Share

Chapter 180

Penulis: MISTERIOUS
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-12 17:33:50

Raungan panik menggema di udara. Kapal spiritual yang sebelumnya melayang anggun di atas air kini terguncang hebat, nyaris terbelah menjadi dua.

"Monster laut! Lari!"

Tanpa pikir panjang, sebagian besar penumpang segera melesat ke udara, meninggalkan kapal yang mulai hancur. Tubuh mereka berubah menjadi bayangan buram, berusaha melarikan diri dari ancaman yang muncul dari bawah laut.

Di antara mereka, Xuan Li dan Lin Gong melayang di udara, mengamati kekacauan yang terjadi di bawah. Ombak bergulung liar, seakan memberontak terhadap langit.

"Astaga... apa itu?" Lin Gong membelalakkan mata.

Dari balik lautan yang mengamuk, makhluk raksasa muncul. Sepasang mata kuning menyala menembus kegelapan air, penuh amarah dan haus darah. Delapan tentakel raksasa mencuat ke permukaan, mencengkeram bagian kapal yang tersisa sebelum meremukkannya dalam sekejap.

Jeritan awak kapal menggema, tetapi dalam sekejap, suara mereka terputus. Darah mencemari laut, membentuk pusaran merah yang menyebar dengan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 181

    Tubuh pria tua itu masih terasa dingin, tetapi napasnya mulai stabil. Xuan Li memeriksa denyut nadi di pergelangan tangannya, memastikan bahwa pria itu belum terlalu jauh dari batas hidup dan mati.Sebagai seorang tabib dan alkemis berbakat, menyelamatkan orang dalam kondisi seperti ini bukanlah masalah besar baginya. Selama jiwanya belum benar-benar tercerabut, masih ada harapan untuk mengembalikan tubuhnya ke kondisi semula.Tanpa ragu, Xuan Li mengeluarkan sebuah pil pemulihan. Aroma herbal yang kuat langsung menyebar di udara begitu pil itu dikeluarkan, membuat Lin Gong mengendus penasaran."Kau selalu membawa pil penyembuh ke mana-mana, ya?" Lin Gong berkomentar santai, meski matanya tetap tertuju pada pria tua yang terbaring lemah di hadapan mereka.Xuan Li tidak menjawab. Dengan gerakan terampil, ia menyelipkan pil itu ke dalam mulut pria tersebut dan menyalurkan energi spiritual ke dalam tubuhnya. Ujung jarinya bergerak lincah di sepanjang beberapa titik akupuntur, menstimulas

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 182

    Xuan Li berjalan menuju meja resepsionis di lantai bawah penginapan. Tangannya merogoh kantong dalam jubahnya, mengeluarkan beberapa keping perak dan meletakkannya di atas meja."Tiga kamar dan beberapa hidangan," katanya singkat.Pelayan penginapan, seorang pria paruh baya dengan wajah lelah, mengangguk tanpa banyak bertanya. Ia sudah terbiasa melayani tamu-tamu yang tidak suka berbasa-basi. Tak butuh waktu lama, aroma rempah yang kaya mulai menguar dari dapur, bercampur dengan wangi nasi hangat dan lauk-pauk beraneka ragam.Begitu hidangan disajikan, Lin Gong langsung berseri-seri. Matanya berbinar saat melihat ayam panggang berlapis madu, sup herbal yang mengepulkan uap panas, dan semangkuk besar mie yang masih hangat. Tanpa ragu, ia mengambil sumpit dan mulai melahap makanan dengan lahap."Ini baru namanya makan!" serunya sambil tertawa. "Wu Yu, kau benar-benar tahu bagaimana memperlakukan seorang teman!"Xuan Li hanya meliriknya sekilas sebelum duduk. Ia mengambil cangkir teh dan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 183

    Xuan Li meraih surat yang masih tertancap di batang panah. Permukaannya kasar, dengan segel lilin hitam yang sudah retak. Ia merobek amplopnya dan mengamati isi surat di bawah cahaya lentera."Jangan ikut campur urusan organisasi Hitam Berkabut. Jian Cheng harus kembali ke Istana Gelap segera. Jika tidak, akibatnya akan fatal."Xuan Li menyipitkan mata. Tulisan itu dibuat dengan tinta merah tua—seperti darah yang mengering. Ancaman ini jelas bukan main-main.Jian Cheng, yang berdiri di sampingnya, langsung terduduk lemas begitu melihat isi surat itu. Wajahnya yang tadi penuh tekad kini memucat. Tangannya bergetar, seolah kekuatan telah meninggalkannya."Tidak… mereka sudah menemukan aku..." gumamnya, suaranya penuh ketakutan.Xuan Li tetap tenang. Ia melirik pria itu dan menilai ekspresinya. Takut? Bingung? Atau ada sesuatu yang lebih besar yang ia sembunyikan?"Apakah yang mereka inginkan?" tanya Xuan Li datar.Jian Cheng menelan ludah. Ia menoleh kanan-kiri, memastikan tak ada orang

