Cakra meraih ponselnya dengan gerakan cepat dan memilih nomor yang sudah terdaftar dengan baik di kontaknya. Suara di ujung telepon segera diangkat, dan Cakra tidak membuang waktu untuk menyampaikan kemarahannya."Dengar baik-baik, Dicki. Aksi gagalmu telah membuat saya kehilangan banyak anak buah. Kau dan pasukanmu tidak melakukan tugas dengan baik. Apa yang kalian lakukan selama ini? Mengapa kalian tidak bisa menangkap seorang tukang sepatu?"Suara Cakra penuh dengan kekesalan dan ketidakpuasan yang jelas, menekankan betapa pentingnya penangkapan Kakek Zaki bagi kekuasaan dan reputasi gangnya. Setelah beberapa saat diam di ujung telepon, Cakra menunggu dengan sabar jawaban dari kaki tangannya yang terdengar tegang di seberang sambungan. Di telepon dicki pun menjawab, "kamu jangan seenaknya memarahi saya cakra! Saya ini seorang atasan polisi, dan saya tidak bisa seenaknya secara terang terangan menangkap kakek zaki, bahkan membunuhnya, karena itu akan mencemarkan nama saya sebagai
Dicki menghela nafas dalam-dalam sebelum menjawab, "Baiklah, saya akan jujur. Saya menerima bayaran dari Cakra untuk tidak ikut campur dalam urusannya. Tapi saya bisa merasakan, situasinya telah berubah sejak kemunculan kakek tukang sol sepatu itu." Dicki menambahkan dengan nada penuh keputusasaan, "Tolong, jangan laporkan saya ke pusat pemerintahan. Itu akan menghancurkan karir saya dalam sekejap." Kakek Roni menatap Dicki dengan dingin sebelum menjawab, "Saya tidak akan melaporkan ke pusat pemerintahan, asalkan anda memastikan bahwa kepolisian tidak lagi bersekongkol dengan gangster cakra." Saat itu akhirnya kakek roni pergi tanpa berkata kata lagi. Dicki memukul meja dengan kesal setelah Kakek Roni pergi tanpa berkata-kata lagi. Rasanya seperti semua kekacauan telah membawa dirinya ke ambang kehancuran, dan dia merasa tertekan oleh tekanan dari segala arah. Lalu anak buah dicki, bertanya dengan penasaran. "Maafkan saya, Pak. Tapi siapa sebenarnya Kakek Roni? Mengapa Anda membia
Dengan mata tajam dan naluri yang kuat, Kakek Zaki mengintip sekelilingnya, mencoba menentukan arah tembakan yang menyebabkan kepergian Kakek Marco. Setelah memeriksa sekelilingnya, dia melihat jejak peluru di dinding sebuah bangunan di dekatnya.Kakek Zaki dengan hati yang penuh dendam bergerak menuju bangunan tersebut. Hatinya dipenuhi dengan keinginan untuk membalas dendam atas kematian Kakek Marco. Dengan langkah-langkah yang mantap, dia masuk ke dalam bangunan tersebut, siap untuk menghadapi siapapun yang berani menghalangi jalannya. Dengan hati-hati, Kakek Zaki merapatkan tubuhnya ke dinding, berusaha menyembunyikan diri dari serangan berikutnya. Dia menyadari bahwa musuhnya tidak hanya satu orang, tapi beberapa orang yang sangat terampil. Kakek Zaki mencoba untuk tidak terpancing oleh ketakutan atau kemarahan, tetapi untuk tetap fokus pada strategi dan kehati-hatian.Dengan perlahan, dia mengintai dari tempat persembunyiannya, mencari tahu dari mana serangan-serangan tersebut
