata dari geng harimau besar. Informasi ini bisa membuka tabir konflik yang lebih dalam."*Setibanya di rumah sakit, Roni dan rekannya disambut oleh suasana yang tenang dan lampu yang redup di lorong-lorongnya. Mereka mendekati ruangan Zaki dengan hati-hati.***Roni:** "Hati-hati, kita tidak tahu apa yang telah terjadi sejak terakhir kali kita melihat Zaki. Pastikan kita siap untuk segala kemungkinan."*Pintu ruangan Zaki terbuka, dan mereka melihat Zaki yang duduk di ranjang, wajahnya masih pucat, tetapi tatapannya kini lebih tajam.***

    Last Updated : 2024-02-07
  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 8 "Langkah Terakhir: Pertempuran Dendam di Rumah Sakit"

    Danil menerima telepon dari pembunuh yang memberikan detail rencana mereka, di mana pembunuh tersebut akan menyamar menjadi seorang dokter untuk menangani Zaki di rumah sakit. Tugas Danil adalah untuk membantu melancarkan aksi pembunuhan tersebut. Setelah menerima telepon itu, Danil memutuskan untuk berperan dalam rencana pembunuhan tersebut. Dia melihat kesempatan ini sebagai cara untuk menyelesaikan masalah dengan Zaki dan pada saat yang sama, menjalin hubungan yang lebih kuat dengan gengster Harimau Terbang. *Danil, dengan hati-hati, mengambil teleponnya dan memilih untuk menelepon dokter yang sedang merawat Zaki di rumah sakit. Dia memutuskan untuk menyamarkan suaranya agar menyerupai Roni, menciptakan kesan bahwa panggilan itu berasal dari kepolisian.***Danil (mengubah suaranya agar menyerupai Roni):** "Dokter, ini Roni dari kepolisian. Kami membutuhkan bantuan Anda dengan segera di rumah sakit lainnya. Ada pasien darurat yang membutuhkan kehadiran Anda. Mohon segera datang."

    Last Updated : 2024-02-08
  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 9 Perburuan Zaki dalam Dunia Kejahatan

    Danil (dalam hati dengan kesal): "Kurang ajar, berarti gagal lagi untuk mengeksekusi Zaki. Dia memang hebat. Sekarang saya harus kembali ke rumah sakit dan berpura-pura tidak tahu apa yang terjadi." Saat itu akhirnya Danil menuju ke rumah sakit kembali dan langsung masuk ke dalam.Di dalam rumah sakit terlihat orang-orang berkumpul di dekat ruangan Zaki.Suster yang merawat Zaki langsung menghampiri Danil dengan kecemasan."Suster, apa yang terjadi di ruangan Zaki?" tanya Danil dengan khawatir."Pa Danil, telah terjadi sesuatu di ruangan Zaki. Saya tadi masuk ke ruangan Zaki, dan sudah terlihat ruangan Zaki berantakan, serta seorang dokter yang akan merawat Zaki, terlihat sudah tergeletak tidak bernyawa dengan bersimbah darah. Saya tidak tahu apa yang telah terjadi," jelas suster dengan nada panik. Saat itu, Danil langsung masuk ke ruangan Zaki dan melihat pembunuh yang menyamar sebagai dokter tersebut. Mata Danil menyipit tajam, mengisyaratkan kekesalan yang mendalam. Dia tahu betu

    Last Updated : 2024-02-09
  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 10 Misi Pembalasan Zaki

    Setelah Zaki masuk ke markas gengster tersebut, dia langsung dikepung oleh kumpulan anggota gangster bersenjata tajam. Meskipun dihadapkan pada situasi yang mengancam, Zaki tetap tenang tanpa rasa takut sedikitpun. Ketua gengster, yang memperhatikan sosok Zaki dengan muka tertutup kain diikat, merasa mengenali postur tubuh Zaki. Hingga akhirnya, dengan suara tajamnya, dia bertanya kepada Zaki, "Siapa kamu? Coba buka penutup mukamu." Zaki memperhatikan ketua gengster itu dengan waspada sebelum akhirnya menjawab dengan suara tenang, "Nama saya tidak penting. Saya datang bukan untuk berkelahi, tapi untuk berbicara dengan Anda, ketua.""Kamu datang ke sini dengan berani, tapi enggan memperlihatkan wajahmu," ujar ketua gengster dengan nada tajam. "Kamu pikir kamu bisa datang ke sini tanpa memberikan identitasmu?"Zaki menggeleng, tetap tenang. "Identitas saya tidak akan mengubah apa pun. Saya hanya ingin membicarakan suatu hal dengan Anda, ketua. Sesuatu yang mungkin bisa menguntungkan kita