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 184

    Dalam kebingungan, ia memejamkan mata dan berbicara dalam hati."Wu Hei, apakah kau tahu sesuatu tentang ini?"Suara dalam jiwanya tetap sunyi selama beberapa saat, seolah sedang mempertimbangkan sesuatu. Lalu, sebuah suara dalam dan berat terdengar dalam pikirannya."Heh... Jadi akhirnya kau menemukannya juga."Xuan Li mengepalkan tangan. "Jadi kau tahu?""Tentu saja. Lonceng Pengubah Takdir bukan sekadar artefak biasa. Itu adalah benda yang seharusnya tidak pernah ada di dunia ini. Dan sekarang, kau berdiri di hadapan salah satu pecahannya."Suara Wu Hei terdengar lebih serius dari biasanya, membuat Xuan Li semakin waspada."Apa maksudmu? Jelaskan."Wu Hei tertawa kecil, tapi ada nada kegetiran di dalamnya."Lonceng ini... dibuat dari roh-roh yang dikorbankan dalam ritual terlarang. Setiap bagian yang terpencar membawa jejak energi dari para makhluk yang diambil nyawanya untuk menciptakan lonceng ini. Dan bukan hanya itu... energi dalam tubuhmu, Xuan Li, memiliki resonansi dengan lo

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 185

    Xuan Li masih merasakan sisa getaran samar dari jejak kesadaran Lin Gong yang menghilang secara misterius."Istana Gelap… di mana tepatnya tempat itu?" pikirnya dalam diam.Organisasi Hitam Berkabut tidak meninggalkan banyak jejak. Mereka beroperasi dalam bayangan, seperti hantu yang tak bisa disentuh. Informasi tentang keberadaan mereka sangat terbatas, bahkan di kalangan dunia bawah. Tapi Xuan Li bukan seseorang yang mudah menyerah.Ia mengepalkan tangannya. "Tidak peduli seberapa sulitnya… Aku akan menemukannya," gumamnya lirih.Tanpa membuang waktu, ia mulai bergerak, menyusuri jalan setapak yang jarang dilalui. Seharian penuh Xuan Li terus berjalan, mengandalkan intuisi dan jejak samar Lin Gong yang tertinggal dalam kesadarannya. Namun, semakin jauh ia melangkah, semakin sulit rasanya menangkap keberadaan Lin Gong.Saat matahari mulai condong ke barat, pikirannya teringat pada satu tempat.Kota Merak.Kota tanpa hukum itu adalah sarang bagi para pembunuh, pencuri, dan para penja

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 186

    Xuan Li bergerak dalam senyap, mengikuti kelompok utusan yang menuju ke Istana Gelap. Setiap langkah mereka dijaga ketat oleh bayangan yang melintas di antara pepohonan, namun ia tetap menjaga jaraknya, bersembunyi di antara rerimbunan tanpa menimbulkan suara sekecil apa pun.Udara malam terasa dingin, menusuk hingga ke tulang. Langit yang mendung membuat bulan hanya sesekali menampakkan cahayanya, memberi Xuan Li kesempatan untuk bergerak tanpa mudah terdeteksi."Lin Gong… Jian Cheng… bertahanlah sedikit lagi," gumamnya dalam hati.Perjalanan mereka berlangsung cukup lama, melewati hutan lebat hingga akhirnya tiba di sebuah lembah tersembunyi. Di sanalah berdiri sebuah bangunan raksasa yang terbuat dari batu hitam pekat—Istana Gelap.Xuan Li berhenti di kejauhan, menyelidiki keadaan. Para penjaga berseragam hitam berjaga di sepanjang gerbang, mata mereka tajam seperti burung pemangsa. Setiap orang yang masuk harus melewati pemeriksaan ketat. Tidak ada celah bagi orang asing untuk men

