Dalam kekacauan yang melanda ruangan, Roni merasa tertekan oleh serangan bertubi-tubi dari Alex dan kedua anak buahnya. Mereka berdua terus bergerak dengan lincah, membuat sulit bagi Roni untuk menemukan celah untuk melakukan serangan balik.Sementara itu, Zaki tetap tenang di balik perlindungan pilar beton. Dengan penuh perhitungan, dia mengamati gerakan lawan dan mencari kesempatan untuk bertindak. Meskipun situasinya sulit, Zaki tetap fokus pada tujuan utamanya: membunuh alex dan semuanya tanpa ampun.Di tengah gemuruh tembakan, Roni sesekali melihat Zaki yang terlihat tenang tanpa tekanan sedikitpun. Roni merasa harus menemukan cara untuk mengatasi keadaan yang semakin sulit. Roni tahu bahwa mereka harus bertindak cepat dan cerdas jika ingin keluar dari situasi ini dengan selamat dan berhasil menangkap Alex dan anak buahnya. Dalam keadaan yang kritis, Zaki meminta perlindungan dari Roni, menunjukkan kepercayaannya padanya. Roni, meski terkejut dengan permintaan itu, segera mengara
Namun setelah zaki sampai di lokasi kilauan cahaya, Zaki tidak menemukan apapun, bahkan tanda tanda sedikitpun. Dalam kebingungannya, Zaki merenung sejenak, mencoba mengumpulkan pikirannya yang terburu-buru. Dia menyadari bahwa penembakan itu terjadi dengan sangat cepat dan mungkin dari jarak jauh. Mungkin penembaknya sudah menjauh atau bahkan bersembunyi di tempat yang sulit dijangkau.Tanpa ragu, Zaki mengambil keputusan untuk kembali ke markas dan mencari tahu lebih lanjut tentang si penembak misterius ini. Dia tahu bahwa waktu adalah kunci dalam menyelesaikan misteri ini, dan dia tidak akan berhenti sampai menemukan jawaban yang dia cari. Dengan hati yang terbakar oleh kekesalannya dan rasa penasaran yang membara, Zaki memasuki wilayah markas tersembunyi Gang Gelang Hitam. Langkahnya mantap, meskipun dalam hatinya terus berputar pertanyaan tentang siapa yang menembak istri dan anaknya Alex.Saat memasuki markas, suasana sepi dan tegang menyambutnya. Zaki bergerak dengan hati-ha
Lalu suatu hari, terlihat roni berpakaian lengkap datang ke markas gang gelang hitam. Saat melihat seorang polisi datang ke markas Gang Gelang Hitam, para anak buah Zaki langsung bersiap dengan senjata mereka, siap menghadapi ancaman apapun. Salah satu anak buah Zaki segera melapor kepada Zaki tentang kehadiran polisi di gerbang markas.Anak buah Zaki yang melapor itu berkata dengan cemas, "Bos Zaki, ada seorang polisi di gerbang markas. Apa yang harus kita lakukan?"Zaki menatap dengan serius. "Biarkan dia masuk. Aku akan berbicara dengannya."Para anak buah agak terkejut dengan keputusan Zaki, tapi mereka mengikuti perintahnya dengan setia. Polisi itu kemudian diizinkan masuk ke dalam markas. Setelah masuk, Zaki memberi salam kepada Roni dan mempersilahkan dia untuk duduk. "Silakan duduk, Pak Roni," ucap Zaki dengan tenang. Lalu roni berkata. "Sekarang sudah menjadi bos kamu Zaki! Hebat, baguslah! " Zaki berkata dengan nada penasaran, "Ada keperluan apa kamu datang ke sini, dan b
Lalu di keesokan harinya, ketika zaki dan Ririn sedang tidur, mereka terbangun dengan suara telepon milik zaki yang berdering. Zaki: *mengambil teleponnya* "Halo?"Roni: "Zaki, ini Roni. Ada urusan yang perlu kita bicarakan."Zaki: *sedikit terkejut* "Ada apa, Roni?"Roni: "Aku ingin tahu keberadaanmu. Dimana kamu sekarang?"Zaki: *memikirkan jawaban* "Saat ini aku sedang ada urusan di luar kota. Ada yang bisa aku bantu?"Roni: "Baiklah, kalau begitu. Nanti aku hubungi kamu lagi." Lalu Ririn merasa penasaran. "siapa yang menelepon Zaki?" Zaki menjawab. "barusan roni yang menelepon may, dia temanku di kepolisian." Ririn: "Temanmu dari kepolisian? Ada apa dia menelponmu?"Zaki: "Dia mungkin ada urusan yang ingin dibicarakan. Tidak perlu dikhawatirkan."Ririn: *mengangguk* "Baiklah, asalkan tidak ada masalah."Zaki: *memeluk Ririn* "Tenang saja, semuanya baik-baik saja. Sekarang kita kembali tidur."Ririn: *tersenyum* "Ya, baiklah. Aku merasa aman jika kamu di sini." Di tempat lain d