    Last Updated : 2024-02-10

Latest chapter

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 82 Warisan Kakek Zaki: Cahaya Perjuangan dan Kebajikan

    Lalu dikeesokan harinya, Maya kembali ke rumah sakit, namun kali ini maya bersama anaknya indri, dan kakek roni juga dicki. Saat itu di rumah sakit kakek zaki dengan kondisi lemah tapi sudah sadar.Maya memasuki ruangan perawatan bersama Indri, Kakek Roni, dan Dicki. Mereka melihat Kakek Zaki terbaring di tempat tidur, wajahnya pucat dan tubuhnya lemah. Meskipun begitu, matanya bersinar ketika melihat mereka semua masuk.Indri berlari mendekati tempat tidur Kakek Zaki dengan mata berkaca-kaca, mencium tangannya lembut. Kakek Zaki tersenyum lemah dan meraih tangannya dengan lembut. Kakek Roni dan Dicki juga mendekat dengan penuh kekhawatiran.Maya berdiri di samping tempat tidur, mencoba menahan air matanya. Dia menatap Kakek Zaki dengan penuh kasih sayang dan kekhawatiran. Hatinya terasa berat melihat keadaan Kakek Zaki yang lemah seperti itu.Kakek Zaki tersenyum tipis melihat mereka semua berkumpul di sekitarnya. Dia mencoba memberi mereka senyuman yang kuat, meskipun tubuhnya teras

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 81 Perjuangan Melawan Teror dan Pemulihan yang Penuh Semangat

    Dalam sekejap, hutan menjadi sorotan api dan suara peluru yang membahana. Kakek Zaki dan timnya segera mengambil posisi perlindungan, membalas tembakan dengan sigap. Meskipun mereka terluka, tekad untuk menangkap Cakra tidak pernah padam.Dalam kekacauan pertempuran, kakek Zaki melihat sebuah gerakan di semak-semak di seberangnya. Tanpa ragu, ia mengambil sikap serangan, berlari maju dengan samurainya yang siap menyerang. Namun, Cakra dan anak buahnya sudah melarikan diri, meninggalkan jejak-jejak perlawanan mereka.Saat asap mereda dan suara senjata reda, kakek Zaki dan timnya mengecek keadaan. Beberapa anggota terluka, tapi semuanya masih bisa berdiri tegak. Mereka mengetahui bahwa pertempuran belum berakhir, dan Cakra pasti akan kembali dengan rencana baru.Dengan hati yang penuh dengan tekad dan keberanian, kakek Zaki memimpin timnya melanjutkan pengejaran mereka melalui hutan yang gelap. Mereka tahu bahwa mereka harus bertindak cepat sebelum Cakra melancarkan serangan lainnya. Pe

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 80 Perburuan kakek Zaki melawan Cakra

    Ketika kakek zaki mulai menemukan jejak cakra, tiba tiba kakek zaki mendapat telepon dari kakek roni menanyakan keberadaan kakek zaki, dan menyampaikan bahwa indri telah disandera oleh cakra.Kakek Zaki merasakan kejutan dan kecemasan merayapi dirinya saat mendengar kabar tersebut. Dalam sekejap, prioritasnya beralih dari mengejar Cakra menjadi menyelamatkan Indri. Tanpa ragu, dia meminta Kakek Roni untuk memberikan detail lokasi dan kondisi terbaru Indri.Namun disini kakek roni menyampaikan bahwa dirinya tidak mengetahui lokasi cakra sekarang, dan cakra meminta langsung berbicara dengan kakek zaki lewat telepon.Kakek Zaki merasa tegang saat mendengar permintaan tersebut, tetapi dia tetap tenang dan siap untuk berbicara dengan Cakra. Dia menerima panggilan telepon dengan hati-hati, siap menghadapi apa pun yang akan diungkapkan oleh musuh bebuyutannya.Kakek Zaki merasa perasaan campur aduk antara ketakutan akan keselamatan Indri dan amarahnya terhadap Cakra yang telah menyandera cuc