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 187

    Udara di lorong bawah tanah terasa pekat dan menusuk paru-paru. Aroma lembap bercampur dengan bau darah dan logam karat, menciptakan atmosfer yang menyesakkan. Cahaya obor yang redup bergetar di dinding batu yang kasar, seolah-olah enggan menyentuh kegelapan yang menyelimuti tempat itu.Xuan Li berdiri di sudut lorong, matanya tajam mengamati seorang penjaga yang bergegas masuk ke dalam ruangan besar di ujung lorong. Langkah kaki pria itu tergesa-gesa, suaranya bergema di sepanjang dinding sempit."Dia pasti membawa informasi penting."Xuan Li menunggu beberapa saat sebelum menyelinap di belakangnya. Tubuhnya bergerak ringan seperti bayangan, nyaris tanpa suara.Dari celah pintu yang sedikit terbuka, ia bisa melihat penjaga itu berdiri tegap di hadapan seorang pria bertubuh tinggi dengan aura yang menekan. Xi Meng, ketua Organisasi Pembunuh Hitam Berkabut."Tuan, bahan ramuan yang Anda pesan telah tiba," lapor penjaga itu dengan nada hormat.Xi Meng menyipitkan mata sebelum beranjak d

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 188

    Darah segar menetes dari ujung lengan Xuan Li, bercampur dengan debu dan pecahan batu yang beterbangan di udara. Nafasnya berat, tetapi matanya tetap tajam, penuh determinasi yang tak tergoyahkan.Lorong bawah tanah yang sempit telah ia tinggalkan. Kini, ia berdiri di tengah aula luas yang dipenuhi reruntuhan, jejak pertempuran sebelumnya masih membara di sekelilingnya.Di belakangnya, formasi pertahanan yang ia ciptakan mulai berpendar, melindungi Lin Gong dan Jian Cheng dari ancaman eksternal. Segel-segel spiritual berputar perlahan di udara, membentuk penghalang transparan yang berkilauan.Xuan Li tahu, waktunya tidak banyak.Langkah kaki bergema di lantai batu yang retak. Bayangan-bayangan hitam mulai bermunculan dari segala arah, mengitari tempat itu seperti predator yang mencium darah segar.Di ujung aula, seorang pria bertubuh tegap berdiri dengan tangan bersedekap. Matanya menyipit menatap Xuan Li dengan tatapan penuh minat, seolah menilai barang antik yang baru saja ditemukan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14

Bab terbaru

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 217

    Xuan Li berdiri di kejauhan, mengamati balai pengobatan yang masih dipenuhi ketegangan. Ia bisa mendengar suara lantang tabib utama, penuh amarah dan ancaman. Namun, ia tidak bergerak untuk membantu."Mari kita lihat seberapa jauh kau bisa bertahan, Bai Wen."Xuan Li bukanlah orang yang akan menyelamatkan seseorang setiap kali mereka dalam kesulitan. Ia percaya bahwa seseorang hanya bisa tumbuh melalui perjuangan dan rasa sakit. Bai Wen harus menghadapi masalahnya sendiri, tanpa bergantung pada orang lain."Kau benar-benar berani, bocah!" Tabib utama mendengus, matanya berkilat marah. "Berikan pil itu kepadaku, dan aku mungkin akan mempertimbangkan untuk tidak menghancurkan hidupmu sepenuhnya."Bai Wen mengangkat kepalanya, menatap pria tua itu dengan mata yang kini penuh keteguhan."Tidak," jawabnya dengan suara mantap. "Aku akan menelannya."Sejenak, ruangan menjadi sunyi. Tabib utama terdiam sebelum wajahnya berubah ganas."Dasar bocah bodoh!" bentaknya. "Jika kau menelannya, aku

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 216

    Sebelum tabib utama bisa melanjutkan amarahnya, suara tenang terdengar."Baiklah."Semua mata langsung tertuju pada Xuan Li.Tabib utama, Bai Wen, bahkan para pasien di sekitar mereka menatapnya dengan penuh keterkejutan.Bai Wen sendiri hampir tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. "T-Tuan… kau menerimaku?""Tapi hanya untuk sehari," jawab Xuan Li dengan tenang. "Sehari cukup bagimu untuk memahami perbedaan antara seorang tabib biasa dan seseorang yang benar-benar memahami esensi penyembuhan."Kata-kata itu terdengar seperti pernyataan biasa, tetapi Bai Wen merasakan sesuatu yang lebih dalam di baliknya.Tabib utama mendengus. "Hmph! Omong kosong! Kau pikir kau siapa? Apa kau lebih hebat dari kami yang telah mengabdi selama puluhan tahun?"Xuan Li menatapnya sekilas. "Kalian hanya mengoleskan salep di luka tanpa memahami sumber penyakitnya. Itu bukan penyembuhan, itu hanya perbaikan sementara."Mata tabib utama menyipit. "Berani sekali kau meremehkan kami! Jika kau me