Saat itu dengan cepat akhirnya kakek zaki dibawa langsung menggunakan mobil anti peluru tersebut ke rumah sakit, meninggalkan berondongan para penembak di setiap penjuru. Mobil anti-peluru melaju cepat melewati jalan-jalan kota yang ramai, melawan hujan peluru dari setiap sudut. Kakek Zaki terbaring tak berdaya di dalamnya, tubuhnya terasa lemah akibat luka-luka yang dialaminya. Namun, semangatnya masih menyala, membara dalam kegelapan kesadarannya.Sementara itu, para penembak terus memberondong mobil tersebut dengan tembakan demi tembakan, mencoba untuk menghabisi Kakek Zaki sebelum ia sampai ke rumah sakit. Namun, mobil anti-peluru dan pengemudinya menghadapi setiap tantangan dengan keahlian dan ketangguhan yang luar biasa.Di dalam mobil, Kakek Zaki merasakan getaran setiap tembakan, tetapi ia tetap tenang. Meskipun tubuhnya rentan dan kesadarannya mulai memudar, tekadnya untuk bertahan hidup tetap tak tergoyahkan. Ia tahu bahwa masih banyak yang harus dilakukannya, masih banyak
Di dalam markas tersembunyi, Cakra duduk di kursi pusat, wajahnya terpancar dengan kemarahan dan tekad yang tak tergoyahkan. Dia memerintahkan beberapa anak buahnya untuk mencari keberadaan Maya dengan segala cara."Saya ingin Maya ditemukan, dan saya ingin dia segera!" Cakra memerintahkan dengan suara yang penuh tekanan kepada bawahannya."Ya, Bos! Kami akan segera mencarinya," sahut salah satu anak buahnya dengan penuh semangat."Sisir setiap sudut kota ini. Tolong cari informasi tentang di mana dia mungkin berada. Saya ingin dia dihadirkan di hadapan saya dalam waktu singkat," Cakra menambahkan dengan nada yang tegas.Para anak buahnya segera bergerak, siap untuk menjalankan perintah bos mereka dengan penuh dedikasi. Misi untuk menemukan Maya telah menjadi prioritas utama, dan mereka tidak akan berhenti sampai misi itu berhasil.Sementara itu, di tempat tersembunyi, Maya merasakan adanya ancaman yang semakin dekat. Dalam ketidakpastian yang melanda, dia bersiap untuk menghadapi mas
Di tengah kekacauan tersebut, dua polisi jatuh tertembak di kepala, menyebabkan kepanikan di antara rekan-rekan mereka yang masih bertahan. Dicki berteriak memerintahkan untuk memberikan perlindungan lebih dan mencoba menarik mundur para penyerang.Dicki: "Kita perlu mengatur pertahanan lebih baik! Siapkan barikade di sekitar pintu masuk dan keluarkan senjata berat!"Anak buah Dicki segera mengikuti perintahnya, berusaha menjaga posisi dan memberikan perlindungan maksimal kepada rekan-rekan mereka yang terluka. Namun, pasukan bersenjata cakra terus berdatangan, memaksa polisi untuk bertahan dengan susah payah.Anak Buah Dicki: "Pak, mereka terus datang! Apa yang harus kita lakukan?"Dicki: "Kita tidak bisa mundur sekarang! Kita harus bertahan sampai bantuan datang. Siapkan diri untuk menembak balik setiap kali mereka mendekat!"Mereka bertahan dengan gigih, menjaga posisi mereka meskipun dihadang oleh serangan yang terus menerus dari pasukan cakra. Semangat mereka yang tak kenal lela
Lalu disisi lain, meskipun kekhawatiran masih menghantui mereka, keberadaan polisi di pasar memberikan sedikit kelegaan bagi para warga. Dengan kehadiran mereka, suasana mulai mereda meskipun tetap waspada. Beberapa pedagang mulai memperbaiki kios-kios mereka yang rusak, sementara yang lain tetap memantau situasi dengan hati-hati.Para polisi, dengan senjata lengkap dan siap siaga, berpatroli di sekitar pasar, memastikan tidak ada ancaman yang mengancam keselamatan warga. Meskipun tegang, kebersamaan antara polisi dan warga membantu menjaga kedamaian di tengah-tengah ketidakpastian yang menyelimuti kota. Lalu disisi lain diluar dari kota tersebut, Para mata-mata cakra yang terlatih dengan baik berhasil melacak keberadaan Maya dan anaknya, Indri. Mereka melihat Maya memasuki supermarket bersama Indri, memberikan informasi penting kepada pimpinan mereka, Cakra.Di luar kota, di sebuah sudut yang terpencil, para mata-mata ini melaporkan temuannya dengan sigap. Informasi ini segera diter