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 79 Penyamaran Canggih dan Penentangan Tidak Kenal Takut

    Saat itu akhirnya, dengan langkah tegap dan tekad yang kuat, Kakek Zaki meninggalkan rumah sakit untuk memulai pencarian yang berbahaya dan penuh dengan ketidakpastian. Meskipun cakra telah mengubah wujudnya menjadi seorang kakek-kakek yang tak dikenal, dan keberadaannya masih menjadi misteri, Kakek Zaki bertekad untuk menemukannya dengan segala cara.Diperkuat oleh kemarahan yang meluap-luap dan kebrutalannya yang legendaris, Kakek Zaki siap menghadapi bahaya dan menghadapinya dengan keahliannya. Dia tidak akan mengenal takut dan tidak akan berhenti sebelum dia menemukan dan menuntut balas atas kejahatan yang dilakukan oleh cakra.Dengan setiap langkah yang diambilnya, Kakek Zaki membayangkan wajah-wajah yang telah merenggut segalanya darinya, dan api kemarahannya semakin berkobar di dalam dirinya. Hatinya dipenuhi oleh tekad yang tak tergoyahkan untuk menyelamatkan Maya, membalas dendam atas kematian keluarganya, dan menghentikan keganasan cakra sekali dan untuk selamanya.Dalam per

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 78 Perjuangan Kakek Zaki untuk Keadilan dan Keselamatan

    Meskipun Kakek Zaki berhasil merebut senjata dari para penyerang, situasi di pasar tetap tegang dan berbahaya. Para pemuda, kakek-kakek, dan anak-anak tersebut masih terus melancarkan serangan, meskipun mereka tidak lagi memegang senjata. Mereka masih dipengaruhi oleh efek obat yang diberikan oleh tim Cakra, membuat mereka tidak bisa dihentikan begitu saja.Melihat situasi semakin tidak terkendali, para polisi yang bertugas segera mengambil tindakan. Dengan sigap, mereka menahan para penyerang yang masih berusaha menyerang, menggunakan keahlian dan keterampilan mereka untuk menahan mereka tanpa melukai lebih banyak orang.Dalam sekejap, para penyerang yang masih terpengaruh oleh obat tersebut berhasil ditangkap dan dibawa ke tempat yang aman. Meskipun situasi menjadi tegang, para polisi bertindak dengan profesionalisme dan keberanian untuk menyelesaikan konflik tersebut dengan sebaik mungkin, sambil tetap memastikan keselamatan semua pihak yang terlibat.Kakek Zaki, meskipun lega meli

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 77 Pertempuran Melawan Kekacauan

    Dengan tekad yang kuat dan niat yang gelap, Cakra dan timnya memasuki daerah pasar, tempat yang menjadi target utama mereka untuk melancarkan balas dendam terhadap Kakek Zaki. Mereka telah merencanakan setiap langkah dengan cermat, siap untuk menyebarkan kekacauan dan ketakutan di tengah-tengah masyarakat.Dengan mengenakan penampilan kakek-kakek yang ramah dan tidak mencurigakan, Cakra dan timnya mulai menjual makanan ringan mereka kepada pengunjung pasar yang ramai. Namun, di balik senyum mereka yang ramah, tersembunyi niat jahat untuk memanfaatkan orang-orang tersebut untuk mencapai tujuan mereka yang gelap.Mereka memilih sasaran mereka dengan hati-hati, mencari pemuda, kakek-kakek, dan bahkan anak-anak remaja yang rentan terhadap pengaruh mereka. Setiap kali ada yang tertarik dengan makanan mereka, Cakra dan timnya melihat kesempatan untuk memasukkan obat terlarang ke dalam makanan tersebut, merencanakan untuk mengendalikan korban mereka sesuai dengan kehendak mereka.Dengan seti

