Dicki menghela nafas dalam-dalam sebelum menjawab, "Baiklah, saya akan jujur. Saya menerima bayaran dari Cakra untuk tidak ikut campur dalam urusannya. Tapi saya bisa merasakan, situasinya telah berubah sejak kemunculan kakek tukang sol sepatu itu." Dicki menambahkan dengan nada penuh keputusasaan, "Tolong, jangan laporkan saya ke pusat pemerintahan. Itu akan menghancurkan karir saya dalam sekejap." Kakek Roni menatap Dicki dengan dingin sebelum menjawab, "Saya tidak akan melaporkan ke pusat pemerintahan, asalkan anda memastikan bahwa kepolisian tidak lagi bersekongkol dengan gangster cakra." Saat itu akhirnya kakek roni pergi tanpa berkata kata lagi. Dicki memukul meja dengan kesal setelah Kakek Roni pergi tanpa berkata-kata lagi. Rasanya seperti semua kekacauan telah membawa dirinya ke ambang kehancuran, dan dia merasa tertekan oleh tekanan dari segala arah. Lalu anak buah dicki, bertanya dengan penasaran. "Maafkan saya, Pak. Tapi siapa sebenarnya Kakek Roni? Mengapa Anda membia
Dengan mata tajam dan naluri yang kuat, Kakek Zaki mengintip sekelilingnya, mencoba menentukan arah tembakan yang menyebabkan kepergian Kakek Marco. Setelah memeriksa sekelilingnya, dia melihat jejak peluru di dinding sebuah bangunan di dekatnya.Kakek Zaki dengan hati yang penuh dendam bergerak menuju bangunan tersebut. Hatinya dipenuhi dengan keinginan untuk membalas dendam atas kematian Kakek Marco. Dengan langkah-langkah yang mantap, dia masuk ke dalam bangunan tersebut, siap untuk menghadapi siapapun yang berani menghalangi jalannya. Dengan hati-hati, Kakek Zaki merapatkan tubuhnya ke dinding, berusaha menyembunyikan diri dari serangan berikutnya. Dia menyadari bahwa musuhnya tidak hanya satu orang, tapi beberapa orang yang sangat terampil. Kakek Zaki mencoba untuk tidak terpancing oleh ketakutan atau kemarahan, tetapi untuk tetap fokus pada strategi dan kehati-hatian.Dengan perlahan, dia mengintai dari tempat persembunyiannya, mencari tahu dari mana serangan-serangan tersebut
Saat itu dengan cepat akhirnya kakek zaki dibawa langsung menggunakan mobil anti peluru tersebut ke rumah sakit, meninggalkan berondongan para penembak di setiap penjuru. Mobil anti-peluru melaju cepat melewati jalan-jalan kota yang ramai, melawan hujan peluru dari setiap sudut. Kakek Zaki terbaring tak berdaya di dalamnya, tubuhnya terasa lemah akibat luka-luka yang dialaminya. Namun, semangatnya masih menyala, membara dalam kegelapan kesadarannya.Sementara itu, para penembak terus memberondong mobil tersebut dengan tembakan demi tembakan, mencoba untuk menghabisi Kakek Zaki sebelum ia sampai ke rumah sakit. Namun, mobil anti-peluru dan pengemudinya menghadapi setiap tantangan dengan keahlian dan ketangguhan yang luar biasa.Di dalam mobil, Kakek Zaki merasakan getaran setiap tembakan, tetapi ia tetap tenang. Meskipun tubuhnya rentan dan kesadarannya mulai memudar, tekadnya untuk bertahan hidup tetap tak tergoyahkan. Ia tahu bahwa masih banyak yang harus dilakukannya, masih banyak
Di dalam markas tersembunyi, Cakra duduk di kursi pusat, wajahnya terpancar dengan kemarahan dan tekad yang tak tergoyahkan. Dia memerintahkan beberapa anak buahnya untuk mencari keberadaan Maya dengan segala cara."Saya ingin Maya ditemukan, dan saya ingin dia segera!" Cakra memerintahkan dengan suara yang penuh tekanan kepada bawahannya."Ya, Bos! Kami akan segera mencarinya," sahut salah satu anak buahnya dengan penuh semangat."Sisir setiap sudut kota ini. Tolong cari informasi tentang di mana dia mungkin berada. Saya ingin dia dihadirkan di hadapan saya dalam waktu singkat," Cakra menambahkan dengan nada yang tegas.Para anak buahnya segera bergerak, siap untuk menjalankan perintah bos mereka dengan penuh dedikasi. Misi untuk menemukan Maya telah menjadi prioritas utama, dan mereka tidak akan berhenti sampai misi itu berhasil.Sementara itu, di tempat tersembunyi, Maya merasakan adanya ancaman yang semakin dekat. Dalam ketidakpastian yang melanda, dia bersiap untuk menghadapi mas