Saat itu dicki melihat di depan markas yang diduga markas gangster cakra, merasa ada yang aneh karena markas tampak sepi. Dicki: "Saya merasa ada sesuatu yang tidak beres. Markas ini terlalu sepi."Kakek Roni: "Benar. Ini terlalu sepi untuk sebuah markas gangster sekuat Cakra."Dicki: "Kita harus berhati-hati. Anak buah, periksa setiap sudut markas ini. Waspadai segala kemungkinan."Anak buah polisi dengan sigap mematuhi perintah dan mulai memeriksa markas dengan hati-hati. Mereka bergerak perlahan, sambil memperhatikan setiap gerak-gerik yang mencurigakan. Suasana tegang terasa di udara, karena mereka menyadari betapa pentingnya misi ini dan betapa licinnya musuh yang mereka hadapi. Disini setelah para anak buah dicki masuk, dickipun mulai mengikuti, dan kakek roni mengikuti dari belakang. Lalu saat itu kakek roni yang merupakan mantan komandan polisi yang sangat berpengalaman, melihat kesekeliling, dan melihat sesuatu benda yang mencurigakan. Maka saat itu kakek roni langsung be
Lalu dikeesokan harinya, Maya kembali ke rumah sakit, namun kali ini maya bersama anaknya indri, dan kakek roni juga dicki. Saat itu di rumah sakit kakek zaki dengan kondisi lemah tapi sudah sadar.Maya memasuki ruangan perawatan bersama Indri, Kakek Roni, dan Dicki. Mereka melihat Kakek Zaki terbaring di tempat tidur, wajahnya pucat dan tubuhnya lemah. Meskipun begitu, matanya bersinar ketika melihat mereka semua masuk.Indri berlari mendekati tempat tidur Kakek Zaki dengan mata berkaca-kaca, mencium tangannya lembut. Kakek Zaki tersenyum lemah dan meraih tangannya dengan lembut. Kakek Roni dan Dicki juga mendekat dengan penuh kekhawatiran.Maya berdiri di samping tempat tidur, mencoba menahan air matanya. Dia menatap Kakek Zaki dengan penuh kasih sayang dan kekhawatiran. Hatinya terasa berat melihat keadaan Kakek Zaki yang lemah seperti itu.Kakek Zaki tersenyum tipis melihat mereka semua berkumpul di sekitarnya. Dia mencoba memberi mereka senyuman yang kuat, meskipun tubuhnya teras
Dalam sekejap, hutan menjadi sorotan api dan suara peluru yang membahana. Kakek Zaki dan timnya segera mengambil posisi perlindungan, membalas tembakan dengan sigap. Meskipun mereka terluka, tekad untuk menangkap Cakra tidak pernah padam.Dalam kekacauan pertempuran, kakek Zaki melihat sebuah gerakan di semak-semak di seberangnya. Tanpa ragu, ia mengambil sikap serangan, berlari maju dengan samurainya yang siap menyerang. Namun, Cakra dan anak buahnya sudah melarikan diri, meninggalkan jejak-jejak perlawanan mereka.Saat asap mereda dan suara senjata reda, kakek Zaki dan timnya mengecek keadaan. Beberapa anggota terluka, tapi semuanya masih bisa berdiri tegak. Mereka mengetahui bahwa pertempuran belum berakhir, dan Cakra pasti akan kembali dengan rencana baru.Dengan hati yang penuh dengan tekad dan keberanian, kakek Zaki memimpin timnya melanjutkan pengejaran mereka melalui hutan yang gelap. Mereka tahu bahwa mereka harus bertindak cepat sebelum Cakra melancarkan serangan lainnya. Pe
