Di markas harimau terbang, terlihat alex dan kedua anak buahnya sedang berbincang bincang. "kapan kita akan mulai bertindak bos?" Ucap anak buah alex dengan serius. Alex menghela napas dalam-dalam, wajahnya penuh dengan ketegangan. "Kita harus berhati-hati dengan Zaki. Dia bukan lawan yang bisa dianggap enteng. Meskipun terluka, dia tetap berbahaya. Kita harus menyelesaikan masalah ini dengan cepat dan efisien."Anak buahnya mengangguk, mengerti betul bahaya yang mengintai dari Zaki. "Jadi, apa rencana selanjutnya, bos?"Alex menatap kedua anak buahnya dengan serius. "Kita harus menyingkirkan Zaki, satu-satunya cara untuk memastikan keselamatan kita dan kelangsungan operasi kita. Kita harus menemukan dia, dan mengakhiri segala ancaman yang dia bawa."Anak buahnya menatap Alex dengan penuh tekad. "Saya siap, bos. Kami akan menemukan Zaki, dan mengakhiri segala masalah ini sekali dan untuk semua." alex berkata kepada kedua anak buahnya. "kalian tidak akan mampu menghadapi Zaki, bila
Lalu di rumah sakit lain, danil sudah sedikit membaik kakinya karena luka tembak. Danil menggumam dalam hati, penasaran. tentang nasib Zaki. "Aku harus segera hubungi Alex, saya perlu tahu apa yang terjadi." Danil mengeluarkan ponselnya dengan hati-hati, memastikan tidak ada yang memperhatikannya, lalu dengan cepat mencari kontak Alex dan menekan tombol panggil. Setelah beberapa kali deringan, akhirnya sambungan terjadi. Danil menggigit bibirnya saat menekan nomor Alex di ponselnya. Begitu sambungan terhubung, tanpa menunggu lama, dia langsung berkata dengan nada percaya diri, "Bos, Alex pasti sudah tak ada sekarang. Tak ada penghalang lagi." Alex menjawab dengan nada serius, "Situasinya semakin rumit, Danil. Markas kita sudah porak-poranda, dan dia telah membunuh banyak anak buah saya. Saya dan dua anak buah terbaik saya yang tersisa. Saya terluka, tapi sudah diobati. Mengenai Zaki, setelah membantai anak buah saya, dia tidak melanjutkan untuk memburu saya. Sepertinya dia terluka
Dalam kekacauan yang melanda ruangan, Roni merasa tertekan oleh serangan bertubi-tubi dari Alex dan kedua anak buahnya. Mereka berdua terus bergerak dengan lincah, membuat sulit bagi Roni untuk menemukan celah untuk melakukan serangan balik.Sementara itu, Zaki tetap tenang di balik perlindungan pilar beton. Dengan penuh perhitungan, dia mengamati gerakan lawan dan mencari kesempatan untuk bertindak. Meskipun situasinya sulit, Zaki tetap fokus pada tujuan utamanya: membunuh alex dan semuanya tanpa ampun.Di tengah gemuruh tembakan, Roni sesekali melihat Zaki yang terlihat tenang tanpa tekanan sedikitpun. Roni merasa harus menemukan cara untuk mengatasi keadaan yang semakin sulit. Roni tahu bahwa mereka harus bertindak cepat dan cerdas jika ingin keluar dari situasi ini dengan selamat dan berhasil menangkap Alex dan anak buahnya. Dalam keadaan yang kritis, Zaki meminta perlindungan dari Roni, menunjukkan kepercayaannya padanya. Roni, meski terkejut dengan permintaan itu, segera mengara
Namun setelah zaki sampai di lokasi kilauan cahaya, Zaki tidak menemukan apapun, bahkan tanda tanda sedikitpun. Dalam kebingungannya, Zaki merenung sejenak, mencoba mengumpulkan pikirannya yang terburu-buru. Dia menyadari bahwa penembakan itu terjadi dengan sangat cepat dan mungkin dari jarak jauh. Mungkin penembaknya sudah menjauh atau bahkan bersembunyi di tempat yang sulit dijangkau.Tanpa ragu, Zaki mengambil keputusan untuk kembali ke markas dan mencari tahu lebih lanjut tentang si penembak misterius ini. Dia tahu bahwa waktu adalah kunci dalam menyelesaikan misteri ini, dan dia tidak akan berhenti sampai menemukan jawaban yang dia cari. Dengan hati yang terbakar oleh kekesalannya dan rasa penasaran yang membara, Zaki memasuki wilayah markas tersembunyi Gang Gelang Hitam. Langkahnya mantap, meskipun dalam hatinya terus berputar pertanyaan tentang siapa yang menembak istri dan anaknya Alex.Saat memasuki markas, suasana sepi dan tegang menyambutnya. Zaki bergerak dengan hati-ha