Di tengah kekacauan tersebut, dua polisi jatuh tertembak di kepala, menyebabkan kepanikan di antara rekan-rekan mereka yang masih bertahan. Dicki berteriak memerintahkan untuk memberikan perlindungan lebih dan mencoba menarik mundur para penyerang.Dicki: "Kita perlu mengatur pertahanan lebih baik! Siapkan barikade di sekitar pintu masuk dan keluarkan senjata berat!"Anak buah Dicki segera mengikuti perintahnya, berusaha menjaga posisi dan memberikan perlindungan maksimal kepada rekan-rekan mereka yang terluka. Namun, pasukan bersenjata cakra terus berdatangan, memaksa polisi untuk bertahan dengan susah payah.Anak Buah Dicki: "Pak, mereka terus datang! Apa yang harus kita lakukan?"Dicki: "Kita tidak bisa mundur sekarang! Kita harus bertahan sampai bantuan datang. Siapkan diri untuk menembak balik setiap kali mereka mendekat!"Mereka bertahan dengan gigih, menjaga posisi mereka meskipun dihadang oleh serangan yang terus menerus dari pasukan cakra. Semangat mereka yang tak kenal lela
Lalu disisi lain, meskipun kekhawatiran masih menghantui mereka, keberadaan polisi di pasar memberikan sedikit kelegaan bagi para warga. Dengan kehadiran mereka, suasana mulai mereda meskipun tetap waspada. Beberapa pedagang mulai memperbaiki kios-kios mereka yang rusak, sementara yang lain tetap memantau situasi dengan hati-hati.Para polisi, dengan senjata lengkap dan siap siaga, berpatroli di sekitar pasar, memastikan tidak ada ancaman yang mengancam keselamatan warga. Meskipun tegang, kebersamaan antara polisi dan warga membantu menjaga kedamaian di tengah-tengah ketidakpastian yang menyelimuti kota. Lalu disisi lain diluar dari kota tersebut, Para mata-mata cakra yang terlatih dengan baik berhasil melacak keberadaan Maya dan anaknya, Indri. Mereka melihat Maya memasuki supermarket bersama Indri, memberikan informasi penting kepada pimpinan mereka, Cakra.Di luar kota, di sebuah sudut yang terpencil, para mata-mata ini melaporkan temuannya dengan sigap. Informasi ini segera diter
Saat itu dicki melihat di depan markas yang diduga markas gangster cakra, merasa ada yang aneh karena markas tampak sepi. Dicki: "Saya merasa ada sesuatu yang tidak beres. Markas ini terlalu sepi."Kakek Roni: "Benar. Ini terlalu sepi untuk sebuah markas gangster sekuat Cakra."Dicki: "Kita harus berhati-hati. Anak buah, periksa setiap sudut markas ini. Waspadai segala kemungkinan."Anak buah polisi dengan sigap mematuhi perintah dan mulai memeriksa markas dengan hati-hati. Mereka bergerak perlahan, sambil memperhatikan setiap gerak-gerik yang mencurigakan. Suasana tegang terasa di udara, karena mereka menyadari betapa pentingnya misi ini dan betapa licinnya musuh yang mereka hadapi. Disini setelah para anak buah dicki masuk, dickipun mulai mengikuti, dan kakek roni mengikuti dari belakang. Lalu saat itu kakek roni yang merupakan mantan komandan polisi yang sangat berpengalaman, melihat kesekeliling, dan melihat sesuatu benda yang mencurigakan. Maka saat itu kakek roni langsung be
Disini kakek zaki meminta kepada kakek roni untuk menyelidiki, siapa dibalik layar cakra, yang bisa membuat cakra mempunyai banyak anak buah, dan pasukan bersenjata. Sedangkan kakek zaki akan menyelidiki dengan keahliannya untuk mengetahui keberadaan cakra. Kakek Roni mengangguk setuju, memahami urgensi dari permintaan Kakek Zaki. Mereka berdua setuju untuk bekerja sama dalam menyelidiki dua sisi penting dari masalah ini: identitas pihak yang ada di balik layar dan keberadaan langsung Cakra.Kakek Roni: "Saya akan segera mulai menyelidiki jejak keuangan dan jaringan politik yang mungkin terkait dengan Cakra. Mungkin kita bisa menemukan petunjuk tentang siapa yang mendukungnya dari balik layar."Kakek Zaki: "Baiklah. Saya akan menggunakan kemampuan dan pengalaman saya untuk mencari tahu di mana Cakra berada. Saya akan melacaknya hingga ke ujung dunia jika perlu."Dengan peran masing-masing yang jelas, mereka berdua mempersiapkan diri untuk misi mereka yang berbahaya. Keduanya tahu ba