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 215

    Balai pengobatan yang tadinya dipenuhi suara keluhan dan bisikan pasien kini terdiam sepenuhnya. Tatapan orang-orang terarah pada sosok pemuda berjubah hitam yang berdiri di depan loket."Berapa harga nyawa seseorang di tempat ini?"Suara Xuan Li terdengar tenang, tetapi dingin seperti es.Penjaga loket yang sebelumnya bersikap kasar kini menelan ludah. Ia tidak tahu siapa pemuda ini, tetapi instingnya memberitahu bahwa orang ini bukan seseorang yang bisa dipermainkan.Di belakang Xuan Li, wanita tua yang sebelumnya diabaikan masih berdiri gemetar, matanya berkaca-kaca. Bocah kecil di pelukannya terlihat semakin lemah.Namun, sebelum penjaga bisa menjawab, tabib utama balai pengobatan keluar dari ruangannya.Ia adalah pria berusia sekitar lima puluh tahun dengan janggut rapi dan pakaian bersih, tanda bahwa ia bukan sekadar tabib biasa. Ia melirik sekilas ke arah Xuan Li, lalu ke arah pasien-pasien miskin yang mengantri."Tuan Muda, kami menjalankan pengobatan di sini berdasarkan atura

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 214

    Feng Rui menghentikan langkahnya beberapa meter dari Xuan Li. Matanya menyapu ke sekeliling."Kau yang melakukan semua ini?" tanyanya dengan nada datar.Xuan Li tidak menjawab. Tatapannya tetap tenang, seolah kehadiran orang-orang ini sama sekali tidak penting baginya.Sang pembesar kerajaan, Menteri Wei, tersenyum tipis dan melangkah maju."Aku adalah Menteri Wei dari Kerajaan Naga Bumi," katanya dengan nada ramah tetapi tetap penuh kehormatan. "Kami telah melacak kelompok perampok makam kuno ini selama berminggu-minggu, tetapi tampaknya kau sudah menyelesaikan semuanya lebih cepat dari kami."Xuan Li tetap diam, membiarkan mereka melanjutkan pembicaraan.Menteri Wei menatapnya penuh minat sebelum akhirnya berkata, "Tuan Muda, kemampuanmu luar biasa. Aku tidak tahu siapa dirimu, tetapi Kerajaan Naga Bumi selalu menghargai individu berbakat. Bagaimana jika kau ikut ke istana? Yang Mulia pasti ingin bertemu denganmu."Suasana menjadi hening.Di belakang Menteri Wei, beberapa orang dari

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 213

    Seorang pria dengan jubah gelap berdiri di barisan depan, Feng Han, salah satu anggota berpengaruh dalam kelompok perampok itu.Meskipun dikelilingi oleh musuh dengan tingkat kultivasi menengah hingga kelahiran jiwa, Xuan Li tetap berdiri tanpa gentar. Dia memandang mereka dengan tenang, seolah jumlah mereka yang banyak hanyalah angka tanpa makna.Di dunia kultivasi, jumlah bukanlah faktor penentu kemenangan. Yang menentukan adalah kualitas kekuatan dan kecerdikan dalam bertarung."Sudah lama aku tidak menggunakan teknik ini," gumam Xuan Li dalam hati.Di hadapannya, para perampok bersiap menyerang, beberapa menghunuskan senjata spiritual mereka yang memancarkan aura tajam. Xuan Li bisa merasakan energi mereka, kuat tetapi tidak cukup untuk mengancamnya.Alih-alih bertarung dengan serangan fisik, Xuan Li memilih cara yang lebih efisien.Dia perlahan mengangkat satu tangan, dan seketika energi spiritual mengalir keluar, membentuk riak tak kasat mata yang menyelimuti area itu.Teknik Pe