Lalu suatu hari, terlihat roni berpakaian lengkap datang ke markas gang gelang hitam. Saat melihat seorang polisi datang ke markas Gang Gelang Hitam, para anak buah Zaki langsung bersiap dengan senjata mereka, siap menghadapi ancaman apapun. Salah satu anak buah Zaki segera melapor kepada Zaki tentang kehadiran polisi di gerbang markas.Anak buah Zaki yang melapor itu berkata dengan cemas, "Bos Zaki, ada seorang polisi di gerbang markas. Apa yang harus kita lakukan?"Zaki menatap dengan serius. "Biarkan dia masuk. Aku akan berbicara dengannya."Para anak buah agak terkejut dengan keputusan Zaki, tapi mereka mengikuti perintahnya dengan setia. Polisi itu kemudian diizinkan masuk ke dalam markas. Setelah masuk, Zaki memberi salam kepada Roni dan mempersilahkan dia untuk duduk. "Silakan duduk, Pak Roni," ucap Zaki dengan tenang. Lalu roni berkata. "Sekarang sudah menjadi bos kamu Zaki! Hebat, baguslah! " Zaki berkata dengan nada penasaran, "Ada keperluan apa kamu datang ke sini, dan b
Lalu di keesokan harinya, ketika zaki dan Ririn sedang tidur, mereka terbangun dengan suara telepon milik zaki yang berdering. Zaki: *mengambil teleponnya* "Halo?"Roni: "Zaki, ini Roni. Ada urusan yang perlu kita bicarakan."Zaki: *sedikit terkejut* "Ada apa, Roni?"Roni: "Aku ingin tahu keberadaanmu. Dimana kamu sekarang?"Zaki: *memikirkan jawaban* "Saat ini aku sedang ada urusan di luar kota. Ada yang bisa aku bantu?"Roni: "Baiklah, kalau begitu. Nanti aku hubungi kamu lagi." Lalu Ririn merasa penasaran. "siapa yang menelepon Zaki?" Zaki menjawab. "barusan roni yang menelepon may, dia temanku di kepolisian." Ririn: "Temanmu dari kepolisian? Ada apa dia menelponmu?"Zaki: "Dia mungkin ada urusan yang ingin dibicarakan. Tidak perlu dikhawatirkan."Ririn: *mengangguk* "Baiklah, asalkan tidak ada masalah."Zaki: *memeluk Ririn* "Tenang saja, semuanya baik-baik saja. Sekarang kita kembali tidur."Ririn: *tersenyum* "Ya, baiklah. Aku merasa aman jika kamu di sini." Di tempat lain d
Lalu di tempat lain dalam kondisi terkunci di bawah tanah, Roni melihat dengan penuh ketidakberdayaan dan kekesalan. Meskipun tubuhnya terluka dan lelah, matanya masih tajam memperhatikan setiap gerak para anak buah Jenderal Wiratama yang mengerikan, yang dipimpin oleh Hidra. Terpisah dari dunia luar, Roni hanya bisa merenungkan nasibnya sambil mengamati kejahatan yang terus terjadi di luar sana, tanpa bisa berbuat banyak. Lalu saat itu roni di dalam sel tahanan, melihat hidra. Saat itu roni langsung berkata kepada hidra. "hei hidra, kenapa kamu ketika Zaki menelepon tidak berani mengangkat? Apakah kamu takut terhadap kehebatan Zaki?" mendengar itu, hidra langsung mengalihkan pandangannya kepada roni dengan tajam. "Jangan bicara sembarangan kamu roni! Saya tidak takut dengan siapapun. Saya sudah terlatih dengan kekerasan, dan saya tidak takut mati. Jendral wiratama mempunyai maksud lain terhadap Zaki, maka jendral wiratama, menginginkan Zaki untuk hidup." Roni menatap tajam Hidra, ti
Lalu ketika Zaki sedang berada di rumahnya, Zaki berkata kepada istrinya. "Ririn, aku perlu pergi untuk beberapa hari. Ada bisnis penting yang harus aku jalankan di luar kota." Ririn: "Tentu, Zaki. Aku percaya padamu. Lakukan apa yang perlu kamu lakukan. Aku akan menunggumu di sini dengan doa dan harapan." Zaki: "Terima kasih, Maya. Aku akan segera kembali, jangan khawatir." Ririn: "Aku tahu kamu akan selalu melindungiku, Zaki. Aku mencintaimu." Zaki: "Aku juga mencintaimu, Ririn. Sampai jumpa nanti." Lalu Zaki akhirnya pergi, untuk melakukan penyelidikan atas apa yang telah terjadi, tapi sebelumnya Zaki akan pergi dulu ke markasnya gang gelang hitam, untuk memberikan informasi kepada seluruh anak buahnya. Zaki memasuki markas Gang Gelang Hitam dengan serius. Anak buahnya segera menghampirinya dengan wajah yang penuh perhatian.Zaki: "Saya perlu memberi tahu kalian tentang situasi yang serius. Beberapa dari kalian terbunuh secara misterius, dan Roni juga belum memberi kabar. Say