Ketika kakek zaki mulai menemukan jejak cakra, tiba tiba kakek zaki mendapat telepon dari kakek roni menanyakan keberadaan kakek zaki, dan menyampaikan bahwa indri telah disandera oleh cakra.Kakek Zaki merasakan kejutan dan kecemasan merayapi dirinya saat mendengar kabar tersebut. Dalam sekejap, prioritasnya beralih dari mengejar Cakra menjadi menyelamatkan Indri. Tanpa ragu, dia meminta Kakek Roni untuk memberikan detail lokasi dan kondisi terbaru Indri.Namun disini kakek roni menyampaikan bahwa dirinya tidak mengetahui lokasi cakra sekarang, dan cakra meminta langsung berbicara dengan kakek zaki lewat telepon.Kakek Zaki merasa tegang saat mendengar permintaan tersebut, tetapi dia tetap tenang dan siap untuk berbicara dengan Cakra. Dia menerima panggilan telepon dengan hati-hati, siap menghadapi apa pun yang akan diungkapkan oleh musuh bebuyutannya.Kakek Zaki merasa perasaan campur aduk antara ketakutan akan keselamatan Indri dan amarahnya terhadap Cakra yang telah menyandera cuc
Saat itu akhirnya, dengan langkah tegap dan tekad yang kuat, Kakek Zaki meninggalkan rumah sakit untuk memulai pencarian yang berbahaya dan penuh dengan ketidakpastian. Meskipun cakra telah mengubah wujudnya menjadi seorang kakek-kakek yang tak dikenal, dan keberadaannya masih menjadi misteri, Kakek Zaki bertekad untuk menemukannya dengan segala cara.Diperkuat oleh kemarahan yang meluap-luap dan kebrutalannya yang legendaris, Kakek Zaki siap menghadapi bahaya dan menghadapinya dengan keahliannya. Dia tidak akan mengenal takut dan tidak akan berhenti sebelum dia menemukan dan menuntut balas atas kejahatan yang dilakukan oleh cakra.Dengan setiap langkah yang diambilnya, Kakek Zaki membayangkan wajah-wajah yang telah merenggut segalanya darinya, dan api kemarahannya semakin berkobar di dalam dirinya. Hatinya dipenuhi oleh tekad yang tak tergoyahkan untuk menyelamatkan Maya, membalas dendam atas kematian keluarganya, dan menghentikan keganasan cakra sekali dan untuk selamanya.Dalam per
Meskipun Kakek Zaki berhasil merebut senjata dari para penyerang, situasi di pasar tetap tegang dan berbahaya. Para pemuda, kakek-kakek, dan anak-anak tersebut masih terus melancarkan serangan, meskipun mereka tidak lagi memegang senjata. Mereka masih dipengaruhi oleh efek obat yang diberikan oleh tim Cakra, membuat mereka tidak bisa dihentikan begitu saja.Melihat situasi semakin tidak terkendali, para polisi yang bertugas segera mengambil tindakan. Dengan sigap, mereka menahan para penyerang yang masih berusaha menyerang, menggunakan keahlian dan keterampilan mereka untuk menahan mereka tanpa melukai lebih banyak orang.Dalam sekejap, para penyerang yang masih terpengaruh oleh obat tersebut berhasil ditangkap dan dibawa ke tempat yang aman. Meskipun situasi menjadi tegang, para polisi bertindak dengan profesionalisme dan keberanian untuk menyelesaikan konflik tersebut dengan sebaik mungkin, sambil tetap memastikan keselamatan semua pihak yang terlibat.Kakek Zaki, meskipun lega meli
Dengan tekad yang kuat dan niat yang gelap, Cakra dan timnya memasuki daerah pasar, tempat yang menjadi target utama mereka untuk melancarkan balas dendam terhadap Kakek Zaki. Mereka telah merencanakan setiap langkah dengan cermat, siap untuk menyebarkan kekacauan dan ketakutan di tengah-tengah masyarakat.Dengan mengenakan penampilan kakek-kakek yang ramah dan tidak mencurigakan, Cakra dan timnya mulai menjual makanan ringan mereka kepada pengunjung pasar yang ramai. Namun, di balik senyum mereka yang ramah, tersembunyi niat jahat untuk memanfaatkan orang-orang tersebut untuk mencapai tujuan mereka yang gelap.Mereka memilih sasaran mereka dengan hati-hati, mencari pemuda, kakek-kakek, dan bahkan anak-anak remaja yang rentan terhadap pengaruh mereka. Setiap kali ada yang tertarik dengan makanan mereka, Cakra dan timnya melihat kesempatan untuk memasukkan obat terlarang ke dalam makanan tersebut, merencanakan untuk mengendalikan korban mereka sesuai dengan kehendak mereka.Dengan seti
