Share

Membunuh atau Dibunuh

“Apa segenting itu situasi kita?” tanyaku. Mencoba untuk menawar keputusan impulsif Paman tersebut.

“Stt, sudahlah! Jangan membantah,” tegasnya.

Gagal. Pria itu mengunci pertanyaanku. Paman langsung sadar kalau aku keberatan untuk mematikannya.

Dengan lemas, aku pun melakukan apa yang diperintahkan. Tak ada pilihan lain. Meski rasanya tidak rela tidak mengatakan apa pun pada Salsa dan membiarkan kesalahpahaman berlarut –larut antara kami.

Namun, tetap saja aku harus mendahulukan akal ketimbang emosi. Mendahulukan nyawa kami yang lebih urgent dibanding pandangan Salsa tentang kami. Begitu ponsel mati, aku pun mengembus kasar melihat ke luar jendela mobil, menghindari tatapan dari Paman.

Sekilas kulihat pria itu geleng –geleng. Dia pasti menahan kesal karena berpikir tingkah keponakannya yang sangat kekanak –kanakan.

“Bersabarlah. Paman tahu kamu sedang jatuh cinta. Tapi kamu juga harus tetap waras agar nyawamu tidak melayang.” Pria itu kembali mengucap dengan nada bijak, dan membuatku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status