Lalu di tempat lain dalam kondisi terkunci di bawah tanah, Roni melihat dengan penuh ketidakberdayaan dan kekesalan. Meskipun tubuhnya terluka dan lelah, matanya masih tajam memperhatikan setiap gerak para anak buah Jenderal Wiratama yang mengerikan, yang dipimpin oleh Hidra. Terpisah dari dunia luar, Roni hanya bisa merenungkan nasibnya sambil mengamati kejahatan yang terus terjadi di luar sana, tanpa bisa berbuat banyak. Lalu saat itu roni di dalam sel tahanan, melihat hidra. Saat itu roni langsung berkata kepada hidra. "hei hidra, kenapa kamu ketika Zaki menelepon tidak berani mengangkat? Apakah kamu takut terhadap kehebatan Zaki?" mendengar itu, hidra langsung mengalihkan pandangannya kepada roni dengan tajam. "Jangan bicara sembarangan kamu roni! Saya tidak takut dengan siapapun. Saya sudah terlatih dengan kekerasan, dan saya tidak takut mati. Jendral wiratama mempunyai maksud lain terhadap Zaki, maka jendral wiratama, menginginkan Zaki untuk hidup." Roni menatap tajam Hidra, ti
Lalu ketika Zaki sedang berada di rumahnya, Zaki berkata kepada istrinya. "Ririn, aku perlu pergi untuk beberapa hari. Ada bisnis penting yang harus aku jalankan di luar kota." Ririn: "Tentu, Zaki. Aku percaya padamu. Lakukan apa yang perlu kamu lakukan. Aku akan menunggumu di sini dengan doa dan harapan." Zaki: "Terima kasih, Maya. Aku akan segera kembali, jangan khawatir." Ririn: "Aku tahu kamu akan selalu melindungiku, Zaki. Aku mencintaimu." Zaki: "Aku juga mencintaimu, Ririn. Sampai jumpa nanti." Lalu Zaki akhirnya pergi, untuk melakukan penyelidikan atas apa yang telah terjadi, tapi sebelumnya Zaki akan pergi dulu ke markasnya gang gelang hitam, untuk memberikan informasi kepada seluruh anak buahnya. Zaki memasuki markas Gang Gelang Hitam dengan serius. Anak buahnya segera menghampirinya dengan wajah yang penuh perhatian.Zaki: "Saya perlu memberi tahu kalian tentang situasi yang serius. Beberapa dari kalian terbunuh secara misterius, dan Roni juga belum memberi kabar. Say
Lalu saat itu, tiba tiba suara telepon bergetar terdengar di saku celana orang yang sudah tidak sadarkan diri tersebut. Zaki langsung mengambil hp tersebut, dan Zaki melihat ada panggilan. Saat itu Zaki berfikir, ini pasti dari rekannya yang sedang melakukan pengawasan terhadap dirinya. Zaki mematikan suara telepon dan memperhatikan layar dengan hati-hati. Dia mencari tahu apakah ada pesan atau panggilan yang mengindikasikan identitas pengawasnya. Namun, setelah memeriksa dengan cepat, dia menyadari bahwa nomor itu tidak terdaftar dalam daftar kontaknya.Meskipun demikian, Zaki tetap waspada. Dia menyadari bahwa setiap langkahnya sekarang bisa menjadi kunci untuk mengungkap rencana musuhnya. Dengan berhati-hati, dia menyimpan ponsel itu dan melanjutkan pengamatannya, siap untuk bertindak cepat jika diperlukan. Namun saat itu, tiba tiba peluru melesat tepat melewati telinga zaki, dan mendarat mengenai tembok. Dengan cepat, Zaki merespons serangan tersebut dengan melindungi dirinya d
Saat itu, Zaki dengan waspada menunggu dengan strateginya, tapi tidak ada tanda-tanda orang-orang itu muncul. Zaki menyadari bahwa mereka bukanlah lawan sembarangan, dan instingnya memberi peringatan bahwa mereka mungkin menggunakan taktik yang lebih canggih. Dalam ketegangan itu, Zaki tetap tenang, mempersiapkan diri untuk menghadapi apapun yang akan terjadi.Beberapa saat kemudian, Zaki mendengar langkah kaki yang halus dan ringan mendekat. Tanpa ragu, Zaki bersiap-siap untuk bertarung, namun, ketika sosok yang muncul adalah seorang wanita berkekuatan dan kecepatan luar biasa, Zaki terkejut. Wanita itu tersenyum sinis, mengungkapkan keahliannya sebagai seorang agen rahasia yang ditugaskan untuk mengawasi Zaki."Wanita itu berkata dengan suara yang tenang namun tajam, "Kau tidak bisa mengalahkan kami, Zaki. Kami lebih dari sekedar musuh biasa."Zaki menatapnya dengan serius, "Aku tidak akan menyerah begitu saja. Kau tidak tahu dengan siapa kau berurusan."Wanita itu hanya tersenyum me