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 76. Pertempuran Melawan Terorisme dan Manipulasi Cakra

    Meskipun pimpinan teroris tersebut tetap teguh dalam menutup informasinya, kakek Zaki tidak putus asa. Dia terus berusaha dengan keras mmenggunakan segala cara yang dia punya untuk menggali informasi yang dibutuhkan.Setiap pertanyaan diajukan dengan tekad dan keteguhan meskipun jawaban yang didapat tetap minim.Namun situasi semakin rumit ketika pimpinan teroris tersebut beberapa kali mencoba untuk melakukan bunuh diri. Dalam momen momen tersebut, kakek Zaki dengan cepat bereaksi, mencegahnya untuk melukai dirinya sendiri.Dengan kecepatan dan ketepatan yang luar biasa, dia berhasil menghalangi upaya bunuh diri tersebut, menjaga agar pimpinan teroris itu tetap hidup."Dengarkanlah," ujar kakek Zaki dengan suara serius, "tidak ada jalan keluar bagi kita kecuali jika kamu mau bekerja sama. Kami tidak ingin melakukan kekerasan, tapi kami tidak akan ragu untuk melindungi masyarakat dari ancamanmu. Beri kami informasi yang kami butuhkan, dan mungkin ada kesempatan untukmu."Meskipun demik

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 75 Kemenangan dalam Kegelapan

    Ketika pimpinan teroris menyadari tindakan Kakek Zaki yang mengalahkan para pengikutnya tanpa menimbulkan cedera serius, dia merasa terkejut dan kesal. Marahnya meluap-luap, membuatnya membabi buta, memborbardir ke segala arah tanpa memperhatikan apa pun, termasuk posisi Kakek Zaki.Namun, Kakek Zaki telah menggunakan keahliannya untuk menyembunyikan diri dengan sempurna di antara bayangan dan gelapnya ruang markas teroris. Dengan kecerdasan dan kewaspadaannya yang luar biasa, dia berhasil menghindari serangan-serangan yang membabi buta dari pimpinan teroris tersebut.Dalam kegelapan dan kekacauan yang melanda, Kakek Zaki tetap tenang dan waspada, mencari peluang yang tepat untuk bertindak dengan efektif. Dia tahu bahwa dia harus bertindak dengan cepat dan cerdas untuk melindungi dirinya sendiri dan mengalahkan pimpinan teroris tersebut.Sementara itu, di luar markas teroris, Kakek Roni, Dicki, dan pasukan polisi terus mengamati situasi dengan ketegangan yang memuncak, siap untuk bert

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 74 Tarian Kematian: Kakek Zaki Melawan Pengaruh Teroris

    Dengan keputusan yang telah diambil, kakek Zaki kembali menyelinap diantara para pasukan teoris seperti bayangan tak terlihat.Gerakannya yang cepat dan tidak terduga, membuat kebingungan diantara para teroris, yang tidak dapat mengidentifikasi dari mana serangan datang.Dengan keahlian yang tak tertandingi, kakek Zaki mulai melibas kembali beberapa teroris dengan samurainya. Setiap gerakan samurai yang dia lakukan dipenuhi dengan keindahan dan kekuatan, membuat musuh musuhnya terpesona dan takluk oleh kemampuannya yang luar biasa.Para teroris berusaha untuk menghadapi serangan kakek Zaki dengan membalasnya, tetapi usahanya sia sia.Kekuatan dan kecepatan kakek Zaki membuatnya menjadi lawan yang tidak terkalahkan dalam pertempuran ini.Dalam kekacauan dan kebingungan yang melanda markas teroris, kakek Zaki tetap tenang dan fokus, memamfaatkan setiap kesempatan untuk mengalahkan musuh musuhnya satu per satu. Dia bertekad untuk menyelesailan misinya dengan sekses, tidak peduli apapun r

DMCA.com Protection Status