Meskipun pimpinan teroris tersebut tetap teguh dalam menutup informasinya, kakek Zaki tidak putus asa. Dia terus berusaha dengan keras mmenggunakan segala cara yang dia punya untuk menggali informasi yang dibutuhkan.Setiap pertanyaan diajukan dengan tekad dan keteguhan meskipun jawaban yang didapat tetap minim.Namun situasi semakin rumit ketika pimpinan teroris tersebut beberapa kali mencoba untuk melakukan bunuh diri. Dalam momen momen tersebut, kakek Zaki dengan cepat bereaksi, mencegahnya untuk melukai dirinya sendiri.Dengan kecepatan dan ketepatan yang luar biasa, dia berhasil menghalangi upaya bunuh diri tersebut, menjaga agar pimpinan teroris itu tetap hidup."Dengarkanlah," ujar kakek Zaki dengan suara serius, "tidak ada jalan keluar bagi kita kecuali jika kamu mau bekerja sama. Kami tidak ingin melakukan kekerasan, tapi kami tidak akan ragu untuk melindungi masyarakat dari ancamanmu. Beri kami informasi yang kami butuhkan, dan mungkin ada kesempatan untukmu."Meskipun demik
Ketika pimpinan teroris menyadari tindakan Kakek Zaki yang mengalahkan para pengikutnya tanpa menimbulkan cedera serius, dia merasa terkejut dan kesal. Marahnya meluap-luap, membuatnya membabi buta, memborbardir ke segala arah tanpa memperhatikan apa pun, termasuk posisi Kakek Zaki.Namun, Kakek Zaki telah menggunakan keahliannya untuk menyembunyikan diri dengan sempurna di antara bayangan dan gelapnya ruang markas teroris. Dengan kecerdasan dan kewaspadaannya yang luar biasa, dia berhasil menghindari serangan-serangan yang membabi buta dari pimpinan teroris tersebut.Dalam kegelapan dan kekacauan yang melanda, Kakek Zaki tetap tenang dan waspada, mencari peluang yang tepat untuk bertindak dengan efektif. Dia tahu bahwa dia harus bertindak dengan cepat dan cerdas untuk melindungi dirinya sendiri dan mengalahkan pimpinan teroris tersebut.Sementara itu, di luar markas teroris, Kakek Roni, Dicki, dan pasukan polisi terus mengamati situasi dengan ketegangan yang memuncak, siap untuk bert
Dengan keputusan yang telah diambil, kakek Zaki kembali menyelinap diantara para pasukan teoris seperti bayangan tak terlihat.Gerakannya yang cepat dan tidak terduga, membuat kebingungan diantara para teroris, yang tidak dapat mengidentifikasi dari mana serangan datang.Dengan keahlian yang tak tertandingi, kakek Zaki mulai melibas kembali beberapa teroris dengan samurainya. Setiap gerakan samurai yang dia lakukan dipenuhi dengan keindahan dan kekuatan, membuat musuh musuhnya terpesona dan takluk oleh kemampuannya yang luar biasa.Para teroris berusaha untuk menghadapi serangan kakek Zaki dengan membalasnya, tetapi usahanya sia sia.Kekuatan dan kecepatan kakek Zaki membuatnya menjadi lawan yang tidak terkalahkan dalam pertempuran ini.Dalam kekacauan dan kebingungan yang melanda markas teroris, kakek Zaki tetap tenang dan fokus, memamfaatkan setiap kesempatan untuk mengalahkan musuh musuhnya satu per satu. Dia bertekad untuk menyelesailan misinya dengan sekses, tidak peduli apapun r