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 212

    Mayat para prajurit bergelimpangan, tubuh mereka tertusuk, terkoyak, atau hangus terbakar. Bau besi dari darah yang masih hangat bercampur dengan asap dari reruntuhan yang terbakar, memenuhi udara.Xuan Li berdiri di antara kehancuran itu tanpa ekspresi. Matanya menatap dingin, tak ada sedikit pun emosi dalam sorotnya. Baginya, ini hanya pemandangan biasa, sebuah pertunjukan brutal di dunia kultivasi di mana yang kuat memangsa yang lemah.Prajurit terakhir merangkak dengan sisa tenaganya, darah menetes dari sudut bibirnya. Tangannya berusaha meraih pedang yang jatuh tak jauh darinya, tetapi sebelum jari-jarinya menyentuhnya, sepatu pria berjubah hitam menginjak punggung tangannya."Kuharap kau tahu bahwa keberadaanmu tidak lebih dari sekadar debu di jalan."Suara berat pria itu terdengar dingin sebelum ia mengangkat kakinya dan menghempaskan tubuh prajurit itu dengan satu tendangan keras. Jeritan singkat terdengar sebelum tubuh itu menghantam dinding dan diam selamanya.Xuan Li hanya

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 211

    Seorang prajurit melangkah maju, ekspresinya mulai menunjukkan ketidaksabaran."Orang yang tidak bersalah tidak akan takut untuk menunjukkan siapa dirinya," katanya, suaranya tajam dan penuh keyakinan.Xuan Li menyipitkan mata, sorot matanya sedingin bilah pedang."Dan orang yang benar-benar mencari tersangka tidak akan sembarangan menuduh setiap orang yang lewat," balasnya, suaranya tetap tenang, namun mengandung ketajaman yang membuat lawan bicara terdiam sejenak.Prajurit itu mengernyit, tetapi tetap pada pendiriannya."Ikut kami. Ini hanya pemeriksaan rutin."Namun, nada suaranya jelas mengisyaratkan bahwa ini lebih dari sekadar pemeriksaan biasa.Xuan Li tetap berdiri di tempatnya. Suasana seketika menegang. Para prajurit mulai menggenggam senjata mereka lebih erat, dan orang-orang yang masih berada di sekitar segera menjauh, enggan terlibat dalam konfrontasi yang tampaknya tak terelakkan.Akhirnya, Xuan Li menghela napas perlahan."Baiklah," katanya ringan. "Tapi jangan sampai k

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 210

    "Tak ada yang bisa membukanya, tapi tetap diperebutkan... Menarik."Xuan Li menyandarkan punggungnya ke kursi, tatapannya tetap tenang di tengah riuhnya pelelangan. Ia menangkap percakapan lirih di belakangnya.“Kau lihat itu? Artefak itu muncul lagi.”“Hah, ini sudah ketiga kalinya dalam setahun! Siapa pun yang membelinya pasti akan kecewa.”“Dengar-dengar, segelnya menggunakan formasi larangan tingkat tinggi. Tak ada satu pun ahli formasi atau tetua sekte yang berhasil membukanya. Aku yakin benda itu akan muncul lagi di pelelangan Kota Bintang dalam beberapa hari ke depan.”Xuan Li menyipitkan matanya, sudut bibirnya melengkung samar. 'Jadi benda itu hanya berpindah tangan tanpa pernah benar-benar dimiliki...'Pelelangan terus berlanjut, tapi pikirannya tetap tertuju pada artefak itu. 'Jika benar tak ada yang bisa membukanya, mengapa benda itu terus dilelang? Apakah ini hanya strategi pelelangan, atau ada sesuatu yang lebih dalam?'Pandangan matanya melirik sekilas ke pria berambut

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 209

    'Apakah dia sudah pergi? Atau hanya bersembunyi lebih dalam?'Xuan Li tidak gegabah. Ia menunggu beberapa saat, merasakan aliran energi di sekitarnya, namun tidak ada tanda-tanda bahaya yang tersisa. Setelah memastikan situasi aman, ia melanjutkan langkahnya kembali ke penginapan.Begitu tiba di kamarnya, tanpa ragu ia membentuk segel formasi penghalang. Cahaya redup berpendar di udara, membentuk lapisan perlindungan tak kasatmata yang akan memperingatkannya jika ada penyusup.Xuan Li tidak ingin terganggu lagi.Dengan tenang, ia duduk bersila dan mulai berkultivasi.Saat fajar menyingsing, Xuan Li membuka matanya. Energi spiritual yang ia serap semalaman terasa mengalir stabil dalam tubuhnya, sedikit memperkuat fondasi kultivasinya.Tanpa membuang waktu, ia segera bersiap menuju pelelangan di tengah kota. Jika tidak ada yang menarik perhatiannya di sana, ia akan kembali ke gua persembunyiannya dan membatalkan rencananya menuju Kota Bintang.Jalanan sudah ramai saat ia melangkah kelua

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status